NovelToon NovelToon
Janda Yang Mereka Tertawakan

Janda Yang Mereka Tertawakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Bullying dan Balas Dendam / Janda / Fantasi Wanita
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Surga Dunia

Aprilia, gadis desa yang dijodohkan dengan Vernando, pria tampan dan kaya raya, harus menelan pil pahit kehidupan.

Alih-alih kebahagiaan, ia justru menerima hinaan dan cacian. Vernando, yang merasa memiliki istri "jelek" dan "culun", tak segan merendahkan Aprilia di depan teman-temannya.

Kesabaran Aprilia pun mencapai batasnya, dan kata "cerai" terlontar dari bibirnya.

Mampukah Aprilia memulai hidup baru setelah terbebas dari neraka pernikahannya? Atau justru terjerat dalam masalah yang lebih pelik?
Dan Apakah Vernando akan menceraikan Aprilia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Surga Dunia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 12

Jam menunjukkan pukul lima sore. Tugas Aprilia telah usai. Ia berpamitan pada Mbak Yuli di dapur, mengucapkan terima kasih atas keramahan dan peringatannya pagi tadi, lalu melangkah keluar.

Di teras, Aprilia segera menaiki motor butut milik Toni. Baru saja mesin motor dinyalakan, sebuah mobil hitam mewah berhenti mulus tepat di belakangnya.

Itu mobil Yuka.

Pintu mobil terbuka, dan Zio melompat keluar dengan semangat.

"Kak April!" teriak Zio riang, berlari menghampiri Aprilia dan langsung memeluknya erat.

Yuka, yang baru saja keluar dari kursi kemudi, mengamati pemandangan itu. Ia akhirnya sadar. Putranya yang dikenal sangat sulit didekati dan tertutup, tampak begitu nyaman dan lepas bersama Aprilia.

Padahal, Mbak Yuli yang sudah bertahun-tahun bekerja di rumah ini pun tidak pernah sedekat ini dengan Zio.

"Hai, Sayang. Baru pulang sekolah?" tanya Aprilia lembut, membalas pelukan Zio.

Zio mengangguk dengan manja.

Aprilia menegakkan tubuhnya saat melihat Yuka berdiri tegak di hadapan mereka.

"Selamat sore, Pak Yuka," sapa Aprilia sopan.

"Sore," jawab Yuka singkat, wajahnya datar seperti biasa, namun matanya mengamati interaksi Aprilia dan Zio.

"Kakak pulang dulu ya, Zio," pamit Aprilia, siap menaiki motor nya.

"Kak April menginap saja di sini!" rengek Zio, memeluk kaki Aprilia erat. "Aku tidak punya teman bermain!"

"Maaf, Sayang. Suami Kakak menunggu di rumah," ucap Aprilia lembut, berusaha melepaskan pelukan Zio tanpa menyakiti perasaan anak itu.

Mendengar kata "suami", Yuka sedikit terkejut. Ia mengira Aprilia masih lajang, melihat caranya berpakaian dan usianya yang masih muda.

"Besok kamu boleh bermain dengan Kak April. Sekarang, Kak April harus pulang," potong Yuka tegas, berusaha menghentikan rengekan putranya.

Zio mendongak ke arah Aprilia, matanya memancarkan harapan. "Benar ya? Janji ya? Kak April besok temani aku bermain?"

Aprilia tersenyum tulus, mencubit pipi Zio gemas. "Iya, Sayang. Kakak janji."

Akhirnya, Zio luluh. Setelah berpamitan lagi pada Zio dan Yuka, Aprilia segera mengendarai motor butut Toni, membelah jalanan sore menuju kediaman Vernando, membawa serta kelelahan fisik.

Tepat ketika Aprilia mematikan mesin motor butut itu di halaman, mobil mewah Vernando melaju masuk dan berhenti mendadak.

Aprilia segera turun, berdiri kaku di depan motor, jantungnya berdegup tak karuan.

Vernando keluar dari mobilnya seperti badai, matanya tajam menuntut. Ia melangkah cepat menghampiri Aprilia.

"Dari mana saja kau jam segini baru pulang?! Keluyuran ke mana?!" ucap Vernando, nada nya meninggi

Aprilia menelan ludah, berusaha menenangkan suaranya. "A... aku dari supermarket," jawabnya gugup.

Vernando menyipitkan mata, menelisik. "Ke supermarket? Dapat uang dari mana? Aku tidak memberimu uang sepeser pun!" Tuduhannya penuh selidik.

"Menggunakan tabunganku saat masih di desa," jawab Aprilia cepat.

Itu memang benar, karena gaji dari Yuka belum ia terima. Uang tabungannya, yang ia simpan mati-matian, kini sudah hampir menipis.

"Lain kali, jangan berani-berani keluar rumah tanpa seizinku! Mengerti?!" teriaknya.

"Iya," jawab Aprilia, wajahnya tertunduk.

Vernando melirik pakaian Aprilia, lalu mencibir dengan nada menghina. "Astaga. Kok bisa kamu percaya diri sekali dengan style kampunganmu itu? Aku saja yang melihatnya malu!"

Aprilia hanya bisa diam. Setiap cibiran Vernando terasa seperti cambukan.

"Besok malam, temani aku ke rumah Kakek. Dan awas kalau berani mengadu soal kita! Ingat itu!"

"Iya," jawab Aprilia lagi, suaranya hampir tak terdengar.

Vernando langsung berbalik dan melangkah masuk ke dalam rumah tanpa menoleh lagi.

Aprilia menghela napas panjang, memejamkan mata sejenak, menanggalkan kelelahan harinya dan kesakitan batinnya, sebelum akhirnya ia mengikuti langkah Vernando masuk ke dalam neraka kecilnya.

Aprilia melangkah gontai menuju dapur, tempat Mbok Ratmi sedang sibuk mengiris bumbu. Ia berdiri diam di samping meja, tatapannya kosong.

"Kenapa, Non?" tanya Mbok Ratmi, mengangkat kepala dan menatap wajah Aprilia yang sedikit murung.

"Nggak apa-apa, Mbok. Aku cuma lelah," jawab Aprilia sambil memaksakan senyum tipis.

"Besok... kata Mas—eh, kata Vernando kami akan pergi ke rumah Kakeknya." Ia buru-buru meralat panggilan "Mas" yang hampir terucap, takut kalau-kalau Vernando akan mendengar dan kembali memarahi nya.

Mbok Ratmi menghentikan pekerjaannya. "Apa tidak sebaiknya, Non, Nona bilang saja ke Tuan Besar soal perlakuan Tuan Nando pada Nona? Ini sudah keterlaluan."

Aprilia menggeleng lemah. "Nggak, Mbok. Tadi Vernando sudah bilang, aku tidak boleh mengadu. Lagi pula, aku tidak yakin hasilnya akan baik jika aku mengadu."

Ada kekhawatiran besar yang membayangi mata Aprilia. Ia khawatir jika perselisihan ini sampai diketahui Kakek Vernando, dan Kakeknya memutuskan untuk menghentikan kerja sama dengan perusahaan Ayah Aprilia, dampaknya bisa fatal.

Perusahaan Ayahnya bisa bangkrut, dan yang paling parah, imbasnya pasti akan mengenai dirinya dan Neneknya di desa.

Aprilia hanya tidak ingin Neneknya yang sudah tua harus mengalami kesulitan akibat ulah ayah nya sendiri.

Mbok Ratmi hanya bisa menghela napas panjang. Ia tahu betul kebimbangan yang sedang dirasakan Aprilia.

Nona mudanya ini terlalu baik, terlalu memikirkan keselamatan orang lain hingga mengorbankan kebahagiaan dan keselamatannya sendiri.

1
partini
kapan Aprila bebas dari vernan kasihan bngt ,,kalau udah bebas bahagia ma yg lain Jangan balikan dong biar beda ceritanya sama novel" di NT
Goresan_Pena421
astaga 😭 sedih banget.
Goresan_Pena421
manusia om 😭😭 takutnya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!