NovelToon NovelToon
Kasih Terlarang Sang Hostess

Kasih Terlarang Sang Hostess

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Single Mom / Crazy Rich/Konglomerat / Nikah Kontrak / Balas Dendam / Playboy
Popularitas:868
Nilai: 5
Nama Author: Wulan_Author

Alma Seravina, seorang ibu tunggal yang bekerja sebagai Hostess di sebuah klub malam, harus menghadapi pandangan merendahkan dari masyarakat sekitarnya. Pekerjaannya yang unik, yang memerlukan dia untuk bekerja di malam hari, sering kali disalahpahami sebagai pekerjaan yang tidak pantas. Namun, Alma tetap mempertahankan pekerjaannya untuk membesarkan anak satu-satunya. Meskipun pandangan masyarakat membebani dirinya, Alma tidak pernah menyerah sedikitpun apalagi setelah mengetahui kondisi anaknya yang sedang sakit parah.

Di tengah kebingungan, tiba-tiba saja seorang pemuda yang usianya jauh di bawah Alma memasuki kehidupannya untuk balas dendam atas kematian tunangannya yang berkaitan dengannya. Namun, bukannya berhasil membalaskan dendam, Gevan justru malah terjebak nikah dengan Alma.

"Ayo menikah dan tandatangani kontrak ini!"

Alma tersenyum remeh, "Apa kamu bercanda? Aku tidak pantas jadi istri kamu, aku lebih pantas jadi kakak atau Tante kamu!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wulan_Author, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26 Pesan dari Arga

Seharian ini sikap ibu Julia begitu beda dari biasanya, setelah pulang dari rumah sakit dan bertemu Nyonya Wisma entah mengapa sikap ibu Julia menjadi pendiam.

Ibu Julia terus merasa aneh dengan nama Nyonya Wisma bahkan setelah mendengar dokter memanggil namanya, Ibu Julia langsung terkejut dan bahkan lupa melihat keadaan cucunya andai saja Pak Bayu tak menegurnya.

"Bu, Ibu kenapa?"

Mendengar sapaan dari Pak Bayu saja Ibu Julia merasa gelisah dan terkejut sampai dia menjatuhkan ponselnya sendiri.

Sambil menghela nafas panjang Ibu Julia kembali duduk dan mendelik ke arah Pak Bayu.

"Bapak, kenapa sih ngagetin Ibu seperti itu!" tegur Ibu Julia.

Pak Bayu mengernyit, "Bapak biasa aja kok, apa mungkin ibu sedang melamun?"

Tak ingin terlihat gugup, Ibu Julia langsung menjawab dengan tenang, "Nggak kok, Ibu nggak apa-apa," ucap Ibu Julia.

"Terus kenapa ibu kaget pas Bapak panggil?" tanya Pak Bay yang semakin penasaran.

"Ibu .. Ibu cuman teringat Rose saja, Pak."

Pak Bayu menggelengkan kepalanya lalu duduk disamping Ibu Julia. "Lagian ngapain sih tadi ibu mendadak pulang tanpa pamitan? Kita kan bisa lihat keadaan Rose lebih lama tadi," ucap Pak Bayu.

"Ibu cuman nggak enak badan aja!" singkat Ibu Julia.

"Perasaan dari tadi ibu baik-baik aja kok, kenapa mendadak nggak enak badan?"

Ibu Julia menatap Pak Bayu dengan tatapan sinis, "Bisa jangan bawel nggak sih, Pak!" sentak Ibu Julia dengan ketus.

Pak Bayu langsung terdiam tanpa ekspresi, takut jika istrinya akan kembali marah.

"Apa mungkin dia Wisma yang aku kenal?" gumam Ibu Julia.

Wajah dan nama itu tak pernah bisa hilang dari pikiran Ibu Julia sejak dari itu.

......................

*Kediaman Gevan*

"Syarat apa?" tanya pemuda itu.

Nyonya Wisma mengeluarkan map berwarna merah, "Tandatangani ini!" titah nya.

Gevan mengambil map itu lalu membacanya dengan teliti. Setelah beberapa poin dibaca, Gevan langsung memberikan map itu kembali pada Nyonya Wisma dengan ekspresi dingin dan wajahnya pun seketika berubah muram.

"Sejak kapan kamu merencanakan ini?" tanya Gevan dengan wajah kesal.

"Mama hanya berjaga-jaga, dan rupanya ini memang terjadi!"

"Dasar wanita licik!"

Nyonya Wisma tersenyum, "Semua keputusan ada ditangan kamu, kamu setuju menandatangani perjanjian ini dan bersedia menikah dengan calon yang sudah Mama siapkan setelah berakhirnya kontrak kamu bersama wanita itu, maka aku tidak akan mengganggu rencana mu, bahkan Mama akan membantu kamu membalaskan dendam kamu semaksimal mungkin!" tegas Nyonya Wisma.

Lengan Gevan mengepal keras serta rahang mengeras dan sorot mata berubah tajam. Karena tidak ada pilihan lain, maka mau tidak mau Gevan harus menandatangani surat perjanjian yang dibuat oleh Nyonya Wisma yang ternyata sudah direncanakan sejak awal.

"Jangan ganggu rencanaku dan tepati janjimu! jangan ikut campur apa pun yang terjadi sampai aku memutuskan hubunganku dengan wanita itu!"

"Mama tidak pernah mengingkari janji, dan kamu sudah memilih keputusan yang benar," ucap Nyonya Wisma sambil tersenyum puas.

Bukan Nyonya Wisma namanya Jika dia tidak bisa mendapatkan apa yang dia mau bahkan Nyonya Wisma bisa mengendalikan siapa pun karena memang Nyonya Wisma adalah tipe orang yang tidak pernah pantang menyerah dan selalu teliti juga hati-hati dalam merencanakan hal apa pun. Begitu juga dengan kehidupan Gevan, Nyonya Wisma tidak mau jika anaknya mendapatkan pendamping yang salah, dia tidak ingin melihat Gevan sengsara atau tidak bahagia karena sudah memilih wanita yang tidak pantas untuknya, apalagi saat melihat Alma yang begitu berpenampilan sederhana yang ternyata bekerja sebagai hostess dan sudah memiliki seorang putri membuat Nyonya Wisma tidak bisa diam. Belum lagi saat melihat ibu wanita itu Nyonya Wisma mempunyai firasat buruk jika orang tua Alma bukanlah orang tua yang baik dan dia bisa memastikan jika kedua orang tua Alma adalah orang yang haus akan harta.

"Lalu kapan kamu akan menikahi wanita itu?" tanya Mama Wisma.

"Besok, aku akan menikahinya besok!"

"Baiklah, Mama akan membantu kamu menyiapkan pernikahan kamu besok."

Gevan memutar kedua bola matanya, lalu membalikkan badannya dan langsung berlari menuju kamarnya dengan perasaan kesal karena tidak bisa menolak permintaan wanita menyebalkan itu.

Setelah sampai di dalam kamar Gevan langsung membuka jas miliknya lalu membantingnya dengan kasar ke atas lantai untuk melampiaskan amarahnya yang sudah tidak bisa dia bendung lagi. Gevan tidak pernah bisa menolak kemauan Mama Wisma karena janji yang sudah dia katakan kepada mendiang sang Ayah, Gevan berjanji dia tidak akan menyakiti Mama Wisma apalagi sampai membangkang atau tidak menuruti perintahnya.

"Rencanaku tidak boleh gagal gara-gara wanita itu! Aku harus membalaskan dendam ini untuk cintaku!" gumam Gevan sambil melihat foto Alma berukuran besar yang sudah banyak tertancap panah.

Di tempat lain, Nyonya Wisma langsung menghubungi beberapa pegawainya untuk menyiapkan acara pernikahan Gevan dengan wanita yang tidak jelas asal-usulnya itu. Bahkan Nyonya Wisma menyiapkan beberapa pakaian mewah, sepatu tinggi, hingga berlian untuk meyakinkan Alma dengan pernikahan ini.

"Siapkan semuanya besok, semua harus selesai sebelum matahari terbit."

Nyonya Wisma langsung mematikan ponselnya dan kembali menaruh ponsel itu di atas meja. Namun, beberapa detik kemudian aplikasi chat menyala dan satu pesan pun masuk.

Menantu| "Tante, bagaimana dengan Gevan? Apa dia menerima perjodohan ini?"

Wisma| "Tenang saja sayang, Tante sudah mengatur semuanya. Hanya satu tahun, tunggu sampai Gevan menyelesaikan rencananya."

Menantu| "Baiklah, aku tidak sabar ingin hidup bersama Gevan."

Wisma kembali menaruh ponsel miliknya sambil tersenyum tipis menatap foto wallpaper nya.

......................

*Hospital*

"Nyonya Alma, Anda boleh menemui Nona Rose sekarang," ucap perawat.

Dengan senang hati Alma langsung menyahut, "Baik, terima kasih suster."

Alma pun langsung bergegas masuk untuk melihat keadaan Rose yang sudah ia tinggal beberapa waktu karena pemeriksaan.

"Sayang bagaimana keadaanmu sekarang?" tanya Alma sambil memegang lengan Rose.

"Rose baik-baik saja Mam," Sahut gadis kecil itu.

Alma tak hentinya terus mencium lengan mungil Rose dengan lembut, "Kamu hebat sayang, Mami bangga kepada Rose."

"Terima kasih Mami," sahut Rose sambil tersenyum.

Setelah berbincang dengan Rose beberapa saat dan akhirnya Rose terlelap, Alma pun kembali keluar untuk istirahat sejenak.

Alma duduk di kursi yang paling belakang sambil menyenderkan kepalanya ke lantai disampingnya.

"Setelah kontrak itu aku tandatangani, apa yang akan terjadi selanjutnya? Apa aku bisa menjadi istri pemuda itu?" gumam Alma yang semakin gelisah memikirkan Gevan.

Ting.

Ponselnya berbunyi.

Nomor tak dikenal| "Kamu sedang apa, Al? Ini aku, Arga."

Mata Alma langsung berbinar melihat isi pesan itu.

Alma| "Aku sedang duduk, kamu sendiri bagaimana?"

Arga| "Aku sedang merindukan seseorang."

Wajah Alma seketika berubah saat Arga mengirimkan pesan terakhirnya. Entah apa maksud Arga ini, namun hati Alma rasanya tidak enak.

1
Xvoid_99
lanjutt🔥
Wolfmoon: Terima kasih untuk supportnya Kak, selalu dukung aku yaa.. jangan lupa beri saran jika ada yang kurang 🤗❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!