NovelToon NovelToon
Kupinang Dengan Istighfar

Kupinang Dengan Istighfar

Status: tamat
Genre:Beda Usia / Suami ideal / Pernikahan Kilat / Nikahmuda / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:10.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Desy Puspita

Genap 31 tahun usianya, Rafardhan Faaz Imtiyaz belum kembali memiliki keinginan untuk menikah. Kegagalan beberapa tahun lalu membuat Faaz trauma untuk menjalin kedekatan apalagi sampai mengkhitbah seorang wanita.

Hingga, di suatu malam semesta mempertemukannya dengan Ganeeta, gadis pembuat onar yang membuat Faaz terperangkap dalam masalah besar.

Niat hati hanya sekadar mengantar gadis itu kepada orang tuanya dalam keadaan mabuk berat dan pengaruh obat-obatan terlarang, Faaz justru diminta untuk menikahi Ganeeta dengan harapan bisa mendidiknya.

Faaz yang tahu seberapa nakal dan brutal gadis itu sontak menolak lantaran tidak ingin sakit kepala. Namun, penolakan Faaz dibalas ancaman dari Cakra hingga mau tidak mau pria itu patuh demi menyelamatkan pondok pesantren yang didirikan abinya.

.

.

"Astaghfirullah, apa tidak ada cara lain untuk mendidik gadis itu selain menikahinya?" Rafardhan Faaz Imtiyaz

Follow Ig : desh_puspita

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 02 - Perintah, Bukan Penawaran.

Tak segera menjawab, Faaz terdiam beberapa saat. Sebagai laki-laki pada umumnya, tentu saja dia butuh waktu untuk mempertimbangkan banyak hal sebelum mengambil keputusan.

"Mau, 'kan?"

"Ehm, maaf, Om ... tapi untuk itu, sepertinya saya tidak bisa," jawab Faaz pada akhirnya.

Sekaku itu dirinya tatkala menyampaikan penolakan. Bukan tanpa alasan kenapa Faaz menolak tawaran itu, tapi sedikit banyak dia tahu seberapa nakalnya Ganeeta.

Malam ini saja, Faaz sudah dibuat kewalahan bahkan nyaris gila di perjalanan. Tak dapat dia bayangkan andai nanti jadi istri bagaimana, bisa dipastikan dia akan kerap sakit kepala.

Namun, Faaz lupa dengan siapa kini bicara. Penolakannya tak berguna, pria itu tertawa begitu Faaz mengatakan tidak dengan tegas tanpa terbata.

"Ah, apa kau yakin menolak tawaranku?"

"Maaf, mengingat usia yang terlalu jauh ... di sisi lain, menurut informasi yang saya ketahui putri Om juga masih menjalani pendidikan. Apa Om tidak mempertimbangkan masa depannya?"

"Justru ini demi masa depannya, Faaz," ungkap Papi Cakra disertai helaan napas panjang.

Wajahnya terlihat lelah, sudah tentu karena putus asa dengan kelakuan putri kesayangannya. "Sebagai orangtua kami sudah berusaha mendidiknya dengan berbagai cara, tapi sejak Pras menikah tahun lalu Ganeeta semakin tidak terkendali dan persis anak telantar."

"Dia mencari kesenangan di luar, berteman dengan anak-anak punk yang dia bilang lebih memahami perasaannya."

"Bahkan, sudah berkali-kali melakukan percobaan bu-nuh diri hanya karena patah hati dan menganggap dunia tidak adil padanya."

"Dan malam ini, kau lihat sendiri seberapa menyedihkan hidupnya ... aku tidak tahu bagaimana dia bisa mendapatkan kenyamanan di lingkungan semacam itu."

Panjang lebar Papi Cakra menjelaskan dengan suara yang sampai bergetar saking kecewanya. Faaz yang mendengar turut prihatin, tapi untuk menerima mentah-mentah penawaran Papi Cakra dia tetap tidak bisa.

"Begini saja, jika Om bersedia Ganeeta akan saya bawa ke pesantren di Yogyakarta. Mungkin satu tahun cukup, tapi mau tidak mau kuliahnya harus dihentikan lebih dulu dan_"

"Cara itu sudah pernah dilakukan, Faaz! Tapi pulang dari pesantren tetap tidak ada perubahan dan waktu itu hatinya tidak dalam keadaan hancur karena Pras belum menikah ... bayangkan andai sekarang dipaksa untuk kembali menjalani hukuman semacam itu, bisa dipastikan dia akan semakin tertekan dan melakukan sesuatu yang lebih parah lagi!!" tegas Papi Cakra memperlihatkan seberapa daruratnya keadaan saat ini.

Kembali terdiam, Faaz mendadak bingung hendak menjawab bagaimana hingga memilih diam.

Dan, diamnya Faaz justru diartikan lain hingga oleh pria tak sabaran itu.

"Huft, jadi kau siap pondok pesantren Darul Hikmah dinonaktifkan selamanya?" tanya Papi Cakra di tengah keheningan yang membuat mata Faaz membulat sempurna.

Tak dia duga bahwa pria itu akan menggunakan kekuasaannya. Seketika itu, tangan Faaz mendadak dingin dan bergetar mengingat fakta bahwa hidup mereka memang berada di bawah kekuasaan Cakra Darwangsa.

Tepatnya kekuasaan kakek Cakra yang diwariskan padanya. Selama ini, semua berlangsung baik-baik saja dan Cakra sama sekali tidak menyinggung perkara tanah dan biaya yang digunakan untuk mendirikan pondok pesantren tersebut.

Hingga, malam ini mendadak dia bahas dan membuat Faaz tidak punya pilihan lain. Sejenak dia mengusap kasar wajahnya sebelum kembali melontarkan pertanyaan kepada Papi Cakra.

"Astaghfirullah, apa tidak ada cara lain untuk mendidik gadis itu selain menikahinya?" tanya Faaz masih mengharapkan kebaikan hati Papi Cakra padanya.

Pria itu menggeleng cepat. "Tidak ada, kau harapan kami satu-satunya, Faaz."

Kembali Faaz menghela napas panjang, entah mengapa dia merasa amanah ini terlalu berat, sangat berat.

Beberapa kali dia juga sempat mendapat penawaran dari beberapa ustadz untuk menjadi menantu, tapi rasanya tidak seberat ini.

Penolakan Faaz juga sebatas belum siap untuk membuka hati, tapi untuk yang satu ini Faaz merasa tidak siap untuk segalanya. Naas, Faaz juga tidak dapat menolak karena Papi Cakra dengan dengan mengatakan.

"Pulanglah, dan jangan lupa kembali dalam waktu dekat untuk meminang Ganeeta baik-baik bersama keluarga besarmu," pungkas Papi Cakra kemudian beranjak pergi meninggalkan Faaz yang masih terdiam di sofa. "Satu lagi, ini sudah termasuk perintah, bukan penawaran!!" lanjut pria itu dari kejauhan seraya menunjuk ke arahnya.

Tinggallah kini Faaz bersama Mami Ameera yang dirasa lebih lembut dalam bersikap. "Maafkan sikap suami saya, maksudnya baik ... kami mempercayaimu bisa mendidiknya. Karena itu, sekali lagi sebagai Mami dari Ganeeta memohon agar kamu bersedia menuntunnya, Faaz."

.

.

Satu minggu setelahnya, sesuai dengan perintah Faaz kembali menginjakkan kaki di kota Jakarta setelah sempat berdiskusi bersama keluarga besarnya.

Dalam hal ini, Faaz tidak mengaku jika diancam atau semacamnya. Hanya karena tidak ingin membuat keluarganya tertekan, Faaz hanya mengatakan bahwa dia akan meminang seorang wanita yang telah berhasil menggantikan sosok Shanum di hatinya.

Kedua orangtua Faaz bahagia tentu saja. Walau tahu gadis yang Faaz pinang adalah Ganeeta, tapi bagi mereka sama sekali tidak masalah karena kebetulan kakek Cakra adalah orang yang berperan dalam sejarah pendirian pondok pesantren Darul Hikmah.

Begitu tiba di sana, keluarga Faaz disambut dengan baik oleh keluarga besar Megantara. Rencananya malam ini mereka akan bertunangan, sekadar tukar cincin sebelum kemudian lanjut ke pernikahan di minggu berikutnya.

Semua sudah hadir, tapi hingga acara hendak dimulai mereka baru sadar bahwa calon mempelai tidak lengkap, Ganeeta hilang entah kemana hingga membuat panik semua yang di sana.

"Bagaimana? Dia di kamar?"

"Tidak, entah kemana orangnya."

"Ya Tuhan, Ganeeta ... sampai hari ini pun kamu masih membuat Papi sakit kepala," ucap Papi Cakra sembari memijat pangkal hidungnya.

Sementara itu, Faaz yang telah berbohong pada keluarga besarnya mulai panik. Menghilangnya Ganeeta sama saja membuat pernikahan ini terancam batal.

Tidak ingin sampai terjadi, Faaz mengatakan akan kembali mendatangi gang sempit yang merupakan tempatnya menemukan Ganeeta malam itu.

"Kau yakin dia di sana?"

"Kemungkinan, karena yang saya tahu tempat itu memang tongkrongan teman-teman Ganeeta."

"Kalau begitu, aku ikut bersamamu," tegas Papi Cakra dan bergegas pergi.

Beberapa waktu menyusuri perjalanan, dan tebakan Faaz tidak meleset. Begitu tiba di lokasi, Ganeeta yang sudah terlihat cantik dengan gaunnya seketika berdiri sembari merem-as jemarinya.

Mata sayunya menatap tak suka ke arah pria tampan ber jas biru muda, senada dengan gaunnya. Perlahan Ganeeta mundur, sesekali dia melirik ke layar ponsel dengan harapan Zion ~ pacarnya akan segera datang sesuai janji.

"Sayang, pulang yuk ... Kamu ngapain di tempat ini?" tanya Papi Cakra dengan sesak yang luar biasa karena benar-benar terluka sampai menjadikan tempat ini sebagai pelarian ternyamannya.

Ganeeta menggeleng, "Tidak, Anet tidak mau pulang!! Sudah Anet bilang tidak mau ... Papi kenapa maksa Anet tunangan sama orang-orangan sawah itu?"

"Baiklah, jadi Anet tidak mau tunangan?"

"Tidak mau dan tidak akan pernah mau!!" tegas Ganeeta tanpa keraguan.

Papi Cakra sejenak memijat pangkal hidung, dia mengangguk dan mendekati putrinya pelan-pelan. "Ya sudah, kalau tidak mau tunangan tidak apa-apa ... kita pulang tapi ya?"

"Benar Papi tidak maksa Anet tunangan lagi?"

"Tentu saja, sejak kapan Papi bohong," ucap Papi Cakra yang ternyata berhasil membuat hati si keras kepala itu melunak seketika.

Tanpa tahu bahwa ucapan papinya mengandung makna tersirat di dalamnnya."Tidak tunangan, tapi langsung akad nikah maksudnya."

.

.

- To Be Continued -

1
Ayu Kusumawan
ahhhh kiyutttt😍
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙚𝙚𝙝𝙝𝙝... 𝙜𝙖 𝙩𝙚𝙧𝙖𝙨𝙖 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙝𝙖𝙗𝙞𝙨 𝙖𝙟𝙖 𝙗𝙤𝙣𝙘𝙝𝙖𝙥-𝙣𝙮𝙖 𝙩𝙝𝙤𝙧.🤭
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
ya ampuunn akmal asal jeplak aja.. pake disebut jg al4t tempur laki².😄😄
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
manjanya ganeeta nurun ke ara.
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
disuruh lebih sabar lagi sama allah sapa tau dgn trs ikhtiar tar dpat doble babynya.🙂
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
kualat tuh krn ngebantah suami padahal sudah dilarang tp ngeyel jdnya gitu.🤭
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
lah kenapa kartika tak di tuntut n dipenjarakan atas pencemaran nama baik kok malah di bebasin padahal sudah fatal sampe memalsukan tes dna n hampir buat rumah tanggamu n ganeeta hancur.
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
waduuhh kenapa tuh dgn aruni, apa ada hubungannya sama ganendra ya krn sikapnya berubah total sama ganeeta.🤔
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝑚𝑎𝑚𝑖 𝑎𝑚𝑒𝑒𝑟𝑎 𝑒𝑔𝑜𝑖𝑠 𝑛𝑔𝑒𝑙𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑔𝑎𝑛𝑒𝑒𝑡𝑎 ℎ𝑎𝑚𝑖𝑙 𝑡𝑝 𝑑𝑖𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑗𝑔 ℎ𝑎𝑚𝑖𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑟𝑝𝑢𝑛 𝑘𝑟𝑛 𝑘𝑒𝑏𝑜𝑏𝑜𝑙𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑟𝑖𝑠𝑛𝑦𝑎 𝑙𝑏ℎ 𝑏𝑖𝑗𝑎𝑘 𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑐𝑚 𝑘𝑟𝑛 𝑔𝑎 𝑚𝑎𝑢 𝑑𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡 𝑢𝑑ℎ 𝑡𝑢𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑎 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑏𝑢𝑎𝑡 𝑔𝑎 ℎ𝑎𝑚𝑖𝑙 𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑒ℎ
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝑎𝑚𝑝𝑢𝑢𝑛𝑛 𝑠ℎ 𝑚𝑠ℎ 𝑑𝑖𝑏𝑎ℎ𝑎𝑠 𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑠ℎ𝑜𝑙𝑎𝑡 𝑦𝑔 𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑠𝑒𝑚𝑝𝑢𝑟𝑛𝑎, 𝑒𝑚𝑎𝑛𝑔 𝑔𝑎𝑛𝑒𝑒𝑡𝑎, 𝑎𝑟𝑢𝑛𝑖.
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑖𝑝𝑒𝑛𝑐𝑎𝑖𝑟 𝑎𝑢𝑎𝑠𝑎𝑛𝑎 𝑚𝑒𝑘𝑠𝑖𝑝𝑢𝑛 𝑙𝑎𝑑𝑎𝑛𝑔2 𝑔𝑎𝑛𝑒𝑒𝑡𝑎 𝑠𝑢𝑘𝑎 𝑏𝑖𝑘𝑖𝑛 𝑢𝑙𝑎ℎ.😄😄👍
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝑦𝑎 𝑎𝑚𝑝𝑢𝑢𝑢𝑛𝑛 𝑙𝑔 𝑏𝑎𝑐𝑎 𝑠𝑒𝑟𝑖𝑢𝑠2 𝑛𝑦𝑎 𝑚𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖 𝑏𝑖𝑘𝑖𝑛 𝑛𝑔𝑎𝑘𝑎𝑘 𝑝𝑎𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑏𝑎𝑏 𝑘𝑎𝑙𝑜 𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑖 𝑐𝑒𝑛𝑡𝑖𝑙 𝑔𝑎𝑚𝑒𝑒𝑡𝑎 𝑦𝑔 𝑙𝑔 𝑛𝑔𝑢𝑝𝑖𝑛𝑔... 𝑎𝑑𝑎 𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑗 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛.😆😆😆
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
ℎ𝑚𝑚𝑚 𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑙𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑚𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑘ℎ𝑖𝑎𝑛𝑎𝑡 𝑠𝑚 𝑓𝑎𝑎𝑧
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝑏𝑒𝑛𝑒𝑟 𝑎𝑛𝑒𝑒𝑡 𝑘𝑎𝑙𝑎𝑢 𝑡𝑟𝑠 𝑑𝑖𝑡𝑢𝑛𝑑𝑎2 𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑙𝑔𝑠𝑔 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑟𝑛 𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 𝑖𝑡𝑢 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑑𝑖𝑘𝑠𝑖 𝑦𝑔 𝑢𝑗𝑢𝑛𝑔2𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑒ℎ𝑎𝑛𝑑𝑙𝑒 𝑙𝑔 𝑘𝑟𝑛 𝑎𝑑𝑎 ℎ𝑎𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑐𝑏 𝑢𝑟𝑎𝑖 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑚𝑢𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔 𝑎𝑘𝑚𝑎𝑙 𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑖𝑠𝑖𝑡𝑢 𝑡𝑟𝑠 𝑏𝑎𝑟𝑢 𝑙𝑎𝑛𝑗𝑢𝑡 𝑠𝑚 𝑠𝑖 𝑘𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑎.
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟𝑛𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑢𝑎𝑘 𝑗𝑔, 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑏𝑙𝑜𝑠𝑖𝑛 𝑠𝑎𝑗𝑎 𝑡𝑢ℎ 𝑠𝑖 𝑏𝑖𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑟𝑜𝑘 𝑘𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑎 𝑠𝑚 𝑓𝑎𝑛𝑑𝑦 𝑘𝑟𝑛 𝑎𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑓𝑖𝑡𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑚𝑢.
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝑤𝑎𝑑𝑢𝑢ℎℎℎ 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑓𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑎 𝑠𝑚 𝑓𝑎𝑛𝑑𝑦 𝑠𝑒𝑚𝑜𝑔𝑎 𝑠𝑒𝑔𝑒𝑟𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝑗𝑑 𝑖𝑘𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑔 𝑠𝑖𝑔 𝑠𝑢𝑔 𝑠𝑒𝑟𝑟𝑟 𝑛𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑑𝑛𝑎 𝑛𝑦𝑎, 𝑠𝑒𝑚𝑜𝑔𝑎 𝑡𝑟𝑘𝑢𝑎𝑡 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑓𝑎𝑎𝑠 𝑏𝑖𝑎𝑟 𝑡𝑢ℎ 𝑚𝑎𝑛𝑡𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑚𝑎 𝑠𝑖𝑝𝑒𝑛𝑗𝑎𝑟𝑎 𝑗𝑔𝑛 𝑠𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖ℎ 𝑚𝑎𝑎𝑓
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝑓𝑎𝑎𝑧 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑎𝑚𝑢 𝑙𝑎𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑚𝑎𝑛𝑔𝑎𝑡 𝑛 𝑑𝑢𝑘𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑎𝑡 𝑔𝑎𝑛𝑒𝑒𝑡𝑎 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑗𝑜𝑑𝑜ℎ𝑖𝑛 𝑎𝑖𝑟𝑖𝑛 𝑠𝑚 𝑎𝑘𝑚𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑝𝑎 𝑡𝑎𝑢𝑏𝑑𝑖𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ 𝑗𝑑 𝑙𝑏ℎ 𝑏𝑎𝑖𝑘 𝑖𝑏𝑎𝑑𝑎ℎ𝑛𝑦𝑎 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑖𝑚𝑖𝑠 𝑔𝑖𝑡𝑢.
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎: 𝑎𝑟𝑢𝑛𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑢𝑑𝑛𝑦𝑎 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟𝑖𝑛.🤭🤭
total 1 replies
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝑦𝑎 𝑎𝑚𝑝𝑢𝑢𝑢𝑛𝑛𝑛 𝑖𝑡𝑢 𝑛𝑎𝑚𝑎 ℎ𝑒𝑤𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡2 𝑡𝑟𝑠 𝑎𝑛𝑒𝑒𝑡 𝑘𝑎𝑚𝑢 𝑖𝑡𝑢 𝑚𝑒𝑛𝑎𝑛𝑡𝑢𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑦𝑎𝑖 𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑛𝑦𝑎 𝑢𝑠𝑡𝑎𝑑𝑧 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑢𝑘𝑎 𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑖𝑛 𝑘𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑔𝑖𝑡𝑢.
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝑠𝑒𝑚𝑜𝑔𝑎 𝑠𝑒𝑔𝑒𝑟𝑎𝑏𝑑𝑖𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖𝑘𝑖 𝑠ℎ 𝑘𝑎𝑙𝑜 𝑓𝑎𝑎𝑠 𝑚𝑎𝑢 𝑗𝑢𝑗𝑢𝑟 𝑏𝑖𝑎𝑟 𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑦𝑎 𝑐𝑒𝑝𝑒𝑡 𝑠𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖 𝑛 𝑛𝑎𝑚𝑎 𝑏𝑎𝑖𝑘 𝑓𝑎𝑎𝑠 𝑗𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑙𝑔 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢 𝑦𝑔 𝑓𝑖𝑡𝑛𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑛𝑗𝑎𝑟𝑎 𝑏𝑖𝑎𝑟 𝑘𝑎𝑝𝑜𝑘.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!