Lanjutan Novel Menikahi Tuan Muda Yang Kejam
Di sarankan agar membaca Novel pertama yang berjudul "Menikahi Tuan Muda Yang Kejam" dulu.
Hidup Sean benar benar berubah ketika seorang gadis misterius bernama Viana mendatanginya dan meminta pertanggung jawabannya atas apa yang dilakukan Sean padanya saat mabuk.
Sean terpaksa menikahinya karena Viana mengancam akan menyebarluaskan foto saat mereka tidur bersama di sebuah hotel.
Sean akhirnya menikahi Viana dan menemukan dirinya kalah kuat dari Viana yang ternyata jago bela diri sehingga ia semakin membenci Viana.
Namun, pada akhirnya Sean mengetahui sebuah rahasia yang disimpan rapat oleh Viana yang ternyata menjebaknya demi untuk melindunginya.
Bagaimana kah kisah mereka?
IG : yenitawati24
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenita wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertandingan
5 hari kemudian, keluarga Rangga dan Dirga sudah pulang ke Indonesia.
Baik Alya maupun Viana sudah baikan.
Alya yang sudah menerima dengan ikhlas kepergian Grandma dan Viana yang sudah ikhlas menerima cacian dan makian dari Oma Laura. Tidak, dia hanya sudah kebal terhadap hinaan Oma Laura.
Pagi itu Viana sedang berlatih dengan samsak di ruang olah raganya.
Sean tiba tiba masuk dan mengagetkan Viana hingga samsak tersebut malah menghantam tubuhnya.
"Aaa" Viana terjatuh
"Vi" Sean menghampiri Viana yang meringis kesakitan merasakan tangan dan pinggangnya sakit akibat hantanan samsak tersebut
"Tidak apa apa Sean" Jawab Viana
"Bukan itu maksduku kenapa kau begitu bodoh. Apa kau tidak bisa menggunakan matamu dengan benar? Periksa lah ke dokter" Kata Sean
"Aku terjatuh karena kamu yang mengagetkanku" Kata Viana yang berusaha berdiri
"Kau yang tidak profesional sampai bisa lengah begitu" Kata Sean
"Sean, aku baik baik saja sampai kamu datang lima menit yang lalu" Kata Viana menatap kesal
"Oh jadi kau mau menyalahkan aku?" Sean menatap tajam
"Tidak, aku yang salah. Puas?" Viana tidak mau berlama lama berdebat dengan Sean yang tak pernah sekalipun mau mengalah.
Dia duduk di kursi yang ada di ruangan itu.
Sean tersenyum penuh kemenangan.
"Kau sangat lemah" Kata Sean
"Apa lemah?" Viana menatap Sean lagi.
Rasanya tak habis habis Sean mencari gara gara padanya.
"Kenapa kau mau menantangku?" Tantang Sean
"Bagaimana kalau bela diri. Siapa yang kalah harus menuruti kemauan yang menang bagaimana?" Tanya Viana yang benar benar yakin kalau dia akan menang.
"1 permintaan berlaku selamanya, bagaimana?" Tanya Sean
Viana tampak ragu. Apa dia harus menerima usul Sean.
"Berlaku sampai pemenang membatalkan permintaannya" Kata Viana
"Apa kau takut?" Tanya Sean dengan tatapan mengejek
"Tidak tapi aku mau berlakukan juga usulku" Kata Viana
"Deal" Kata Sean
Mereka mulai bersiap. Kini posisi mereka sedang berhadapan.
"3 kali jatuh dan tentukan pemenangnya" Kata Sean
Viana mengangguk dan pertandingan pun di mulai. Tidak ada juri, yang menjadi saksi adalah CCTV ruangan itu.
Beberapa kali Viana hampir menjatuhkan Sean namun selalu gagal.
Viana sudah jatuh sebanyak dua kali itupun karena kondisi tubuhnya melemah karena terhantam samsak tadi. Dia masih merasakan sakit di pinggang dan tangannya. Dan kini adalah kesempatan terakhirnya.
Viana berusaha mempertahankan posisinya namun akhirnya dia harus menyerah dan...
Brukkk
Dia jatuh di atas matras dengan posisi tangan Sean menimpa tubuhnya.
Sean tersenyum penuh kemenangan.
Dia berdiri dan melihat wajah Viana yang sedikit di tekuk.
"Sudah lah akui saja kekalahanmu" Kata Sean yang tersenyum meledek
Viana hanya diam saja. Dia meraih minuman dan duduk di kursi.
"Sekarang saatnya hadiahku" Kata Sean yang sepertinya tidak sabar
Apa yang akan dia minta? Apakah dia ingin aku menanda tangani surat cerai?
"Baiklah apa yang kamu inginkan" Kata Viana pasrah
"Aku akan memintanya suatu hari nanti" Kata Sean
"Ha? Kenapa tidak sekarang saja?" Protes Viana
"Aku pemenangnya jadi kau harus menuruti kata kataku" Kata Sean
"Baiklah" Viana menunduk pasrah. Dia menyesali tindakannya yang menantang Sean di saat tubuhnya tidak fit.
Kalau saja samsak itu tidak menghantam tubuhku, pasti aku akan menang. Sekarang aku sudah jatuh tertimpa tangga pula. Sudah sakit, malah kalah pula.
Sean berbalik dan mencoba alat fitnessnya.
Dia tersenyum. Dalam hati dia mengakui bahwa dia menang karena tubuh Viana sedang lemah. Sebut saja dia menang karena beruntung. Jujur saja, menjatuhkan Viana adalah hal yang cukup sulit. Namun karena Viana berkali kali merasakan sakit saat menahan serangan Sean, dia mengalah dan menjatukan tubuhnya.
Viana menatap Sean yang sedang fokus berolah raga.
Apa yang sebenarnya dia inginkan? Dan kenapa harus suatu saat nanti? Kenapa tidak sekarang saja. Aku kan jadi penasaran dan was was kalau rencanaku akan menjadi kacau karena permintaannya.
Tak lama pandangan Viana beralih ketika Sean membuka bajunya. Tinggal lah tubuh Sean tanpa baju. Viana ternganga melihat betapa bagusnya tubuh Sean yang seperti roti sobek.
Otot tangannya kekar dan menunjukkan bahwa dia laki laki macho.
Oh tidak, bagaimana dia bisa se-seksi ini. Dia jadi terlihat semakin tampan.
"Sudah kagumnya?" Tanya Sean yang menangkap basah tatapan Viana kepadanya.
"Apa? Aku hanya menatap ke belakangmu" Kata Viana mengelak
"Menatap tembok?" Tanya Sean
"Iya, aku suka menatap tembok" Kata Viana
Ya ampun jawaban apa itu? kenapa aku bodoh sekali. Viana mengutuki dirinya sendiri
"Kau benar benar aneh" Sean menggeleng kepalanya.
Setelah cukup istirahat, Viana bermaksud ingin kembali ke kamar namun saat akan melangkah tiba tiba dia merasakan nyeri di pinggangnya. Entah mungkin karena terlalu lama duduk. Apalagi pinggangnya baru saja di hantam samsak dan jatuh berkali kali saat bertanding dengan Sean tadi.
"Ahhh" Viana memegangi pinggangnya
"Vi kenapa?" Tanya Sean yang segera datang menghampiri Viana
"Pinggangku sangat sakit" Kata Viana
"Biar aku lihat" Kata Sean yang hendak membuka baju Viana
"Jangan" Viana menahan bajunya yang hendak di angkat Sean untuk sekedar melihat pinggangnya yang sakit
"Kenapa? Aku sudah sering melihat tubuhmu dengan pakaian minim di sini" Kata Sean
"Kamu mengintip?" Tanya Viana
"Apa? Jangan bermimpi. Cuci lah otakmu agar kau tidak berpikiran buruk tentangku" Kata Sean kesal
Viana akhirnya membiarkan Sean melihat pinggangnya.
"Bengkak dan memerah. Sepertinya terkilir" Kata Sean
"Apa?" Viana tidak menyangka jika dia akan mengalaminya hari ini
"Di urut saja" Kata Sean
"Siapa yang akan mengurutku?" Tanya Viana
"Siapa lagi? Tentu saja Ayahmu. Apa kau pikir aku akan membiarkan pinggangmu di sentuh laki laki selain Ayahmu?" Tanya Sean dengan tatapan kesal
"Ha?" Viana menangkap kalimat langka. Bahkan dia saja tidak menyangka bila Sean akan mengatakannya.
Apa dia bilang tadi? Dia tidak mau jika ada laki laki lain yang menyentuh pinggangku? Apa dia sedang cemburu?
"Jangan ge'er. Rasanya tidak pantas jika seorang wanita bersuami di sentuh oleh laki laki lain. Apa kata Mama dan Papaku nanti" Kata Sean mengartikan tatapan Viana
"Apa menurutmu semua tukang urut adalah laki laki?" Tanya Viana
"Aku tidak berpikir begitu. Sudah lah apa kau tidak mau bertemu dengan Ayahmu?" Kata Sean semakin kesal
"Tentu aku mau" Kata Viana antusias
"Baiklah, tunggu disini aku akan menyuruh Heni mengambil bajumu" Kata Sean yang kemudian melangkah meninggalkan Viana
Sebuah senyum kecil muncul di wajah cantiknya. Hari ini dia menang banyak.
Dia mendapat perhatian Sean dan akan bertemu dengan Ayah yang sangat dia rindukan.
Tapi sebagai imbalannya dia harus merelakan tubuhnya merasakan sakit bertubi tubi.
Dan semua ini karena satu orang yaitu Sean.
Votenya ya sayang akoh 😘
kayak artis ME yang nolak ditembak cowok alesannya karena beda agama, padahal habis itu dia pacaran sm salah satu selebgram dan itu beda agama, jujur aku ga respek sih kayak kenapa pas ditembak sm HV di nolak sedangkan sm FF dia terima brati kan bukan karena beda agama nya tp karena dasar nya gasuka, gausah bawa2 agama kalo gt