NovelToon NovelToon
Tawanan Bos Mafia

Tawanan Bos Mafia

Status: tamat
Genre:Komedi / Contest / Mafia / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua / Trauma masa lalu / Tamat
Popularitas:14.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Ranty Yoona

Zayn J. Scott, seorang bos mafia yang berparas tampan dan berkharisma, namun memiliki temperamen yang tinggi. Trauma akan masa lalunya, kedua orang tuanya di bunuh tepat dihadapannya.

Dan kegagalan cinta pertamanya membuat dirinya menutup rapat pintu hatinya. Semakin dingin dan menjadi pria yang keji terhadap wanita. Meskipun ada seorang wanita cantik yang mendampingi dirinya.

"Kau hanya tawananku, jadi jangan berharap dengan pernikahan ini!" - Zayn -

"Menikah denganmu adalah kesialan untukku. Tapi kenapa aku tidak bisa membencimu! Aku pasti akan membuatmu jatuh cinta padaku dan melupakannya." - Angela -

Cerita ini merupakan kelanjutan dari Novel 'Elleana And The King Of Mafia'.. sangat disarankan membaca Novel tersebut terlebih dulu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ranty Yoona, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertanya saja

2 jam sebelumnya

Dor

Dor

Kedua mata Zyan menatap lurus ke depan, menyoroti papan angka untuk mengukur kecepatan tembakan terakhirnya. Sudah dua hari dirinya berada di markas, dan belum kembali ke Mansion. Hubungannya dengan sang istri yang tak lain Angela berjalan seperti biasanya, namun itu membuat kegelisahan yang menyelimutinya.

Luka lamanya membuat dirinya selalu membentengi diri dari seorang wanita. Ataukah hatinya belum sepenuhnya pulih. Entahlah, Zayn sendiri tidak mengetahui bagaimana perasaannya saat ini. Menyentuh bagian dadanya, Zayn mengecek detak jantungnya yang berdegup kencang hanya karena membayangkan wajah Angela.

"Haah...." Menghembuskan napasnya dalam, Zayn berjalan menuju meja yang di atasnya penuh akan rakitan senjata miliknya.

Drrrtt

Drrttt

Dering ponsel yang bersamaan getaran ponsel yang bergesekan dengan meja itu menyentakkan telinganya dan melirik singkat pada ponselnya. Tangan kanannya meraih ponsel dengan cepat saat melihat nama seseorang yang menghubungi dirinya, sebelum kemudian menjawabnya.

"Kau dimana?"

"Ada apa?" Kening Zyan berkerut bingung karena tanpa berbasa-basi menanyakan keberadaan dirinya.

"Jangan banyak bertanya lagi, kau dimana sekarang?!" Suara seorang wanita di seberang sana terdengar kesal dan penuh penekanan untuk Zayn menjawabnya, membuat Zayn tak dapat membantah.

"Aku berada di markas. Setelah sekian lama kau menghubungi ku lebih dulu. Apa kau mulai merindukan ku?" Zayn bertanya dengan penuh percaya diri.

"Jangan bercanda lagi, Zyan. Cepat temui kami di Downtown Restaurant dan bawa Angela. Jika tidak, aku tidak akan mau mengenalmu lagi selamanya!"

Zayn menjauhkan ponsel dari daun telinganya saat suara wanita itu sangat memekik di telinga. Sebelum kemudian sambungan teleponnya terputus lebih dulu.

"Ck, wanita ini selalu membuatku tidak bisa membantahnya. Sepertinya memang sudah waktunya untuk membawanya." Seraya memasukkan ponselnya di saku celana, Zayn keluar dari ruangan menembak. Ia berjalan menuju ruangan Roy dan Jeff berada.

Menghentikan langkah saat sudah masuk ke ruangan Jeff. Ruangan penuh komputer dan alat-alat pelacak itu adalah tempat bekerja Jeff. Jeff memang seorang hacker dan peretas yang handal. Kemampuan pria itu bisa dikatakan lumayan hebat meskipun saat itu aplikasi ciptaan Jeff pernah diretas oleh Black Lion saat penculikan Elleana. Baru kali pertama, mereka seperti butiran debu, terlalu mudah dimusnahkan oleh kelompok itu. Ah rasanya Zayn sulit sekali mengakui kemampuan Xavier dan Black Lion.

"Roy, Aku akan pergi menemui teman-teman ku!"

Jeff dan Roy menoleh bersamaan karena terkejut dengan ucapan Zayn. "Teman?" sahut mereka serentak.

"Kenapa? Apa ada yang salah?" Zayn menatap kesal.

"Tidak!" Jeff tertawa renyah. Perhatiannya kembali pada layar komputer miliknya.

"Ini sudah satu Minggu Jeff. Apa kau masih belum menemukan dalang yang menggagalkan misi kita?"

Pertanyaan Zayn membuat bulu kuduk Jeff berdiri. Hingga detik ini, ia masih belum menemukan dalang yang menggagalkan misi mereka. Jeff menoleh ke arah Zyan yang berdiri memancarkan aura hitam di sekujur tubuhnya. Jeff hanya memamerkan deretan giginya dengan wajah tak bersalah.

"Aku masih belum menemukannya, master. Sepertinya musuh kita kali ini sangat sulit dilacak keberadaannya." Jeff berkata yang sebenarnya, dirinya memang kesulitan mencari keberadaan musuh yang selama ini bersembunyi menyerang mereka. Karena mereka bermain dengan sangat halus dan rapi.

"Ck, mereka yang pintar atau kita yang terlalu bodoh!" Zyan mendengkus kesal seraya menyilangkan kedua tangannya.

"Kita yang terlalu pintar, Zayn." Roy menjawab ucapan Zayn yang tengah duduk santai di tempatnya dengan mata yang tak lepas dari layar laptopnya.

"Haha ucapan mu seperti meledek kita Roy." Jeff yang mendengarnya pun menjadi tergelak geli. Jika mereka terlalu pintar, sudah pasti dalam kurun waktu satu hari, mereka dapat menemukan dalangnya, namun sayangnya mereka kesulitan.

Zayn menggelengkan kepala. Mungkin karena Jeff dan Roy kurang berisitirahat sehingga otak mereka menjadi bermasalah. Mengabaikan Jeff dan Roy, Zayn keluar dari ruangan Jeff dan berlalu setelah menutup pintu ruangan dengan kesal. Ia berjalan menuju pekarangan Markas untuk pulang mengganti pakaian serta membawa Angela bersamanya.

***

Disinilah Zayn dan Angela berada, di salah satu restauran bernama Dama and Downtown Restaurant. Zayn duduk saling berhadapan dengan pasangan kakak beradik yang menatapnya penuh selidik, seolah bersiap untuk menghujam dirinya dengan berbagai pertanyaan. Zayn tak mempedulikan tatapan mereka, ia meraih dan meneguk minumannya dan meletakkannya kembali ke atas meja. Sedangkan Angela tertunduk diam, ia hanya bingung dengan situasi yang ia hadapi saat ini.

"Dari pada kalian menatapku seperti itu, lebih baik kalian langsung bertanya saja padaku!" ucap Zayn. Tatapan mereka seperti seseorang yang menangkap basah seorang pencuri.

"Ya, aku baru saja akan bertanya tapi kau sudah mengatakannya lebih dulu." Seorang wanita cantik menjawab perkataan Zyan dengan ketus.

"Ya, baiklah. Kau bebas bertanya dan aku akan menjawabnya."

Wanita yang tak lain ialah Elleana terdiam sejenak. Di samping kanannya terdapat sang suami dan di samping kirinya adalah Edward. "Sejak kapan kau menikah dengan Angel? Kenapa tidak memberitahu kami?"

Zayn menghela napas malas. "Kejadiannya begitu cepat, Elle."

"Begitu cepat? Apa kalian telah melakukan hubungan seperti suami istri, begitu?" Pertanyaan polos itu lolos begitu saja dari mulut Elleana.

"Apa benar begitu, Zayn? Kau menjadi pria yang tidak sabar setelah bertahun-tahun menjadi pria single." Edward menambahi dengan terkekeh kecil. Dari ucapannya penuh dengan ledekan dan hal itu membuat Zayn menjadi geram dengan melayangkan tatapan tajam pada Edward. Edward hanya menyunggingkan senyum devil di tempat duduknya.

"Tidak! Kami tidak melakukan hal seperti itu!" Angela menyanggahnya dengan cepat, karena tentu saja ia dan Zyan tidak melakukan seperti yang dituduhkan. "Hanya salah paham saja. Daddy menjodohkan ku dengannya." Angela melirik ke arah Zayn yang duduk di sampingnya. Isyarat kedua matanya meminta Zayn agar mengiyakan perkataannya.

"Hem." Zayn menyahutinya dengan bergumam seraya menyesap kembali minumannya.

"Ah, baiklah terserah kalian saja. Aku turut senang atas pernikahan kalian. Jika saja suamiku tidak memberitahukan kepadaku kalau kalian sudah menikah, mungkin aku tidak akan pernah tau," tutur Elleana. Ia meraih minumannya untuk membasahi kerongkongannya yang terasa kering dengan minuman dingin yang sejak tadi diabaikan olehnya.

"Aku hanya kelepasan bicara. Lagi pula tidak ada yang bisa ku tutupi dari istriku!" Xavier merangkul pundak Elleana. Kedua sudut bibirnya membentuk sebuah lengkungan tipis, dan menunjukkan senyum kemenangan pada Zayn.

Zayn berdecak. Dilihat dari manapun, pria itu sudah pasti sengaja memberitahukan Elleana. "Ck, aku tau apa yang kau pikirkan!" Zayn tersenyum masam seraya menatap kesal ke arah Xavier di balik kacamata hitamnya yang melekat di kedua manik matanya.

"Baguslah jika kau tau, jadi aku tidak perlu memberitahukannya lagi," sahut Xavier dengan sorot mata yang tak kalah tajam.

"Dan kau harus menunggu seribu tahun lagi untuk lebih pintar dariku!" Sambungnya kemudian. Memberitahukan bahwa Zayn bukanlah tandingan dirinya.

"Pada dasarnya aku lebih pintar. Hanya saja kurang beruntung." Zayn mengakui jika dirinya memang kurang beruntung dalam hal apapun, terlebih lagi jika dibandingkan dengan Xavier.

Lirikan mata Zayn semakin menajam. Baik Zayn dan Xavier saling mengadu ketajaman mereka dan tak ingin ada yang mengalah lebih dulu.

Angela tercengang saat memperhatikan berdebatan kecil antara Xavier dan Zayn. Dan ia baru pertama kali melihat sesuatu yang langka itu. Ternyata benar dugaan dirinya, hubungan Zayn dengan Xavier tidak terlalu baik, hanya saja ia dapat melihat jika diantara kedua pria itu terdapat aura yang hangat sebagai seorang teman. Dan dirinya baru perrtama kali melihat Zayn yang apa adanya saat bersama dengan mereka.

Elleana dan Edward sudah terbiasa dengan pemandangan itu, mereka tidak mempedulikannya selama tidak terjadi pertikaian di antara Zayn dan Xavier.

Pandangan Xavier beralih pada Angela, teman baiknya saat di universitas. "Selamat untuk mu Angel. Akhirnya kau benar-benar mendapatkan pria yang sangat baik." Xavier menekankan kata 'sangat baik', namun terselip sebuah sindiran disana. Kata baik ditekankan bahwa Zayn bukan pria biasa pada umumnya.

Angela paham dengan perkataan Xavier. Mungkin temannya itu sudah mengetahuinya sejak awal. "Kau benar. Dia sangat baik." Tersenyum tipis dengan ekor mata yang menyelinap memperhatikan Zayn yang justru membuang pandangannya.

"Baiklah Angel. Kau harus ikut dengan ku ke pusat perbelanjaan. Tujuan ku datang kemari untuk bertemu dengan mu dan ingin kau menemani ku. Biarkan para pria menunggu kita disini." Elleana mengusap bibirnya dengan selembar kain lembut yang tersedia di atas meja.

"Berhati-hatilah sweety. Jika terjadi sesuatu, segera menghubungi ku!" ucap Xavier pada istrinya yang akan bersiap-bersiap pergi itu.

"Tentu hubby. Sudah pasti kau yang pertama kali aku hubungi." Elleana mencubit dagu Xavier dengan gemas. Ia selalu mengingat perkataan Xavier yang ingin jika dirinya selalu mengandalkannya.

"Ehem!" Edward yang berada di samping pasangan suami istri itu berdehem. Saat ini ia hanya seorang diri, karena Olivia tidak ikut bersamanya. Dengan santainya mereka justru memamerkan kemesraan. Xavier dan Elleana hanya terkekeh pada Edward.

"Baiklah Angel. Ayo kita berangkat sekarang." Elleana beranjak dari duduknya. Diikuti oleh Angela. Ia sempat melirik ke arah Zayn yang hanya mengangguk kecil tanpa berkata apapun.

Elleana menarik lengan setelah mereka berdiri bersama. Masuk ke dalam mobil yang tidak terparkir jauh, terdapat sang supir kepercayaan Xavier yang menyambut mereka.

Perhatian ketiga pria itu terpecah saat mobil yang ditumpangi Angela dan Elleana sudah semakin menjauh dari jangkauan mata mereka.

"Saat ini hanya tinggal kita bertiga. Apa yang akan kita lakukan?" tanya Edward sesaat setelah memecah keheningan.

"Mereka tidak akan lama. Kita tunggu saja disini. Aku juga akan bertemu dengan seseorang!" sahut Xavier seraya melihat jam yang melingkar di tangannya. Ia memiliki janji temu dengan seorang klien yang saat itu mendapatkan koin emas untuk bekerja sama dengan perusahaannya.

"Aku dan Zayn akan memesan tempat lagi. Kau dan klien mu bisa berbicara dengan tenang." Edward hendak beranjak berdiri untuk memesankan tempat lagi untuknya dan Zayn, agar tidak mengganggu pertemuan Xavier dengan kliennya.

"Tidak perlu! Karena mereka tidak akan lama." Xavier menahan Edward yang hendak berdiri.

"Baiklah."

Zayn memilih diam. Ia hanya memperhatikan hubungan Xavier dan Edward yang semakin membaik. Ia turut senang, meskipun ia tidak ingin mengakui jika Xavier memang pria yang sangat sempurna. Selain memiliki segalanya, pria itu selalu memperlakukan sekitarnya dengan sangat baik.

Seorang pria yang berjalan beriringan dengan seorang wanita cantik tengah menghampiri mereka bertiga. Dibalik kacamata yang membalut kedua manik mata pria itu menatap dengan ramah, hingga mereka menyadari akan kehadirannya.

"Maaf, lama menunggu. Sudah lama kita tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?" tanya seorang pria sembari melepaskan kacamata yang dikenakannya. Pria tersebut yang sedari tadi ditunggu oleh Xavier.

"Kabar ku selalu baik, kau bisa melihatnya sendiri," Xavier menyahutinya dengan datar.

"Iya, kau selalu baik selama ada istrimu di sisimu. Ternyata kau masih belum berubah, masih tidak bersikap dengan ramah."

"Aku dan kau sudah saling mengetahui satu sama lain, jadi untuk apa bersikap ramah," ujar Xavier.

"Haha kau benar," sahutnya. Suasana diantara mereka mulai menjadi canggung. "Baiklah, sebagai formalitas aku akan memperkenalkan diri. Aku Lukas Jonathan Smith, dari perusahaan Smith Corp. Maafkan aku membawa tunangan ku ikut bersama ku karena setelah ini kami akan kembali ke Perancis!" Pria yang menjadi klien Xavier bukan dan tidak lain adalah Lukas. Pria yang dulu pernah menyukai Elleana dan menjadi saingannya. Lukas mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

Xavier membalas uluran tangan Lukas. Meskipun di masa lalu mereka pernah memiliki masalah namun keduanya bersikap profesional. Terlebih lagi Xavier sudah menyelidiki terlebih dahulu perusahaan yang akan bekerjasama dengannya, sehingga ia sudah tidak terkejut lagi dengan Lukas.

"Tidak masalah. Silahkan duduk. Aku juga bersama dengan mereka." Xavier melirik ke arah Edward dan Zayn.

Lukas tersenyum ke arah Zayn dan Edward. Dan bersiap untuk duduk setelah dipersilahkan. Sejak tadi Zayn tidak menghiraukan klien yang datang bersama seorang wanita, dan hanya fokus pada ponselnya. Saat mengangkat wajahnya, ia cukup tertegun karena wanita itu sangat dikenalnya.

Sama seperti Zayn, wanita cantik itu pun terkejut saat baru menyadari jika salah satu pria di antara mereka adalah pria yang sekian lama tidak berjumpa dengannya.

"Apa kalian saling mengenal?" tanya Lukas pada tunangannya dan Zayn secara bergantian.

"Aku akan menjelaskan padamu nanti," jawab wanita tersebut pada Lukas.

Zayn beranjak berdiri. Tangannya menjangkau lengan wanita itu dan menariknya. Lukas mencegahnya dengan menahan tangan Zayn. "Dia tunangan ku, Tuan."

"Aku tidak ada urusan danganmu. Urusan ku dengan dia!" Raut wajah Zayn memancarkan kemarahan, jari telunjuknya menunjuk ke arah wanita yang tertunduk takut itu.

"Urusannya adalah urusan ku juga!" hardik Lukas tak ingin kalah.

"Kau...." Zayn mengepal kuat salah satu tangannya. Ucapannya tertahan menahan kesal.

Melihat Zayn yang sudah mulai tersulut emosi, wanita itu melepaskan tangan Lukas yang menahan tangan Zayn. "Aku akan berbicara sebentar dengannya," ucapnya pada Lukas. Dan membisikkan seseorang tepat di telinga Lukas. Lukas cukup terkejut, sebelum kemudian mengangguk tanda mengizinkan tunangannya untuk berbicara dengan Zayn.

Tidak menunggu lama, Zayn menarik tangan wanita itu dan menjauh dari mereka. "Sejak kapan kau berada di L.A?"

"Lepaskan dulu tangan ku," pinta wanita tersebut dengan lembut.

Zayn melepaskan tangannya yang mencengkram lengan wanita di hadapannya itu. "Sekarang katakan padaku. Sejak kapan kau berada disini? Dan kemana saja kau selama ini?" Zayn mendesak penuh, menunggu jawaban atas pertanyaannya.

"Aku berada di Italia."

"Kau masih ingin berbohong, heh? Kau pikir aku tidak mengetahuinya!" Bentakan Zayn menyita perhatian Xavier, Edward dan Lukas yang duduk tidak begitu jauh dari posisi mereka.

Lukas menatap tidak senang saat melihat tunangannya diperlukan seperti itu. Namun ia membiarkan tunangannya menyelesaikan pembicaraannya dengan pria tersebut.

"Katakan, atau akan ku bunuh tunangan mu itu!" Ucapan Zayn penuh dengan ancaman.

Wanita itu hanya dapat pasrah. Bertahun-tahun tidak berjumpa, Zayn semakin menakutkan dan tidak terbantahkan.

.

.

BERSAMBUNG

.

.

Hai hai author kembali lagi.. maaf ya tiga hari sempet menghilangkan, dikarenakan keseharian author gak seperti di novel atau komik yang indah dan di kelilingi cogan wkwk😂

Jangan lupa ya dukungannya.. Like, Komentar, Follow dan Vote kalau berkenan.. Terima kasih banyak 🤗

1
Fareza Gmail.Com
tasya ya
Fareza Gmail.Com
vin pasti nih
soraa
ada yang tau novel tentang gadis yang disiksa gara gara dikira melukai kakak si cowo ga sih
Muryati Yati
zayn terlalu tampan ❤️❤️❤️❤️❤️
Liya Fatih
babang nill cakep tapi sayang... tapi nggak tau ah author nya..
jen
visualnya cakep"... sukaaaa.... cocok menurutku sm karakter nya
jen
curang bgt Zayn.... semoga ada Angel yg ninggalin Zayn hehehee

terlalu menang sendiri.
jen
tp kok mudah bgt sih Angel, luluh gtu aj sm Zayn yg dah jahat dulu awal"
jen
lebih suka angel yaa timbang Elle
jen
brarti Xavier lebih keren dr Zayn ya Thor?
/Sob//Sob/


Samuel ternyata kerennn ya... berkuasa tanpa harus lelah hahaha
kawai🍎🍎🍎🍇🍇🍇
Luar biasa
jen
Angel knp gag dr awal aja sm Sam . tampan, baik, tajir, perhatian, orang berada atau orang penting pula... hidup damai sejahtera
jen
kenapa gag sm Sam aja sih Angel. dia lebih baik dan gag neko". ga serem dunianyaa
jen
menurut ku malah keren Zayn timbang Xavier. cantiknya Angel timbang Elle. hehhehee
keliatan dr visual nya jg.

tapi klo dr ceritanya hebat an Xavier dan Elle ya.....
jen
Xavier atau Zayn
Muryati Yati: suka dua duanya
total 1 replies
jen
zayn dan vier gantengan siapa yaaa
jen
knp aku suka Angel ketimbang Elle
jen
knp harus membuatnya jatuh cinta. biarkan sj dia yg akan mengejar mu.

lagian Elle trus ,, berasa paling cakep.
hehhe
jen
apa segitu cantik dan spesial nya Elle ya... sampai banyak laki" hebat memperebutkan dia...
masa kalah sih pesona Angel
jen
vier itu jahat ga sm Zayn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!