IDOL
" feli, ponselmu terus berdering."
Felisha yang sedang sibuk merapikan aula sekolah selepas kegiatan amal segera mengambil ponselnya.
" terima kasih gina."
Felisha tersenyum setelah gina memberikan ponselnya yang dititipkan pada sahabatnya.
Panggilan dari nomor bibinya di kampung. Felisha meminta izin keluar untuk bisa menghubungi kembali karena panggilan itu terputus.
Tut..tut..tut
Begitu panggilan terhubung, felisha segera menanyakan hal apa yang membuat bibi nya menelpon beberapa kali.
Raut wajah felisha berubah suram setelah mendengar kabar yang diterimanya. Namun felisha berusaha untuk tetap mendengarkan tanpa menyela seseorang yang terus mengoceh di ponselnya.
" baiklah bibi, feli akan segera menyelesaikannya." jawab felisha pelan.
.......
" ya bibi, tolong jangan bebani ibu dengan hal ini."
Felisha termenung setelah menutup panggilan dari bibinya. Tak ingin pergi terlau lama, ia kembali menuju aula untuk membantu teman-teman yang lain.
Selesai merapikan aula, gina mengajak felisha untuk pergi ke kantin sekolah. Meski dirinya sedang tidak berselera untuk makan, tapi gina tetap memaksa.
" feli, kamu kenapa?" tanya gina.
Setelah menerima telepon, gina merasa felisha jadi sedikit murung. Gina pun sengaja mengajak felisha ke kantin agar bisa menanyakan hal ini dengan santai.
" huft,," felisha menghela nafas dengan kasar.
Dia pun menceritakan apa yang mengganggu fikirannya saat ini pada gina.
" jadi, bibimu menagih hutang atas biaya kematian bapakmu di kampung?" felisha mengiyakan pertanyaan gina.
" bibi meminta agar uangnya bisa kembali minggu depan." jawab felisha lemas.
Felisha memang baru saja kehilangan ayahnya tiga bulan yang lalu. Karena keluarganya termasuk dari kelas menengah ke bawah, felisha dan sang ibu meminta bantuan kepada keluarga ayahnya untuk membantu biaya di rumah sakit dan biaya kematian ayahnya.
Ternyata adik dari ayahnya itu menagih dengan cepat uang yang di pinjamkan. Padahal sebelumnya felisha sudah berusaha untuk membayar setengah dengan menggadaikan surat rumah.
" memang berapa sisa hutang pada bibimu feli?" tanya gina.
" lima belas juta lagi." jawab felisha sambil menunduk.
Gina tampak berfikir sesuatu, kemudian gina memegang tangan felisha agar dia menatapnya.
" feli, biar aku yang bayar hutang pada bibimu." ucap gina.
" jangan gina, tidak perlu. Kamu sudah sering sekali membantuku." tolak felisha.
Felisha menceritakan hal ini bukan untuk menerima bantuan lagi dari sahabatnya ini. Gina sudah sering membantunya, bahkan di sekolah swasta ini hanya gina yang tulus berteman dengannya, meskipun felisha berasal dari siswi beasiswa.
" tapi kamu akan mencari dimana uang itu dalam waktu seminggu?"
Felisha terdiam seolah membenarkan ucapan gina saat ini. Untuk biaya sehari-hari saja felisha bekerja paruh waktu sebagai kasir di supermarket.
" mungkin aku akan mencoba pinjam pada bos di tempatku bekerja." jawab felisha ragu.
" ck, pasti bos mu itu akan meminta syarat agar kamu mau jadi selingkuhannya." celetuk gina.
Felisha bergidik saat mengingat wajah bos nya yang selalu genit dan ingin menjadikan felisha sebagai sugar baby nya.
" sudah, pokonya aku akan meminjamkan uangnya untuk melunasi hutang bibimu, kamu bisa menggantinya kapan saja feli." putus gina tanpa bisa di ganggu gugat.
Felisha sangat terharu, bahkan mata nya sudah berkaca-kaca saat ini. Dia segera memeluk gina dan berterima kasih karena selalu membantunya.
Sementara, di sudut lain sekolah tepatnya di atas rooftop. Seorang siswa dengan tubuh tinggi dan wajah yang tampan sedang duduk sembari memejamkan matanya.
Dia adalah alvino mahendra. Idol di sekolah sekaligus idol di dunia hiburan yang begitu di gandrungi banyak remaja saat ini.
" vin." sapaan serta tepukan di pundaknya membuat alvino membuka matanya.
" lo dipanggil kepala sekolah." ucap denis sahabatnya.
" ck, merepotkan." keluh alvino.
Meski begitu alvino tetap pergi untuk menemui seseorang yang dia yakini menjadi alasan kepala sekolah memanggilnya ke ruangan itu.
Saat akan menuruni tangga terakhir, alvino menghentikan langkahnya yang terhalang oleh dua orang di hadapannya.
" minggir." ucap alvino dingin.
" eh vin, lo yang..." ucapan gina terhenti saat felisha menarik tangannya dan memberikan jalan untuk alvino.
Gina tentu ingin protes namun felisha malah menutup mulut gina agar tidak mengoceh lagi.
Alvino pun tidak menghiraukan kedua gadis yang sudah menghalangi jalannya. Dia terus saja melangkah dengan tangan yg selalu dimasukan ke dalam saku celananya.
" ih feli, ko mulut aku malah ditutup sih." protes gina sambil mengerucutkan bibirnya.
" hehehe, udah biarin. Daripada cari masalah sama orang itu kan" jawab felisha cari aman.
Tentu saja felisha tidak mau berurusan dengan seorang alvino mahendra. Dia tahu alvino adalah idol sekolah dan gadis-gadis di sekolahnya saat ini.
Siapa saja yang berurusan dengan alvino pasti akan berbuntut dengan gangguan-gangguan dari para fans nya nanti.
" asal kamu tahu, aku gak takut sama curut satu itu." lagi-lagi gina dibungkam oleh felisha dengan menutup mulutnya.
" ya ampun gina, kamu jangan gila, nanti kita di serang sama fans nya tahu ga!" felisha tampak melirik apakah ada orang yang mendengar gina mengumpat seorang alvino.
" kami gak per.."
" udah ya gina, yuk sekarang kita pergi aja."
Meski sebal karena felisha tidak menanggapinya, gina tetap mengikuti ajakan sahabatnya itu.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments