Menikah dulu... Cinta belakangan...
Apakah ini cinta? Atau hanya kebutuhan?
Rasa sakit dan kecewa yang Rea Ravena rasakan terhadap kekasihnya justru membuat ia memilih untuk menerima lamaran dari seorang pria buta yang memiliki usia jauh lebih tua darinya.
Kai Rylan. Pria buta yang menjadi target dari keserakahan Alec Maverick, pria yang menjadi kekasih Rea.
Kebenaran tanpa sengaja yang Rea dengar bahwa Kai adalah paman dari Alec, serta rencana yang Alec susun untuk Kai, membuat Rea menerima lamaran itu untuk membalik keadaan.
Disaat Rea menganggap pernikahan itu hanyalah sebuah kebutuhan hatinya untuk menyembuhkan luka, Kai justru mengikis luka itu dengan cinta yang Kai miliki, hingga rahasia di balik pernikahan itu terungkap.
Bisakah Rea mencintai Kai? Akankah pernikahan itu bertahan ketika rahasia itu terungkap? Apa yang akan terjadi jika Alec tidak melepaskan Rea begitu saja, dan ingin menarik Rea kembali?
Ikuti kisah mereka....!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24.
"Rea..."
Merasa namanya dipanggil, Rea berbalik diikuti Kai yang turut berbalik, menjeda sejenak perbincangan bersama relasi bisnisnya yang juga menjadi tamu di sana.
"Ya tuhan... Kamu cantik sekali!" Evie memekik girang dengan satu tangan terulur, berniat untuk mengandeng Rea sekaligus untuk memisahkan Rea dengan suaminya.
Beberapa saat lalu, sebelum ia mendekati Rea, Evie menangkap isyarat dari Alec untuk mendekati Rea setelah melihat wanita itu tak kunjung melepaskan diri dari suaminya seperti yang pernah Alec rencanakan.
"Ada apa?" Rea bertanya datar, tangannya bahkan bergerak lebih cepat menghindari tangan Evie yang berniat menyentuhnya.
"Kamu kenapa, Re? Aku merindukanmu," ujar Evie dengan wajah sendu, menutupi kebingungannya melihat Rea menghindari tangannya.
"Sudah beberapa hari kamu sangat sulit dihubungi. Kamu bahkan mengganti nomormu tanpa mengatakannya padaku. Sedih sekali,"
Evie menunduk, memasang wajah muram yang membuat siapa saja yang melihatnya akan percaya bahwa Evie adalah sahabat yang peduli pada sahabatnya.
"Dan kau berharap aku percaya dengan apa yang baru saja kau katakan?" sambut Rea datar.
"Itu kasar, Re!" tegur Evie, wajahnya menunjukkan keterkejutan atas perubahan sikap sahabatnya.
"Kamu kenapa? Sikapmu mulai berubah sejak kecelakaan waktu itu. Dan sekarang kamu justru memperjelas perubahan sikapmu," sambungnya.
"Tidak ada yang berubah dariku," sahut Rea tenang.
"Lalu, kenapa kamu harus bersamanya?" Evie menunjuk Kai menggunakan dagunya. "Alec sudah menunggumu lama,"
Rea menatap tajam wanita yang sudah menjadi sahabatnya sejak lama, segera menangkap apa tujuan Evie mengucapkan kalimat itu tanpa memelankan suara. Evie ingin mempermalukan Kai di depan banyak orang.
"Aku bersama suamiku, di mana letak salahnya?" Rea bertanya dengan alis terangkat.
Apa yang baru saja Rea ucapkan menumbuhkan senyum tipis di bibir Kai, tetapi tidak dengan Jim serta Darina yang berada tak jauh dari Rea. Keduanya saling pandang sejenak dengan pertanyaan dalam benak mereka melihat Rea .
"Jika benar kau sahabatku, apakah menyebut pria lain di depan suamiku akan dilakukan oleh seorang sahabat?" Rea berkata lagi
"B-Bukan... Bukan begitu maksudku... " wajah Evie seketika memucat, terutama saat pandangan beberapa relasi bisnis Kai tertuju padanya dengan sorot berbeda. Penolakan Rea berada di luar skenario yang Alec siapkan.
Yang Evie bayangkan dalam benaknya adalah, Rea akan mengikutinya dan menghabiskan waktu sepanjang pesta bersama Alec yang akan membuat opini publik menganggap bahwa Kai gagal dalam pernikahannya, dan kabar itu akan sampai ke telinga orang tua Kai.
"Lalu?" Rea melepaskan sejenak tangannya dari lengan suaminya, melangkah maju dengan sorot tajam.
"Apa maksudmu dengan memintaku untuk menjauh dari suamiku agar aku bersama pria lain?" Rea bertanya lagi, menekan suaranya.
Sebelum Evie memiliki kesempatan untuk memberikan jawaban, suara seruan dari salah satu tamu mengalihkan perhatian mereka.
"Hei lihat! Bukankah itu Tuan Glen Chester?"
Perhatian Rea teralihkan akan kemunculan seorang pria lanjut usia yang melangkah masuk ke dalam aula pesta. Cukup untuk membuat Evie segera menjauh dari Rea saat melihat wanita itu justru tersenyum sumringah melihat kedatangan pria lanjut usia yang disegani oleh hampir seluruh tamu yang hadir.
"Apakah Rea mengenal Tuan Glen Chester? Kenapa dia terlihat senang sekali?" tanya Evie begitu ia sudah berada di samping Alec.
"Aku tidak tahu," jawab Alec kaku.
"Dia mengatakan akan mempertemukan aku dengan seseorang di acara kali ini. Tapi, tidak mungkin itu adalah Tuan Glen Chester, bukan?" sambungnya.
Evie menoleh dengan gerakan cepat, menemukan wajah Alec berubah kaku saat melihat dengan jelas dari tempat mereka berdiri Rea melangkah mendekat pada Tuan Glen Chester sembari menggandeng Kai diikuti Jim serta Darina di belakangnya, lalu kembali mengarahkan pandangan pada Rea.
Melihat bagaimana reaksi Rea saat melihat pria lanjut usia itu, langkahnya yang tanpa ragu saat mendekat meski beberapa orang berjas hitam berdiri di sekitar Tuan Glen Chester, serta senyum hangat yang Tuan Glen Chester perlihatkan saat menyambut Rea, membuat Evie bisa menarik satu kesimpulan meski itu ia rasa mustahil.
"Bagaimana jika memang Tuan Glen Chester-lah yang akan Rea kenalkan padamu?" tanya Evie.
"Mustahil!" sanggah Ryan. "Aku tidak pernah melihat adikku dekat dengan Tuan Glen Chester sebelumnya,"
"Aku juga tidak pernah melihat putriku terlibat dengan orang-orang dari kalangan bisnis," Tuan Josef menimpali.
"Tapi..." Nyonya Elise turut membuka suara kala melihat putrinya mendapatkan sambutan hangat dari pria yang sedang mereka perbincangkan.
"Bagaimana jika Rea memang mengenal Tuan Glen Chester? Bukankah kita bisa meminta Rea agar kita bisa menjalin kerjasama dengan Harvey Corp? Putri kita mengenal pemimpinnya," sambungnya dengan wajah sumringah.
"Sepertinya itu akan sulit," sambut Evie.
"Mengapa?" tanya Nyonya Elise.
"Sikap Rea malam ini.. Jauh berbeda. Dia berubah," ucap Evie.
"Lihat saja sekarang! Dia justru bersama si buta itu, bukan meminta kita mendekat," Alec menimpali.
"Sampai sejauh mana si buta itu mempengaruhi adikku?" Ryan menggeram kesal, membawa langkahnya untuk mendekati sang adik.
Sementara itu, dalam jarak beberapa langkah dari mereka, Rea menuntun suaminya mendekat pada Tuan Glen Chester, pria berusia enam puluhan yang masih memancarkan kewibawaan yang tak sirna dari wajah tuanya. Sekaligus pria lanjut usia yang menjadi pemilik dari Harvey Corp.
"Re... Kita mau kemana?" Kai bertanya pelan, berusaha untuk menutupi kegugupannya.
Kai bisa melihat Rea membawa dirinya mendekat pada seseorang yang sangat sulit untuk ia temui. Seseorang yang akan memberikan dampak besar jika ia bisa menjalin kerjasama dengan orang itu.
"Aku pernah mengatakan akan membantu Paman untuk mendapatkan kerjasama dengan Harvey Corp, bukan?" Rea balas bertanya, tersenyum manis.
"A-Apa..."
"Kakek..."
Sebelum Kai bisa menyelesaikan kalimatnya, Rea sudah lebih dulu membuka suara menyapa pria lanjut usia yang kini berdiri di depan Kai. Menyambut hangat kedatangan Rea.
Keterkejutan segera memenuhi udara, kedua mata para tamu membulat sempurna kala mendengar satu kata yang Rea ucapkan. Begitupun dengan Jim serta Darina yang berada di belakang mereka berdua.
"Dia bilang apa?" celetuk Jim tanpa sadar.
"Kakek...?"
"Bagaimana mungkin...?"
. . . . .
. . . . .
To be continued...