NovelToon NovelToon
Jodoh Pilihan Abah

Jodoh Pilihan Abah

Status: tamat
Genre:Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Keluarga / Cinta Murni / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Tamat
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Siska Dewi Annisa

Nizma Aida Mahfud, gadis cantik putri sulung dari Ustad Yusuf Mahfud, pemimpin pondok pesantren Al Mumtaz. Berparas cantik dan lulusan Al-Azhar Kairo membuat dirinya begitu didamba oleh semua orang.
Namun dia harus menerima kenyataan ketika sang Abah menjodohkannya dengan seorang pria bernama Bagas Abimana. Pria menyeramkan penuh tatto di sekujur tubuhnya dan merupakan ketua geng preman penuh masalah dan jauh dari Tuhan.
Sebagai seorang putri yang berbakti akhirnya Nizma menerima perjodohan itu meski banyak pihak yang menentang.
Akankah Nizma mampu menaklukkan hati seorang Bagas yang sekeras batu? mungkinkah Bagas akan berubah menjadi sosok imam yang baik bagi Nizma? ikuti terus kisah rumah tangga dengan bumbu cinta didalamnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Dewi Annisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 28 cemburu tapi gengsi

"Bos, ada seorang pria datang mengunjungi kediaman pak ustad. Dia masih muda tampan. Kelihatan juga dia sangat akrab dengan Bu Bos." laporan dari Jaka rupanya membuat Bagas semakin pening.

"Kai tahu siapa dia?" tanya Bagas menahan kesalnya.

"saya kurang tahu siapa dia. Tapi tadi jika tak salah dengar Bu Bos memanggil namanya Julian." ucap Jaka.

"Julian?" tentu saja Bagas langsung teringat tentang sosok pria yang pernah dia temui di mall beberapa waktu lalu.

Pria tampan yang masih muda dan tampak begitu akrab dengan istrinya. Bahkan terang-terangan memuji Nizma didepan dirinya.

"Mau apa dia ke rumah Abah? Baiklah awasi terus dan laporkan setiap kejadiannya padaku." ujar Bagas.

"Baik Bos." ucap Jaka sebelum Bagas mengakhiri panggilannya.

Bagas meremas ponselnya dengan raut wajahnya yang begitu kesal. Setiap kali mengingat nama Julian dia terus teringat ucapan pria itu yang mengatakan bahwa Nizma cantik.

Ya, Nizma memang cantik. Dan sangat cantik untuk Bagas. Tapi dia tak rela sama sekali jika orang lain memuji didepannya.

"Kenapa waktu itu nggak gue gampar aja sih mulutnya. Bikin kesel." Bagas yang bersiap untuk kembali mengawal Tuan Prabu di hari terakhirnya menjadi sedikit badmood.

Julian yang katanya Nizma 'bukan siapa-siapa' justru membuat Bagas semakin curiga. Apakah Julian itu merupakan sosok yang seperti Dira, wanita yang terus mengejar-ngejar Bagas hingga membuat dirinya muak. Ah, Bagas jadi semakin benci pikiran itu.

Tapi dia harus tetap profesional. Setelah apa yang dibicarakan semalam dan ditambah masalah munculnya Julian membuat Bagas harus ekstra sabar.

Diraihnya kotak jam tangan pemberian Tuan Prabu dan dipakainya dipergelangan tangannya. Begitulah cara Bagas menghormati dan menghargai pemberian kliennya.

Bagas menghela nafas sejenak sebelum memulai aktivitasnya. Mengubur dalam-dalam kegalauannya. Dia akan membahas ini nanti dengan Nizma.

Sementara di kediaman Ustad Yusuf kini sedang kedatangan tamu. Julian, yang beberapa hari lalu memang sudah berjanji kepada Nizma untuk menemui ustad yusuf dan Ustadzah Mia.

Julian sendiri dulunya merupakan mahasiswa yang KKN di kampung tersebut. Dia senang mengabdikan dirinya di pesantren meski Julian sendiri berbeda keyakinan dengan mereka.

Keramahan dan kerendahan hati ustad Yusuf dan Ustadzah Mia membuat Julian yang sangat jarang mendapatkan kasih sayang daei kedua orang tuanya merasa nyaman. Apalagi Nizma dan Iqbal sudah dianggapnya seperti saudara sendiri.

"Selamat pagi Abah, umi." Julian langsung menyalami Ustad Yusuf serta menyatukan kedua tangannya memberi salam ustadzah Mia tanpa menyentuhnya. Julian tahu betul tata krama keluarga tersebut.

"Alhamdulillah, Julian apa kabar? Lama sekali nggak main kesini." ucap Ustad Yusuf.

"Kabarnya baik Abah, eh Nizma nikah kok abah nggak kabari Julian dih. Tahu-tahu ketemu aja mereka berdua di mall." ujar Julian.

"Pernikahannya berlangsung cepat, kamu sendiri masih di luar negeri." ucap Ustadzah Mia sembari menyuguhkan kue di atas meja.

"Wah ini pasti kue buatan umi. Paling enak deh." Julian langsung mengambil sepotong kue tersebut.

"Habisin, nanti Umi buatkan lagi." ujar Ustadzah Mia.

Sementara Nizma hanya bisa tersenyum geli melihat sosok Julian yang selalu seperti bocah ketika dihadapan kedua orang tuanya.

"Oh iya Bah, kemarin waktu Julian ketemu suaminya Nizma kayaknya dia cemburu deh. Melotot terus bikin merinding." ujar Julian geli.

"Ya wajar lah kalau cemburu. Itu namanya tanda cinta. Asal tidak berlebihan saja." ucap Ustad Yusuf.

"Emang kamu bilang apa Niz ke suami kamu?"

"Emm, aku bilang bukan siapa-siapa. Eh abang ngambek." ucap Nizma sambil tersenyum kikuk.

"Ya pasti ngambek lah Nizma. Kalau jawaban kamu seperti itu. Abangmu pasti penasaran banget sama Julian." ujar Ustadzah Mia menimpali.

"Tapi abang sendiri juga gitu kalau ditanya. Yaudah Nizma ikutan." Nizma membela diri.

Sementara ustadzah Mia hanya bisa mengelus puncak kepala sang putri yang terbalut hijab. Gemas sendiri sebab sikap manjanya yang seolah tak pernah berubah saat bersama keluarganya. Namun bisa menjadi sosok yang sangat dewasa dan disiplin ketika berhadapan orang lain.

"Tapi dengan cemburunya Abang, Nizma jadi tahu bagaimana perasaan Abang akhirnya. Dan sekarang Abang lebih terbuka perihal dirinya." imbuh Nizma kemudian.

"Alhamdulillah, semua pasti ada hikmahnya Nizma." ujar Ustadzah Mia.

"Iya Umi." Ah, membicarakan Bagas membuat Nizma kembali dilanda rindu. Hari ini adalah hari terakhir dirinya di Singapura. Besok dia akan kembali dan Nizma tak sabar menunggunya.

"Assalamualaikum, abang." Seperti hari-hari sebelumnya Nizma selalu melakukan panggilan video dengan sang suami.

"waalaikumsallam." Bagas menjawab. Entah kenapa rasanya jawaban Bagas tampak ketus.

"Abang sudah makan?" tanya Nizma kemudian.

"sudah, kamu?" Bagas tampak sibuk dengan ipadnya.

"Sudah, abang besok pulang kan? Adek kangen." Nizma merasakan perubahan pada Bagas. Mungkin suaminya itu sedang lelah.

"iya besok pulang. Ceritakan hari ini kamu ngapain aja." Bagas mencoba memancing Nizma.

"Hari ini? Hmm.. Seperti biasa bantuin umi ngurus pesantren sama abah. Sebentar lagi para santri kan sudah kembali aktif belajar." ujar Nizma.

"itu saja? Ada yang lain mungkin? Seseorang datang?" selidik Bagas.

Nizma terdiam. Kemudian dia ingat jika Bagas mengutus anak buahnya untuk menjaga dirinya. Mereka pasti memberitahu perihal kedatangan Julian.

"Emm.. Ada Julian datang.." ucap Nizma hati-hati.

Bagas pun tampak menghela nafasnya kasar. Raut wajahnya seketika berubah masam. Seharian dia menahan diri agar tetap profesional. Rasa mengganjal di hatinya benar-benar menyiksa.

"seneng nih diapelin." ucap Bagas ketus.

"Siapa yang diapelin Abang. Julian kesini buat ketemu abah sama umi kok."

"tetep aja ada kamu juga disana."

"Abang cemburu?" Nizma menahan senyum saat melihat wajah cemberut Bagas.

"siapa juga yang cemburu."

"Abang, abang cemburu gara-gara ada Julian." Nizma sengaja menggoda Bagas. Pria itu begitu gengsi mengakui bahwa dia sedang cemburu.

"gitu ya, sebut aja terus namanya." Bagas semakin kesal. Entah kenapa saat Nizma menyebut nama pria lain membuatnya sangat jengkel.

"Abang, Julian itu cuma tamu Abah, dia memang akrab karena dulu dia pernah mengabdi di pesantren waktu KKN. Dia akrab dengan keluargaku tapi tak pernah sama sekali memiliki niatan lain. Bahkan dia menganggapku dan Iqbal seperti saudara. Jadi abang nggak perlu khawatir." Nizma tampak tersenyum manis. Dan gawatnya Bagas seolah langsung luluh saat melihat senyuman itu.

"Adek udah tahan-tahan kangen seminggu ini loh abang, masak abang nggak percaya sama aku." Nizma berubah menjadi sendu. Tentu saja hal itu langsung tak luput dari perhatian Bagas.

"iya-iya, maafin ya. Bukannya abang nggak percaya adek tapi entah kenapa Abang gak suka aja ketika ada pria lain berada di dekat kamu. Apalagi Julian pernah muji-muji kamu didepan abang."

"itu namanya cemburu abang."

" iya deh, terserah kamu aja. Besok abang pulang minta oleh-oleh apa?"

"nggak mau apa-apa. Maunya cuma abang cepet pulang dengan selamat. Mau peluk abang kangen."

Meleleh sudah hati Bagas. Begitu gemasnya sang istri merindukan dirinya. Selama ini tak ada yang membuat Bagas tampak sepenting ini. Dan kehadiran Nizma jelas membuat warna baru di hidupnya yang telah lama hampa.

...****************...

1
Andariati Afrida
ceritanya bagus, lanjutkan thor
Mangatur Sialagan
baru mampir disini,ternyata menarik jg.
Nur Atika
hahahahahh
Nur Atika
keren
Winnie 💛
salah Bagas gak bisa tegas sm uler keket..
Lini
Gnteng ny oiiiiiii
Sama cntik
Lini
Hahahahahaha
Rita Mahyuni
alhamdulillah
Esther Lestari
nikmati hasil dari niat jahatmu Ayu
Esther Lestari
dasar bibit pelakor. jangan dibiarkan pelakor merajalela dirumahmu Nizma
Esther Lestari
pasti itu musuhnya abang Bagas
Nur Lizza
lah kok jd Qila nikah SM yg lain
artsiska: dibaca dulu kak ceritanya..
total 1 replies
Istrinya Minyoongi 💜
lahh kenapa dirubah author padahal seru lohh yang kemaren juga ceritanya 💪💪 fighting lanjutkan author 🤗😍
artsiska: baca ceritanya ya kak
total 1 replies
Winarti Winarti
judul novel terbaru author mengejar cinta sahabat di rak buku saya tdk ada
Kamisah 75: mengejar cinta sahabat
artsiska: maaf kak.. untuk buku itu saya revisi dan ganti judul. dengan versi cerita yang berbeda. Namun tetap dengan tokoh yang sama. Karena novel yang sebelumnya cerita kurang sesuai
total 2 replies
Monah
di tunggu thor
Wahyu Widyasari
Lumayan
Wahyu Widyasari
Biasa
Shxxbi
Pinter bgt thorr milih visual nya, sesuai kriteria ku sebagai pembaca 😆😆
tsuraya kenko
yg sok alim mlh sombong yaaa....
tsuraya kenko
abah sm bagas pny rhs masing2.

ahhh.. pinisirin.
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!