NovelToon NovelToon
KAIL AMARASANA

KAIL AMARASANA

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem
Popularitas:898
Nilai: 5
Nama Author: Yusup Nurhamid

Di negeri Amarasana, tempat keajaiban kuno disembunyikan di balik kehidupan sederhana, Ghoki (17), seorang anak pemancing yatim piatu dari Lembah Seruni, hanya memiliki satu tujuan: mencari ikan untuk menghidupi neneknya.
Kehidupan Ghoki yang tenang dan miskin tiba-tiba berubah total ketika Langit Tinggi merobek dirinya. Sebuah benda asing jatuh tepat di hadapannya: Aether-Kail, sebuah kail pancing yang terbuat dari cahaya bintang, memancarkan energi petir biru, dan ditenun dengan senar perak yang disebut Benang Takdir.
Ghoki segera mengetahui bahwa Aether-Kail bukanlah alat memancing biasa. Ia adalah salah satu dari Tujuh Alat Surgawi milik para Deva, dan kekuatannya mampu menarik Esensi murni dari segala sesuatu—mulai dari ikan yang bersembunyi di sungai, kayu bakar ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yusup Nurhamid, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tenunan Akhir

​Ghoki, Kaelen, Lysandra, dan Fitria bergegas menaiki tangga spiral Istana Penenun. Tangga itu sendiri adalah Benang Takdir yang berputar-putar, memancarkan Esensi Ketepatan Waktu dan Perhitungan yang membuat mereka pusing.

​"Dia sudah di Altar!" teriak Ghoki.

​Di puncak Istana, mereka melihat Yusuf berdiri di depan sebuah monolit cahaya yang sangat besar—Altar Kanon Takdir. Altar itu berdenyut dengan energi penciptaan, dan di atasnya, Mata Para Deva yang dibawa Ghoki kini berputar dengan liar.

​"Selamat datang, Penenun Cilik," sambut Yusuf. Matanya berkilat dengan kegilaan yang terukur. "Aku sudah menenun Kanonmu. Aku sedang mengeliminasi semua Kekacauan dari keberadaan. Kau akan melihat realitas yang paling efisien dan logis!"

​Yusuf mengangkat tangannya. Ia tidak menyerang Ghoki, melainkan realitas di sekitarnya.

​Aku menulis ulang... Esensi Gravitasi menjadi Kebalikan!

​Tiba-tiba, gravitasi di sekitar tim Ghoki berbalik. Mereka semua terlempar ke langit-langit yang tak terlihat.

​"Tahan!" seru Ghoki. Ia segera memfokuskan Esensi Keterikatan di Gada Takdir, menancapkan kailnya ke Benang Takdir terdekat, dan menarik dirinya serta timnya kembali ke posisi stabil.

​Yusuf tertawa. "Realitas hanyalah kumpulan Benang Takdir. Aku akan membuat Benang yang berlawanan dengan logikamu!"

​Serangan Logika

​Ghoki tahu bahwa pertarungan ini bukan tentang kekuatan fisik. Melawan Yusuf yang memegang Kanon adalah melawan realitas itu sendiri.

​"Kaelen, Lysandra, Fitria! Dia terlalu kuat di sini! Kita harus mengganggu Logikanya!" perintah Ghoki.

​"Ganggu logikanya?" tanya Kaelen, bingung.

​Ghoki menjelaskan dengan cepat, "Yusuf adalah Keteraturan Mutlak. Kelemahannya adalah Kekacauan Teratur. Fitria, ciptakan Esensi Keseimbangan yang begitu sempurna sehingga menciptakan ruang hampa, memutus hubungannya dengan Kanon untuk sesaat!"

​Fitria mengangguk. Dia merentangkan tangannya, memancarkan Esensi Keseimbangan Udara Murni. Seluruh ruangan itu sunyi seketika. Esensi di sekitar Yusuf, yang bergerak dengan keteraturan sempurna, terhenti karena Keseimbangan mutlak.

​Yusuf berteriak. "Keseimbangan yang bodoh! Ini melumpuhkan tenunanku!"

​Ghoki menggunakan momen singkat itu. Ia melepaskan Aether-Kail dan menerjang Yusuf sendirian, Gada Takdir terangkat tinggi.

​"Kau tidak akan menjadi Deva, Yusuf. Kau hanyalah hamba dari Logika Takdir!"

​Yusuf mencoba menenun Esensi Penghalang Logis di depannya. Sebuah dinding Esensi Logika tebal muncul.

​"Kau tidak bisa menembusnya! Logikaku berkata: kau tidak akan pernah berhasil!" seru Yusuf.

​Tenunan Terakhir

​Ghoki tidak mencoba menghancurkan dinding itu. Ia mencoba melewatinya dengan melanggar logika itu sendiri.

​Ghoki mengaktifkan Jubah Bayangan (Esensi Ilusi) dan Tongkat Ilusi (Esensi Kekacauan) secara bersamaan, kemudian ia menyerap Esensi Keseimbangan Realitas Murni dari Mata Para Deva yang masih berdenyut di Altar.

​Ghoki memfokuskan dirinya, tidak pada Yusuf, tetapi pada Kanon Takdir itu sendiri.

​Aku menenun... Esensi Kekacauan yang Diperlukan ke dalam Kanon Takdir!

​Ghoki menusukkan Aether-Kail ke Altar, bukan ke Yusuf. Kail itu bertindak sebagai konduktor untuk Esensi Kekacauan Teratur yang dia kumpulkan dari Gada Takdir dan Esensi Keseimbangan Realitas Murni dari Mata Para Deva.

​Ketika Esensi Kekacauan Teratur Ghoki berbenturan dengan Logika Mutlak Kanon Takdir Yusuf, Benang Takdir di seluruh Sanctum Aetherius bergetar.

​Yusuf menjerit kesakitan, Esensinya mulai retak. "Tidak! Aku adalah keteraturan! Ini tidak logis! Realitas harus teratur!"

​"Tidak!" balas Ghoki. "Realitas adalah Keseimbangan antara Keteraturan dan Kekacauan! Kau hanya melihat satu sisi, Yusuf!"

​Fitria menembus batasan Keseimbangannya, mengeluarkan seluruh Esensi Keseimbangan Murni miliknya. Keseimbangan Murni itu menstabilkan Kanon, mencegahnya hancur. Kaelen dan Lysandra menyerang Yusuf dengan serangan Esensi fisik, memaksanya untuk melepaskan fokusnya.

​Saat Yusuf kehilangan fokus dan Esensinya terbagi, Ghoki mengambil kesempatan emasnya. Ia menggunakan kekuatan penuh Mata Para Deva untuk memancing Benang Takdir Yusuf sendiri.

​Aku memancing... Esensi Keterikatan Yusuf kembali ke Keterikatan Fana!

​Ghoki menarik.

​Yusuf menjerit, suaranya kini kembali menjadi suara manusia biasa yang ketakutan. Benang Takdir di sekitarnya yang memungkinkannya mengontrol realitas terlepas. Yusuf jatuh berlutut, Esensi Kekuatan Intelektual Murni-nya terkunci.

​Ghoki, meskipun kelelahan, mencabut Kailnya dan mengamankan Mata Para Deva kembali ke Gada Takdir. Altar Kanon Takdir kembali berdenyut dengan tenang.

​Epilog Fana

​Ghoki menatap Yusuf yang kini lumpuh. "Kau tidak memiliki hak untuk menulis ulang Kanon Takdir."

​Ghoki, dibantu Fitria, menenun Benang Takdir baru di sekeliling Yusuf. Bukan untuk membunuhnya, tetapi untuk menguncinya di Sanctum Aetherius sebagai Pengawas Abadi bagi Kanon Takdir, sebuah nasib yang lebih buruk baginya daripada kematian. Dia harus menyaksikan realitas yang kacau balau, sebuah hukuman atas keangkuhannya.

​Ghoki dan timnya segera kembali ke Gerbang yang masih terbuka. Saat mereka melewati Gerbang, Ghoki merasakan beban besar terlepas dari pundaknya.

​Mereka kembali ke Nexus. Ghoki telah menyelamatkan Amarasana, bukan dari Kekacauan Varun, tetapi dari Keteraturan Mutlak Yusuf. Ghoki berdiri di Ruang Takdir, Gada Takdir kini sempurna dengan Mata Para Deva yang stabil.

​Dia telah menjadi Penenun Takdir yang sesungguhnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!