NovelToon NovelToon
Anak Untuk CEO Mandul

Anak Untuk CEO Mandul

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nyonya_Doremi

"Tubuhmu milikku. Waktumu milikku. Tapi ingat satu aturan mutlak, jangan pernah berharap aku menanam benih di rahimmu."

Bagi dunia, Ryu Dirgantara adalah definisi kesempurnaan. CEO muda yang dingin, tangan besi di dunia bisnis, dan memiliki kekayaan yang tak habis tujuh turunan. Namun, di balik setelan Armani dan tatapan arogannya, ia menyimpan rahasia yang menghancurkan egonya sebagai laki-laki, Ia divonis tidak bisa memberikan keturunan.

Lelah dengan tuntutan keluarga soal ahli waris, ia menutup hati dan memilih jalan pintas. Ia tidak butuh istri. Ia butuh pelarian.

Sedangkan Naomi Darmawan tidak pernah bermimpi menjual kebebasannya. Namun, jeratan hutang peninggalan sang ayah memaksanya menandatangani kontrak itu. Menjadi Sugar Baby bagi bos besar yang tak tersentuh. Tugasnya sederhana, yaitu menjadi boneka cantik yang siap sedia kapan pun sang Tuan membutuhkan kehangatan. Tanpa ikatan, tanpa perasaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nyonya_Doremi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Ryu memegang Buku Harian Helena yang diletakkan Naomi di mejanya. Rasa dingin menjalari tulang punggungnya, bukan karena ancaman Anya, melainkan karena kesadaran penuh akan kedalaman pengkhianatan yang dilakukan ibunya dan betapa jauh Naomi telah melangkah untuk melindungi mereka.

“Ibu Anya… Pengacara yang menyusun adopsi rahasia?” Ryu mengulanginya, suara tidak percaya.

“Tepat,” jawab Naomi, memegang erat putranya yang tertidur. “Ibunya pasti tahu semua detailnya, termasuk keberadaan micro-fiche Pengacara Wiratama. Anya tidak hanya ingin balas dendam padamu, dia ingin menghancurkan Ibu, yang memaksa ibunya terlibat dalam kejahatan itu.”

Naomi menyerahkan selembar kertas kepada Ryu. “Ini adalah nama pengacara ibunya. Karina Nugraha. Dulu dia adalah rekan kerja Pengacara Bimo, yang dikirim Ibu untuk menyusun dokumen. Jika Anda menghadapi Anya dengan fakta bahwa ibunya terlibat, Anya harus memilih, menghancurkan Anda, atau menghancurkan citra ibunya sendiri.”

Ryu menatap Naomi. Mata mereka bertemu. Tidak ada lagi kontrak, hanya pemahaman strategis yang mutlak.

“Aku akan menelepon Anya sekarang. Pertemuan pribadi. Hanya kami berdua,” kata Ryu, rahangnya mengeras. “Jika dia setuju, aku akan mengakhiri permainan ini untuk selamanya.”

Ryu memilih tempat konfrontasi yang sempurna, yaitu ruang rapat pribadinya di puncak Gedung Dirgantara, sebuah ruangan yang menghadap ke seluruh kota, melambangkan kekuasaan tak terbatasnya.

Anya Senjaya tiba sendirian. Ia mengenakan setelan bisnis berwarna perak yang elegan, memancarkan aura dingin dan kebanggaan. Ekspresinya menunjukkan kemenangan yang sudah pasti.

“Selamat, Ryu,” sapa Anya, senyum tipis di bibirnya. “Anakmu memang Dirgantara. Tanda lahir itu adalah bukti yang tak terbantahkan. Sayang sekali, itu tidak mengubah fakta bahwa kau adalah penipu kontrak. Ibuku, ibumu, dan Pengacara Wiratama akan menjadi saksi bahwa kau menyembunyikan kebenaran tentang kemandulanmu untuk menjebak Naomi dalam pernikahan konyol itu.”

Anya duduk, menyilangkan kakinya dengan percaya diri. “Aku hanya ingin kau tahu, Ryu. Aku tidak butuh uangmu. Aku sudah kaya. Aku hanya ingin kau hancur secara moral. Aku ingin kau kehilangan legitimasi yang selalu kau banggakan. Naomi akan kehilangan semua yang dia dapatkan, dan kau akan menjadi CEO yang tidak lagi dipercaya oleh Dewan Direksi.”

Ryu duduk di seberangnya. Ia tidak mencoba merayu atau bernegosiasi. Ia hanya meletakkan Buku Harian Ibunya di tengah meja, membuka halamannya di bagian entri April 1996.

“Kau sangat fokus pada balas dendam, Anya. Kau begitu sibuk menggunakan saudaramu, Kirana, untuk menghukum ku, sehingga kau melupakan satu hal. Aku tahu rahasia yang jauh lebih gelap, yang akan menghancurkan orang yang paling kau sayangi,” kata Ryu, suaranya tenang, tetapi penuh ancaman.

Anya melihat buku harian itu. Rasa ingin tahunya terpicu, tetapi ia menjaga ketenangannya. “Apa ini? Buku harian ibumu? Drama yang sudah basi.”

“Bukan hanya drama. Ini adalah bukti,” kata Ryu, mendorong buku itu ke arah Anya. “Bacalah. Baca bagian yang menjelaskan bagaimana ibuku membayar Soraya Purnomo untuk menyerahkan anaknya. Ini adalah skandal besar yang akan menghancurkan Ibuku. Tapi itu bukan hal terburuk.”

Anya mulai membaca, matanya melebar saat menyerap kejahatan Helena. Namun, saat dia mencapai entri yang merinci proses adopsi, wajahnya memucat.

“Ini bohong!” seru Anya, suaranya bergetar.

“Itu benar,” balas Ryu. “Baca entri tanggal 5 Agustus 1996, Anya. Baca nama pengacara yang menyusun adopsi rahasia yang ilegal itu. Pengacara yang menyembunyikan kebenaran dari Ayahku dan menyusun kontrak itu.”

Anya membaca nama itu. Rahangnya mengeras, matanya dipenuhi air mata kemarahan dan ketakutan yang mendalam.

“Karina Nugraha.”

“Ibumu. Pengacara yang menyusun adopsi rahasia anak Ayahku. Ibumu adalah kaki tangan Ibu, Helena Dirgantara dalam kejahatan ini,” kata Ryu, menusuk kelemahan Anya. “Helena memaksa ibumu terlibat. Dan ibumu setuju karena imbalan finansial yang besar dari Dirgantara.”

Anya bangkit, menampar buku harian itu hingga jatuh ke lantai marmer. “Jangan berani kau melibatkan ibuku! Dia tidak tahu apa-apa! Dia hanya seorang pengacara yang menjalankan tugas!”

“Tugas yang menghancurkan keluarga dan menyembunyikan anak kandung Ayahku,” balas Ryu dengan tenang. “Anya, aku tahu mengapa kau melakukan ini. Kau tidak hanya ingin menghukum ku, kau ingin menghukum Ibuku karena melibatkan ibumu dalam kejahatan kotor ini.”

Ryu juga berdiri. Ia memandang Anya dengan tatapan yang penuh perhitungan. “Kau mengancam untuk mengungkap laporan medis lamaku dan menggugatku atas penipuan kontrak. Kau akan menghancurkan pernikahanku dan legitimasi Naomi. Aku akan membalas dengan menghancurkan ibu yang kau sayangi.”

“Jika kau maju dengan gugatanmu, aku akan menyelenggarakan konferensi pers. Aku akan merilis salinan buku harian ini dan menunjukkan bahwa ibumu, Karina Nugraha, adalah kunci rahasia adopsi terlarang Danial Dirgantara. Reputasi ibumu di dunia hukum akan hancur total. Dia akan kehilangan lisensinya, dan hidupnya akan hancur. Kau akan membalaskan dendammu padaku, tetapi kau akan membayar dengan kehancuran ibumu.”

Anya berdiri terpaku. Dia melihat pilihan yang dihadapinya, dendam pribadi melawan Ryu, atau perlindungan mutlak terhadap ibunya.

“Kau tidak akan berani,” bisik Anya.

“Aku berani, Anya. Aku adalah Ryu Dirgantara. Aku melindungi garis keturunanku dengan kekejaman yang sama yang kau gunakan untuk menghancurkanku,” kata Ryu. “Naomi dan anakku adalah satu-satunya hal yang penting. Kau tidak bisa melawanku jika itu berarti kehancuran ibumu. Kami akan mengakhiri ini sekarang.”

Ryu tahu dia menang. Anya tidak peduli dengan uang, tetapi dia sangat protektif terhadap ibunya.

“Baiklah,” kata Anya, suaranya kembali datar, tetapi matanya penuh kebencian yang mendalam. “Aku akan menarik tuntutan penipuan kontrak. Aku akan memastikan Kirana menjaga sahamnya dan tidak menjualnya kepada siapa pun yang menjadi musuhmu.”

“Bagus. Sebagai imbalan,” kata Ryu, “Aku akan menjamin ibumu tidak akan pernah terlibat. Dan aku akan membiarkan Kirana Senja mempertahankan kursinya di Dewan Direksi. Dia adalah bagian dari keluarga sekarang. Anggap itu sebagai kompensasi atas drama yang dilakukan Ibuku.”

Anya menatap Ryu untuk terakhir kalinya, tatapan kekalahan yang dingin. “Kau sangat beruntung memiliki Naomi. Dia telah mengalahkan kami semua.”

Anya berbalik dan meninggalkan ruangan, membawa serta dendamnya, tetapi tidak lagi memiliki senjata.

Ryu kembali ke Penthouse B, lelah tetapi menang. Dia memeluk Naomi.

“Sudah berakhir, Naomi. Semua ancaman sudah berakhir. Anya menarik gugatannya. Kita aman,” kata Ryu, mencium kepala putranya.

“Tidak ada yang pernah benar-benar berakhir di rumah tangga ini, Ryu,” kata Naomi, membiarkan Ryu memeluknya. “Ini hanya gencatan senjata. Kita harus bersiap untuk serangan berikutnya.”

Beberapa hari kemudian, Helena Dirgantara muncul di penthouse. Dia tidak lagi berteriak atau memberi perintah. Dia datang dengan rasa hormat yang baru, dan juga ketakutan.

“Kau aman, Naomi,” kata Helena, memandang cucunya yang sedang tertidur. “Aku sudah mendengar dari Ryu. Anya sudah mundur. Dia tidak akan pernah kembali.”

“Saya senang mendengarnya, Nyonya Helena. Saya hanya ingin fokus membesarkan putra Anda dengan damai,” jawab Naomi.

Helena menatap Naomi lama sekali. “Aku tahu kau memegang buku harian itu. Aku tahu kau telah mengalahkan semua musuhku, bahkan diriku sendiri. Aku tidak akan pernah lagi meragukan legitimasi pernikahanmu atau cintamu pada cucuku.”

“Saya tidak mencintai putra Anda, Nyonya Helena. Saya mencintai anak saya. Dan saya telah berjuang untuknya,” koreksi Naomi dengan tenang. “Cinta pada anak saya adalah yang membuat saya mengalahkan Anda. Dan itu adalah kekuatan yang jauh lebih besar daripada uang atau rahasia. Saya harap Anda mengingatnya.”

Helena mengangguk. “Aku akan mengingatnya. Kau telah memenangkan rumah tangga ini, Naomi. Kau adalah Nyonya Dirgantara sejati.”

Helena mengulurkan tangan, dan kali ini, tindakannya tulus. “Aku akan menjadi sekutumu, Naomi. Kita adalah ibu dan nenek dari pewaris. Kita harus berdiri bersama melawan dunia luar.”

Naomi meraih tangan Helena. Genggaman mereka adalah perjanjian damai yang dingin, aliansi yang dibangun di atas rahasia yang mengerikan dan kebutuhan bersama untuk melindungi garis keturunan.

Pernikahan kontrak kini telah berubah menjadi aliansi kekuasaan. Naomi memiliki cinta yang canggung dari Ryu, pengakuan dari Helena, dan posisi yang tak tergoyahkan.

Beberapa bulan berlalu dengan tenang. Suatu malam, Ryu pulang ke rumah. Naomi sedang menunggunya dengan segelas air.

“Selamat datang, Tuan Dirgantara. Ada masalah?” tanya Naomi, melihat ketegangan di wajah Ryu.

“Iya, ada. Bukan di kantor, bukan di Dewan Direksi,” kata Ryu.

“Lalu?”

Ryu duduk di sofa, menghela napas panjang. “Aku baru saja menerima hasil tes DNA terbaru yang aku minta dari National Health Institute di Swiss. Aku curiga dengan laporan lama itu. Aku ingin konfirmasi mutlak bahwa aku bukan mandul.”

Naomi terdiam. “Dan hasilnya?”

“Hasilnya mengonfirmasi apa yang dikatakan Dr. Pratiwi saat kau melahirkan,” kata Ryu. “Aku tidak mandul. Aku hanya memiliki jumlah sperma yang sangat rendah, tetapi aktif. Aku bisa memiliki anak.”

1
Ara putri
Hay kak, jika berkenan saling dukung yuk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!