NovelToon NovelToon
Possessive Leader

Possessive Leader

Status: tamat
Genre:Komedi / Cintamanis / Kehidupan di Kantor / Tamat
Popularitas:21M
Nilai: 4.9
Nama Author: Net Profit

📢📢📢WELCOME DI AREA BENGEK NGAKAK GULING-GULING 😂😂😂

Jesi yang sudah terbiasa dengan kehidupan bagai sultan, harus kehilangan semua fasilitas itu karena ayahnya yang ingin membuatnya menjadi mandiri. Dalam sekejap ia menjadi seorang mahasiswi magang, dan dihadapkan dengan team leader yang ganteng tapi sayangnya galak.


"kalo aja lo itu bukan pembimbing magang gue, ogah banget dah gue nurut gini. Ini namanya eksploitasi tenaga karyawan."

"Aku tau, aku itu cantik dan menarik. nggak usah segitunya ngeliatinnya. Ntar Bapak naksir." Jesika Mulia Rahayu.

"Cantik dan menarik emang iya, tapi otaknya nothing. Naksir sama bocah seperti kamu itu impossible." Ramadhan Darmawan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Net Profit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Decoy Effect Jodoh

“Padahal bilang aja kalo mau ngajak aku jalan, Kak. Nggak usah pake alasan ninjau pemasaran produk segala. Dengan senang hati pasti aku mau, apalagi kalo dibeliin jajan sekalian hehe.” Jesi tersenyum cerah saat mobil yang dikendarai Rama berhenti di parkiran Mall.

“Kayak bocah aja minta jajan. Kerja yang bener nanti saya kasih jajan kalo kerjaannya bener.” Rama membuka sabuk pengamannya kemudian turun dari mobil.

Jesi sedikit kesulitan mengimbangi cara berjalan Rama. Entah pria itu berjalan terlalu cepat atau memang langkah kakinya yang pendek sehingga tak bisa beriringan.

“Atuh lah jangan cepet-cepet jalannya, Kak!” Jesi sedikit berlari untuk mensejajarkan langkahnya dengan Rama yang seolah tak peduli dengan keluhannya.

“Huh pantes aja Mba Naura nyerah ngikutin Karam kesana-sini, jalannya ngebut gini.” Gerutu Jesi saat sudah berjalan di samping Rama.

“Padahal mah santai aja, Kak. Kita kan nggak lagi balap.” Imbuhnya sambil tertawa.

“Saya ini jalan udah biasa aja. Kamu aja yang pendek jadi langkah kakinya juga pendek.” Jawab Rama.

“Aku nih nggak pendek Karam, cuma kurang tinggi aja. Hehe.”

Rama menahan senyumnya mendengar jawaban Jesi. Gadis di sampingnya memang berbeda, jika orang lain akan marah saat disinggung kekurangan fisiknya Jesi justru tetap menerima bahkan tertawa.

“Di Drama Korea justru cewek-cewek yang tingginya kayak aku tuh paling laku, Karam. Soalnya imut mungil gitu. Jadi pas di peluk cuma sebahu, pas banget. Duh jadi pengen punya pacar yang tinggi, supaya pas aku meluk pas sebahu dia. Uh so sweet deh kayaknya.” Otak sengklek Jesi langsung traveling membayangkan dirinya di peluk oleh Kim Taehyung. Dia jadi senyum-senyum nggak jelas sendiri.

Rama memandang aneh pada Jesi yang tiba-tiba senyum sendiri, “Dasar aneh.” Batin Rama.

Belum selesai Rama merutuki sikap aneh Jesi, gadis itu semakin mendekat padanya. menyetarakan tingginya dengan Rama. Tangan kanannya di letakan di atas kepala kemudian di samakan dengan tinggi dirinya.

“Nah pas banget segini nih, Karam.” Ucapnya setelah mengetahui tinggi badannya yang hanya sebahu Rama.

“Udah?” tanya Rama datar kemudian kembali berjalan, sia-sia sudah berpikir asisten gadungannya itu berbeda dari orang lain karena tak marah di ejek pendek. Ternyata ada udang dibalik batu, dia memang super narsis hingga ingin orang lain memuji tubuh pendeknya yang katanya malah mungil imut.

Tiba di gerai loveware matanya langsung dimanjakan dengan berbagai peralatan dapur yang di tata apik sedemikian rupa. Padahal cuma botol, misting, sendok, teko, piring dan peralatan dapur lainnya tapi kenapa terlihat begitu elegan.

Sementara Rama sedang berbicara dengan pengelola gerai, Jesi iseng-iseng melihat price list yang tertera di dekat produk.

“Eh gila botol kayak gini dua ratus lima puluh ribu.” Ucapnya sambil memegang botol infus water berwarna pink ukuran enam ratus mili liter.

“Gue mending pake botol aqua aja lah, tiga ribuan.” Imbuhnya sambil tertawa.

Perhatian Rama teralihkan saat tak mendapati Jesi di sampingnya. Padahal sudah diberitahu untuk mencatat hal-hal yang sekiranya penting tapi gadis itu justru entah kemana. Sebelum melanjutkan pembahasannya Rama memutuskan untuk mencari Jesi terlebih dulu, bocah itu benar-benar harus si semprot dulu baru waras pikir Rama.

Setelah melihat satu persatu lorong rak panjangan akhirnya dia menemukan Jesi yang sedang memperhatikan price list sambil bergumam.

“Saya suruh kamu ikut untuk mencatat poin-poin penting, malah keluyuran sendiri!” ucap Rama.

“Liat-liat doang, Pak.” Jawab Jesi Formal. Dia juga tersenyum ramah pada pengelola gerai yang ikut menghampirinya bersama Rama.

“Tapi ini botolnya mahal banget. Emang ada yang beli yah?” Jesi menunjukan botol infus water ukuran lima ratus mili di tangannya. Price tag seratus lima puluh ribu menempel di botol itu.

“Justru itu yang paling laris.” Sang pengelola gerai ikut berbicara.

“Lah kok bisa? Padahal mahal loh. Aku nih yah kalo beli mending yang kecil ini, dua ratus mili liter harganya Delapan puluh lima ribu.” Ucap Jesi.

Rama mengambil tiga botol sejenis dengan ukuran yang berbeda-beda. ukuran dua ratus mili liter dengan harga delapan puluh lima ribu, lima ratus mili dengan harga seratus lima puluh ribu dan botol ukuran enam ratus mili dengan harga dua ratus dua puluh lima ribu rupiah.

“Dengerin baik-baik saya akan jelaskan biar kamu pinter.” Ucap Rama pada Jesi yang mengangguk.

“Ini namanya strategi pemasaran, harusnya sudah pernah kamu pelajari di semester tiga. Pernah denger decoy effect?” tanya Rama dan Jesi hanya diam.

“Kalo lihat dari tiga jenis botol yang sama dengan ukuran yang berbeda ini, misal kamu mau beli bakal pilih yang mana?” Rama menunjuk tiga botol yang sudah ia ambil tadi.

Jesi terlihat mengamati ketiga botol itu kemudian mengambil botol yang berada di tengah, botol ukuran lima ratus mili dengan harga seratus lima puluh ribu dan menunjukannya pada Rama.

“Kenapa pilih yang ini?” Rama mengambil botol itu dari tangan Jesi dan menyimpan ditempatnya kembali.

“Ya karena menurut aku lebih murah, Pak. Dari pada beli yang delapan puluh lima ribu cuma dapat dua ratus mili. Mending seratus lima puluh ribu dapat lima ratus mili dong, secara kalo beli dua botol yang dua ratus mili aja udah seratus tujuh puluh ribu eh dapatnya cuma empat ratus mili kalo dijumlahin. Terus kalo yang enam ratus mili malah jatuhnya lebih mahal, masa cuma nambah kapasitas isi seratus mili aja bedanya tujuh puluh lima ribu. So menurut aku yang tengah lebih murah, udah gitu kapasitas isinya lebih banyak pula.” Jawab Jesi.

Rama tersenyum rupanya kali ini asisten gadungannya lumayan konek, tak seperti saat makan pecel lele kala itu.

“Nah itu namanya kamu udah kena decoy effect.” Ucap Rama.

“Decoy effeck adalah sebuah fenomena dimana konsumen cenderung akan mengganti pilihan diantara dua opsi jika diberikan opsi ketiga yang tidak seimbang. Decoy effect juga sering disebut attraction effect atau asymmetric dominance effect, sebuah bagian dari ilmu psikologi marketing yang telah digunakan secara luas oleh berbagai produk dan layanan dalam menetapkan opsi maupun strategi demi mendongkrak penjualan dari produk yang ingi dijual lebih banyak.” Jelas Rama.

“Botol ketiga yang menurut kamu mahal itu memang sengaja di buat sebagai opsi ketiga yang tak sebanding sehingga konsumen akan lebih memilih botol yang di tengah. Tidak semua produk di ciptakan supaya laku keras, kadang digunakan untuk mendongrak penjualan produk yang menjadi sasaran saja. Paham?”

Jesi berulang kali mengangguk, “ternyata gitu teorinya. Kok mudah yah kalo Kar.... eh Pak Darmawan maksud aku.” Jesi hampir keceplosan memanggil dengan sebutan Karam di depan orang lain.

“Jadi mudah kalo bapak yang jelasin, pas kuliah aku pernah di jelasin sih tapi nggak paham. Dosennya muter-muter ngejelasinnya.” Imbuh Jesi.

Setelah usai dengan pelajaran dadakannya Jesi mengikuti Rama, kali ini dia benar-benar mencatat poin-poin penting menggunakan tablet yang diberikan Naura sebelum berangkat tadi. Beres bekerja sesuai ucapannya Rama membelikan Jesi makanan dan gadis itu begitu girang. Padahal meski kerjaannya tak sempurna pun Rama akan tetap membelikannya makanan sebelum pulang, namun nampaknya Jesi sangat bahagia karena pekerjaannya diapresiasi. Bahkan Rama membebaskannya untuk memilih makanan.

Sambil menunggu makanannya datang Jesi mengamati lingkungan sekitar, ia menunjuk stand banner burger yang menunjukan harga berbeda untuk tiap ukuran burger, “Itu juga decoy effect yah, Karam?”

Rama menengok melihat banner yang ditunjuk Jesi kemudian mengangguk mengiyakan.

"Karam pernah punya pacar?"

"Pernah lah." jawab Rama singkat sambil melihat poin-poin yang dicatat Jesi tadi. Tersusun sistematis dan mudah di mengerti. Hanya saja catatan itu disertai emoticon-emoticon lucu yang membuatnya ingin tertawa. Jauh berbeda dengan catatan yang biasa ia terima dari Naura.

"Yang sekarang jadi calon istri itu dulunya pacar Karam?"

"Bukan. Beda orang!"

"Kok bisa beda orang? siapa yang selingkuh?" tanya Jesi makin antusias.

"Bukan urusan kamu!"

"Kalo misalnya nih aku jadi decoy effect antara mantan pacar sama calon istri, Karam mau pilih siapa? Anggap aja ini decoy effect jodoh."

“Beda konsep soal itu Jasjus." Rama menyentil kening gadis berponi yang duduk di hadapannya hingga gadis itu mangaduh penuh dramatisir.

"Kebanyakan orang pasti akan memilih yang terbaik kalo soal jodoh, bukan yang termurah dan dapat banyak.” Jawab Rama.

"Tapi kalo milih aku tuh dapat banyak dan nggak murahan loh, Karam. Gini-gini aku tuh anak sultan cuma lagi miskin aja sekarang."

"Udah jangan aneh-aneh. Makan aja tuh!" ucap Rama saat makanan tiba di meja mereka.

"Dia cantik yah Karam?" Jesi masih terus bertanya.

"Kapan-kapan kenalin yah. Aku kan takut kalo misal kita lagi berdua kayak gini terus calon istri Karam lihat. Takut dia salah paham secara aku kan cantik, imut gini. Kalo mba Naura kan jelas udah hamil jadi nggak bakal bikin salah paham. Aku tuh takut kena semprot gitu." lanjutnya.

Rama hanya memandangi beo berwujud manusia yang sedari tadi ngoceh terus. Sekarang Rama tau jika asisten gadungannya itu benar-benar seperti anak kecil yang akan terus bertanya jika belum puas dengan jawaban yang di dapat.

cantik? sampai saat ini saja Rama belum pernah bertemu dengan calon istrinya, mana bisa dia menjawab pertanyaan bocah di hadapannya. Yang jelas apa pun kekurangan calon istrinya kelak Rama akan tetap menerimanya, karena berkat ayah gadis itu keluarga Rama bisa bahagia seperti saat ini.

1
Samsung A12
suka,,bagus
Samsung A12
sudah up baru kah
Ernaaaaa
kemana wae thor
Linda Ayu Tong-Tong
astaga kak..kamu semedi apa gmn?baru balik...kangen tau
Net Profit: hahah
gaskeun ke karya baru aku kak
total 1 replies
Fina Fitriani
seruuuu,kocak dan lucu ceritanya ....next thor
Jeissi
memangnya kenapa sih kalo laki² beli pembalut? perasaan suami aku kalo aku nitip beli pembalut biasa aja deh.
Dede Ratnasari
di bab ini mewek dlu ya ,,
Srie Handayantie
dari awal baca Ampe skrg ngakak muluu akuu sama kelakuan neng jesii 🤣🤣🤣
Srie Handayantie
sayang nya memang itu calon istrimu karamm 🤣🤣
Srie Handayantie
di part ini aku slalu inget loh kak othor makanya pas Nemu rasanya kaya Nemu harta Karun 🤣
Srie Handayantie
hahaha kak othor akhirnya aku ktemu juga sama novell ini ,dulu aku pernah baca udh lama nyari2 slalu gk ktemu eh taunya inii 🤣🤣🤣
Dede Ratnasari
astagfiluroh jas jus /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
lontongletoi
mantaf 🔥🔥🔥🔥 jas jus 🤣🤣
lontongletoi
yaelah Thor kasian banget itu nasib si jempol
lontongletoi
🤣🤣🤣🤣🤣 mngknya mulut tuh di gembok biar g asal mangsp
lontongletoi
definisi senjata makan tuan 🤣🤣🤣🤣
Muliana
Luar biasa
Markonah Salim
aku jd ilfeel klo gni ah. gk jd terharu krn kasus nikah. ini hl sakral kok jd mainan. tau sekolah jas jus
destiana
Luar biasa
Khairul Azam
itu nanti si rama di rumah gak makan 🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!