Cinta Palsu adalah hal yang amat menyakitkan dibanding apapun. Setidaknya itulah yang Lucyana rasakan. Bukan penghianatan tapi kebohongan yang di ciptakan dengan sengaja oleh orang yang paling dia sayangi.
Lucyana Shava Herman alias Lucy adalah wanita mandiri, kuat dan penuh percaya diri. Namun hidup Lucy mendadak berubah 180 derajat setelah mengetahui sebuah fakta yang di sembunyikan suami nya selama bertahun-tahun.
Apakah Lucy akan bertahan dengan pernikahan nya seteleh mengetahui fakta kelam tersebut....
Happy Reading ✨
Enjoy 💜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratu_halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
"This is your room ? OMG. Are you sure about that ??"
Sher-Sha Shock berat melihat kamar Lucy. Jauh sekali dari kesan mewah. Di kamar itu hanya ada kasur dan lemari besar ala kadarnya. Tidak ada Walk in Closed, tidak ada bathtub bahkan tidak ada meja rias.
Lucy duduk di sisi kasur.
"This is not my room, actually. Ini kamar tamu, aku menempatinya untuk sementara."
"Apa kamar utama sedang di renovasi ?" Sher-Sha masih belum bisa mengerti dengan situasi ini. Sungguh membingungkan.
"Tidak. Tidak ada yang perlu di renovasi dari rumah ini."
"So ?"
Tok! Tok! Tok!
Si Mbok mengetuk pintu.
"Masuk, Mbok."
Mbok Tur membuka pintu lalu membawa nampan yang di atasnya ada dua cangkir teh yang masuh mengebul dan sepiring camilan masuk ke kamar Lucy.
Si Mbok langsung keluar setelah menyajikan teh dan camilan tersebut di atas nakas.
Lucy menarik napas panjang sebelum satu kalimat pendek lolos dari bibirnya.
"I wanna get divorce, Sha."
Ruangan menjadi hening, begitu hening. Sher-Sha tak berkedip menatap Lucy. Sahabatnya itu seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja Lucy sampaikan.
"A-apa kamu sedang bercanda ? Kalau iya, tolong jangan di lanjutkan because it's not funny, Luc!"
Lucy menggeleng, riak wajahnya berubah mendung.
"Aku tidak bercanda. Aku akan mengajukan cerai dalam waktu dekat."
Sher-Sha memegang bahu Lucy.
"Kenapa ? Kenapa kamu mau bercerai ? Apa suami mu selingkuh ? Sorry to say.... But, aku yakin sekali hanya alasan itu yang bisa menggoyahkan hati kamu."
Lucy mengangguk sambil menampilkan senyum getir.
"OMAYGAT!!! Seorang Lucyana di selingkuhin ? Ini tidak mungkin! Dia pasti sudah gila!!"
"Tenanglah. Aku baik-baik saja." Melihat Sher-Sha emosi, jadi Lucy yang kerepotan menenangkan sahabatnya tersebut
"Sudah. Jangan dibahas dulu. Aku bingung mau menceritakan kelanjutan nya because my problem was mindblowing, Sha.. O.ya, Kamu nginap disini, kan ?! Kita tidur bareng ya, anggap saja Nostalgia." Lucy langsung mengganti topik obrolan.
Lucy mengambil gaun malam nya yang masih baru lalu dia berikan pada Sher-Sha.
"Apa ini ?" Tanya Sher-Sha menatap gaun malam sexy milik Lucy dengan mata yang membola
"Sudah. Pakai saja. Hanya itu baju tidur yang aku punya."
Karena tidak ada pilihan lain, Sher-Sha pun terpaksa memakai gaun tersebut.
Lucy dan Sher-Sha sudah di tempat tidur, mereka berbaring sambil menatap langit-langit kamar.
"Bagaimana Canada ? Aku sangat ingin kesana, kau tau kan sejak sekolah aku sangat terobsesi dengan negara itu."
Sher-Sha mengganti posisi tidurnya, jadi menyamping, memandangi wajah Lucy dari samping.
"Ya. Seperti yang kamu tau, Canada masih seindah itu. Cuaca disana selalu menyenangkan..." Jawab Sher-Sha jujur tanpa di buat-buat.
"Lalu..... Untuk apa kamu pulang ? Em..maksudku, kamu tidak mungkin balik ke sini hanya untuk menemui sahabat yang terlupakan ini, kan ?" Ucap Lucy bernada sarkas.
"Sejujurnya, Ya. Kamu benar. Maafkan aku. Aku tidak bermaksud membuat kamu kecewa, tapi seperti yang aku ceritakan sedikit tadi, aku datang kesini untuk menyusul soulmate ku yang kabur." Jawab Sher-Sha di iringi tawa hambar.
"Kabur ? Kabur bagaimana ?"
"Ya, kabur. Dia pergi meninggalkan aku tanpa pamit, huhft, menyebalkan!! Kalau bukan karena terlanjur jatuh cinta aku tidak mungkin gila-gilaan mencarinya sampai kesini." Sher-Sha mendengus kesal.
Lucy menoleh dan memandang sahabatnya dengan tatapan yang sulit di artikan. Entah kenapa, Lucy merasa Sher-Sha yang ada di hadapannya memiliki sifat yang berbeda dengan Sher-Sha yang dia kenal bertahun-tahun yang lalu.
"Loh! Kok malah diam. Tadi katanya pengen dengar alasan kenapa aku datang kesini!?"
"eh...iya. Sorry....Aku hanya merasa aneh dengan sikap kamu sekarang, Bukannya dulu kamu paling anti ya mengejar laki-laki..?!"
Sher-Sha merubah posisi nya, dari berbaring jadi duduk bersila menghadap Lucy. Ekspresinya terlihat antusias untuk melanjutkan cerita...
"Kamu tau, Luc... Laki-laki ini berbeda. Dia dingin dan kelewat cuek. I feel challenged untuk dapetin dia." Mata Sher-Sha berbinar-binar saat menceritakan tentang lelaki yang membuatnya jatuh cinta
Lucy ikut duduk, mereka kini berhadapan dengan posisi yang sama.
"Coba ceritakan lebih spesifik. Aku jadi penasaran.."
Sher-Sha menggerakkan bola mata nya ke satu titik di sudut langit-langit, bibirnya terlihat bergerak-gerak menahan senyum yang hampir pecah.
"Aku pertama kali bertemu dengan nya saat aku datang ke perusahaan Daddy ku. Ternyata Daddy nya rekan bisnis Daddy ku. Saat itu aku langsung jatuh cinta....pada pandangan pertama." Senyum di bibir Sher-Sha terlukis lebar, sambil malu-malu dia menutup wajahnya dengan bantal. Spontan Lucy tersenyum seolah ikut merasakan kasmaran yang sedang Sher-Sha rasakan.
"Terhitung tiga tahun sudah aku mengejarnya."
"WHAT???" Lucy tertegun.
Sher-Sha tertawa getir. "Ya. Makanya itu sekarang aku disini. Pokoknya misi ku kali ini harus berhasil. Aku harus mendapatkan dia apapun yang terjadi!!" Tegas Sher-Sha penuh tekad.
Lucy hanya menggangguk samar, bingung harus memberi reaksi seperti apa lagi.
Tanpa terasa mereka mengobrol sampai waktu menunjukkan pukul 1 malam. Keduanya pun memutuskan untuk tidur dan melanjutkan obrolan esok hari.
🍂
Lucy bangun lebih awal dari biasanya. Sementara di kasur, Sher-Sha masih terlelap dalam dekapan selimut tebalnya.
Sebelum keluar kamar, Lucy merapikan penampilannya. Rambut panjangnya disisir kebelakang, wajahnya segar tanpa riasan yang berlebihan.
Ada ketegasan dalam sorot matanya. Bukan ketegasan yang marah tapi ketegasan yang tenang.
Lucy membuka pintu kamar dan tatapannya langsung tertuju ke sofa panjang yang ada di ruang keluarga.
"Nio!"
Disana, Nio tertidur sambil memeluk tubuhnya sendiri.
"Astaga!" Lucy menutup kembali pintu kamar nya dan bergegas mendekat ke Sofa.
"Dek! Bangun! Ck! Nio, Ayo bangun! Ya ampun... Kenapa kamu tidur disini, sih ?!" Lucy menggoyang-goyangkan tubuh sang adik, namun Nio sepertinya enggan sekali membuka mata
"Maaf, Nyah. Semalam Mbok sudah suruh Den Nio tidur di kamar tamu yang satu nya. Tapi Den Nio nya nggak mau." Si Mbok buru-buru datang ke ruangan itu saat mendengar suara Lucy.
"Mbok, tolong ambilkan segelas air!" Titah Lucy pada Mbok Tur
"Baik, Nyah." Mbok Tur buru-buru ke meja makan.
"Ini, Nyah."
Lucy menerima gelas itu lalu mulai memercikan air ke wajah Nio.
"Bangun!! Kebiasaan, kalau udah tidur kaya kebo!!" gerutu Lucy yang mulai kesal.
"Eughhh..." Nio mulai bereaksi, tidur lelap nya jadi terganggu.. "Ih, Mbak! Aduh, basah nih.. Mbak apa-apaan sih ?!" Nio akhirnya bangun dengan ekspresi kesal.
"Habisnya di bangunin susah banget!" Kata Lucy sambil menyerahkan gelas pada Mbok Tur lagi. Setelah itu Mbok Tur pun kembali ke belakang.
Lucy duduk di samping Nio. Di tariknya satu lembar tisu dari atas meja lalu di berikan ke Nio. "Nih."
Nio mengelap wajah nya yang basah dengan tisu itu.
"Kamu tuh, ya, suka nya bikin khawatir Ibu. Sekarang pasti Ibu lagi ngomel kalau tau anak kesayangannya nggak pulang."
"Ibu tau kok aku nginep disini. Semalam aku udah telepon." Jawab Nio seraya melempar tisu kotor ke meja. "Mbak nggak mau nanya nih soal penyelidikan semalam?!!" Nio menaik turunkan alisnya sambil tersenyum menggoda..
"Sebenernya mau, tapi......" Lucy menggantung kalimatnya dengan nada lirih.
"Tapi Mbak takut kan kalau ternyata Fajar melakukan hal yang lebih buruk dari yang Mbak lihat sebelumnya ?"
Lucy menunduk, tidak berani menatap Nio karena matanya akan memberikan jawaban atas pertanyaan itu...
"Aku tanya sekali lagi, tolong Mbak jawab jujur dari hati. Apa Mbak masih cinta sama lelaki brengsek itu ??"
Lucy mengangkat wajah, matanya lurus menatap Nio.
"Meskipun masih tersisa, tapi Cinta itu tak akan pernah sama lagi setelah penghianatan!!"
Sat set biar cepat Lucy menemukan kebahagiannya dengan orang lain (Garuda) 🤭
Kasihan Fajar, lama banget pingsannya 😛
Jangan kelamaan untuk menghempaskan suamimu & keluarganya Lucy 😉