NovelToon NovelToon
I LOVE YOU, KANARA

I LOVE YOU, KANARA

Status: tamat
Genre:Kontras Takdir / Diam-Diam Cinta / Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Murni / Menyembunyikan Identitas / Tamat
Popularitas:4.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Mae_jer

Kanara Rusadi, wanita beranak satu yang menikah dengan laki-laki keji karena dijual oleh ibu tirinya. Kanara kabur dari rumah akibat mendapatkan kekerasan dari suaminya. Ia bersama putranya harus hidup serba berkekurangan.

Demi sang putra dan berbekal ijasah SMA, Kanara bertekad masuk di sebuah perusahaan besar milik laki-laki yang pernah dia tabrak mobil super duper mahalnya.

Pertemuan awal mereka meninggalkan kekesalan Brandon. Namun seiring berjalannya waktu, Brandon mengetahui bahwa Kanara sedang bersembunyi dari suaminya dan saat ini berada di dalam bahaya yang mengancam nyawanya.

Brandon yang diam-diam mulai ada rasa pada Kanara, berusaha menyelamatkan wanita itu dari ancaman sang suami yang berkuasa di dunia gelap. Tanpa ia sadari Kanara adalah wanita yang pernah pernah terjerat dengannya sepuluh tahun lalu dan bocah bernama Bian itu adalah putra kandungnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Brandon tiba di depan sekolah Bian dengan langkah penuh percaya diri. Ia mengenakan kemeja biru langit dengan penampilan rapi yang semakin menonjolkan sosok tegap dan ketampanannya yang hampir sempurna.

Begitu lelaki itu muncul, para guru, staf sekolah dan beberapa murid yang sedang bermain di halaman langsung menoleh, terpesona oleh aura yang terpancar dari dalam dirinya. Sekolah tersebut adalah sekolah gabungan SD, SMP dan SMA. Tidak terlalu besar tapi jumlah siswanya terbilang cukup banyak. Para siswi SMA yang paling tertarik mencuri-curi pandang ke pria itu.

Mata para guru pun hanya fokus pada sosok tinggi dan menawan tersebut. Mereka langsung bergosip dengan suara pelan, berbisik-bisik tentang siapa lelaki yang begitu tampan dan berwibawa itu.

Tentu saja orang-orang itu merasa penasaran dan tidak bisa menahan diri untuk bertanya,

"Siapa laki-laki itu?"

"Kenapa dia datang ke sekolah ini?"

Brandon sendiri tidak peduli dengan tatapan mata yang tertuju padanya. Ia hanya memfokuskan pandangannya mencari kelas dari si bocah bernama Bian, putra Kanara.

"Siang pak, mohon maaf, kalau boleh tahu anda cari siapa ya?" salah seorang guru muda sengaja mendekati Brandon di saat pria itu menghentikan langkahnya di depan sebuah kelas yang di tertulis besar-besar di depan pintu 'kelas empat SD'. Perempuan yang berprofesi sebagai guru tersebut tampak terpesona pada ketampanan Brandon. Dari jauh sudah menawan, begitu di lihat dari dekat, oh ya ampun. Dia pingsan rasanya.

"Saya mencari anak laki-laki kelas empat. Namanya Bian Gracia, ini kelasnya kan?" kata Brandon menatap wanita berseragam guru tersebut.

"Bian Gracia?" si guru berpikir sebentar, lalu berbicara lagi.

"Ah benar. Anak yang baru pindah ke sini beberapa hari yang lalu bukan? Betul, ini kelasnya. Apakah anda adalah ayahnya?

Alangkah baiknya kalau dia adalah ayah dari bocah itu. Sayangnya bukan. Batin Brandon berkata begitu.

Saat Brandon hendak menjawab pertanyaan tersebut seorang bocah laki-laki berbadan kecil melangkah keluar dari dalam kelas. Bocah itu memakai ransel berwarna hitam yang sedikit lebih besar daripada tubuhnya yang mungil. Saat melihat Brandon, raut wajah bocah itu langsung berubah. Dia ingat perlakuan kasar Brandon pada mamanya. Pokoknya mata Bian sangat tidak bersahabat. saat menatap pria itu.

Bian membuang muka saat Brandon menatap ke arahnya.

"Bian," untuk pertama kalinya Brandon menyebut nama itu.

"Mamamu sakit jadi tidak bisa menjemputmu." tambahnya kemudian.

Kalimat yang keluar dari mulut Brandon sontak membuat Bian kaget. Ia mendekati Brandon dan memegangi sebelah tangan pria itu.

"Mama sakit apa? Bian mau pulang sekarang. Bian mau ketemu mama." kata bocah itu, matanya mulai berkaca-kaca.

Brandon jadi menyesali kalimatnya. Harusnya dia tidak langsung bilang kalimat seperti tadi. Tapi semuanya sudah terlanjur. Lelaki itu pun membungkukkan badannya dan mengusap-usap lembut kepala Bian.

"Tenanglah, mama kamu nggak apa-apa, hanya butuh istirahat saja. Sekarang kita pulang ya, mama kamu nungguin kamu di rumah." ucap Brandon lembut. Bian menatap pria itu lama, kemudian menggenggam tangan Brandon. Entah kenapa rasa tidak suka anak itu kepada Brandon agak berkurang. Biasanya dia selalu curiga dan sangat berhati-hati pada orang-orang yang baru dia kenal. Tetapi terhadap pria yang pernah ngomong ketus pada mamanya ini, bocah itu justru percaya tanpa ada rasa curiga sama sekali.

Ketika mereka sampai di lapangan parkir, Brandon membukakan pintu mobil mewahnya, menunggu bocah itu masuk dengan sabar. Para guru yang ada di sekitar tidak dapat menahan diri untuk memandang dengan penuh kekaguman. Mereka membicarakan lelaki itu dalam bisikan yang semakin kuat.

"Dia siapa sih? Apa dia orang penting?" tanya salah seorang guru dengan heran.

"Mungkin dia orang tua dari murid itu. Bisa jadi dia pebisnis kaya. Lihat saja mobilnya," jawab guru lainnya, mata mereka tak bisa berpaling dari sosok lelaki yang begitu sempurna di mata mereka.

Begitu mobil Brandon melaju meninggalkan area sekolah, gosip tentang siapa kira-kira pria itu semakin heboh.

Dalam perjalanan pulang, Bian sesekali mencuri-curi pandang pada lelaki gagah yang sedang mengemudi dengan penuh ketenangan. Ia merasa aneh, kenapa om itu bisa tahu mamanya sakit dan menjemputnya di sekolah.

"Kenapa om tahu mama Bian sakit? Emangnya om ketemu mamanya Bian di mana?" bocah itu bertanya. Brandon melirik ke bocah itu sebentar lalu fokus lagi menatap jalan.

"Mama kamu belum cerita kalau mama kamu kerjanya di perusahaan om?" Bian menggeleng.

"Perusahaan itu kayak kantor ya om?" tanyanya polos. Brandon tertawa kecil lalu menganggukkan kepala. Kemudian ia mendengar perut anak itu berbunyi, tanda perut tersebut membutuhkan asupan makanan.

"Kamu lapar?"

"Bian menundukkan kepala sembari menggeleng."

"Kita makan dulu sebelum pulang ke rumah kamu ya? Jangan bikin mama kamu khawatir."

'Bian nggak laper om, Bian mau ketemu mama."

"Kamu laper, nggak baik nahan laper. Mama kamu pasti sedih."

Perkataan Brandon membuat bocah berusia sembilan tahun itu terdiam. Ia tidak menolak lagi, karena dia memang sudah lapar. Mamanya tidak sempat bikin bekal hari ini, dan dia tidak sempat pergi makan ke kantin sekolah.

Mereka memasuki restoran yang cukup mewah di daerah situ. Banyak makanan yang Bian suka. Waktu masih tinggal di rumah papanya pun dia bisa memilih semua makanan yang dia suka, hanya saja karena sang papa terlalu kejam, dia jadi takut pada papanya. Benci juga akibat papanya selalu bikin mamanya nangis.

Habis makan, dia langsung di anterin pulang ke rumah. Mamanya sudah menunggu di ruang tamu.

"Mamaa!" Bian berseru sambil berlari kecil ke mamanya.

"Jangan peluk-peluk mama dulu sayang, mama takut kamu ketularan sakit mama." kata Kanara.

"Pas om Brandon bilang mama sakit, Bian jadi khawatir. Mama jangan sakit lagi ya, Bian sedih kalau mama sakit." gumam Bian. Kanara tersenyum.

"Bian udah makan?"

"Udah. Om Brandon bawa Bian makan di restoran mahal dan temenin Bian makan sambil nanya-nanya tentang sekolah dan hobi Bian. Nggak kayak papa yang nggak per ..."

"Kamu masuk ke kamar ganti baju kamu dulu ya. Jangan lupa cuci tangan di dapur." Kanara cepat-cepat memotong perkataan Bian. Ia tahu bocah itu mau ngomong apa tadi. Jadi langsung dia potong.

Kanara juga bingung melihat kedekatan sang putra dan laki-laki yang memiliki jabatan tertinggi di tempatnya bekerja. Setelah Bian pergi, Kanara menaikkan kepala menatap Brandon yang masih berdiri sejak tadi. Ia merasa tidak enak sudah menyibukkan pria itu hari ini. Bos pula.

"Ma - maaf sudah merepotkan anda." katanya meminta maaf.

"Jangan bicara terlalu formal begitu. Kita tidak sedang berada di kantor. Kenapa duduk di sini? Bukankah sudah ku bilang istirahat saja di dalam?" balas Brandon.

"Ah, aku sudah sehat kok."

Brandon menghela nafas. Wanita ini terlalu memaksakan diri. Pria itu pun duduk di sofa yang berhadapan langsung dengannya.

"Boleh aku bertanya sesuatu?"

Kanara mengangguk.

"Apa kau dan suamimu sudah bercerai?"

Pertanyaan tersebut membuat Kanara kaget.

1
Nono Davidson
Sangat Menarik
Umi Syafaah
Luar biasa
Trie Handayani
ape ni ,sedihnya
𝓛𝖊𝖊𝖈𝖍𝖞𝖗𝖆
😍😍
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐬𝐞𝐣𝐚𝐤 𝐣𝐦𝐧 𝐧𝐚𝐛𝐢 𝐤𝐞𝐫𝐚𝐣𝐚𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐟𝐢𝐚 𝐭𝐫𝐢𝐚𝐝 𝐝𝐚𝐧 𝐚𝐩𝐚𝐩𝐮𝐧 𝐢𝐭𝐮 𝐩𝐬𝐭𝐢 𝐭𝐮𝐣𝐮𝐚𝐧 𝐧𝐲𝐚 𝟏 𝐫𝐞𝐛𝐮𝐭𝐚𝐧 𝐰𝐚𝐧𝐢𝐭𝐚 🤣🤣🤣
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐁𝐞𝐝𝐚 𝐤𝐥𝐨 𝐚𝐮𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐮𝐝𝐡 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐚𝐥𝐚𝐦𝐚𝐧 𝐭𝐮𝐡 𝐭𝐮𝐥𝐢𝐬𝐚𝐧 𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐥𝐮𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐭𝐚𝐭𝐚 𝐛𝐧𝐠𝐭, 𝐣𝐝 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐤𝐞 𝐦𝐚𝐬𝐮𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐥, 𝐚𝐝𝐚 𝐥𝐨𝐡 𝐧𝐨𝐯𝐞𝐥 𝐲𝐠 𝐠𝐤 𝐦𝐬𝐮𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐥𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐞𝐛𝐚𝐧𝐠𝐞𝐭𝐚𝐧, 𝐤𝐫𝐧 𝐠𝐤 𝐬𝐢𝐧𝐤𝐫𝐨𝐧 𝐚𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐣𝐮𝐝𝐮𝐥 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐚𝐥𝐮𝐫, 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐧𝐚𝐦𝐚𝟐 𝐝𝐠𝐧 𝐯𝐢𝐬𝐮𝐚𝐥 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐩𝐨𝐤𝐨𝐤𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐧𝐲𝐤 𝐝𝐞𝐡... 𝐲𝐚 𝐚𝐪 𝐭𝐚𝐮 𝐬𝐢𝐡 𝐧𝐨𝐯𝐞𝐥 𝐢𝐭𝐮 𝐟𝐢𝐤𝐬𝐢 𝐭𝐩 𝐚𝐝𝐚 𝐣𝐠 𝐧𝐨𝐯𝐞𝐥 𝐲𝐠 𝐝𝐢𝐚𝐦𝐛𝐢𝐥 𝐝𝐫 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐚𝐥𝐚𝐦𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐭𝐞𝐦𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐚𝐩𝐚𝐩𝐮𝐧 𝐲𝐠 𝐚𝐝𝐚 𝐬𝐮𝐦𝐛𝐞𝐫 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐧𝐲𝐚𝐭𝐚 😊😊😊
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐨𝐡 𝐢𝐧𝐢 𝐥𝐧𝐣𝐭𝐧 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐲𝐚𝐫𝐚 𝐲𝐚 𝐭𝐡𝐨𝐫? 𝐛𝐫𝐮 𝐧𝐠𝐞𝐡 𝐚𝐪 😊😊😊
Siti Sopiah
bangang betul si kanara ni
Siti Sopiah
kau akan mati di tangan Damian limey .bagus Brandon tak payah susah2 menghancurkan limey.dia dah mencari jln kematian nya sendiri
Siti Sopiah
jangan heran Damian dunia ciptaan Tuhan ini indah.hanya kau sj yg tak tau .asyik terperangkap dlm dunia mu yg hitam.buka mata dan midamu niscaya kau akan menemukan kebahagiaan mu
Siti Sopiah
bagus Damian lebih cepat kau bergerak gegabah.lebih cepat' kau mampus
Alona Luna
kak Mae.
wahyu widayati
keren
Anonymous
/Good//Good//Good//Good/
🌟 Dauzz🇲🇨
aku malah dukung kanars sama Damian
🌟 Dauzz🇲🇨
ini tokoh utama pria nya Damian apa Brandon
Siti Sopiah
semoga selamat nggak ketemu lagi sama manusia iblis
🌟 Dauzz🇲🇨
suka ceritanya
😘
di awal cukup puas
reiar sekar
emosional banget baca kisah Brandon, sampe ga rela kalo tamat plis 😔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!