Mikayla Zaneta bertemu lagi dengan Nicholas Jayandru, mantan pacarnya waktu SMA yang sudah menenggut kehormatannya.
Tapi laki laki itu sudah bertunangan, dan sebentar lagi akan menikah
Mikayla membencinya. Semudah itu Nicholas mendapatkan pasangan, sedangkan Mikayla sudah insecure. Ngga mungkin ada laki laki yang mau menerimanya yang sudah tidak virgin lagi.
Semoga suka🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai terbuka
"Mami ngga bisa ambil keputusan begitu. Mika ini tangan kanannya Bu Irma, mam. Dia membantu Nicho mengusut korupsi gila gilaan Om Rama." Terpaksa Nicholas membantah maminya. Apalagi dia melihat Mikayla sudah siap untuk pergi.
"Tapi mami ngga mau dia ambil kesempatan ini buat mendekati kamu lagi, Nicho. Ingat, sebentar lagi kamu akan menikah."
Mikayla sudah memegang gagang pintu. Dia sudah ingin cepat cepat pergi.
Rido sulit menghirup nafas. Nyonya besarnya sudah memerah wajahnya karena marah. Begitu juga raut wajah santai bosnya sekarang menegang.
"Kalo mami ingin aku menikah dengan Liza, mami ngga boleh mecat Mika."
Rido tersentak.
Sebesar itu perhatian pak bos pada mantannya sampai rela mempertaruhkan pernikahannya???
Tangan Mikayla tertahan, sementara kemarahan Nastiti semakin berkobar.
"KAMU....!" Tubuh Nastiti gemetar menahan marah. Belum pernah Nicho-putra tunggalnya membantahnya
Dia memang sudah menduga sejak awal putranya berpacaran dengan Mika, kalo gadis itu akan membawa pengaruh yang buruk.
Dia memang ngga pernah salah menilai seseorang.
Mikayla ngga terima pemecatannya dihubung hubungkan dengan rencana nikah sang mantan.
Dia mau manas manasi aku dengan calon tunangannya? geram batinnya.
Nicholas pasti ingin menunjukkan kemesraannya dengan mantannya!
"Nyonya ngga usah khawatir. Saya akan mengundurkan diri. Saya akan melamar kerja di tempat lain."
"Kamu ngga bisa sembarangan mengundurkan diri. Kamu ingat perjanjiannya," ancam Nicho mengingatkan.
Mikayla hampir membelalakkan matanya.
Kenapa dia masih saja ingin memecat ketiga temannya dan merombak divisi keuangan juga kalo dia keluar?
Hening.
Rido menunggu dengan sabar akhir konflik ini.
"Terserah mami dan kamu, Mika," ucap Nicholas tenang. Dia yakin kalo maminya dan Mikayla skan memikirkan kata katanya.
Setelah menghembuskan nafas dengan kesal, Mikayla terpaksa berbalik ke kursinya.
Dia ngga mau menghancurkan karir ketiga temannya. Juga ngga ingin membuat Bu Irma kecewa.
Nastiti-mama Nicholas mendelikkan matanya dengan kesal melihatnya.
"Baiklah, Nicho. Mami pegang ucapanmu. Dan kamu Mika--" Mami Nicholas menatap mantan putranya dengan sangar tajam
"Jangan coba coba merayu anak saya," tegasnya lantang.
Mikayla ngga menjawab secara lisan, hanya membatin saja.
Ngapain juga.
Tapi tetap saja dadanya terasa sesak.
*
*
*
Mikayla memberikan laporannya setelah tiga jam kemudian. Dia tetap berusaha bekerja dengan profesional di tengah suasana hati yang buruk.
"Memangnya kamu akan kerja dimana setelah resign dari sini?" Nicholas bertanya dengan tatap matanya masih menatap layar laptop.
"Bukan urusanmu," ketus Mikayla setelah meletakkan laporan yang sudah dia cetak.
"Pasti ke perusahaan Ringgo," tebak Nicholas sinis.
"Mungkin. Pak Ringgo juga sudah menawarkan kerja dan gaji dua kali lipat dari sini," sahut Mikayla yang langsung menohok keras dada laki laki itu.
Sialan, umpat Nicholas dalam hati.
"Terserah kalo mau tetap resign. Ada resiko yang akan kamu dapatkan." ancam Nicholas enteng.
Mikayla terpaksa menahan rasa marahnya. Apalagi ada Rido di sini. Asisten mantannya yang sekarang pasti sudah tau cukup banyak tentang hubungannya dengan bosnya.
Mikayla berjalan cepat ke meja kerjanya, mengerjakan analisa proyek yang lain.
Tenaga dan otaknya benar benar diperah Nicho tanpa sisa. Tinggal rangka lemahnya saja.
Setelah jam tujuh malam, Mikayla berjalan ke pantri. Dia akan membuat kopi untuk menyegarkan otaknya.
Nicholas dan Rido sedang menghadiri rapat.
Mika lebih suka begini. Tanpa adanya intimidasi sosok itu kerjaannya jadi lebih cepat dia selesaikan.
Kenapa aku harus berurusan dengan dia dan maminya lagi, keluh Mikayla membatin.
Padahal delapan tahun ini dia sudah lalui hidup dengan tenang.
Mikayla mengaduk kopi perlahan.
Saat dia baru menaruh sendoknya di luar gelasnya, ada bayangan seseorang berdiri di sampingnya.
"Saya sudah katakan, apa masih belum cukup jelas?"
Maminya Nicholas.
Kapan dia datang?
"Saya hanya bekerja."
Terpaksa.
Tante Nastiti tersenyum sinis
"Saya serius dengan perkataan saya."
"Saya juga serius."
"Kalo saja orang tua kamu pemilik satu saja perusahaan besar, pasti akan saya pertimbangkan. Tapi kalian sekarang malah sudah jatuh miskin."
Mikayla menahan sakit di hatinya yang amat parah ketika mendengarnya.
Dia ngga menjawab. Berusaha tetap tenang ketika meneguk pelan kopi yang masih panas itu. Walaupun tangan yang memegang cangkir kopi itu terasa tremor.
"Saya ngga akan tinggal diam kalo pernikahan Nicholas terancam batal gara gara rayuan kamu!"
Mami Nicholas beranjak pergi, meninggalkan Mikayla yang masih memegang cangkir kopinya.
*
*
*
Nicholas memperhatikan kamera cctv yang ada di pantry dengan wajah penuh curiga.
Maminya tampak tidak menyukai Mikaila. Padahal dulu tidak begitu.
"Tuan muda." Rido menyenggol pelan lengan tuan mudanya melamun.
Klien mereka menunggu dengan sabar kiriman file dari tuan mudanya yang saat ini malah ngga fokus.
"Hemm...." Nicholas tersadar dan segera mengirimkan file yang diminta kliennya sejak beberapa menit lalu.
Tangannya tadi ngga sengaja ketekan live cctv ruangannya. Sat melihat ruangan kosong, dia heran dan benaknya dipenuhi kekesalan.
Mengira Mikayla sudah pulang.
Ternyata gadis itu sedang menyeduh kopi.
Nicho tersenyum, dia baru tau sekarang Mikayla sudah menyukai kopi. Dulu gadis itu alergi sekali.
Saat akan mengalihkan pada tujuannya yang sebenarnya, dia heran melihat kehadiran maminya
Sayangnya dia ngga mengenakan headsetnya, jadi perkataan maminya ngga bisa dia dengar.
Mami ngomong apa, sih?
Tapi dia belum sempat berpikir lagi karena Rido sudah mengingatkannya.
Dia belum mengirimkan filenya.
*
*
*
Nicholas sedang menandatangani setiap dokumen yang diberikan Rido ketika Mikayla datang dengan setumpuk berkas.di tangannya.
Jam tujuh malam, batin Nicho. Gadis itu akan pulang. Ini tugas terakhirnya.
"Apa yang mami katakan padamu?" Dia belum sempat mengecek rekaman kejadian di pantri.
"Tidak ada."
Nicholas menatapnya.
"Dia tidak akan bisa memecatmu."
Mikayla menghentikan kontak mata mereka.
Mika ngga memberikan jawaban. Wajahnya juga tidak terlihat lega walaupun ucapan Nicholas seakan memberikan jaminan untuknya.
Lagi pula keberadaannya di sini karena ancaman akan nasib buruk teman teman dan bos di divisinya.
Jadi perkataan Nicholas tidak punya pengaruh apa pun.
"Aku pulang dulu," pamitnya sambil berbalik setelah beberapa saat lamanya.
"Ya."
Mikayla langsung saja berjalan keluar.
Tapi agaknya dia akan cukup terlambat menemui ketiga temannya.
Vara dan Tika menghadangnya. Juga beberapa sekretaris direktur yang lain.
Mikayla agak ciut juga nyalinya.
"Jelaskan apa hubunganmu dengan pak bos," tegas Vara berucap.
"Katanya kamu bukan ani ani pak bos," sambung Tika kesal.
"Kita ngga akan marah kalo.kamu jujur," tambah yang lainnya.
Mikayla menghela nafas panjang.
Dia mengira mereka akan menjambak rambutnya, bahkan mencakarnya juga dengan kuku kuku di jari lentik mereka.
"Maminya pak bos tadi ngancam kamu, ya? Sudah aku duga," ucap Vara lagi. Bagi wanita paruh baya itu mereka adalah ulat bulu yang akan merong rong harta mereka.
TING
Pintu lift terbuka.
"Sekarang katakan apa hubungan kamu dengan Pak Nicholas," tukas Tika ngga sabar.
"Kamu ani aninya?" tambah yang lain masih dengan tuduhan yang sama.
"Mika? apa maksud ucapan mereka?" seru Nala bingung dan heran. Dia bersama Alea dan Rumi dikagetkan dengan sambutan yang mengejutkan saat sampai di lantai kerja Mika.
Hidup lagi capeknya di buat tertekan ama Mantan dan Mama Mantan
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
Mika klu punya saudara kelakuan'nya begitu mending end aja
Menyala lah Oma suci
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
semoga aja bener si nyonya adalah anak yatim piatu yg kere ,yg ga punya keluarga, karna kebaikan Oma suci dan suami, jadi si nyonya di pungut jadi menantu
kepo abis, di tambah lagi ngegibahin bos Nicko lancar banget, ga ada jaim jaimnya.😂😂😂
Untuk Mika sama siapa saja oke asal dia dan keluarganya bahagia.