NovelToon NovelToon
Gara-gara Mantan

Gara-gara Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duda / Berbaikan
Popularitas:37.8k
Nilai: 5
Nama Author: nenah adja

"Dasar brengsek! Kadal burik! Seumur hidup aku gak mau ketemu kamu lagi. Bahkan meskipun kamu mati, aku doain kamu susah menjemput ajal."

"Siapa yang sekarat?" Kanya terhenyak dan menemukan seorang pria di belakangnya. Sebelah tangannya memegang kantung kresek, sebelah lagi memasukan gorengan ke dalam mulutnya.

"Kadal burik," jawab Kanya asal.

"Kadal pake segala di sumpahin, ati- ati nanti kena tulah sumpah sendiri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hutang Budi

Kanya memasuki rumah tepat pukul 9 malam. Saat ini dia masih melihat kedua orang tuanya duduk di depan televisi menunggunya pulang sambil menonton.

Kanya menarik poninya ke depan untuk menutupi dahinya yang memar, lalu melanjutkan langkahnya untuk masuk lebih dalam.

"Kok lama? Kemana aja? Nomer kamu juga gak aktif. Mama sampe hubungi Joe buat tanya kamu, dia bilang kalian pisah di resto?" Begitu masuk, Kanya langsung di berondong pertanyaan oleh Sofi.

Kanya berjalan ke arah dispenser lalu menekan tombol untuk mengeluarkan air kedalam gelas. "Iya, Ma. Hapeku mati. Tapi abis itu gak sengaja ketemu temen kantor yang dulu, jadi ngobrol- ngobrol, eh gak kerasa kemaleman." Kanya meneguk airnya sedikit, sebab dia tak terlalu haus, dan hanya perlu menyamarkan wajah gugupnya karena berbohong. Tidak mungkin kan dia bilang bertemu mantan, lalu kecelakaan? Bisa- bisa mereka murka padanya.

Yang Kanya syukuri juga, adalah dia tak mengalami cedera hingga orang tuanya tak akan tahu apa yang terjadi.

Semua berkat Alan. Kanya tahu itu. Dia seperti tak tahu terimakasih karena pergi sebelum Alan bangun. Hanya saja dia juga tak mungkin pergi terlalu lama, dan membuat orang tuanya khawatir.

Kanya akan datang besok untuk mengucapkan terimakasih pada pria itu. Meski dia masih benci Alan. Bahkan luka akibat pria itu belum terlupakan, tapi dia juga bukan orang tak tahu diri hingga tak tahu berterimakasih.

"Teman yang mana?" tanya Surya.

"Tania," ucapnya asal. "Emang Papa sama Mama bakalan kenal? Belum pernah ketemu juga. Ya, udah aku masuk dulu, mau mandi, capek." Sofi menggeleng pelan sementara Surya memicingkan matanya penuh curiga.

Di dalam kamar Kanya menghela nafasnya lega, karena merasa baru saja terbebas dari tatapan curiga Surya dan Sofi. Mereka memang tidak terlalu menekannya untuk pulang tepat waktu, hanya saja mereka selalu mengatakan agar dia bisa menjaga diri dimana pun berada, dan memberi kabar, tentu saja. Tapi kali ini ponsel Kanya juga mati, karena itu sudah pasti orang tuanya khawatir. Jadi Kanya memilih pulang lebih dulu.

Kanya yang lelah dan merasa seluruh tubuhnya sakit, memejamkan matanya lalu terlelap.

Namun dalam tidurnya, Kanya tak berhenti gelisah. Bayangan saat Alan melindunginya, lalu saat pria itu tergeletak di bawah kakinya dengan darah mengalir dari dahinya, muncul dalam mimpi Kanya. Hingga keringat bercucuran di dahi juga leher.

Kepala Kanya menggeleng pelan, saat adegan beralih pada Alan yang terbujur kaku dengan tak bernyawa, lalu kata- kata Alan tentang meminta kesempatan terdengar, membuat Kanya merasa bersalah. Adegan terus berulang-ulang hingga dengungan di telinga serta suara benturan saat mobil yang mereka tumpangi menabrak pohon membuat Kanya terhenyak dan terbangun.

Nafas Kanya terengah, dengan jantung yang berdebar kencang. Menyadari dia baru saja bermimpi, Kanya mengusap wajahnya kasar. Bayangan Alan benar-benar mati dan tak selamat menghantam hatinya.

Dadanya berdenyut perih. "Kenapa, kenapa rasanya sakit?" Apakah ini karena dia masih memiliki perasaan pada pria itu? Hingga dia merasa tak rela jika Alan benar-benar tiada.

Kanya menggeleng. "Aku benci kamu." Mata Kanya berkilat tajam. Air mata yang menggenang menampakan jika Kanya menahan tangisnya. Tidak! Dia sudah melupakan Alan, dan dia benci pria itu.

Kanya mengaduk makanannya dengan tidak semangat. Di depannya Sofi dan Surya menatap dengan mengeryit.

"Kenapa gak di makan?" Kanya mendongak.

"Dimakan kok."

Sofi berdehem "Kan, Mama belum tanya, gimana makan siang kamu sama Joe kemarin?" Kanya mengerjapkan matanya.

"Joe, baik. Dia juga asik di ajak ngobrol." Kanya tersenyum.

"Kalau kamu suka, Mama sama Papa mau lanjutin ke tahap selanjutnya."

"Tahap selanjutnya?"

"Iya. Seengaknya kalau kalian sudah saling suka, kalian bisa tunangan dulu, lalu saling mengenal dalam perjalan menuju pernikahan. Apalagi kamu kan nanti balik ke Bali, susah lagi. Mama berharap kamu segera menikah. Tapi, Mama juga gak maksa harus sekarang. Seenggaknya kalau kalian punya status, Mama gak terlalu khawatir juga."

Surya mengangguk. "Sudah saatnya kamu memulai hidup baru. Masa lalu memang menyakitkan. Tapi jangan sama ratakan dengan masa depan." Kanya menunduk menatap makanan di piring, lalu mengangguk.

"Kalau Joe setuju, aku mau." putusnya.

Sofi bertepuk tangan dengan wajah berbinar. "Oke."

Kanya menghela nafasnya pelan. Ini keputusan yang benar, kan?

....

Kanya berjalan di lorong rumah sakit dan menuju ruang rawat Alan dengan parsel buah di tangannya. Saat akan berbelok untuk memasuki ruangan Alan, tiba- tiba pintu ruangan itu terbuka menampilkan Samuel.

"Bu Kanya?" tentu saja Samuel terkejut. Tak menyangka jika Kanya akan kembali untuk mengunjungi Alan.

"Gimana keadaan Mas Alan?" tanya Kanya dengan ekspresi datar.

"Sudah membaik ..." Samuel nampak ragu untuk bicara, hingga Kanya bertanya.

"Kenapa?"

"Begini, Bu. Saya ada kerjaan penting. Boleh saya titip pak Alan?"

"Eh, saya-"

"Gak lama kok, Bu." Samuel segera keluar dari pintu dan membiarkan Kanya masuk. "Terimakasih, saya akan segera kembali." Samuel menunduk dan pergi dengan cepat, bahkan saat Kanya belum sempat membuka mulutnya.

Kanya menoleh dan melihat Alan duduk diatas ranjang dengan menatap ke arahnya. Nampak pria itu juga terkejut dengan kepergian Samuel. Selain itu Alan juga nampak terpaku melihat ke arahnya. Mungkin karena tak menyangka Kanya akan datang.

"Hai." Kanya berjalan ke arah nakas untuk meletakan buahnya.

"Kamu datang?"

"Harus. Aku juga belum bilang terimakasih." ucap Kanya dengan wajah yang dia buat sedatar mungkin.

Alan tersenyum. "Mendengar ucapan kamu yang melunak, apa kamu udah maafin aku?"

"Aku harus kesampingkan itu kayaknya. Aku harus tahu diri untuk berterimakasih." Kanya menghela nafasnya. Tak dapat di pungkiri bayangan saat Alan tak bernyawa begitu mengganggunya.

"Makasih karena udah nyelamatin aku."

"Bagiku, kamu gak kenapa- napa aja udah cukup. Tapi Anya, sebagai tanda terimakasihku, boleh aku minta sesuatu sebagai balasan?" Tentu saja Alan tak boleh menyiakan kesempatan. Mungkin dia akan terkesan pamrih. Tapi Alan tak punya pilihan lain disaat Kanya terus menghindarinya.

Kanya memejamkan matanya. "Aku gak suka hutang budi. Jadi mungkin aku akan bersikap dewasa dulu." Kanya duduk di kursi sebelah ranjang Alan. "Jadi, apa yang kamu mau?"

Alan tersenyum. "Aku harap kamu kasih kesempatan untuk aku menjelaskan semuanya," ucap Alan.

Kanya mengangguk. "Kalau gitu aku juga punya permintaan."

"Apa?" Alan memiringkan wajahnya, rautnya menunjukan ketidak sabaran.

"Setelah ini, kamu jangan ganggu aku lagi."

1
kalea rizuky
pinter jangan tertipu tangis palsu dia aja. bego mau di manfaatin ampe bertahun tahun
kalea rizuky
hmmm pdhl bagus tp klo balik lagi hmmmm jd males pantes like dikit wong MC nya tolol gini harga diri di injak injak masih cinta helehh prett
kalea rizuky
hahahaha kapok karma buat lu yg tolol lan sialan
kalea rizuky
gas kan aja lah dripada balik ma mantan siall entar
kalea rizuky
klo balik g ada beda ma novel lain di sakiti balik beehh skip
Sabrina Rahmadini
luar biasa
kalea rizuky
jd anya ogah kasih kesempatan ke dua karena keluarga di permalukan loh harga diri di injak injak moga g balikan aminnnnnnn
kalea rizuky
entah g rela hadirin cwok lain donk yg ngejar biar mantan keki
kalea rizuky
moga gk balik najis
Isma Nayla
bagus kanya,biar alan merasakn sakit yg sama yg pernah kamu rasakn klu perlu yg lebih.
coba alan tau klu kanya mau nikah biar tau tuh sakitnya kayak gmn bl orang yg di cintai nikah sama orang lain.
Myra Myra
maybe kalau jodoh korang bersama...Alan kamu kena tegas
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
yuning
sabar Alan, yakinlah.satu hal,doa orang yang dizolimi itu sangat mujarab
Rully Mikela
ceritanya bagusss. pengen sedih tapi malah ketawa...
Jeng Ining
gpp Lan, jelasin aja, wajib bagimu menjelaskan keadaan yg sebenernya wkt itu, takdir selanjutnya pasrahkan saja, meskipun nanti kamu kudu pergi setidaknya kamu udh ga ada beban hati lg
Rabiatul Addawiyah
sanggup ga Lan? 😁
Rahmawati
aduh kanya knp setuju sm ortumu, km kan masih cinta sm alan
Saadah Rangkuti
maka dari itu..percuma juga kamu jelasin semua
Myra Myra
lebih baik Lan settle kn mslh mu Ngan pompun urat malu terputus tu dulu baru kamu jalinkan hbgan...klw tak gunakn cara licik bkak aib dia dkt mahkamah
Siti Zaid
Lanjut lagi author...semangat💪💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!