NovelToon NovelToon
Love Your Enemy

Love Your Enemy

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Percintaan Konglomerat / Konflik etika / Enemy to Lovers / Balas Dendam
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: nowitsrain

Nuansa dan Angger adalah musuh bebuyutan sejak SMA. Permusuhan mereka tersohor sampai pelosok sekolah, tiada yang luput untuk tahu bahwa mereka adalah dua kutub serupa yang saling menolak kehadiran satu sama lain.

Beranjak dewasa, keduanya berpisah. Menjalani kehidupan masing-masing tanpa tahu kabar satu sama lain. Tanpa tahu apakah musuh bebuyutan yang hadir di setiap detak napas, masih hidup atau sudah jadi abu.

Suatu ketika, semesta ingin bercanda. Ia rencakanan pertemuan kembali dua rival sama kuat dalam sebuah garis takdir semrawut penuh lika-liku. Di malam saat mereka mati-matian berlaku layaknya dua orang asing, Nuansa dan Angger malah berakhir dalam satu skenario yang setan pun rasanya tak sudi menyusun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nowitsrain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Encounter

Masa mudanya habis untuk menjalani jalur hidup yang telah rapi disusunkan orang tua. Di saat teman-temannya, bahkan yang terdekat di ujung mata, bisa menjalani kehidupan bebas atas pilihannya sendiri, Nuansa dedikasikan setiap embusan napasnya untuk memenuhi keinginan orang tuanya.

Kuliah di Kanada double degree HI dan bisnis, iya. Bekerja di perusahaan peninggalan turun-temurun dari zaman kakek buyut, iya. Tampil sebagai wajah perusahaan yang tak boleh memiliki cela, iya. Bahkan, bertunangan dengan laki-laki yang 8 tahun lebih tua pun, Nuansa iyakan tanpa banyak memberikan perlawanan.

Bukan karena tak mampu. Bukan karena keberaniannya hanya sekecil butiran debu. Nuansa jalani kehidupan begini sebagai wujud rasa terima kasihnya. Sebagai wujud bakti bahwa Papi dan Mami mengurusnya dengan baik. Tak pernah ada caci-maki, tak pernah ada sentuhan menjurus pukulan meski seujung kuku, tak ada perilaku keras apa pun ditunjukkan padanya sejak ia bayi hingga kini umurnya hampir menginjak kepala 3.

Nuansa diperlakukan baik, seribu kali lebih beruntung dari beberapa temannya yang mendapat lebam hampir di sekujur tubuh setiap hari. Seribu kali lebih beruntung daripada segelintir teman yang jadi korban perceraian orang tua, berakhir menyia-nyiakan hidup bergelung rayuan palsu obat-obatan terlarang dan gemerlap dunia malam. Seribu kali lebih beruntung daripada anak-anak tak berdosa yang lahir untuk dibuang, ditinggalkan di semak-semak, parit, pinggir jalan, atau depan pintu panti asuhan dalam keadaan mengenaskan.

Nuansa merasa hidupnya seribu kali lebih baik daripada yang lain, maka menjadi penurut adalah caranya berterima kasih.

Terhitung 6 tahun sudah Nuansa jalani kehidupannya sebagai wajah dari perusahaan yang bukan hanya memberi keluarganya pundi-pundi rupiah, tetapi juga ketenaran dan posisi tinggi dalam hierarki kehidupan. Dan selama 6 tahun itu pula, perjalannya terasa mulus tanpa hambatan. Jalurnya sudah ditentukan, tak banyak kendala berarti sebab bekalnya telah siap, dan Nuansa tahu betul bagaimana seharusnya bersikap.

"Your Mom told me she already booked the flight way before the deadline, so, I understand."

Nuansa tersenyum, mengangkat gelas mocktail sejajar dada. Suara denting menyusul saat bibir gelasnya bersentuhan dengan bibir gelas milik pria Kaukasia di depannya. Salah satu kolega orang tuanya, yang juga diutus hadir ke acara intimate wedding party malam ini untuk mewakili perusahaannya. Ia tahu pria ini bukan bagian paling penting dalam perusahaan, tapi sama sepertinya, ia adalah wajah yang dianggap paling cocok merepresentasikan image perusahaan.

Katanya, Nuansa memahami perasaan pria ini lebih baik daripada siapa pun. Obrolan mereka juga mengalir lebih baik daripada dengan kolega-kolega yang lain. Sebuah keuntungan bagi Nuansa, sebab si Kaukasia ini tak suka membahas soal urusan pribadinya. Satu-satunya makhluk yang tak pernah sibuk bertanya, "Ke mana perginya para lelaki tampan dan kaya raya di muka bumi ini, sehingga melewatkan kesempatan untuk menikahi seorang Nuansa Hanum Kertapati?".

Nuansa nyaman mengobrol dengannya, betah berlama-lama membahas banyak hal, sekali pun isinya omong-kosong dan basa-basi kadaluarsa.

"Nuansa, my bebe!"

Kepala Nuansa terputar ke arah sumber suara. Pria berjas navy datang padanya. Rambut putihnya tersisir rapi ke samping. Hair stylist-nya cukup berhasil menyembunyikan bagian botak kali ini.

Bravo, puji Nuansa dalam hati. Kendati sedetik kemudian fokusnya tetap tak bisa lepas dari perut buncit sang pria yang menyembul gemas tanpa permisi, berusaha mendesak keluar, membabat dua kancing jas yang bekerja keras tetap tinggal di tempat.

"Halo, Om," sapa Nuansa dengan senyum sopan.

Ia adalah Soendjaja, karib papinya sejak masih remaja. Ada rumor yang beredar bahwa hubungan keduanya sempat renggang karena urusan asmara. Waktu di zaman kuliah, jika Nuansa tidak salah dengar, Soendjaja dan papinya pernah menyukai perempuan yang sama. Thanks God tak satu pun yang dapat. Perempuan itu diambil laki-laki lain dan dua sekawan ini berakhir menertawakan nasib bersama.

"Your dad was unbelievable. He told me he would attend my daughter's wedding but ended up going to New York instead!" protesnya. Bukan untuk ketidakhadiran orang tua Nuansa di wedding party hari ini, melainkan protes yang tertunda sejak berbulan-bulan lalu, ketika anak Soendjaja menikah di Bali dan papinya Nuansa kadung punya schedule lain.

Nuansa tertawa pelan, selalu menjaga kesopanan. "At least Papi juga nggak datang hari ini," balas Nuansa, suaranya setengah berbisik. Tak enak jikalau ada kerabat empunya acara yang mendengar.

Sudah jadi rahasia umum sebenarnya, bahwa hubungan antar perusahaan keluarga Nuansa dan keluarga pemilik acara ini tidak akur-akur amat. Mereka kerap dihadapkan pada situasi di mana harus saling berperang, terutama saat berjuang untuk mendapatkan tender dari pemerintah.

Kalau kata Arnie, "Duitnya nggak seberapa, tapi kerja sama pemerintah bisa bantu urusan jadi lebih mudah ke depannya. Makanya pada sibuk saling sikut."

Nuansa dengar itu sebagai anak baru di perusahaan, tapi dirinya tidak kaget sama sekali. Tak asing untuknya praktik demikian. Halal pula di mata orang-orang dalam lingkup kehidupannya.

Kembali ke hubungan antar perusahaan. Keduanya memang tidak begitu akur, namun sama-sama menyadari bahwa tidak ada juga gunanya untuk memulai permusuhan. Dalam dunia bisnis, siapa pun bisa menjadi kawan atau lawan tergantung pada situasi, jadi pihak Nuansa sendiri memutuskan untuk berada di tengah, agar mudah banting setir saat diperlukan.

Soendjaja tertawa keras, menarik atensi tamu undangan yang lain. Dia menepuk bahu pria Kaukasia di sebelahnya, di ujung tawanya berceloteh, "Lihatlah bagaimana Kertapati mendidik putrinya. Dia cerdas dan menawan, kan? Tahu betul bagaimana bernegosiasi." Yang diajak bicara mengangguk dan ikut tertawa.

Nuansa tersenyum sekenanya, menyesap mocktail, seraya mengitarkan pandangan. Tidak lebih dari 100 tamu hadir malam ini, dan dari yang tidak lebih 100 itu, mereka saling membentuk kelompok masing-masing. Berdiri melingkar di beberapa titik, tangan memegang gelas berleher tinggi, bibir tidak berhenti bergerak mengobrolkan apa saja.

Di salah satu titik, Nuansa kenali salah satunya adalah Gunadharma, petinggi DG grup yang saat ini masih memuncaki takhta tertinggi dalam bisnis ekspor-impor. Ialah kesayangan pemerintah, sekaligus sasaran empuk para oknum mata duitan yang doyan memanfaatkan kesempatan mengisi perut dengan gelontoran uang haram.

Menjalin hubungan dengan Gunadharma akan menguntungkan, namun entah kenapa sampai sekarang mama itu tidak pernah keluar dari mulut papinya. Sehingga Nuansa sebagai wajah, masih tidak berani mengambil langkah mendekat tanpa instruksi yang jelas.

"Kalau aja dia cukup punya kedudukan, I dukung you sama dia." Soendjaja berbisik di telinganya.

Nuansa menoleh, sadar si Kaukasia sudah berpindah ke lingkaran yang lain. Ia bergabung dengan utusan LY Corporate, tampak lebih percaya diri mengobrol dengan tiap-tiap mereka, tidak seperti saat berada di depannya dan Soendjaja.

"Dia nggak suka perempuan, Om." Nuansa balik berbisik.

Wajah Soendjaja berubah pias, syok sampai helaian rambutnya terasa gugur satu persatu. "Can you be real?" tanyanya tidak percaya. Pandangannya menguliti si Kaukasia, dari kepala sampai ujung sepatu mengilapnya. "Macho dan berotot begitu, you bilang nggak suka perempuan?"

Nuansa merasa tergelitik. Zaman sudah edan, dan para pebisnis tua ini mungkin tidak punya banyak waktu mengurusi perkembangan zaman. Maka tidak heran ekspresinya sekaget ini sekarang.

"Ini rahasia, Om. YTTA," bisik Nuansa, sok misterius seperti sedang dalam misi penyamaran.

Soendjaja mengernyit. "YTTA? Apa itu? You dapat kosakata baru setelah bergaul dengan dia?"

Nuansa menggeleng kecil. "Yang tahu tahu aja, Om," balasnya.

Mulut Soendjaja membulat, kepalanya naik-turun patuh. "Banyak sekali kosakata anak zaman sekarang. I terlalu sibuk perhatikan saham," kata Soendjaja disertai kekehan ringan.

"Bukannya sibuk perhatikan model Victoria Secret di changing room?"

Itu bukan suara Nuansa. Anak sesopan dirinya tidak akan membuat lelucon seperti itu, meski Soendjaja sudah bisa dihitung sebagai kerabat dekat.

Nuansa memutar kepalanya, demi menemukan seonggok manusia berdiri menjulang di hadapannya. Rambut legam ditata rapi, kemeja baby blue yang bagian lengannya tergulung sampai siku, celana bahan hitam longgar jatuh menyentuh sepatu pantofel mengilap. Dan yang terpenting, tokoh utama dari semua penampilan fisik di hadapannya, adalah sepasang mata dengan sorot dingin yang tidak berubah selama bertahun-tahun lamanya.

Sial, untuk apa gerangan seorang Danaseta dihadirkan dalam situasi seperti sekarang?

Bersambung....

1
irish gia
lanjutttt
irish gia
baik banget sih angger..segitunya jagain nuansa
irish gia
siapakah dia
irish gia
hmmm...
irish gia
kalo himil..cerita end..nuasa pasti dipaksa kiwin sama angger
irish gia
ngakak
Zenun
cuti tiga bulan aja.
Hamil dulu tapi😁
Zenun
Masih belum bisa menjudge kalau Han Jean orang jahat
Zenun
Nuansa main asal tuduh aja nich🤭
nowitsrain: Pokoknya Angger yang salahhh
total 1 replies
Zenun
foto apan tuch?
nowitsrain: Foto xxx
total 1 replies
Zenun
mungkin dia pura-pura😁
nowitsrain: Emaknya Angger ituuuuu
total 1 replies
Zenun
Aku tahu, dalangnya adalah Han Jean
nowitsrain: Omo omo
total 1 replies
Zenun
Kira-kira siapa ya yang sedang mengincar Nuansa🤔. Apa mungkin Han Jean🤭
nowitsrain: Adalah aku ☝️
total 1 replies
Zenun
ke aku sini😁
nowitsrain: Hmmm seperti jurus silat ciat ciatt
total 3 replies
Zenun
mengcurigakan
nowitsrain: Hehehe
total 1 replies
Zenun
tapi udah kesentuh dalam-dalam
nowitsrain: T-tapi kan, Nuansa duluan 😭😭
total 1 replies
Zenun
Bekas Han Jean ngapelin nyang onoh kali😁, terus naronya asal-asalan karena Nuansa datang
nowitsrain: Upssss
total 1 replies
Zenun
Ini mah Fix, balon yang dipake Angger itu bolong
nowitsrain: Enggak kok... rill tidak
total 1 replies
Zenun
ada wanita lain kali😁
nowitsrain: Hehehe
total 1 replies
Zenun
aki-akinya ngemong, gak ikutan ngereog😁
Zenun: wkwkwkwk
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!