NovelToon NovelToon
PEWARIS TERHEBAT 4

PEWARIS TERHEBAT 4

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Mata-mata/Agen / Action / Crazy Rich/Konglomerat / Balas Dendam / Mengubah Takdir
Popularitas:11.4k
Nilai: 5
Nama Author: BRAXX

Pertempuran sengit di hutan Daintree menjadi titik balik dalam perburuan harta karun misterius. Bernard dan timnya terjebak dalam wilayah musuh yang menyamar sebagai suku pedalaman. Pertarungan demi pertarungan membuat mereka harus memilih antara bertahan hidup atau menjadi korban dari permainan berbahaya ini.

Kini, badai sesungguhnya mulai datang. Musuh bukan lagi sekadar kelompok bersenjata biasa—tapi sebuah kekuatan tersembunyi yang bergerak di balik layar, mengintai setiap langkah Bernard dan sekutunya. Hujan, malam, dan hutan gelap menjadi saksi pertarungan antara nyawa dan ambisi.

Sementara Bernard berjuang sendirian dalam keadaan terluka, Garrick dan tim bergerak semakin dekat, menghadapi ancaman yang tak lagi sekadar bayangan. Di sisi lain, Pedro menyusup ke dalam lingkaran musuh besar—mendekati pusat rencana penyerangan terhadap Alexander dan kekuatan besar lainnya.

Apakah Bernard dan timnya akan berhasil keluar dari hutan maut itu? Atau justru badai dendam dan ambisi akan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

"Max dan Mex memberi tanda bahaya pada kita. Rebel tampaknya sudah mengetahui sandiwaramu dan berniat untuk mencelakaimu.

Berhati-hatilah," ujar Zac, salah satu bawahan Xander pada tiruan Larvin yang duduk di kursi.

"Aku mengerti." Zev mengangguk, kembali berbaring di kasur.

Zac menoleh pada pintu. "Lakukan operasi penyelamatan secepatnya. Aku akan segera menghubungi rekan-rekan kita yang berjaga di dekat rumah ini."

Zac keluar dari ruangan, menutup pintu perlahan. Rebel dan rombongan terlihat menaiki lantai atas tak lama setelahnya.

Max dan Mex memberi tanda pada Zac yang sama seperti saat mereka keluar dari mobil.

Zac mengangguk kecil, mengirim pesan SOS pada pasukan Xander. Rebel ternyata tidak sebodoh yang mereka kira.

"Aku ingin melihat keadaan Larvin sekarang," ujar Rebel.

Zac membuka pintu lebar-lebar, bergerak ke samping untuk memberi jalan pada Rebel.

"Silahkan, Tuan. Tuan Larvin sedang beristirahat sekarang."

Rebel memasuki ruangan bersama lima pengawalnya, kecuali Max, Mex, dan dua bawahan lainnya. Ia mendapati tiruan Larvin yang tengah tertidur di ranjang. "Pembohong sialan!" gumamnya.

Zac menutup pintu perlahan, berkomunikasi dengan Mex dan Max melalui kontak mata. Kedua bawahan Rebel mengawasi mereka dengan saksama. Tidak ada pembicaraan apapun, tetapi suasana mendadak sangat tegang.

Rebel berdiri di sisi ranjang, mengamati tiruan Larvin dari ujung kepala hingga ujung kaki. Ia melihat sosok pria yang sangat mirip dengan sahabatnya dahulu. "Bagaimana keadaanmu, Larvin?"

Tiruan Larvin yang adalah Zev mulai membuka mata, menoleh pada Rebel. Ia diam sesaat untuk mengatur nada dan suaranya. "Rebel."

Rebel berdecak karena suara orang asing di depannya sangat mirip dengan Larvin. Ia memberi tanda pada lima pengawalnya untuk segera bersiap-siap. "Kau tampak semakin lemah dari hari ke hari. Kau benar-benar menyedihkan, padahal kau dulunya adalah seorang pria yang membuatku sangat jengkel."

"Waktu bisa mengubah seseorang, Rebel." Zev menatap langit-langit ruangan, di mana ekor matanya memperhatikan gerakan tangan kelima bawahan Rebel. "Aku mendengar jika kau mengirim Larson untuk sebuah misi di tempat yang agak jauh. Siapa musuh yang dihadapi Larson di sana?"

"Apa kau takut jika putramu tewas?"

Zev terdiam sesaat. "Larson adalah putraku satu-satunya. Dia sangat keras kepala dan kuat, tetapi bukan berarti aku tidak mengkhawatirkannya. Nyawanya bisa berada dalam bahaya setiap waktunya."

Rebel tiba-tiba tertawa. "Kau tenang saja. Aku akan bertanggung jawab jika Larson berada dalam bahaya. Aku sudah memperhitungkan semuanya dengan sebaik mungkin."

Rebel duduk di kursi. "Hei, apa kau mengingat saat peristiwa sekitar dua puluh tahun lalu ketika aku dan kau masih menjadi musuh?"

Zev tidak langsung menjawab. Ia tahu jika Rebel berusaha untuk menjebaknya dengan sebuah cerita. Ia mendapatkan informasi mengenai kehidupan Larvin di masa lalu, termasuk hubungannya dengan Rebel. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan jika Larvin masih merahasiakan beberapa hal.

Zev hanya mengangguk kecil, menatap langit-langit ruangan. Ia mendapatkan tanda dari Zac untuk waspada dan bersiap terhadap serangan.

"Saat itu, kita saling berhadapan bersama para bawahan kita. Pertarungan di antara kita berlangsung sangat seru di sisi tebing. Sayangnya, pertarungan itu harus terhenti karena polisi datang dan membuat kekacauan. Apa kau masih ingat kejadian selanjutnya?"

Zev berpura-pura memegang kepalanya. "Aku berusaha mengingat kejadian itu sampai kepalaku menjadi sangat pening. Kunjunganmu tidak membuatku membaik."

Rebel terbahak, memberi tanda pada pengawalnya untuk bersiap menyerang. Ia sepenuhnya yakin jika sosok Larvin yang terbaring di depannya adalah palsu.

Detik jam terdengar bersahutan di ruangan yang mendadak sepi. Hujan mendadak mengguyur deras di luar. Bersamaan dengan petir yang menggelegar, Rebel memberi tanda untuk menyerang.

Zac seketika melesatkan serangan kuat pada kelima bawahan Rebel dari belakang.

Tembakan mereka meleset dan mendarat di atap ruangan. Rebel segera melayangkan tembakan pada Zev, tetapi Zev mampu menghindar dan menendang Rebel hingga mundur beberapa langkah.

Zev melompat turun, melemparkan ranjang pada Rebel dan lima bawahannya. Ia bergegas berlari menuju balkon, melompat turun seraya menembakan jarum yang berisi obat tidur pada beberapa pengawal yang berjaga di luar.

"Brengsek!" maki Rebel seraya berlari ke arah balkon. Ia melihat tiruan Larvin mendarat di tanah, bergegas melesatkan tembakan. Sayangnya, serangannya sama sekali tidak membuah hasil. "Dia sangat cepat."

Rebel menoleh ke ruangan dan terkejut ketika kelima bawahannya sudah tumbang. Ia mengirim tanda pada para anak buahnya untuk segera menyerang. "Sialan! Orang itu juga pengkhianat!"

Rebel menendang satu per satu bawahannya yang terbaring di lantai. "Bangunlah sialan dan lakukan tugasmu dengan baik!"

Rebel bergegas keluar ruangan, dan kembali mendapati dua pengawalnya sudah tidak sadarkan diri di lantai. "Dua orang itu juga penyusup!"

Rebel kembali menendang dua bawahannya. Ketika ia berlari menuju tangga, terdengar suara tembakan yang bersahutan beberapa kali.

Rebel melihat dua pengawal baru yang direkrutnya tengah berhadapan dengan para bawahannya di lantai bawah. Ia langsung melesatkan tembakan pada kedua orang itu, tetapi mereka berhasil menghindar dan justru melakukan serangan balasan.

Rebel berdecak, menghindari. Tembakan mendarat di dinding yang berada di belakangnya. "Mereka orang-orang yang sangat terlatih."

Max dan Mex berlari keluar ruangan, melakukan serangan pada musuh yang berdatangan. Ketika berada di luar, mereka melihat beberapa lawan yang sudah bertumbangan. Keduanya mendapati Zev sudah nyaris mencapai pintu keluar.

Zac bergabung bersama Max dan Mex di halaman. Mereka melesatkan serangan sekaligus menumbangkan lawan yang berdatangan.

"Brengsek!" Rebel keluar dari ruangan, berlari menuju halaman. Ia melayangkan tembakan demi tembakan. Sayangnya, tidak ada satupun peluru yang berhasil mendarat. Hal yang membuatnya kesal adalah bawahannya nyaris semuanya tumbang.

Rebel terjatuh ketika sebuah tembakan nyaris mengenainya. Ia melihat retakan tiang, menatap peluru yang terjatuh ke lantai. "Ah!"

Rebel berteriak dengan sangat kencang, tak mempedulikan petir dan hujan deras. "Kejar mereka dan jangan biarkan mereka melarikan diri!"

Para bawahan Rebel kembali bangkit, mengejar Max, Mex, dan Zac yang berhasil keluar dari gerbang rumah.

Rebel memberi tanda pada bawahannya yang lain untuk kembali menyerang. "Aku terlalu meremehkan mereka sehingga dipecundangi oleh mereka. Para pengkhianat itu adalah orang-orang yang Larson bawa. Sesuai dugaanku, Larson sudah berkhianat. Dia kemungkinan membelot pada Alexander setelah diculik oleh Alexander beberapa waktu lalu. Aku tidak akan mengampuninya dan Larvin meski mereka berada dalam ancaman Alexander sekali pun."

Rebel bergegas memasuki mobil yang menepi tak jauh darinya. "Jangan biarkan mereka melarikan diri! Aku harus menghabisi mereka dengan tanganku sendiri. Jika tidak, aku akan menghabisi kalian!"

Mobil menerobos hujan yang semakin membesar, melewati gerbang dengan sangat cepat. Suara tembakan bersahutan dengan suara rintik-rintik hujan yang ganas. Beberapa mobil segera bergegas pergi menyusul.

Rebel melihat Max, Mex, dan Zac baru menumbangkan para bawahannya. "Aku tidak heran mereka bisa menumbangkan para bawahanku jika mereka adalah pasukan Alexander."

Di saat yang sama, Zev berhasil melompati pagar setelah menumbangkan seluruh penjaga di belakang. Sayangnya, ketika akan berlari, ia berhadapan dengan Xylo dan beberapa pengawalnya.

"Aku memang sudah mencurigaimu dan orang-orang Larson bawa, tapi aku tidak menyangka jika kalian adalah benar-benar pengkhianat," ujar Xylo seraya mengarahkan pistol pada Zev.

Zev mengawasi para bawahan Xylo yang mengelilinginya dengan.

"Sebelum kau mati, kau harus memberitahuku semuanya. Aku bisa memberikan kematian cepat padamu agar kau tidak terlalu menderita." Xylo bersiap menarik pelatuk. "Katakan, apa yang sudah terjadi pada Larson? Apa dia sudah membelot pada Alexander, atau dia justru berada dalam ancaman Alexander?”

1
Rocky
wooww ..
Semakin seru..
Glastor Roy
up
Algarib Arapah
mantap Thor.
y@y@
🌟👍🏿👍🏾👍🏿🌟
y@y@
👍🏼💥👍🏻💥👍🏼
Bima Sakti
gasss polll Thor 💪🔥🔥🔥
Rocky
Sungguh menarik Thor..
Tiap episode perburuan harta karun membuat penasaran..
Algarib Arapah
Bukan main-bukan main2 mengikuti ceritanya benar bikin terbawa arus perjuangan yg sgt mendebarkan.
Algarib Arapah
Benar2 cerita yg sangat bikin penasaran.
Bravo Thor.
ELCAPO
update
MELBOURNE
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!