Istriku! Oon!?.
Eric Alaric Wiguna , seorang Mafia & CEO perfeksionis, mendapati hidupnya jungkir balik setelah menikahi Mini.
Mini Chacha Pramesti adalah definisi bencana berjalan: ceroboh, pelupa, dan selalu sukses membuat Eric naik darah—mulai dari masakan gosong hingga kekacauan rumah tangga yang tak terduga.
Bagi Eric, Mini itu oon tingkat dewa.
Namun, di balik ke-oon-annya, Mini punya hati yang tulus dan hangat. Mampukah Eric bertahan dengan istrinya yang super oon ini?
Atau justru kekonyolan Mini yang akan menjadi bumbu terlezat dalam pernikahan kaku mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon simeeee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 33: Tesoro Mio dan Akhir Klan Valerius
Museum Seni Kuno di Kota Tua Jakarta menjadi saksi bisu pertemuan paling menentukan dalam sejarah Klan Valerius. Ruangan itu dipenuhi dengan artefak kuno Indonesia, yang ironisnya, menyembunyikan arsip rahasia Mafia Eropa.
Eric Alaric Wiguna bertindak sebagai pengawal, sementara Mini Chacha Pramesti, mengenakan setelan formal yang berkuasa, duduk di meja negosiasi, berhadapan langsung dengan Silvio Valerius.
Silvio, yang tiba dari Montenegro, tampak lebih berhati-hati dan sedikit gentar. Ia tidak membawa pengawal, hanya mengandalkan ancaman kekuasaan yang ia yakini masih ia miliki.
"Mini," sapa Silvio, matanya menilai. "Kau datang sebagai Signora Capo Conti. Kau mengambil aset Wiguna Corp. dari tanganku. Kau sangat mirip ibumu—sangat keras kepala."
"Aku datang sebagai putri Anda, Ayah," balas Mini, suaranya tenang. "Dan sebagai pewaris sah Valerius yang Anda tinggalkan. Aku datang untuk mengakhiri perang saudara yang Anda mulai."
Silvio Valerius mencoba menekan Mini dengan nostalgia dan kekuasaan.
"Aku melakukan ini untukmu, Mini! Aku ingin kau memimpin klan Valerius dengan kekuatan yang sah. Matriark adalah seorang tiran! Sekarang aku menawarkanmu Tesoro Mio—harta karun Valerius—jika kau mau menceraikan Eric dan menikah dengan sekutuku!" tuntut Silvio.
Mini menggeleng. Mini tahu dia harus menghancurkan ide Silvio tentang kekuasaan.
"Anda salah, Ayah. Aku tidak akan menceraikan Eric. Pernikahan ini adalah kekuatanku," kata Mini tegas. "Matriark dicabut kekuasaannya karena hukum, bukan karena peluru. Aku memimpin Conti dengan hukum. Dan aku akan memimpin Valerius dengan kehormatan."
Mini melanjutkan, menggunakan intuisi Valerius-nya. "Anda membiarkan kami pergi di Durmitor. Anda tidak membunuh kami di restoran. Anda melakukannya karena Anda lelah berperang, Ayah. Anda mencari alasan untuk menyerahkan kekuasaan kepada pewaris yang Anda percayai. Aku di sini untuk mengambil tanggung jawab itu."
Silvio terdiam. Mini telah menyentuh kelemahannya—kelelahan dan keinginannya untuk melepaskan beban Valerius.
Sementara duel psikologis terjadi, Eric dan Marco bergerak cepat. Berdasarkan petunjuk Luca Wiguna, Eric dan Marco menyusup ke ruang bawah tanah museum.
Mereka menemukan lorong rahasia di balik rak koleksi keramik kuno. Di dalamnya, ada sebuah ruangan besar yang berfungsi sebagai arsip. Ini adalah Tesoro Mio.
Di dalamnya, tidak hanya ada uang tunai dan emas, tetapi juga ribuan hard drive dan dokumen kuno yang berisi identitas Valerius, jaringan politik, dan bukti konspirasi yang jauh lebih besar daripada Matriark.
Marco mulai mengunduh semua data penting. "Ini adalah pusat saraf Valerius, Eric. Dengan ini, Mini bisa mengendalikan seluruh klan Valerius dan Conti," bisik Marco.
Namun, di tengah arsip, Eric melihat sebuah kotak perak kecil yang tersimpan aman di dalam brankas kuno. Di atas kotak itu, terukir kata: "Tesoro Mio."
Eric tahu ini bukan hanya arsip, tetapi sesuatu yang jauh lebih pribadi. Eric membuka kotak itu dan menemukan sebuah boneka kecil yang sudah usang dan surat tulisan tangan dari Ibu kandung Mini untuk Silvio.
Isi surat itu menjelaskan: Ibu Mini meminta Silvio untuk menjauhkan Mini dari perang Mafia. Dia meminta Silvio untuk menyimpan Mini sebagai harta karunnya yang paling berharga (Tesoro Mio) dan tidak pernah membiarkannya kembali ke dunia klan.
Eric kembali ke ruang negosiasi, tepat saat Silvio nyaris menangis di hadapan Mini.
"Aku mencintaimu, Mini. Aku meninggalkanmu karena aku mencintai ibumu! Dia memintaku untuk melindungimu dengan menjauhkanmu dari kegelapan," Silvio mengakui, rasa sakit memenuhi matanya. "Tesoro Mio... itu adalah nama kode Ibumu untukmu."
Mini terkejut. Tesoro Mio bukanlah aset, melainkan identitas cinta yang ia cari.
Eric melangkah maju, meletakkan kotak perak dan boneka itu di meja. "Silvio, kami telah mengamankan Tesoro Mio. Tapi Tesoro Mio yang sebenarnya bukanlah aset. Itu adalah pesan Ibumu. Dia ingin Mini aman, jauh dari perang ini."
Eric menatap Mini. Mini memegang boneka itu, air matanya menetes. Dia akhirnya mengerti segalanya.
Mini menatap Silvio, Ayahnya. "Aku menghormati permintaan Ibuku, Ayah. Aku tidak akan memimpin klan ini dengan kekerasan, melainkan dengan hukum dan transparansi. Aku akan menjadi Signora Capo Conti dan Valerius, dan aku akan mengakhiri perang ini selamanya."
Silvio Valerius tersenyum lega. Beban Valerius telah diangkat.
"Mini," kata Silvio. "Aku menyerahkan semuanya kepadamu. Kendalikan Valerius. Tapi janjikan aku satu hal: jangan pernah membiarkan Eric sendirian dalam kegelapan. Dia adalah suamimu, dan dia adalah Capo yang jujur."
Dengan pengakuan Silvio dan arsip Tesoro Mio di tangan mereka, Eric dan Mini terbang kembali ke Italia. Mereka resmi menyatukan Conti Group dan Klan Valerius, menciptakan entitas baru: Conti-Valerius Consortium.
Mini (Signora Capo): Memimpin konsorsium dengan etika dan transparansi, memfokuskan bisnis pada proyek-proyek yang sah dan menghapus kekerasan dari klan.
Eric (Capo Operasional): Menegakkan keamanan dan hukum baru klan, menjadi tinju yang melindungi hati Mini.
Mereka berdua, di Castello Vescovo, sekarang menjadi penguasa baru yang mengubah dunia Mafia selamanya—sebuah dunia yang dibangun di atas cinta, bukan darah.
Satu tahun berlalu sejak Eric Alaric Wiguna dan Mini Chacha Pramesti kembali ke Castello Vescovo. Kastil itu kini tampak berbeda. Dindingnya yang suram dihiasi dengan bendera baru—lambang perpaduan antara elang Conti dan singa Valerius—melambangkan Conti-Valerius Consortium.
Mini dan Eric telah berhasil merombak total kedua klan.
Mini, sebagai Signora Capo Conti-Valerius, menjalankan revolusi yang disebut "Kode Ketenangan":
* Hukum Di Atas Darah: Semua operasi kriminal, penyelundupan, dan money laundering dihentikan secara bertahap. Aset klan dialihkan ke investasi legal, terutama teknologi dan energi terbarukan (memanfaatkan jaringan logistik Continya Eric).
* Integrasi Arsip: Pranoto dan Notaris Chandra memimpin penggabungan arsip Tesoro Mio Valerius (kekayaan dan politik) dan hard drive Conti (bisnis dan hukum).
Eric, sebagai Capo Operasional, menegakkan etika baru ini dengan keras. Siapa pun yang menolak transisi damai diancam dengan eksposur hukum dan blacklisting dari Conti-Valerius Consortium.
* Matriark Alessandra: Masih tinggal di kastil, diasingkan, tetapi kini menjadi penasihat sejarah klan Conti, jauh dari kekuasaan. Mini merawatnya, menunjukkan Ketenangan yang sesungguhnya.
* Silvio Valerius: Pangeran Valerius memilih untuk pensiun total. Ia kembali ke Biara Durmitor di Montenegro, menjadi donatur anonim untuk pelestarian budaya, akhirnya menemukan kedamaian yang ia cari.
* Luca Wiguna: Ayah Eric diizinkan untuk membangun kembali hidupnya di luar klan. Eric memberinya posisi non-eksekutif di Wiguna Corp. (yang kini sepenuhnya legal), sebuah pengampunan yang sulit tetapi perlu.
Sore itu, Mini dan Eric berada di Ruang Kaca yang kini menjadi kantor mereka. Ruangan itu kini dipenuhi cahaya, bukan ketegangan.
Eric, yang kini lebih sering mengenakan setelan bisnis daripada suit anti-peluru, sedang meninjau kontrak teknologi. Mini duduk di sampingnya, menyesuaikan kebijakan etika baru.
Mini menyentuh tangan Eric. "Aku tidak pernah berpikir kita bisa bertahan, Eric. Aku pikir kita akan selalu lari."
Eric mencium tangan Mini. "Kita bertahan karena kita tidak lari dari kebenasan, Mini. Kau menyelamatkan klan ini dari dirinya sendiri, dan kau menyelamatkan aku."
Mereka bukan lagi hanya pasangan romantis, tetapi Mitra Kekuasaan yang setara. Eric dan Mini telah menemukan keseimbangan sempurna: Capo yang berhati dingin dan Signora Capo yang berhati hangat.
Saat mereka merayakan satu tahun kepemimpinan mereka, Pranoto masuk ke Ruang Kaca dengan ekspresi serius.
"Mini, Eric. Ada masalah," kata Pranoto. "Konsolidasi kekuasaan kita telah menciptakan kekosongan besar di dunia Mafia. Klan-klan kecil yang dulu kita dominasi sekarang mencoba mengisi kekosongan itu."
Pranoto menunjukkan laporan intelijen dari Marco. Salah satu klan yang paling berbahaya, Klan Yakuza dari Tokyo, kini mulai berekspansi besar-besaran ke Eropa, menggunakan jaringan penyelundupan Laut Hitam yang ditinggalkan Valerius.
"Mereka tidak takut pada Conti lama atau Valerius lama. Mereka hanya melihat peluang. Mereka dipimpin oleh seorang Oyabun yang sangat kejam dan terorganisir. Mereka mengincar jalur logistik kita di Mediterania," jelas Pranoto.
Mini dan Eric saling pandang. Mereka telah memenangkan perang di Eropa, tetapi ancaman dari Asia kini muncul.
"Mereka mengira kita lemah, Kakek," kata Mini, dengan tatapan Signora Capo yang dingin. "Mereka mengira Ketenangan berarti kelemahan."
Eric tersenyum, lalu memeluk Mini. "Saatnya menunjukkan kepada mereka, Mini. Conti-Valerius Consortium bukan lagi klan Mafia. Kita adalah kekuatan global yang sah, dan kita akan menggunakan hukum dan kekuatan kita untuk menjaga perdamaian yang telah kita perjuangkan."
Mini mengangguk. Mereka siap untuk menghadapi tantangan baru, bersama-sama. Perjalanan Eric dan Mini tidak berakhir, melainkan baru dimulai.
BERSAMBUNG
Perjalanan Eric dan Mini, Signora Capo dan Capo barunya, kini harus menghadapi ancaman dari Klan Yakuza! Siapkah mereka menghadapi perang baru yang lebih global dan legal? Dukung terus kisah Eric dan Mini dengan Like, Comment, Share, dan Vote! Terima kasih banyak atas dukungan Anda!
contohnya:
"Lari! Jangan diam saja!"
"Dan, kenapa istrimu lama sekali?!"
Begitulah yang di ucapkan konsen padaku.
jadi mudah dipahami kan?