Sistem Kuadrilliun Imigran Gelap

Dengan keindahan yang dimiliki Little Italy San Diego ketika malam hari, membuat tempat tersebut sangat ramai ketika matahari sudah terbenam. Banyak pemuda yang datang hanya sekedar untuk minum anggur asli Italy. Karena dengan adanya Little Italy San Diego, semua warga US dapat menikmati anggur Italy yang melegenda. 

Di tempat tersebut, Arga sedang memperhatikan suasana dan mencari sesuatu yang dapat dengan mudah menarik perhatian banyak orang. Sehingga dapat mengundang gadis-gadis paparazzi untuk memposting dirinya yang sedang bersama Siska. Tempat tersebut menjual anggur secara bebas, tetapi memiliki batasan untuk seseorang yang ingin meminumnya. 

Sebab di sana, tiap pengunjung hanya dapat membeli 2 gelas anggur. 2 gelas anggur Italia sudah cukup menghangatkan tubuh pengunjung. Terlebih bagi pengunjung yang tidak terbiasa minum jenis alkohol yang keras, 2 gelas sudah cukup membuat pengunjung pusing. 

Arga dan Siska sangat menikmati waktu berdua mereka. Siska menganggap hal ini adalah sebuah kencan, tetapi berbeda dengan Siska. Arga menganggap hal ini hanya sebuah pengalihan agar dirinya tidak terlalu di kejar-kejar oleh banyak gadis. Sebab mereka sudah menganggap Arga memiliki seorang kekasih. 

Arga dan Siska menghabiskan waktu hingga larut malam. Saat Arga sudah merasa cukup dengan menikmati semua keseruan yang berada di Little Italy San Diego. Arga memutuskan untuk pulang dan berucap akan mengantar Siska sampai ke rumah. Sebenarnya Siska tidak merasa keberatan dengan tawaran Arga yang ingin mengantarnya pulang, tetapi Siska memikirkan tentang nasib mobilnya yang ada di parkiran. 

Arga menganggap itu bukanlah masalah serius, karena Arga dapat meminta pengawalnya untuk mengantar mobil tersebut ke rumah Siska. Tanpa memiliki alasan lagi, Siska akhirnya menyetujui tawaran Arga yang akan mengantarnya kerumah. Di dalam mobil Arga masih saja terus mengobrol dengan Siska. Bahkan sesekali mereka berdua membahas tentang bisnis. 

Saat sampai di depan rumah Siska dan sesaat sebelum Siska turun dari mobil, Siska dengan agresif mencium bibir Arga. Tentu ciuman tersebut juga di balas dengan ciuman yang lebih menggairahkan oleh Arga. Tetapi di saat Arga terus merasa ingin mencium Siska, Siska menghentikan ciumannya dan berpamitan kepada Arga. Hal yang sangat tidak mengenakkan ketika hampir sampai pada ******* berciuman lalu di hentikan secara tiba-tiba. Tetapi Arga hanya dapat memandang Siska saat Siska mulai turun dari mobilnya. 

"Sayang, sampai jumpa." Siska berucap sambil mengedipkan satu matanya. Tetapi Arga hanya dapat bengong tanpa menjawab perkataan Siska. 

"Wanita ini benar-benar bahli menggoda. Aku sampai sempat masuk dalam godaannya." Arga berbicara sendiri di dalam hati. 

Setelah Siska sudah tidak ada dalam pandangan. Arga memacu mobilnya hingga sampai di rumah. Sebelum Arga memasuki gedung, Arga memanggil pengawalnya yang memang selalu mengikuti Arga. Salah satu dari mereka menuju Arga dan diminta untuk mengantar mobil Siska ke rumahnya dan memberikan kunci mobil Siska. 

Setelah kunci mobil Siska di serahkan kepada pengawalnya, Arga memasukkan mobilnya ke parkiran gedung dan pergi menuju rumahnya. Tetapi saat Arga sedang menunggu lift, seorang petugas di resepsionis mengejar Arga untuk menyampaikan pesan. 

Petugas resepsionis tersebut berbicara kepada Arga bahwa ada tiga orang yang sedang menunggunya di ruangan yang memang dikhususkan untuk para tamu pemilik unit di 700 Front ST San Diego. Arga yang merasa tidak ada teman ataupun orang yang mengenal dirinya yang tahu akan tempat tinggal barunya, merasa ada sesuatu yang penting sedang menunggunya. 

Di saat Arga memasuki ruangan tamu, Arga melihat 3 orang pria yang tidak asing dalam kehidupannya. Bahkan salah satu pria yang cukup tua langsung memeluk Arga. Pria tua tersebut adalah ayah angkat Arga yang tidak lain adalah majikan dari ibunya. Dia adalah pria yang sangat tegas pada kehidupan. Kehidupan keras, membuatnya selalu mendidik seorang anak dengan tegas. Meski terkadang ketegasan yang diterapkannya terlihat seperti orang yang kejam. 

Tuan Wesley adalah nama yang selalu dipakai Arga untuk memanggil ayah angkatnya. Tuan Wesley bersama dengan putra pertama dan juga adik kedua dari tuan Wesley yang dipercaya untuk mengelola peternakan. Meski tuan Wesley sangat sering memarahi Arga dulu, tetapi di dalam hatinya, tuan Wesley sangat menyayangi Arga dengan caranya sendiri. 

Tuan Wesley sangat senang dan bersyukur dengan penampilan Arga saat ini. Sangat terlihat jika Arga saat ini adalah pemuda sukses. 

"Hai nak, apa yang kamu lakukan di sini? Apakah kamu tidak mengetahui jika ibumu tewas terbunuh dan jasadnya dibakar bersama rumah yang kalian tempati. Tadi polisi telah memberitahu kepadaku jika ibumu bukan tewas karena kebakaran. Melainkan ibumu tewas karena di bunuh. 

Ekspresi Arga nampak biasa saja dan tenang saat mendapat kabar tentang kematian ibunya. Hal itu membuat ayah angkat dan kedua orang yang bersamanya menaruh curiga terhadap Arga. Bagaimanapun, kematian ibu Arga dan menghilangnya Arga dari peternakan, sangat merugikan ayah angkat Arga. 

"Apa kamu tahu tentang kematian ibumu?"

"Ya, aku mengetahuinya. Oleh sebab itu aku tetap berada di sini untuk mencari orang yang membunuh ibuku."

"Bagaimana caramu mencarinya, dan bagaimana caramu mendapatkan uang yang begitu banyak sehingga dapat membeli semua barang di twojames."

"Aku memiliki sesuatu yang kalian tidak miliki. Dan hal itu tidak perlu kalian tau apa yang aku miliki tapi kalian tidak memilikinya."

Mendapati jawaban demikian, ayah Arga tidak berusaha untuk mengejarnya. Ayah angkat Arga ke sini hanya karena merasa khawatir kepada Arga yang dianggap Arga tidak mengetahui. 

"Bagaimana caramu bisa mengetahui tempat tinggalku?" Arga bertanya kepada tuan Wesley. 

"Tidak akan sulit mencari alamat seorang pria yang kini sangat kaya." Ayah angkat Arga menjawab. 

"Jika urusanmu sudah selesai, aku akan naik terlebih dahulu. Karena aku sangat lelah. Nanti ada saatnya aku akan berkunjung padamu. Tetapi mungkin tidak dalam waktu dekat ini." Setelah Arga mengatakan hal itu, Arga berbalik dan meninggalkan tuan Wesley. 

Air mata Arga menetes dari pipinya. Karena sebenarnya dia tidak sampai hati bersikap demikian kepada tuan Wesley. Tetapi kini semua dicurigai oleh Arga. Sebab Arga masih belum mengetahui siapa pembunuh sebenarnya dan atau ada pihak lain yang menjadi otak pembunuhan terhadap ibu Arga. 

Mendapati sikap Arga yang dingin seolah tidak memperdulikan apa yang disampaikan oleh dirinya, tuan Wesley beserta tiga orang lainnya juga pergi meninggalkan 700 Front ST San Diego. Dengan perasaan bersalah atas kematian ibu Arga. Meski tuan Wesley terlihat seperti orang yang acuh dan membayar tenaga ibu Arga di bawah upah standar. Hal itu dia lakukan karena tuan Wesley harus membayar kepada sejumlah orang agar ibu Arga tidak ditangkap oleh pihak imigrasi. Jika saja pembayaran kepada imigrasi di bebankan kepada ibu Arga semua, maka gaji ibu Arga tidak akan cukup. 

Arga yang kini telah sampai di rumahnya, membaringkan badan serta memikirkan kembali kematian ibunya.