Felisha harus terjebak dengan kesepakatan yang tidak bisa ditolaknya demi membantu keluarganya di kampung.
" Ingat, kamu harus menutup mata, telinga bahkan mulutmu selama kesepakatan itu berlangsung." ucap alvino.
" Ya aku akan selalu mengingatnya." patuh felisha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vennyrosmalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 26
Hari ini sekolah akan mengadakan study tour. Biasanya Felisha jarang mengikuti karena biaya study tour diluar dari beasiswa yang didapatkannya.
Namun kali ini dirinya bisa mengikuti kegiatan tersebut seperti siswa lain. Tentu saja semua ini berkat Alvino yang membayar biaya study tour Felisha.
Seperti biasa Felisha selalu menolak saat Alvino akan membayarkannya. Namun dengan paksaan Alvino berhasil membuat Felisha menyetujuinya.
"Aaa senangnya, kamu bisa ikut study tour ini." ungkap Gina.
Tentu dirinya merasa senang sebab Felisha bisa ikut kegiatan ini. Padahal sebelum-sebelumnya Gina selalu memaksa Felisha ikut dengan gratis karena dia akan membayar study tour itu untuk sahabatnya.
Tapi Felisha selalu menolak bantuannya dan mengancam akan marah pada Gina jika tetap membayarkan study tour untuknya.
"Ya aku juga senang, meskipun sedikit tidak enak karena Vino yang bayarin." jawab Felisha.
"Ck, wajar kalau dia bayarin kamu. Dia pacar yang bertanggung jawab." seru Gina.
Felisha mengernyit saat mendengar kata pacar keluar dari mulut Gina.
"Siapa yang kamu maksud pacar?" tanya Felisha.
"Alvin lah, dia pacar kamu kan. Jadi sudah sewajarnya dia bayarin kamu." tutur Gina.
Gosip dari mana lagi itu. Felisha tidak habis fikir Gina sampai berfikir jika dirinya dan Alvino berpacaran.
"Kamu salah paham Gina, kita gak pacaran." jelas Felisha.
"Apa? Gak pacaran?" teriak Gina.
Felisha membekap mulut Gina yang berteriak, sampai membuat siswa lain yang sedang berkumpul menunggu bis menengok ke arah mereka berdua.
"Syuut, Gina pelankan suaramu."
"Iya aku gak pacaran ko sama Vino." sambung Felisha menjelaskan.
"Terus yang kemarin kalian di apartemen." ucap Gina sambil memajukan bibirnya sedikit kedepan.
Felisha yang melihat itu tentu paham dengan maksud Gina.
"Jadi Gina benar-benar melihatnya." batin Felisha merutuki kebodohannya.
"I itu, hanya kesalahan. Iya kesalahan." jawab Felisha gugup.
Gina berdecak dengan jawaban sahabatnya. Kesalahan macam apa yang begitu mereka nikmati.
"Nah, itu bisa nya datang. Ayo kita mendekat." ajak Felisha mengalihkan agar Gina tidak membahas ci umannya dengan Alvino.
......................
Felisha dan Gina sudah duduk rapi di kursi bis. Tiba-tiba bis mereka riuh dengan kedatangan Alvino juga Denis.
"Gina, kamu bisa pindah duduk dengan Denis." ucap Alvino.
"Ya ampun Vin, kamu kan bukan ada di kelas ini, kenapa mau duduk disini sih." gerutu Gina kesal.
Sepupunya ini seperti tidak tahu tempat. Jelas-jelas kelas mereka berbeda.
"Aku sudah minta izin pada panitia. Jadi cepat jangan bayak protes." jelas Alvino sambil menarik tangan Gina pelan agar segera bangkit.
Mau tidak mau Gina menuruti permintaan Alvino. Meskipun kesal karena dia tidak bisa duduk bersama sahabatnya.
Sedangkan Felisha hanya menggelengkan kepala melihat Alvino yang kini sudah duduk disampingnya.
"Pakai ini."
Alvino memberikan bantak leher untu digunakan Felisha.
"Terima kasih."
Felisha menerima tanpa mau berdebat karena sedang tidak ingin mengundang perhatian teman-temannya yang lain.
Padahal kemunculan Alvino di bis mereka sudah membuat yang lain terus memperhatikan mereka.
"Alvin menyebalkan." cerocos Gina yang sudah duduk dengan Denis di sampingnya.
"Dia lagi bucin tingkat tinggi." jawab Denis santai.
Dirinya tidak terganggu sama sekali karena sekarang pun dia bisa duduk dekat dengan Gina.
"Bucin tanpa status aja bangga." omel Gina lagi.
Energinya untuk marah-marah pada Alvino seperti tidak ada habisnya.
"Hubungan tanpa status itu lebih menantang tahu." celetuk Denis.
Gina mendelik mendengar perkataan Denis. Kemudia dia segera mengambil airpods dan memasang di telinganya karena tidak mau mendengar ocehan Denis yang menambah emosinya.
......................
Tidak terasa mereka sudah sampai di tujuan. Perjalanan yang memakan waktu sampai 4 jam itu membuat Felisha tertidur.
"Felis, Felis bangun."
Sayup-sayup terdengar seseorang membangunkannya. Felisha kemudian mengucek kedua matanya.
Kemudian menaikan pandangannya yang berjarak dekat dengan Alvino.
"Astaga."
Felisha terkejut saat dirinya tertidur dan bersandar di bahu Alvino.
"Tidurmu nyenyak sekali." ucap Alvino terkekeh.
"Maaf." jawab Felisha pelan.
Alvino kemudian meregangkan kedua tangannya yang lumayan kebas karena dipakai bersandar oleh Felisha tadi.
"Jangan lupa lap air liurmu sebelum turun." ucap Alvino.
Felisha langsung mengusap kedua sudut bibirnya, namun merasa tidak ada air liur apapun.
"VINO." teriak Felisha kesal karena di kerjai oleh Alvino.
Hahahaha.
...****************...