Clara terpaksa menerima perjanjian nikah kontrak dengan Gery Rochstein, bosnya sendiri, demi membantu menyelamatkan perusahaan sang CEOyang terancam bangkrut. Semua itu berada dalam ancaman Gery yang mengetahui rahasia Clara yang divonis sulit memiliki anak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon takiyaratayee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 27 - Kencan Buta
"Selamat makan, semuanya! Barra, makanlah yang banyak. Biar habis dari sini, kamu langsung tidur," kata Clara menyuruh Barra makan banyak pasca masakannya sudah matang.
"Uhm, terima kasih Clara." kata Barra mencoba untuk tersenyum, meski hatinya agak kesal. Barra berprinsip dia tidak akan pergi dari sana sebelum Drew pergi.
"Masakanmu boleh juga. Aku jadi ingin tahu kalau kamu masak makanan kesukaanku," kata Drew memuji masakan Clara. Wanita cantik itu tersilu malu mendengar pujian Drew.
"Boleh, kapan-kapan ya. Aku masih sibuk akhir-akhir ini. Aku harus menyiapkan diri untuk wawancara Tuan Rochstein dua hari lagi." kata Clara tiba-tiba membahas tentang Gery.
"Kenapa dengan Gery? Apa dia membuatmu kesulitan? Kalau iya, aku bakal bilang ke dia biar kamu nggak mengalami kesulitan," kata Drew mencoba terus menerus mengambil hati Clara.
"Enggak, kok! Aku nggak merasa kesulitan. Barra bakal bantuin aku. Iya kan, Bar?" tanya Clara menoleh pada Barra. Sementara Barra mengangguk cepat.
"Betul. Sebenarnya, malam ini aku dan Clara mau latihan," kata Barra mencoba menyindir Drew agar segera pergi.
"Oh, baiklah. Kalau begitu, kalian berlatihlah. Aku bisa nonton tv di sini sampai kalian selesai." ujar Drew santai, sama sekali tidak mau pergi. Barra melirik Clara, dan gadis itu tampak agak tidak setuju dengan idenya.
"Maaf banget, Drew. Tapi latihan ini lebih penting dan kalau kamu di sini sampai selesai. Aku rasa bakal nggak nyaman buat kamu nantinya," kata Clara, yang akhirnya menyadari ketidaknyamanan Barra akan kehadiran Drew.
"Um, sayang sekali. Baiklah kalau begitu, aku akan pergi setelah menyelesaikan makan malamku." kata Drew tampak kecewa, namun kembali tersenyum lebar pada Clara.
Pasca menyelesaikan makan malamnya, Drew pun bergegas pergi dari apartemennya tersebut. "Sampai jumpa lain waktu. Terima kasih untuk dinner-nya." kata Drew sambil memeluk sedikit lalu menempelkan pipi kirinya ke pipi kanan Clara.
"Ya, sampai jumpa lagi. Bye, Drew."
Barra hanya geleng-geleng kepala. Sepertinya, saingannya untuk mendapatkan Clara cukup berat.
"Clara, gimana ceritanya kamu kenal Drew? Atau, jangan-jangan, kamu dapat lowongan kerja di Spark karena... Drew?" tanya Barra penasaran.
"Hush! Jangan sembarangan ngomong. Aku baru kenal Drew setelah kerja di sini, kok! Ingat ceritaku yang aku nyari orang bernama Gery di kantor? Sebenarnya, orang yang aku cari itu dia! Dia orang yang aku tuduh melecehkanku waktu di supermarket. Setelah aku bertemu dia, aku tahu kalau semua itu cuma salah paham." kata Clara mengenang kejadian itu pada Barra.
Barra hendak menanggapinya, namun Clara memilih untuk membahas hal lain. "Udah, yuk! Bantu aku beres-beres, aku sudah mengantuk."
Sementara hati Barra masih mengganjal karena rencana makan malamnya berduaan bersama Clara gagal. Andai Drew tidak bertemu dengannya dan Clara di supermarket, pasti sekarang Barra semakin dekat dengan wanita pemilik rambut panjang itu.
...----------------...
Di tengah kesibukan seorang Gery Rochstein, ia menyempatkan diri untuk melakukan kencan buta dengan beberapa kandidat wanita untuk menjadi istri kontraknya. Gery harus memastikan sendiri bahwa wanita yang akan ia pilih adalah orang yang tepat untuknya.
Sebab itu, Walt telah mengatur jadwal kencan buta Gery dengan kandidat wanita yang sudah ia organisir dengan baik. Dan tentunya, wanita yang menjadi teman kencan Gery telah dipastikan sesuai dengan kriteria.
Malam itu, Gery memiliki jadwal kencan dengan seorang wanita dengan latar belakang pekerjaan sebagai pengacara. Kencan ini bukan yang pertama untuk Gery, sudah 3 kali ia bertemu kandidat calon istri sebelumnya, hasilnya nihil.
Gery tidak menemukan kenyamanan pada para wanita itu. Para wanita itu tampak agresif jika bertemu Gery, dan pura-pura menerima persyaratan yang dilontarkan Gery untuk menjadi istrinya.
Mereka mempertanyakan tentang perselingkuhan. Tentang prioritas istri ketimbang pekerjaan. Yang mana, menurut Gery, pertanyaan itu adalah hal-hal yang wajar untuk sepasang suami istri. Masalahnya, Gery menikah karena kondisi yang tidak wajar. Ia tidak ingin ada cinta di dalam pernikahan yang hanya sementara ini.
Di pertemuan kali ini, Gery berharap calon istrinya akan sesuai dengan kriterianya. Sambil menunggu kedatangan wanita itu, Gery membaca CV milik wanita bernama Hailee itu dengan seksama.
Berdasarkan keterangan yang tertuang di CV, Hailee memiliki kelainan bawaan pada bagian rahimnya. Sehingga, dalam tahap ini Hailee lolos dari kriteria Gery.
"Selamat malam, Tuan Rochstein," sapa seorang wanita berambut pendek dengan pakaian formal yang telah berdiri di samping meja Gery. Tanpa banyak bicara, Gery hanya tersenyum tipis dan mempersilahkan teman kencannya itu duduk.
"Mau pesan minum apa?"
"Aku ingin cocktail," ujar wanita bernama Hailee itu. Tatapan Hailee tak bisa berbohong, ia terpesona akan ketampanan Gery. Tidak disangka, jika ia bisa berkesempatan untuk kencan buta dengan seorang pria kharismatik seperti Gery.
"Aku nggak pandai basa-basi. Jadi langsung saja, apakah kamu sekarang sedang mencari suami?"
"Iya, betul. Usiaku sudah 31 tahun, orangtuaku mendesakku agar cepat menikah. Sepertinya kamu hadir di waktu yang tepat," kata wanita bermata kecil itu tersenyum manis padanya. Sejak awal bertemu, Gery benar-benar tidak tertarik pada wanita itu.
Gery mencoba menggali tentang bagaimana Hailee menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang mencakup kepentingannya. "Aku mencari calon istri yang satu misi denganku, yaitu tidak punya anak. Apakah kamu setuju?"
Tampak ada keraguan di wajah manis Hailee. Namun akhirnya, Hailee mengangguk keras. "Ya, tentu saja. Itu ide yang bagus, sebenarnya aku punya kondisi kesehatan yang kurang baik terkait kesuburan."
"Ya, aku tidak masalah akan hal itu. Lalu, apa yang akan kamu lakukan ketika nanti menjadi istriku? Tetap bekerja atau...?"
"Iya, aku ingin tetap bekerja," jawab Hailee tegas. Gery mengangguk pelan. Setidaknya ia sudah tahu jika Hailee bukan pilihannya.
"Baiklah, apa boleh aku yang gantian bertanya di kencan kita yang seperti sesi wawancara kerja ini?" sindir Hailee. Gery mempersilahkan wanita itu untuk mengajukan pertanyaan.
"Apa yang akan kamu lakukan jika salah satu di antara kita berselingkuh?" tanyanya penasaran. Gery menaikkan alis, ia tidak menyangka jika wanita itu membahas tentang perselingkuhan, hal yang membuat Gery agak trauma. Gery pun mencoret nama Hailee dari daftar calon istrinya tanpa keraguan.
...*...
awas kau Gery... aku doain nanti kamu bucin ke Clara lhoo 😂😂