Antonio Budi santoso adalah seorang CEO di sebuah perusahaan, dia berusia sekitar tiga puluh lima tahunan dan dia bertemu dengan seorang gadis yang sederhana dan menawan dalam pandangannya, gadis itu bernama Larasati yang akhirnya membuatnya jatuh cinta dan menikah tetapi rumah tangga yang mereka jalani tidak seindah yang mereka bayangkan.
Keretakan mulai terjadi karena Anton di ketahui pernah tidur dengan Mira sahabat Larasati yang bekerja di perusahaan Anton.
Namun Anton mengelak dengan mengatakan kalau dirinya di jebak malam itu
dan dia tidak mau kalau Larasati menceraikan dirinya hanya karena kesalahan satu malam itu.
Dan dengan berbagai cara Anton berusaha untuk mempertahankan penikahannya dengan Larasati meski Larasati bersikukuh untuk berpisah darinya.
yuk simak kelanjutannya hanya di sini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isshabell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 16
"Tahan Laras ini mungkin sedikit sakit," kata Antonio ketika hendak mulai memijit kaki Laras.
Laras menganggukkan kepalanya pada Antonio dan Antonio pun mulai menekan pergelangan kaki Laras yang sakit.
"Aduh," Laras meringis mencoba menahan rasa sakit yang di timbulkan dari pijitan Antonio.
"Sakit?" tanya Antonio dengan lembut sambil menatap Laras yang sedang meringis menahan sakit.
"Enggak, enggak apa-apa pak sakit sedikit," ujar Laras sambil tetap menahan rasa sakit kakinya.
"Sudah Laras, mungkin nanti kaki kamu sudah bisa membaik lagi," Antonio berdiri dari tempatnya jongkok tadi.
"Nak Antonio silahkan duduk dulu, ini sudah ibu buatkan teh hangat," Bu Weni datang sambil membawa nampan kecil berisi secangkir teh yang masih hangat buat Antonio.
Bu Weni meletakan teh itu di meja tepat di depan Antonio duduk.
Antonio mengangguk ramah dan berkata " terimakasih Bu," ucapnya.
"Silahkan di minum tehnya mumpung masih hangat," Bu Weni mempersilahkan Antonio.
Kemudian Antonio mengambil teh itu dan mulai meminumnya secara perlahan, ada rasa hangat yang mengalir ke seluruh tubuhnya setelah meminum teh hangat buatan Bu Weni ibunya Laras.
Antonio kembali meletakkan cangkir itu ke meja, dia melihat Laras dan berkata padanya
"Laras, nanti malam kalau mau tidur kakimu di olesi dengan minyak tawon biar tidak bengkak."
Laras menatap Antonio dengan malu dan menganggukkan kepalanya sambil berkata
"Baik pak,terimakasih pak Antonio sudah mau memijit kaki saya," ujar Laras.
"Ya, sama-sama," jawab Antonio.
Antonio melihat jam tangan nya lalu ia berpamitan pada Bu Weni "Bu saya mau pamit pulang," ucapnya pada Bu Weni dengan sopan.
"Iya, terimakasih banyak nak Antonio sudah memijit kaki Laras tadi," ucap Bu Weni sungkan.
"Iya Bu sama-sama," kata Antonio.
Antonio berdiri dari tempat duduknya dan berkata pada Laras "Saya pamit dulu Laras," ucapnya.
"Iya pak, sekali lagi terimakasih dan maaf saya selalu merepotkan," ucap Laras sambil menundukkan kepalanya.
"Tidak apa-apa Laras, saya senang bisa membantu kamu," Antonio tersenyum ramah.
Kemudian Antonio berjalan hendak keluar dari rumah Laras dan Bu Weni mengantarkan Antonio sampai ke depan pintu.
"Mari Bu," pamit Antonio pada Bu Weni sambil menundukkan kepalanya pelan.
"Iya, hati-hati di jalan nak Antonio," pesan Bu Weni pada Antonio.
Antonio mengangguk lagi sambi tersenyum lalu dia pun melangkah ke arah mobilnya dan tak lama mobil Mercedes Benz itupun melaju pergi meninggalkan rumah Laras.
Bu Weni memandang kepergian Antonio sambil bergumam dalam hatinya "Dia seorang bos yang baik sekali dan tidak memandang rendah pada orang yang bukan dari kalangan nya, orangnya juga sopan dan ramah," Bu Weni tersenyum sendiri lalu ia pun menutup pintu dan masuk ke dalam menemui Laras.
"Bagaimana kakimu nak?" tanya Bu Weni pada Laras sambil melihat ke arah kaki Laras.
"Agak enakan dikit Bu," Jawab Laras.
Bu Weni duduk di samping Laras dan sejenak memandang anak gadisnya itu.
Laras merasa aneh di tatap seperti itu sama ibunya, lalu ia pun bertanya " kenapa ibu menatap aku seperti itu?" tanya Laras heran.
Bu Weni tersenyum dan meraih tangan Laras ke dalam genggamannya sambil berkata "Laras, pak Antonio itu seorang bos yang baik di samping ganteng dia juga ramah dan sopan dan mau bergaul dengan kita orang yang bukan dari kalangan orang kaya seperti dia."
"Iya Bu," jawab Laras.
"Kalau ibu perhatikan sepertinya Antonio menyukai kamu nak," lanjut Bu Weni lagi.
Laras menghela nafas panjang "ibu jangan terlalu berharap gak mungkin pak Antonio suka sama aku Bu, dia itu seorang pimpinan perusahaan gak mungkin suka sama aku yang cuma karyawan biasa ini," Laras mematahkan kata-kata ibunya tadi tentang sikap Antonio padanya.
Bu Weni menghela nafas dalam-dalam sambil menatap Laras "mulai sekarang kamu harus bisa membuang masa lalu kamu dengan Edo, dia sudah pergi meninggalkan kamu tanpa ada kabar berita dan kamu masih menunggunya, cobalah untuk sedikit memberi ruang di hatimu untuk laki-laki baik seperti Antonio itu,"ujar Bu Weni.
Laras menghela nafas lagi "aku masuk ke kamar dulu ya Bu,"katanya sambil berdiri dan berjalan ke arah kamar tidurnya.
Bu Weni menggeleng-gelengkan kepalanya melihat sikap putrinya itu.
Laras masuk ke dalam kamar dan merebahkan tubuhnya di atas kasur, pandangannya menerawang mengingat masa lalunya bersama Edo.
Edo adalah teman masa sekolah Laras dulu dan seiring dengan berjalannya waktu mereka pun akhirnya saling suka dan menjadi sepasang kekasih tapi entah kenapa tiba-tiba Edo menghilang begitu saja meninggalkan Laras tanpa ada kabar beritanya sampai hari ini dan Laras masih saja berharap untuk bisa bertemu dengan Edo lagi.
"Apa mungkin yang aku lihat kapan hari itu adalah Edo?' Laras mengingat kembali peristiwa di mana ia melihat Edo sampai-sampai tidak hati-hati sewaktu menyebrang dan hampir tertabrak mobil Antonio.
"Aku janji kita akan selalu bersama-sama Laras," ucapan Edo itu masih terngiang-ngiang selalu di telinga Laras.
Laras menghela nafas dalam-dalam sambil berkata sendiri " Edo, kamu di mana do...?" ucap Laras lirih dan dengan mata yang berkaca-kaca.
Laras mengusap air mata yang mulai jatuh di sudut matanya " aku ingin ketemu kamu Edo dan ingin bertanya kenapa kamu pergi meninggalkan aku secara tiba-tiba waktu itu ....," Laras menangis lagi mengingat akan Edo.
Kemudian ia hendak berbaring dan teringat kata-kata Antonio untuk mengolesi kakinya dengan minyak tawon sebelum tidur.
Laras melihat ke arah nakas yang ada di kamarnya dan dia melihat masih ada minyak tawon yang di belikan ibunya kapan hari untuknya karena waktu itu kakinya juga pernah terkilir ketika keluar dari kamar mandi.
Kemudian Laras mengambil minyak tawon itu dan segera mengoleskan secara merata ke kakinya yang terkilir tadi.
Setelah itu Laras berbaring di tempat tidurnya.
...----------------...
Sementara itu Antonio baru saja tiba di apartemennya dia langsung masuk ke dalam, dia membuka jas nya dan masuk ke dalam kamar tidurnya.
Antonio keluar lagi dari dalam kamarnya dan bergegas ke kamar mandi membersihkan tubuhnya.
Guyuran air sangat menyegarkan tubuh Antonio, beberapa menit kemudian Antonio sudah keluar dari kamar mandi dengan hanya berbalutkan handuk setinggi perutnya.
Kemudian ia masuk ke dalam kamar dan berganti dengan baju piyama, sejurus kemudian dia pun merebahkan tubuhnya di atas kasurnya.
Antonio menyandarkan tubuhnya ke sandaran ranjang nya "bagaimana dengan kaki Laras sekarang? Mudah-mudahan cepat membaik, apa aku harus menelpon Laras untuk mengingatkan dia mengolesi kakinya dengan minyak tawon ya?" Antonio bermonolog.
dah selingkuh menyesal minta balikan Weh Weh
so kita lihat apa kah Laras akan move on ga mau balikan atau sama dengan yg lain di tunggu next episode