NovelToon NovelToon
KEHUDUPAN KEDUA

KEHUDUPAN KEDUA

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Junot Slengean Scd

Seorang kultivator legendaris berjuluk pendekar suci, penguasa puncak dunia kultivasi, tewas di usia senja karena dikhianati oleh dunia yang dulu ia selamatkan. Di masa lalunya, ia menemukan Kitab Kuno Sembilan Surga, kitab tertinggi yang berisi teknik, jurus, dan sembilan artefak dewa yang mampu mengguncang dunia kultivasi.
Ketika ia dihabisi oleh gabungan para sekte dan klan besar, ia menghancurkan kitab itu agar tak jatuh ke tangan siapapun. Namun kesadarannya tidak lenyap ,ia terlahir kembali di tubuh bocah 16 tahun bernama Xiau Chen, yang cacat karena dantian dan akar rohnya dihancurkan oleh keluarganya sendiri..
Kini, Xiau Chen bukan hanya membawa seluruh ingatan dan teknik kehidupan sebelumnya, tapi juga rahasia Kitab Kuno Sembilan Surga yang kini terukir di dalam ingatannya..
Dunia telah berubah, sekte-sekte baru bangkit, dan rahasia masa lalunya mulai menguak satu per satu...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Junot Slengean Scd, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB.26 Langit Ke Sembilan & Inti Dunia

Langit Kesembilan terbentang seperti samudra murni tanpa batas. Energi di udara lebih pekat, lebih padat, dan lebih suci daripada semua yang pernah Xiau Chen rasakan. Setiap helaan napasnya terasa seperti menelan matahari, setiap gerakan tubuhnya seperti menekuk ruang dan waktu.

Di kejauhan, terlihat Inti Dunia, sebuah bola cahaya raksasa berdenyut seperti jantung semesta itu sendiri. Energinya menyelimuti seluruh Langit Kesembilan, menembus tubuh dan jiwa, seakan menilai siapa yang pantas menatapnya. Di sekitar inti itu, terdapat reruntuhan kuno — sisa peradaban dewa purba, altar kristal, dan pusaka-pusaka yang bahkan para kultivator Langit Kedelapan hanya bisa memandang dari jauh.

Xiau Chen melangkah di atas jalan cahaya yang menghubungkan tanah ke Inti Dunia. Setiap langkahnya menimbulkan riak energi yang berputar di udara, memantulkan bayangan masa lalu seluruh Langit yang telah ia lalui. Ia menundukkan kepala, merasakan semua pusaka yang sudah ia kuasai: Tulang Leluhur Dewa Langit, Mata Jiwa Purba, Pedang Penutup Waktu — semuanya kini berpadu dalam aliran qi-nya.

Namun jalannya tidak mudah. Dari kegelapan di sekitar Inti Dunia, muncul Makhluk Asal, entitas yang lebih tua dari Langit itu sendiri. Tubuhnya menyerupai kabut pekat bercahaya emas dan perak, mata yang tak berbentuk menembus jiwa, dan setiap langkahnya seperti mengguncang fondasi semesta.

Satu dari makhluk itu menggeram tanpa suara: “Kau bukan lagi makhluk fana. Tapi apakah kau pantas?”

Xiau Chen menatapnya. Tubuhnya bersinar, pedang di tangan siap. “Aku bukan untuk dipantaskan. Aku ada untuk menaklukkan.”

Sekejap kemudian, ruang di sekitar mereka pecah. Waktu di Langit Kesembilan berputar mundur dan maju secara bersamaan. Setiap gerakan Xiau Chen terasa lambat, namun setiap serangan musuh bisa muncul dari ribuan arah sekaligus. Ia mengerahkan Pedang Penutup Waktu — aliran waktu di sekelilingnya mengeras, memperlambat makhluk-makhluk itu, namun tetap memerlukan kecermatan sempurna.

Pertukaran serangan berlangsung brutal. Tiap kali pedangnya menebas, ia merasakan arus qi dari Inti Dunia ikut berputar, menambah tekanan pada tubuhnya. Bayangan Mo Tian muncul di sisi lain, matanya merah menyala: “Kau pikir bisa menahan Inti Dunia? Aku akan menunggu di titik terakhir!”

Xiau Chen menelan ludah. Ini adalah pertemuan terakhir sebelum ia bisa menembus batas Langit Kesembilan. Ia memusatkan semua pusaka, menciptakan pusaran energi tiga warna — putih, hitam, dan emas — yang memutar di sekelilingnya, menahan serangan Makhluk Asal.

“Teknik Giok Abadi… Langkah Langit Kesembilan!” teriaknya. Tubuhnya bergerak secepat kilat, menembus pertahanan musuh, dan menancapkan pedangnya tepat di inti energi yang berdenyut di depan Inti Dunia.

Sekejap, keheningan murni menyelimuti seluruh Langit Kesembilan. Inti Dunia bergetar hebat, memancarkan gelombang cahaya yang menembus setiap sudut. Xiau Chen berdiri tegap, tubuhnya memancarkan aura yang setara dengan inti itu sendiri.

Namun dalam cahaya itu, suara Mo Tian bergema: “Ini baru permulaan. Setelah ini, kau akan terhisap ke dunia lain — dunia yang lebih murni, lebih keras, dan tak ada yang bisa menahanmu selain dirimu sendiri.”

Tanpa peringatan, seluruh Langit Kesembilan berputar dan runtuh menjadi pusaran cahaya. Xiau Chen tersedot, pedangnya dan pusaka yang ia kuasai bercampur dalam aliran energi, melayang di ruang kosong yang lebih murni dari dunia asalnya.

Di sana, tidak ada batas. Tidak ada langit, bumi, atau laut. Hanya energi murni yang padat, bersih, dan tak terbatas. Tubuhnya merasakan kekuatan tak terbayangkan, dan hatinya menyadari sesuatu: dunia ini lebih murni dari dunia asalnya, dan energi di sini mampu memperkuat kultivator sepuluh kali lipat.

Xiau Chen menatap ke dalam kehampaan, sadar bahwa perjalanannya belum selesai. Setiap gerakannya akan menentukan arah dunia baru yang mungkin terbentuk di tempat ini. Di depan matanya, muncul bayangan pasar gelap, kedai makan, dan arena kultivator — tapi semua versi lebih kuat, lebih murni, dan lebih berbahaya. Artefak yang ada jauh melampaui dunia asalnya, mampu memicu ledakan qi yang bisa meruntuhkan gunung.

Ia tersenyum tipis. “Ini... adalah dunia yang pantas untuk ujian terakhir. Tidak ada ruang bagi yang lemah. Aku harus menaikkan ranah kultivasiku lebih tinggi lagi.”

Dan saat langkah pertamanya di tanah dunia baru itu tercipta, bayangan Mo Tian kembali muncul, lebih nyata, lebih dingin, dan lebih menakutkan dari sebelumnya. Mata merahnya menyala: “Akhirnya kita bertemu di tempat yang benar-benar murni… Aku menunggumu, Xiau Chen.”

Xiau Chen menatap ke arah bayangan itu, pedangnya bersinar dengan energi gabungan seluruh pusaka Langit Kedelapan dan Kesembilan. Nafasnya panjang, matanya tegas. “Kalau dunia ini murni, maka aku akan menggunakannya untuk menguji batasku. Tidak ada yang bisa menghentikanku, Mo Tian.”

Seketika, cahaya menyelimuti mereka berdua, menandai awal dari arc baru — dunia yang lebih murni, lebih keras, dan menuntut keberanian sejati dari sang Pendekar Suci.

1
Nanik S
Lanjutkan Tor
Nanik S
Bagus... walau dulu sektemu hancurkan saja kalau menyembah Iblis
Nanik S
Xiau Chen... hancurkan Mo Tian si Iblis pemanen Jiwa
Nanik S
Lebih baik berlatih mulai Nol lagi dan tidak usah kembali ke Klan
Nanik S
Hadir 🙏🙏
Girindradana
tingkatan kultivasinya,,,,,,,
Rendy Budiyanto
menarik ceritanya min lnjutin kelanjutanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!