NovelToon NovelToon
Demi Semua Yang Bernafas

Demi Semua Yang Bernafas

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Babah Elfathar

Kisah Seorang Buruh kasar yang ternyata lupa ingatan, aslinya dia adalah orang terkuat di sebuah organisasi rahasia penjaga umat manusia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Babah Elfathar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Bab 26

“Baiklah,” ucap Rangga.

Setelah mendengar jawaban Rangga, perlahan-lahan senyum di bibir RedRos menghilang, “Lupakan, aku pergi pergi sendiri saja!”

RedRos bergumam lirih, “Huh, kamu lelaki membosankan.”

Setelah mengatakan hal itu, dia memakai kacamata hitamnya tanpa melihat Rangga sama sekali.

Membosankan! Tidak menantang sama sekali!

RedRos tidak ingin tipe lelaki yang terlalu umum. Dia ingin lelaki yang sedikit sulit didapatkan. Awalnya saja menolak, tapi ujung-ujungnya mau juga.

Melihat muka Rangga yang berangsur menjadi kusut, RedRos menunjukkan senyum sinis. Dia menikmati sensasi menggoda para lelaki. Kaum adam akan mengira mudah mendapatkan Ros, saat mereka sudah terpikat, dia akan membuat mereka kecewa. Meninggalkan para lelaki yang sudah berpikir liar bak hutan amazon.

“Sinting!” ucap Rangga dalam hati saat melihat Ros tersenyum sinis padanya.

Sudah jelas kalau Ros tidak peduli lagi dengan Rangga. Dia mengeluarkan ponselnya dan mulai memainkan ponsel itu.

Rangga mengutuk di dalam hatinya. Kalau bukan karena saat ini ada banyak orang, dia sudah memberi Ros pelajaran. Anggota Red Lotus patut dimusnahkan.

Rangga melirik Ros yang menunduk melihat layar ponsel dan berkata dalam hati, “Karena kamu sudah di Kota Veluna, cepat atau lambat aku akan mendapatkanmu. Ketika saat itu tiba, aku akan menghancurkanmu!”

Ros merasa Rangga memperhatikannya, bukan melihat tatapan Rangga yang sinis. Tapi dia merasa Rangga sedang memelas meminta perhatian Ros.

Bus pun perlahan mulai melaju.

Pada saat yang bersamaan, Windy Syam berada di dalam mobil bersama Gadis dan yang lainnya untuk pergi makan.

“Eh ngomong-ngomong, kenapa kamu mengatakan kalau Rangga adalah pemerkosa? Menurutku dia tidak terlihat seperti itu sama sekali. Dia sudah menyelamatkan nyawa ayahku, bahkan sampai sekarang ayah masih sangat berterima kasih padanya.”

“Sembilan tahun yang lalu, dia mengajak adiknya Gadis, Dini, untuk dinner bersama. Kemudian dia sengaja mencampurkan obat tidur di makanan Dini, lalu… dia memerkosa Dini.” Dika terlihat marah, “Kalau dia memang suka dengan Dini, dia tidak harus melakukan hal kotor begitu. Jadi kamu harus jauh-jauh dari orang gila itu!”

Windy Syam cukup terkejut dengan penjelasan dari Dika, dia melihat Gadis dan bertanya, “Kak Gadis, apa itu benar?”

Sejak mereka masuk ke dalam mobil, Gadis sama sekali tidak membuka mulutnya. Dia terus melihat ke arah jalanan, dia hanya mengangguk tanpa menoleh sedikit pun saat Windy Syam melayangkan pertanyaan itu.

“Orang seperti dia harusnya dipenjara seumur hidup. Siapa yang bisa menjamin kalau dia tidak akan mencari mangsa lagi?” Lagi-lagi Dika emosi, “Dia sudah tidak punya muka lagi sampai-sampai tidak berani kembali ke Lyren Haven. Setelah dia keluar penjara, dia pindah ke Kota Veluna ini. Oh dan lagi, Wen, bagaimana bisa kamu bertemu dengannya? Apa dia bekerja di perusahaanmu?”

Windy Syam yang baru saja menerima informasi tak biasa itu masih sedikit syok. Dia menggelengkan kepala dan berkata, “Tidak, kebetulan saja aku mengenalnya. Dia dulu kerja di sebuah lokasi konstruksi jadi kuli angkat batu bata.”

“Kuli angkat batu bata?” Dika terkekeh, “Hahaha… jadi setelah keluar penjara dia kerja keras seperti itu ya.”

Sementara itu, Gadis yang mencuri-curi dengar pembicaraan antara Dika dan Windy Syam mengerutkan dahinya. Entah apa yang dia pikirkan.

Dika melanjutkan petuahnya, “Kamu jangan sampai berurusan dengan manusia satu itu lagi. Kamu ini sangat cantik dan kaya, mungkin dia mengincar itu darimu.”

Di sisi lain, Ros hanya duduk tanpa membuka mulutnya lagi sampai perjalanan Rangga sampai di halte tujuan.

Jam 6 sore, Rangga sampai di halte. Dia pulang ke rumah, Sisil Bahri dan Nindya Dewata sudah selesai memasak makan malam.

“Apa ada masalah?” tanya Nindya saat melihat muka kusut Rangga.

“Tidak ada.” Rangga menggaruk kepalanya dan berkata, “Oh iya, RedRos ada di Kota Veluna sekarang.”

Sisil Bahri dan Nindya menoleh bersamaan. Nindya bertanya dengan keheranan, “Apa kamu bertemu dengannya?”

Rangga mengangguk.

Sisil Bahri menghela napas, “Saat Ros muncul di muka umum, dia akan mengincar lelaki muda dan kuat sebagai gandengannya. Melihatmu yang kecewa seperti ini, sepertinya Ros tidak tertarik padamu ya.”

Rangga terlihat mengeluarkan ekspresi bersalah dan berkata, “Mana mungkin, hanya kamu yang ada di hatiku dokter Sisil. Aku memikirkan hal lain…”

Sisil melirik Rangga tanpa menjawab. Sementara Nindya terlihat penasaran, “Apa itu?”

“Aku bertemu teman sekolahku di Lyren Haven, Gadis namanya… kalian pasti sudah tahu ‘kan ceritaku yang itu,” kata Rangga lesu.

Nindya tahu masa lalu Rangga. Dia masih penasaran apa yang terjadi pada Rangga dan Gadis tadi, “Apa dia mengatakan sesuatu tentang masa lalu kalian?”

“Dia tidak mengatakan apa-apa, yang terus bersuara hanya anjing di sebelahnya.”

“Tadi aku dengan Windy, pasti dia sudah salah paham. Sepertinya tidak mungkin lagi berada di sampingnya untuk melindunginya,” kata Rangga dalam hati.

Nindya tidak berkomentar lagi. Dia hanya melirik Sisil dan berkata, “Ayo kita makan.”

“Jangan terlalu memikirkannya. Lagi pula untuk saat ini Night Watcher masih belum mengizinkan kamu kembali ke Lyren Haven. Saat masalah di sini sudah selesai, kamu akan kembali ke sana dan menyelesaikan masalah itu.”

Rangga mengangguk, “Iya aku tahu, terima kasih kamu sudah peduli.”

Sisil tidak lagi melihat Rangga, dia hanya fokus pada makanannya.

Setelah makan malam selesai, Sisil dan Nindya pergi.

Tidak ada hal yang penting malam itu, Rangga tidur.

Keesokan harinya, Rangga terbangun karena telepon dari Roki Budiman.

“Halo? Ada apa?” kata Rangga.

“Sebaiknya Anda segera datang ke perusahaan Pak. Ada seorang wanita yang membuat keributan di depan pintu, katanya dia adalah ibu mertua Anda dan menuntut untuk kita tanda tangan kontrak kerja sama dengan perusahaan milik Heru Zeta,” jelas Roki. “Karena dia mengaku sebagai ibu mertua Anda, jadi kami tidak bisa mengusirnya.”

Wanita licik!

“Apa sekarang dia masih menggila?” tanya Rangga enggan.

“Sekarang sudah jauh lebih tenang, Novida sudah menenangkan orang itu. Sekarang dia berada di ruangan saya Pak.”

Rangga mengangguk, dia mematikan telepon dari Roki dan segera mandi lalu pergi ke perusahaan dengan Taksi.

Suasana perusahaan saat Rangga datang sudah tenang. Banyak orang yang cukup penasaran dengan kedatangan Rangga, banyak yang masih tidak percaya kalau Rangga adalah orang yang sama dengan foto direktur utama.

Ini adalah kali pertama Rangga datang ke perusahaan setelah identitasnya sebagai direktur utama di publikasikan.

Seorang karyawan terlihat memberi salam dan dibalas senyuman oleh Rangga.

Ruangan Roki Budiman.

Roki sudah berdiri di luar pintu ruangannya, dia segera menyambut kedatangan Rangga, “Pak, Maaf karena sudah meminta Anda untuk datang ke sini.”

“Tidak apa-apa. Aku akan mengurusnya, sepertinya dia merepotkan kalian,” kata Rangga.

“Kami hanya tidak tahu harus bertindak bagaimana Pak. Ah iya, Pak, saya tidak menyangka Anda menjalin hubungan baik dengan Barney Syam. Sepertinya kali ini kita akan mendapatkan untung besar karena berbisnis dengan mereka,” kata Roki antusias.

Memang benar!

Roki sangat ingin menjalin hubungan baik dan bertemu dengan Barney Syam yang memiliki perusahaan logistik terbesar di Kota Veluna. Tapi Roki tidak pernah berhasil.

Namun setelah Rangga muncul, Barney Syam sendiri yang menghubunginya dan membicarakan bisnis yang menggiurkan.

Rangga tersenyum dan berkata, “Aku akan masuk dan menyelesaikan masalah di dalam.”

Rangga membuka pintu.

Miriam sedang duduk di sofa khusus tamu di ruangan Roki dengan lengan dilipat. Ternyata dia tidak sendiri, dia bersama Heru Zeta dan Novida.

“Hey Rangga, aku sudah memeriksanya. Liana memiliki hak dari perusahaan ini karena kamu membelinya sebelum bercerai dengannya, jadi kamu harus bekerja sama dan membuat kontrak dengan Heru, kakakku.” Miriam berteriak, “Dan lagi, kamu kemarin sudah menamparku! Jadi kamu harus memberikan kompensasi.”

Heru menambahi, “Benar, walaupun kalian sudah bercerai tapi kamu harus tahu balas budi. Kamu tidak lupa ‘kan bagaimana ayahnya menyelamatkanmu dulu, setidaknya kamu harus menunjukkan rasa terima kasih!”

“Sebelumnya aku pernah bertemu dengan orang yang tidak tahu malu. Tapi aku belum pernah melihat yang sampai tidak punya urat malu seperti kalian ini.” Rangga melihat Miriam sambil tersenyum, “Perusahaan ini adalah milikku sendiri. Aku membelinya setelah menandatangani surat cerai yang kalian berikan padaku. Aku sudah tidak ada hubungan apa-apa dengan Liana dan juga keluarga kalian.”

“Apa? Kalau kamu tidak mau bekerja sama aku tidak akan tinggal diam. Aku akan datang ke sini setiap hari dan membuat masalah!” kata Miriam begitu tegas.

Rangga menghela napas mendengar omongan para kecoa tidak penting di hadapannya. Tanpa ingin mengeluarkan tenaga lagi, Rangga berteriak, “Satpam!”

Beberapa detik kemudian, beberapa orang satpam berjalan masuk ruangan Roki dengan tegap.

“Apa yang kamu lakukan? Anakku punya hak, dia memiliki setengah dari saham perusahaan ini!” teriak Miriam.

“Keluar!” Rangga sangat malas kalau harus membuang energinya dengan percuma, terlebih lagi beberapa menit yang lalu dia masih tidur. Ini adalah pagi hari untuk Rangga.

“Rangga, kamu sudah kelewatan. Apa pun yang terjadi, mereka berjasa karena sudah menyelamatkan nyawamu!” kata Heru segera.

“Bawa dia juga!” kata Rangga sambil menunjuk Heru.

Mereka berencana untuk membuat keributan dan kontrak kerja sama akan mereka dapatkan. Tapi mereka salah, Rangga sama sekali tidak ingin berurusan dengan keluarga Hale lagi.

Kali ini Rangga melihat Novida, tatapannya masih terlihat malas.

“Kamu, segera bereskan barang-barangmu dan cari pekerjaan lain. Perusahaan kami tidak butuh tenagamu lagi!” kata Rangga.

Seketika tubuh Novida gemetar. Wajahnya pucat, dia tidak ingin berakhir seperti ini!

Bersambung

1
・゚・ Mitchi ・゚・
mampir thor..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!