NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Sang Duda

Terjerat Cinta Sang Duda

Status: tamat
Genre:Romantis / Patahhati / Duda / Tamat
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Rasti yulia

Cerita cinta seorang duda dewasa dengan seorang gadis polos hingga ke akar-akarnya. Yang dibumbui dengan cerita komedi romantis yang siap memanjakan para pembaca semua 😘😘😘


Nismara Dewani Hayati, gadis berusia 20 tahun itu selalu mengalami hal-hal pelik dalam hidupnya. Setelah kepergian sang bunda, membuat kehidupannya semakin terasa seperti berada di dalam kerak neraka akibat sang ayah yang memutuskan untuk menikah lagi dengan seorang janda beranak satu. Tidak hanya di situ, lilitan hutang sang ayah yang sejak dulu memiliki hobi berjudi membuatnya semakin terpuruk dalam penderitaan itu.

Hingga pada akhirnya takdir mempertemukan Mara dengan seorang duda tampan berusia 37 tahun yang membuat hari-harinya terasa jauh berwarna. Mungkinkah duda itu merupakan kebahagiaan yang selama ini Mara cari? Ataukah hanya sepenggal kisah yang bisa membuat Mara merasakan kebahagiaan meski hanya sesaat?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rasti yulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TCSD 27 : Hangat

Area kitchen milik resort yang sebelumnya bersih, rapi, kinclong, bahkan tak ada setitik noda yang menghiasi, kini berubah berantakan layaknya sebuah kapal pecah. Beberapa butir pecahan telur nampak berserakan di sana dan juga tepung terigu yang sudah berhamburan di mana-mana.

Semua peralatan dapur juga sudah berantakan, nampak bertebaran di mana-mana, tidak sesuai dengan posisi sebelumnya. Mungkin jika lelaki yang sedari tadi sibuk berkutat dengan resep black forest mengikuti ajang pencarian bakat 'Master Chef' yang begitu terkenal di televisi itu, pastinya ia akan langsung didepak oleh chef Juna dari galery, karena sungguh pekerjaan lelaki ini sangat, sangat, sangat buruk.

Dewa hampir menyerah tatkala dua kali ia mulai membuat kue namun hasilnya selalu gagal. Dan di saat ketiga kali ia mencoba memperhatikan, mendengarkan, dan melakukan sesuai dengan yang berada di salah satu video di YouTube, akhirnya kue buatannya kali ini berhasil. Sebuah black forest kecil yang merupakan hasil tangannya sudah siap untuk ia berikan kepada gadis polos yang akan bertambah usia itu.

Pegawai resort itu sedari tadi sibuk mengawasi keadaan sekitar. Dengan perasaan cemas, kepalanya celingak-celinguk layaknya seorang pencuri yang sedang memastikan situasi dan kondisi di sekitarnya aman. Ia sedikit lega setelah melihat black forest kecil sudah terhidang di atas sebuah piring ceper.

"Tuan, karena sudah selesai membuat kue ini, silakan kitchen ini di bersihkan seperti semula. Mumpung belum ada seseorang yang tahu akan apa yang telah Tuan lakukan di kitchen ini."

Masih sambil menatap lekat kue buatannya, Dewa menghampiri pegawai resort itu. "Mbak, aku sudah tidak banyak memiliki waktu lagi. Aku terburu-buru. Jadi silakan Anda saja yang membereskan kitchen ini."

Seperti mendengar petir di siang hari, ucapan Dewa seketika membuat bibir pegawai resort itu menganga lebar. "Apa? Tuan menyuruh saya untuk membersihkan kitchen yang sudah seperti kapal pecah ini?" Pegawai resort itu sontak menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tidak, tidak, tidak. Saya tidak bisa melakukannya Tuan. Karena ini bukanlah menjadi tanggung jawab saya."

"Tapi Mbak, ini sudah hampir jam dua belas malam. Nanti aku bisa terlambat."

"Tapi Tuan...."

Sanggahan dari pegawai resort terhenti tatkala Dewa merogoh saku celana yang ia pakai kemudian mengeluarkan lima lembar uang seratus ribuan. Tanpa ragu, Dewa menyerahkan lembaran uang kertas itu ke arah pegawai resort.

"Ambil ini Mbak!"

Pegawai resort terperangah. "Tuan menyogok saya?"

Dewa menggelengkan kepalanya. "Tidak, tidak. Ini adalah bentuk terimakasih ku kepada Mbak nya. Aku benar-benar tidak bisa membersihkan ruangan ini karena memang ini sudah hampir jam dua belas malam. Aku tidak ingin terlambat melewatkan moment ini dengan wanitaku."

Pegawai itu menatap wajah Dewa dengan tatapan penuh selidik. Dari sorot matanya, ia melihat jika lelaki ini benar-benar tidak ingin terlambat dalam melewati detik-detik pertambahan usia kekasihnya. Dan dari wajahnya juga tersirat sebuah harapan agar ia bisa membantu lelaki ini untuk membersihkan serta merapikan dapur ini.

Pada akhirnya tangan pegawai resort itu terulur jua, mengambil lembaran uang kertas yang diberikan oleh Dewa. "Baiklah Tuan, saya akan membersihkan serta merapikan dapur ini. Namun perjanjian kita masih berjalan. Bahwa Tuan akan menjadi jaminan saya jika sampai saya dipecat."

"Aku pegang semua yang pernah aku ucapkan, Mbak. Anda jangan khawatir."

Proses negosiasi yang panjang dan alot dengan pegawai resort pada akhirnya selesai juga. Gegas, Dewa melenggang pergi dan kemudian menyusul Mara yang masih menunggunya di bibir pantai. Entah, apakah arti seorang Mara bagi Dewa. Yang lelaki itu rela menggunakan waktu yang ia miliki untuk bersusah-susah membuat kue tepat di hari ulang tahun gadis itu, dan rela mengeluarkan banyak uang untuk bisa melihat seutas senyuman terbit di bibir sang gadis. Tanpa pernah ia sadari, jika ia telah memberikan perhatian yang lebih untuk Mara, dengan caranya sendiri.

***

Happy birthday to you...

Happy birthday to you...

Happy birthday, happy birthday...

Happy birthday to you....

Mara, yang masih larut dalam lamunannya dibuat terkejut oleh suara nyanyian seseorang yang datang tiba-tiba. Ia membalikkan badannya dan terlihat Dewa sudah kembali dengan membawa sebuah cake kecil di tangannya.

"T-Tuan...."

Jam dua belas lebih lima menit, Dewa tiba di tempat Mara berada. Ia tersenyum simpul, mengambil sebuah korek api dan bersiap untuk menyalakan lilin kecil yang masih padam itu.

"Meskipun aku terlambat lima menit, namun tidak akan mengurangi makna dari hari ulang tahunmu ini bukan?" Dewa menghela nafas dalam. "Berdirilah! Kita lewati malam pertambahan usia kamu ini sama-sama."

Mara bangkit dari posisi duduknya. Sekilas, ia mengibas-ibaskan dress yang ia pakai untuk menghilangkan pasir-pasir yang menempel.

Kedua mata Mara sudah berembun dipenuhi oleh perasaan haru yang begitu luar biasa. Bisa dipastikan setetes embun dari kedua netranya itu sebentar lagi akan menetes. "T-Tuan... Mengapa Tuan melakukan ini?"

"Aku hanya ingin mengembalikan ritual yang dulu selalu kamu lakukan bersama ibumu di saat hari ulang tahunmu." Dewa menyalakan api dari korek yang ia bawa dan menyalakan lilin kecil itu. "Ayo sekarang tiup lilinnya!"

Hampir saja Mara meniup lilin yang berada di atas kue kecil itu, namun tiba-tiba ....

"Stop! Buatlah permohonan terlebih dahulu. Kata banyak orang, permohonan yang kita ucapkan tepat di hari ulang tahun kita, pasti akan terwujud."

Mara mengangguk pelan dengan seutas senyum yang terlukis di bibirnya. Gadis itu memejamkan mata dan mulai membuat sebuah permohonan.

Tuhan... Aku ingin bahagia. Semoga setelah ini tidak ada lagi kesedihan yang aku rasakan. Semoga setelah ini, aku bisa menjadi orang yang berhasil dengan segala mimpi yang aku miliki. Semoga Engkau mempertemukan aku dengan lelaki yang akan menjadi sumber kebahagiaanku dan semoga..., Engkau memberikan kebahagiaan untuk lelaki yang berada di hadapanku ini.

Seusai membuat permohonan di dalam hati, Mara kembali membuka matanya. Ia mulai meniup lilin kecil yang berada di hadapannya ini perlahan.

Dewa mendekatkan wajahnya ke wajah Mara. Entah dorongan dari mana lelaki itu kemudian mengecup kening Mara dengan intens. "Selamat bertambah usia, Mara. Semoga engkau selalu berbahagia."

Mara yang diliputi oleh keharuan yang luar biasa hanya bisa menganggukkan kepalanya. Dadanya kembali terasa sesak, dan benar saja ia menangis sesenggukan. Mendapatkan sesuatu yang setelah kepergian sang ibu tidak pernah lagi ia dapatkan, kini ia bisa kembali mendapatkannya dari lelaki asing yang baru saja ia kenal. Bibirnya hanya terkatup tak mampu berucap apapun. Hanya kristal-kristal bening yang meluncur dari telaga beningnya lah yang berbicara bahwa hari ini ia teramat bahagia.

Jemari tangan Dewa terulur untuk mengusap lembut pipi Mara yang sudah dihiasi oleh air mata itu. "Jangan menangis lagi. Berjanjilah bahwa kamu akan selalu berbahagia. Sekarang, makanlah kue ini. Aku percaya kamu akan menyukainya."

Mara tersenyum simpul. Ia berusaha mengatur nafasnya yang masih tersengal-sengal. "Apakah kue ini buatan Tuan?"

"Ya, aku adalah lelaki serba bisa. Jadi membuat kue seperti ini merupakan hal yang mudah bagiku."

Mara terkekeh geli. "Baiklah Tuan, saya percaya. Tapi saya harus menggunakan apa untuk memotong kue ini?"

Dewa kembali merogoh saku celananya. Ia merasa saat ini kantong miliknya ini berubah menjadi kantong ajaib sama seperti milik Doraemon yang semua benda yang kita inginkan berada di dalam sana.

"Karena aku lupa membawa pisau, jadi gunakanlah ini!" ucap Dewa sembari mengulurkan sebuah sendok kecil ke hadapan Mara.

Gadis itu hanya terkekeh kecil. Ia menerima sendok kecil pemberian Dewa dan mulai mengambil sebagian kecil kue itu.

"Potongan kue pertama untuk Tuan!" ucap Mara sembari mengulurkan kue itu tepat di depan bibir Dewa.

"Untukku?"

"Iya, sebagai ungkapan rasa terima kasih saya karena Tuan sudah repot-repot melakukan semua ini untuk saya."

Pada akhirnya Dewa membuka mulutnya. Ia terima suapan kue dari tangan gadis ini. Perlahan, ia mengunyah kue yang ada di dalam mulutnya sembari menatap lekat wajah cantik sang gadis. Dewa mengambil sendok kecil dari tangan Mara. Ia ikut menyendok sedikit bagian dari kue itu dan kemudian mengulurkannya di depan bibir Mara.

Tanpa ragu, Mara membuka mulutnya dan menerima suapan dari tangan Dewa. Suapan, demi suapan masuk ke dalam mulut Mara. Keduanya larut dalam kebersamaan ini. Sampai-sampai tidak terasa jika kue itu hampir tandas tanpa bekas.

Dewa terkekeh geli melihat beberapa krim kue yang belepotan di bibir Mara. Tanpa basa-basi, Dewa mendekatkan bibirnya ke bibir Mara dan mulai membersihkan krim itu dengan bibirnya.

Lagi, Mara terkesiap. Jantungnya kembali berdegup kencang merasakan sentuhan bibir Dewa. Tanpa sadar, gadis itu membuka bibirnya dan menyambut kecupan dari Dewa. Mendapatkan balasan dari sang gadis, Dewa melemparkan piring kue itu ke sembarang arah. Ia tarik pinggang ramping sang gadis dan merengkuhnya untuk ia bawa ke dalam pelukannya.

Ciuman hangat yang terasa begitu memabukkan. Kedua bibir itu saling berpagut, saling mengecup, seakan mencari kenikmatan yang berada di dalam bibir masing-masing. Ciuman yang semakin dalam namun kali ini Dewa tidak menuntut sesuatu yang lebih daripada ini. Lelaki itu benar-benar menikmati permainan bibir sang gadis. Yang benar-benar membuatnya merasakan sesuatu yang sudah sangat ia rindukan.

Dewa melepaskan pagutannya tatkala sang gadis sudah seperti kesusahan untuk bernafas. Dewa kembali menatap lekat netra milik Mara dan ia daratkan kembali sebuah kecupan di kening sang gadis.

"Berbahagialah selalu, Mara!"

"Terimakasih banyak tuan Dewa!"

.

.

. bersambung....

1
Deistya Nur
semangat terus ka, ditunggu karya terbarunya
marti 123
Biasa
marti 123
Kecewa
Masamba Kota
rasain...🤣🤣🤣
Masamba Kota
alah.....Dewa itu bego' ternyata
mengecewakan😡
💗vanilla💗🎶
semangat oma
💗vanilla💗🎶
sedihhh.. 😥
💗vanilla💗🎶
mampir ni thor /Smile/
Esih Mulyasih
Luar biasa
ganteng gaming
bagus
Hasbi Hasidiqi
ternyata cinta damar tulus ke dita bukan hanya sekedar nafsu aza....semoga setelah bebas dita bisa berubah dan hidup bahagia.....karna dita berhak mendapat kesempatan kedua.....
bintang
👍👍👍👍👍
Elisanoor
ah loncat cerita Wisnu, penasaran aku 😂
Elisanoor
sumpah sumpah makin rame, sepanjang ku baca novel biasa nya diakhr cerita makin biasa aja, ini makin rame aja konflik nya juga nyambung bgt,keren Authorrrr 😘😘😘😘
Elisanoor
sy mau baca kisah Wisnu juga abis tamat ini
Elisanoor
jiah keburu peot luh Damar nungguin si Ditta 🤣
Elisanoor
Hahahhhh ,pinter si Mara 🤣🤣🤣
Elisanoor
Betul sekali Authot, Tulisanmu apik,bagus sekali sy suka 💗💗💗
Elisanoor
cie, seneng duh cerita si krisna, ini ada lanjutan nya cerita si Krisna Thorrr 😅😅😅😅
Elisanoor
Pernah di bully pas kls 1 SMA sama yg namanya Puspa, killer bgt ,ngebully gegara ngerasa senior lah gitu, eh ga selang lama dia Hamidun ampe di arak ke tiap kelas ngeri bgt .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!