NovelToon NovelToon
Blood Of Moon

Blood Of Moon

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Epik Petualangan / Kontras Takdir / Penyelamat / Mafia / Identitas Tersembunyi
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Apin Zen

Jati memutuskan berhenti bekerja sebagai Mafia misterius bernama Blood Moon. Organisasi bayangan dan terkenal kejahatannya dalam hal hal kekayaan di kota A.
Namun Jati justru dikejar dan dianggap pengkhianat Blood Moon. Meski Jati hanya menginginkan hidup lebih tenang tanpa bekerja dengan kelompok itu lagi justru menjadikannya sebagai buronan Blood Moon didunia bawah tanah.
Sekarang Jati menjalani hidup seperti orang normal seperti pada umumnya agar tidak berada dibayang bayang kelompok tempatnya mengabdi dulu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Apin Zen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nanti Saja Kenalinnya

Ziroza School.

Didalam kelas XII A, Cila sejak tadi duduk ditempat duduknya sambil melamun. Kedua temannya yang berada tidak jauh dari mejanya merasa heran melihat teman mereka.

Tumben sekali anak itu senyum senyum sendiri, biasanya paling fokus belajar. Bahkan jarang sekali berteman, Ayu dan Rara merasa heran.

"Heh, tuh anak rumahan kenapa ya... dari tadi senyum senyum sendiri?"

Tanya Ayu pada Rara.

"Gak tau, tanyain aja sama orangnya"

Balas Rara yang juga sangat penasaran.

Lalu duo cewek itu segera menghampiri meja Cila, mereka berdua melabrak meja hingga membuat gadis itu kaget.

"Prak"

Cila terbangun dari lamunannya dan memandangi kedua temannya dengan kesal.

"Ganggu aja lo pada ya"

Gerutu Cila berusaha tetap tenang agar jantungnya tidak copot setelah hampir kaget bukan main.

Ayu dan Rara tidak mengubrisnya, duo cewek itu malah bertanya.

"Lagian lo ngelamun mulus sih... emangnya apa yang lo pikirin, Cil?"

Rara memberondong pertanyaan kepada Cila.

Ayu mengangguk, dia juga menyahut.

"Apa jangan jangan lo udah punya pacar ya?"

Cila bingung harus menjawab apa.

"Kalau iya kenapa?"

Rara dan Ayu menatap saling tidak percaya.

Bagaimana bisa anak rumahan itu punya pacar, sedangkan dia sangat jarang keluar rumah. Mereka berdua penasaran, cowok mana yang berhasil menaklukkan teman mereka itu.

"Kalau gitu selamat ya, Cil... lain kali kenalin dong pacar lo sama kita"

Rara berucap senang karena akhirnya teman satunya itu tidak jomblo lagi.

"Traktir kita sepuasnya hari ini sebagai perayaannya, Cil"

Ucap Ayu, cewek pelit itu yang cuma minta gratisan.

Namun tidak lama.

"Wih, lo udah punya pacar aja ya, lain kali kenalin sama kita biar dia sekalian nongkrong sama kami"

Bara muncul di ikuti Tio dan Revan.

"Benar Cil, kita kekurangan stok pasukan geng nih"

Tambah Tio sambil memamerkan jaket geng motornya.

"Yah, bukan rejeki gua ternyata?"

Revan sedih lantaran Cila tidak bisa dia goda lagi.

Tapi Revan menjadi bersemangat lagi karena masih ada Ayu, syukurlah masih disisakan satu untuknya. Rezeki anak sholeh emang gak kemana-- gak sia sia dia memberi makan kucing dengan nasi dingin.

Dimana Cila terdiam, Cila bingung harus menjawab apa.

"Pacarku kan lebih tua dariku, mana mungkin aku mengatakannya... yang ada mereka malah meledekku?"

Setelah cukup lama berfikir.

"Anu, pacarku sibuk kerja katanya"

Mereka semua menoleh kearahnya, Cila memainkan ibu jarinya takut ketahuan.

"Oh, jadi kalau jadi pacar lo bukan anak sekolah ya?"

Ayu dan Rara bertanya serempak.

Cila menganggukkan kepalanya.

"Iya, papa yang jodohin aku"

Cila menuduh papanya yang asal main jodoh jodohan, padahal sebenarnya dirinya lah yang mengejar ngejar om, eh kak Jati.

"Papa lo itu aneh banget ya, mana jaman sekarang main jodoh jodohan"

Kedua temannya hanya bisa menggelengkan kepalanya saja.

"Begitulah, pacarku orangnya baik kok tapi dia sibuk dengan pekerjaannya"

Cila mendesah lega karena teman temannya itu belum mengetahui siapa pacarnya, nanti sajalah dia mengatakannya.

--

Saat ini Setya terbaring dipinggiran jalanan. Akibat kelalaian kedua anak buahnya, Arey dan Olivia-- mereka lupa dengan rencana awal.

Justru Arey dan Olivia fokus pada karir mereka, dan masalah Jati dilupakan begitu saja.

Setya yang pusing akhirnya menjadi gelandangan sebab dia diusir oleh pegawai studia, tempat dimana Arey menjadi sutradara.

"Anak buah sialan, kalian lebih memilih karir kalian dibanding menghabisi mantan Mafia itu?"

Kutuk Setya pusing sambil meneguk satu botol Sprite nyatanya nyegerin.

Setya menyesal menyusun rencana seperti itu. Satu tahun ini dia hanya lontang lanting dijalanan karena anak buahnya sulit ditemui dikarenakan sangat sibuk.

"Sepertinya aku sendiri yang harus turun tangan membunuh Jati."

Setya bangkit dengan wajah acak acakan dan pakaian gembelnya.

Setya bertekad akan menghabisi Jati tanpa bantuan kedua anak buahnya yang tidak berguna itu. Setya harus bisa, harus bisa mengambil kepalanya.

--

Tampak trio: Norman, Friska, dan Jaylon perwakilan dari nona muda Liora yang sibuk dengan urusannya.

Mereka bertiga satu tahun ini kehilangan jejak Jati. Bahkan tidak ada kesempatan mengambil kepalanya, kalaupun ada pasti akan sulit.

Mengingat Jati tidaklah mudah ditumbangkan.

"Menurut rumor yang beredar, akhir akhir ini mantan Mafia itu telah menjadi tangan kanannya David Ramburo."

Ucap Jaylon memberitahukan kepada mereka berdua.

Norman merasa tidak asing dengan nama itu.

"Apa itu benar?"

"Benar tuan muda, tuan David Ramburo bahkan katanya berencana menjodohkan putrinya dengan tuan Jati."

Tangan Norman mengepal, bukan karena marah namun Jati justru memiliki rencana yang sulit ditebak.

Friska lalu buka suara.

"Dia menerlibatkan pemimpin anak perusahaan Blood Moon untuk terlibat"

Friska mengeram marah.

Ternyata Jati selicik itu, bahkan memperdaya David Ramburo menjadi sekutunya. Tentunya mereka sulit menghabisinya sebab David adalah bagian dari Blood Moon.

"Kita tidak bisa gegabah mengambil sikap, jika menyerang Jati maka sama saja menyerang bisnis kecil yang dikelola David."

Norman menambahkan.

"Bagaimanapun juga David adalah bagian dari Blood Moon, jika atasan tahu kita menyerang maka keluarga besar kita pasti akan dihancurkan".

Ketiganya terdiam setelah memikirkan itu semua yang ada benarnya.

"Kurasa kita perlu memainkan rencana licik juga untuk menghabisinya, kekerasan terlalu sulit dilakukan"

Norman tersenyum menyeringai.

Dia telah berencana memerintahkan salah satu anak buahnya untuk menyusup dan membuntuti Jati. Saat dia lengah barulah saatnya menghabisinya tanpa jejak sama sekali.

1
MARDONI
dari namanya saja Blood Moon, pasti pemimpin nya berkharisma
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!