NovelToon NovelToon
ISTRI KE-101

ISTRI KE-101

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Romansa / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: GazBiya

Rose dijual.
Bukan dalam arti harfiah, tapi begitulah rasanya ketika ayahnya menyerahkannya begitu saja pada pria terkaya di kota kecil mereka. Tuan Lucas Morreti, pria misterius dengan gelar mengerikan, suami dari seratus wanita.
Demi menutup hutang dan skandal, sang ayah menyerahkan Rose tanpa tanya, tanpa suara.
Ia dijemput paksa, dibawa ke rumah besar layaknya istana. Tapi Rose bukan gadis penurut. Ia arogan, keras kepala, dan terlalu berani untuk sekadar diam. Diam-diam, ia menyusup ke area terlarang demi melihat rupa suami yang katanya haus wanita itu.
Namun bukan pria tua buncit yang ia temui, melainkan sosok tampan dengan mata dingin yang tak bisa ditebak. Yang lebih aneh lagi, Tuan Morreti tak pernah menemuinya. Tak menyentuhnya. Bahkan tak menganggapnya ada.
Yang datang hanya sepucuk surat:
"Apakah Anda ingin diceraikan hari ini, Nona Ros?"
Apa sebenarnya motif pria ini, menikahi seratus satu wanita hanya untuk menceraikan mereka satu per satu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GazBiya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cemburu

“Rose…” panggil Lucas. Suaranya rendah, penuh godaan samar. “Kau memukulnya karena cemburu padaku, bukan?”

Rose mendengus, berpaling cepat, pura-pura mengabaikan. “Jangan konyol. Aku hanya tidak suka orang sok cantik yang meremehkan orang lain,” sahutnya.

Lucas tertawa lirih, nada suaranya hangat. Untuk pertama kalinya malam itu, ia merasa pesta, kerja sama, bahkan seluruh dunia, tidak ada artinya dibandingkan wanita keras kepala di sampingnya.

Namun, keduanya tetap bungkam setelahnya. Tak ada yang mau mengaku, tak ada yang mau jujur. Hanya keheningan di antara mereka, ditemani desir angin dan jantung yang sama-sama berdegup lebih cepat dari biasanya.

Lift bergerak pelan ke atas, membawa mereka pulang ke penthouse di lantai 65. Rose berdiri menunduk, jemarinya menggenggam gaun, sementara Lucas menatap angka di panel digital tanpa benar-benar melihat.

Tak ada kata-kata.

Tak ada percakapan.

Hanya desis mesin lift dan ketukan samar jantung yang terdengar lebih keras dari biasanya.

Pintu lift terbuka. Keduanya melangkah keluar, tetap diam. Sampai akhirnya, setibanya di penthouse, Rose bergegas menuju kamar Lucas, menutup pintu tanpa sepatah kata.

Lucas terdiam. Ia menghela napas panjang, lalu merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu. Lampu redup membuat bayangan wajahnya tampak letih, namun senyuman kecil akhirnya mengembang di bibirnya.

“Selamat tidur, Roselyn… istriku,” bisiknya lirih, seperti doa yang hanya dirinya sendiri dengar.

Ia hampir terlelap ketika ponselnya bergetar. Nama yang muncul di layar membuat dadanya ikut berdegup, Hose. Tangan kanan yang jarang menelpon kecuali keadaan darurat.

Lucas langsung mengangkat. “Hose, aku menunggu panggilanmu sejak pagi…”

Suara di seberang sana bergetar, parau, seolah menahan tangis. “Tuan...” ucap Hose, suaranya tercekat oleh rasa sakit, didad4.

“Katakan cepat!” desak Lucas, mulai tidak enak perasaan.

“Lima istri Anda…Nyonya Calsetine Araya, nyonya Ariana Vilez, nyonya Nayla Escante, Nyonya Kaela Ivette, dan Nyonya Dahlia Surenna mereka semua meninggal. Dua sopir, dan empat pengawal… semuanya juga meninggal. saya… saya minta maaf, Tuan. saya tidak bisa menyelamatkan mereka…” tangis Hose tetap terdengar meski ditahan.

Deg!!

Lucas mematung. Matanya merah, berkaca-kaca. Seakan dunia runtuh, ia terduduk kaku, ponsel hampir terlepas dari genggamannya.

“Bagaimana bisa?” tanyanya. Suara parau disertai lelehan bening. Ia menikahi mereka untuk di selamatkan, tapi kini mereka meninggal dunia bahkan sebelum melihat matahari kebebasan.

“Dugaan sementara, diakibatkan serangan Binatang buas. Tubuhnya terkoyak tuan…” suara Hose Kembali tercekat.

“Cukup Hose! Jangan di teruskan… aku berangkat sekarang. Siapkan pasukan dan senjat4. Akan kucari siapapun dalangnya, jika memang Binatang buas... Maka hutan hujan, akan aku ratakan.” Tangkas Lucas, menutup percakapan yang baru saja menghancurkan perasaanya.

Dalam helaan pertama, ia Kembali menelpon seseorang dengan nada perintah. “Siapkan helicopter! Kita berangkat ke Motessa dalam lima belas menit.”

Panggilan sudah terputus, namun Lucas masih berdiri terpaku di ruang tamu. Napasnya pendek-pendek, kepalan tangannya menggenggam mantel hitam yang baru saja ia raih dari gantungan. Suara baling-baling helikopter sudah samar-samar terdengar dari atap gedung, memanggilnya, mendesaknya untuk segera berangkat.

Namun langkahnya tak langsung menuju pintu. Ada sesuatu yang menahan. Sesuatu yang membuat dadanya terasa lebih berat.

Dengan hati-hati, Lucas berjalan ke arah kamar. Pintu di buka perlahan, hampir tanpa suara. Cahaya remang menyingkap sosok Rose yang sudah terlelap di ranjang, wajahnya begitu tenang, seperti bayi yang bermimpi indah.

Lucas berdiri di ambang pintu cukup lama, menatapnya. Ada rasa perih di dadanya, antara kewajiban yang memanggil dan kerinduan yang baru saja ia sadari.

Ia mendekat perlahan. Lututnya hampir goyah, tapi langkahnya mantap. Saat jaraknya hanya sejengkal, Lucas menunduk, membiarkan wajahnya berada tepat di atas kening Rose.

Perlahan, bibirnya menyentuh dahi istrinya. Hangat. Lembut. Seolah ia menitipkan seluruh jiwanya di sana. “Tidurlah yang nyenyak, Roselyn,” bisiknya lirih, hampir tak terdengar. “Aku akan segera kembali.”

Rose tetap terlelap, tanpa tahu bahwa bisikan itu adalah janji sekaligus doa.

Lucas menegakkan tubuhnya lagi. Ia menatap sekali lagi wajah itu, wajah yang kini menjadi salah satu alasan baginya untuk tetap kuat. Lalu ia berbalik, melangkah pergi dengan hati yang seolah terbelah dua.

Sesaat kemudian, pintu kamar tertutup pelan. Lucas mengenakan mantelnya, matanya kembali dingin dan penuh tekad. Ia berjalan cepat menuju lift pribadi yang akan membawanya langsung ke atap.

Helikopter sudah berputar kencang, sorotan lampu menembus gelap malam. Tanpa ragu, Lucas menaiki tangga besi menuju landasan. Angin kencang menerpa wajah tampanya, namun tekadnya tak tergoyahkan. Malam ini, Mottesa menantinya.

Dengan langkah mantap, ia naik ke dalam kabin. Pintu helikopter ditutup, mesin meraung, dan burung besi itu terangkat tinggi menembus langit malam. Dibawah sana, Rose masih terlelap tanpa tahu, suami berparas malaikat itu pergi menuju Motessa.

**

Bersambung!

1
tutiana
baguss Thor,,,lanjut
Tt & 1g : Author Gazbiya: Siapp akak🔥
total 1 replies
tutiana
luar biasa
Tt & 1g : Author Gazbiya: Terima kasih atas bintangnya❤️😭, sehat-sehat orang baik🫶🏻
total 1 replies
Harry
Aku sudah kehabisan kata-kata untuk memuji karya ini, sungguh luar biasa.
Tt & 1g : Author Gazbiya: Terimakasih 🥹🫶🏻 Sehat-sehat akak…
total 1 replies
AkiraMay_
Amanat lah thor buat cerita yang mendebarkan dan sangat menarik ini. Aku tunggu kelanjutannya ya!
Tt & 1g : Author Gazbiya: Asiappp akakk🔥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!