Kekerasan yang dialami mawar dimasa kecil
membuat nya terperangkap dimasa lalu nya.
sehingga menjadikan diri nya seperti setangkai mawar yang tak bisa disentuh
penghinaan yang diterima Putra telah mengikis semua harga dirinya. Bahkan perceraian nya pun menyandarkan nya pada kenyataan pahit.
bisakah sebentuk ketulusan membalikan hidup mereka?
hanya cinta sejati yang bisa menyembuhkan luka. bersediakah mereka berjuang bersama untuk melepaskan diri dari kelam nya masa lalu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kevin N Pratama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mawar 22
Mawar menatap Putra yang melangkah mendekat sambil tersenyum padanya. Kesadarannya mendadak memenuhi benaknya. Betapa selama ini dia sangat bergantung pada Putra, tidak hanya mempercayakan Putra pada perkebunannya namun juga mempercayai hidupnya pada Putra.
Berikan aku kebahagiaan lagi Putra, dan aku tidak akan menyesal hidup bersamamu. Bahkan seribu tahun pun.
°°°°
"Kau melamun terus, kau tidak suka pantainya?" tanya Putra sambil menyodorkan es kelapa muda.
"Aku suka. Sangat suka, aku selalu merindukan aroma ombak seperti ini dalam hidupku. Rasa takut dan khawatir selalu saja menghalangiku melakukan sesuatu yang aku inginkan."
Sambil meminum es kelapanya, Mawar tersenyum dan melanjutkan ucapannya.
"Terima kasih Putra, kau sudah membuatku bisa melangkah lagi. Aku sungguh bahagia."
Putra tersenyum sambil mengusap rambut Mawar yang berantakan tersapu angin yang kencang.
"Kau juga telah membuatku bahagia." jawab Putra.
"Kau menyindirku ya, mana mungkin aku bisa membuat kamu bahagia, yang ada aku selalu merepotkanmu." balas Mawar cepat.
"Tidak! Aku tidak merasa seperti itu. Melihatmu tersenyum itu kebahagiaan terbesarku."
"Aish kau mengarang ya!" potong Mawar dengan wajah memerah.
"Apalagi kalau kau mau menciumku, aku akan sangat bahagia." ujar Putra sambil mengedipkan sebelah matanya.
Wajah Mawar semakin memerah, dia segera meninggalkan Putra, dia berlari sambil mencipratkan air ke wajah Putra terlebih dahulu.
"Tidak lucu!" teriak Mawar sambil tertawa dan berlari.
Dengan cepat Putra mengejarnya, karena langkah Putra yang besar dengan mudah dia menangkap Mawar. Mata mereka saling bertemu, dahi Putra ditempelkan ke dahinya Mawar. Dengan nafas ngos-ngosan meraka menetralkan jantung mereka masing-masing yang berdebar kencang.
"Mawar, bolehkah aku bertanya?" ujar Putra sambil sedikit menjauh dari posisi intim mereka.
"Ya, katakanlah. Apa yang ingin kau tanyakan." jawab Mawar masih dengan kegugupannya.
"Hhmmm.... Kapan pernikahan sandiwara kita akan berakhir?"
Deg
Belum lagi Mawar menjawab, Putra kembali berucap.
"Kita tidak baik jika menjalani keadaan ini terus, aku merasa berdosa membohongi om Bambang dan Yuyun. Dan lagi kita berhak bahagia bukan, memiliki pasangan yang sesungguhnya yang mencintai kita, apakah kau tidak ingin memiliki anak?"
Dengan jantung yang semakin berdetak cepat, Putra mencoba memberikan Mawar pengertian.
"A..apa kau bermaksud meninggalkanku, aku tidak tau hal semacam itu." jawab Mawar sembari terisak. Dia tidak tau harus seperti apa. Dia tidak tau akan menjadi apa tanpa Putra.
Putra menangkup kedua pipi Mawar agar melihatnya
"Lihat aku, apa yang kau rasakan? hmm."
"Aku nyaman bersamamu."
"Itu saja? Maksudku kau tidak mencintaiku."
Hening
Lama tak ada sepata katapun yang terucap dari bibir Mawar. Bukan tidak mau menjawab, hanya saja mawar tidak tau harus menjawab apa, dia tidak paham yang namanya urusan hati. Sampai pada akhirnya putra memilih pulang.
°°°
Malam hari mereka sudah sampai di rumah dan sejak peristiwa kambuhnya alergi Putra, dia tidak mau lagi tidur di karpet dan tanpa memperdulikan pelototan Mawar dengan santainya dia tidur di ranjang. Awalnya Mawar selalu memasang wajah galak, namun pada akhirnya dia membiarkannya saja.
Putra tahu, tidak ada yang namanya simple solution. Jika dia menginginkan rumah tangga yang normal, pilihannya yang ada hanya terus maju pantang mundur. Diam ditempat sama bukanlah sebuah pilihan.
Membuat gadis seperti Mawar untuk percaya pria memang tidak mudah, bahkan dia pernah merasa itu hal mustahil. Namun melihat sifat Mawar yang lembut membuat Putra mengerti bahwa hati gadis itu bukanlah batu, sedingin apapun es pasti akan mencair dengan perjuangan yang sungguh-sungguh. Dan kenyataannya, rasa cinta dan sayang Putra yang tulus mampu merubah rasa kesepian dan terluka gadis itu menjadi penuh harapan dan kebahagiaan.
°°°°
Beberapa minggu setelah kejadian itu hubungan mereka kembali normal seperti biasanya. Putra pun semakin sering mengajak Mawar bertamasya atau hanya sekedar jalan-jalan menikmati kuliner yang ada di daerah situ. Hingga suatu hari Mawar terlihat pucat dan lelah. Akhir-akhir ini Mawar memang sering mengeluh kelelahan dan pusing.
"Kau harus memeriksakan dirimu ke dokter sayang, kau terlihat seperti drakula." Yuyun menatap Mawar cemas. Wajahnya terlihat sangat pucat.
Mawar hanya diam, karena dia sama sekali tidak menyukai bau rumah sakit. Dan lagi itu membuatnya kembali mengingat tempatnya dulu.
Tidak lama sebuah pickup memasuki halaman depan, Bambang dan Putra turun dari mobil dengan senyum mengembang menyaksikan wanita yang mereka cintai sedang duduk di depan seolah sedang menanti kepulangan mereka. Yuyun segera menuangkan teh di cangkir setelah kedua pria itu duduk di kursi.
"Terima kasih, aku harap kalian sering-seringlah seperti ini, rasanya sungguh menyenangkan disambut kalian." ujar Bambang sambil menyeruput tehnya.
"Jangan kePEDEAN, kami tidak bermaksud menyambut kalian." tandas Yuyun sambil menaruh pisang goreng yang diambilnya di dalam.
Saat Putra ingin meminum tehnya, pandangan matanya mengarah ke Mawar dan seketika dia sadar.
"Sepertinya aku harus mengangkatmu ke mobil dan membawamu ke rumah sakit. Wajahmu sudah seperti mayat hidup."
"Aku tidak apa-apa, hanya perlu istirahat dan besok pagi pasti sudah segar kembali." jawab Mawar.
"Dengarkan suamimu, Nak. Aku tidak suka melihat kau seperti ini." Bambang ikut memperhatikan wajah Mawar.
"Kau tidak boleh mengabaikan kesehatanmu begitu saja, kau sudah menikah dan mungkin saja kau sedang hamil tanpa kau sadari." ujar Yuyun santai sembari menggigit pisang gorengnya.
Wajah Mawar langsung merona setelah mendengar ucapan Yuyun. Bagaimana mungkin dia hamil, bersentuhan secara intim dengan putra saja tidak perna, pikirnya. Mawar melirik Putra yang meringis mendengarnya. Putra menghela nafas panjang, sifat keras kepala Mawar benar-benar membuatnya cemas. Putra memutuskan tidak akan ada negosiasi dengan Mawar, dia akan memaksa gadis itu ke rumah sakit, bahkan jika harus mengendongnya.
"Kita berangkat ke rumah sakit sekarang. Aku akan mengambil jaket dulu, kau tunggulah di sini." Putra segera berdiri dan melangkah masuk.
Dengan cepat Mawar menahan Putra.
"Aku tidak ingin kerumah sakit dan kau tidak bisa memaksaku!" ujar Mawar membantah.
"Aku sangat bisa memaksamu, kalau kau bersikeras tidak mau pergi. Bahkan aku dengan senang hati mengendongmu dan mungkin mengikatmu dimobil." Putra berbicara pelan namun tegas.
Tekad Putra sudah bulat. Kemudian dengan lembut dia meletakkan tangan Mawar kepaha gadis itu dan melanjutkan langkahnya ke dalam rumah. Tidak lama Putra kembali dengan menenteng jaket dan kunci mobil.
"Aku tidak percaya kau tega memaksaku." gumam Mawar ketika dia pasrah saja di pakaikan jaket oleh Putra.
"Percayalah, bahkan aku bisa bertindak lebih kalau kau masih terus keras kepala."
"Aku lega kau ada di sini, Putra," puji Yuyun dan Bambang ikut mengangguk.
Mawar hanya bisa cemberut.
"Kami berangkat sekarang." pamit Putra.
Mawar hanya bisa berjalan pelan dan enggan. Meski ingin kabur dan berlari ke kamar, itu semua sia-sia karena Putra mengenggam tangannya erat.
°°°°
Sepanjang perjalanan Putra dihadiahi wajah cemberut Mawar dan jawaban yang ketus. Akhirnya Putra menyerah dan menutup mulutnya hingga mereka tiba dirumah sakit. Seperti dugaan Putra, Mawar sangat tidak kooperatif terhadap dokter yang memeriksanya. Gadis itu semakin kesal ketika diminta tes urine.
Aku tidak mungkin hamil, pemeriksaan ini sungguh membuang banyak waktu saja. Aku sampai harus mendatangi tempat yang aku benci. Awas kau Putra!
°°°
----Mohon dukungan nya ----
°Jangan lupa
Rate
Like
dan jejak komentar
°Terimakasih
semoga kalian bisa saling memberi kebahagia dan kenyamanan..