NovelToon NovelToon
Aku Dibenci Ayah

Aku Dibenci Ayah

Status: sedang berlangsung
Genre:Keluarga / Konflik etika
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Taurus girls

Ini kisah nyata tapi kutambahin dikit ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26

"Hallo Sen, kenapa?"

Ella yang sedang bersandar dibahu Dicky menegakan badan. Membuat Dicky menoleh pada Ella yang sedang menerima telepon dari temannya itu. Dicky yakin sekali yang sedang bicara dengan Ella saat ini adalah si Sendi Sendi itu. Karena tadi Ella menyebut nama Sen.

Tanpa Ella sadari Dicky pun mendengus.

"Oh, gue share lock aja ya. Btw... lo udah baikan emang? Kan baru aja keluar tadi jam tujuh kan?" tanya Ella saat diseberang sana Sendi mengatakan bahwa dia akan kerumahnya untuk mengambil motor.

"Oh, oke. Gue dirumah kok. Gue tunggu. Hati-hati ya,"

Ella mematikan telepon dengan bibir tersenyum membuat kening Dicky mengernyit hebat. Karena sejak tadi Dicky juga mendengarkan dan tak lepaskan pandangan dari Ella itu. Dicky mendengus untuk yang kedua kalinya.

"Senyum terus tuh bibir." sindir Dicky, melengos.

"Hm?"

Ella menatap Dicky dengan bingung sambil meletakan ponselnya diatas pahanya yang terekspos karena Ella hanya memakai celana levis seatas paha. Mereka berdua kini sedang ada dilantai balkon kamar Ella. Tentunya sudah dapat izin dari kedua ortunya Ella untuk duduk berdua disini. Kalau belum izin Ella dan Dicky mana berani.

"Kenapa Mas?"

"Kenapa sama si Sendi Sendi itu?"

"Oh, Sendi mau kesini. Mau ambil motornya katanya. Padahal menurutku besok aja nggak sih. Atau besok bisa aku bawa ke sekolah. Terus pulangnya aku bisa bareng Dita aja."

Dicky berdecak, tapi tersenyum saat Ella kembali menyandarkan sisi kepalanya dibahunya.

"Btw... Besok aku antar jemput aja sekolahnya. Pulangnya sekalian mampir kerumah mama. Katanya mama kangen sama kamu, El."

"Beneran?"

Ella mendongak karena tak percaya pada apa yang dikatakan oleh Dicky. "Beneran mama bilang gitu sama kamu mas?"

Dicky terkekeh melihat respon Ella yang seperti kaget begitu. "Nggak usah kaget begitu. Wajah kamu jadi keliatan tambah imut tahu El,"

Ella yang masih mendongak menatap Dicky dan Dicky yang menunduk karena menatap wajah Ella membuat jarak wajah mereka begitu dekat. Bahkan keduanya sama-sama bisa merasakan hembusan nafas keduanya.

"Jangan gombal deh mas, aku lagi serius lho,"

Ella cemberut, tapi cemberutnya Ella itu dimata Dicky malah membuat Dicky makin gemes.

"El, jangan gitu bisa nggak?"

"Huh?"

Entah mengapa Ella merasakan suara Dicky berbeda, tatapan Dicky pun juga berbeda, apalagi saat tatap mata Ella tertuju pada jakun Dicky.

"Mas kamu kenap--"

Mata Ella melebar jantungnya berdebar hebat karena Dicky kembali menciumnya.

...----------------...

"Lho? motor kamu mana, Dek?"

"Dirumah temen mbak. Ayo kita kesana aku mau ambil sama mbak aja,"

"Ya sudah, ayo,"

Iya benar, Sendi akhirnya memutuskan untuk menelpon mbak Kiki saja untuk menjemputnya dan sekaligus menemaninya ke rumah Ella untuk mengambil motornya. Sendi yang menyetir dan mbak Kiki yang duduk di belakang sekarang ini.

"Mbak lega kamu baik-baik aja Dek. Sebenarnya, apa yang terjadi sampai-sampai bapak ngusir kamu?"

Kiki sudah sangat penasaran dan sudah menahan tanya itu sejak tadi. Dan sekarang setelah bertemu dengan Sendi Kiki harus mendapat jawaban yang jelas dan benar. Rasa khawatir dan sedihnya mulai menghilang ketika Kiki menatap punggung adiknya yang ternyata sudah remaja ini dan adiknya baik-baik saja.

"Kamu bandel ya makanya bapak sampai ngusir kamu dari rumah?"

"Ayah nyuruh aku berhenti sekolah mbak. Karena aku di suruh fokus bantu Ayah di kebon."

"Hah?!" Kiki tak percaya. "Masa sih bapak bilang begitu?"

"Buat apa aku boong mbak, nggak ada untungnya juga."

Tak lama Sendi dan mbak Kiki sampai di lokasi yang sudah Ella share lock. Dari luar gerbang sini Sendi mendongak menatap rumah lantai dua yang tak kalah bagus dari rumah Agel memastikan jika memang benar itu rumahnya. Namun tatap mata Sendi menyipit menajamkan penglihatan saat melihat dua orang yang sedang berada di balkon sana. Sendi langsung menunduk saat tahu siapa yang ada di sana dan apa yang sedang dua orang itu lakukan.

"Astaghfirullah, anak muda jaman sekarang. Kamu jangan begitu ya, Dek,"

"Huh?" Sendi bingung mendengar ucapan mbak Kiki barusan.

"Itu lho di balkon sana. Kamu nggak liat apa-- Eh jangan di liat deng. Mending cepetan kamu ambil motornya,"

Dan yah, bukan hanya Sendi yang melihat tapi mbak Kiki ternyata juga melihat dua orang yang sedang berada di balkon sana.

Sendi tersenyum miring. Sendi pun merogoh ponselnya dia menekan tombol hijau untuk menghubungi seseorang kemudian menempelkan ponsel di telinga dengan kedua mata yang menatap ke arah balkon sana.

"Em,"

Ella mendorong dada Dicky saat pahanya merasa geli karena ponselnya yang ada di sana bergetar. Dengan cepat Ella mengusap bibirnya yang basah karena ulah Dicky lalu menerima panggilan yang ternyata dari Sendi.

Sedangkan Dicky mendengus untuk yang ketiga kalinya, lagi-lagi terganggu. Namun mata Dicky melebar saat melihat di bawah sana Sendi dan seorang perempuan menatap ke arahnya dan Ella.

BAJINGAN... tuh bocah nnngintipin gue sama Ella..batinnya kesal, Dicky sangat kesal.

"Gue udah sampe di depan gerbang rumah lo," suara Sendi terdengar saat Ella sudah menerima panggilannya itu.

"Oh, i-iya. Gue ke situ. Lo tunggu ya,"

Ella mengedarkan pandangan dan pandangannya tertuju pada Sendi yang di bawah sana bersama sesorang wanita yang tengah menatap ke arahnya.

"S-sejak kapan lo di situ?" tanya Ella tiba-tiba. Ella hanya ingin memastikan sesuatu. Entah kenapa dadanya Ella berdebar hebat mengingat perbuatannya dengan Dicky barusan. Ella takut kalau Sendi melihatnya. Bahaya kalau Sendi betulan melihat.

"Sorry, gue sengaja ganggu lo yang lagi ci--"

"Nggak usah di terusin," sela Ella, dia terlalu malu untuk mendengarnya. Astagaaa padahal tadi Ella juga tidak menolak Ella juga menikmati dan bahkan mau lagi. Tapi mengetahui faktanya kalau Sendi melihat kelakuannya bersama Dicky tadi, membuat Ella benar-benar malu, aaa... Sendi kurang ajar, kenapa dia harus lihat coba? Huh..

"Gue ke situ. Lo tunggu,"

Ella mematikan panggilan, Ella menyimpan ponsel di saku levisnya yang hanya seatas paha itu kemudian keluar kamar untuk menemui Sendi dan perempuan yang entah siapa. Ella juga tidak tahu

"Itu motornya di garasi. Lo ambil aja,"

Begitu sudah membuka gerbang rumahnya Ella meminta Sendi untuk mengambil motornya di garasi di sebelah dua mobil milik orang tuanya.

"Mbak tunggu sini aja. Aku aja yang masuk," kata Sendi pada mbak Kiki nya itu.

Kiki mengangguk dan setuju untuk menunggu di luar saja lagi pula ini juga sudah sangat malam.

"Ella tunangan gue,"

"Huh?"

1
Elisabeth Ratna Susanti
suka lihat ia punya bulek yang baik dan sayang sama dia
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍
Elisabeth Ratna Susanti
wah aku merinding semoga ibu nggak kenapa2 ya
Aksara_Dee
apa Sendi bukan anaknya?
ADEF
bingung ya Gel kasihan
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍
ADEF
sedih liat sendi digituin/Sob/
Aksara_Dee
Sen, kamu anak yg sangat baik. 🥺
Elisabeth Ratna Susanti
semoga ibu nggak kenapa2 ya😭
ADEF
next
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍
ADEF
banyak pikiran gampang emosi
Elisabeth Ratna Susanti
aku ikut kaget nih 😄
Elisabeth Ratna Susanti
like subscribe plus iklan 👍🥰
Aksara_Dee
Dita, suaramu kayak sound horeg 🤣
ADEF
roni ini bukn ayah yg baik
Aksara_Dee
air putih aja ela buat radang lambung sih gak boleh kena yang bergas, air jahe bisa mengandung gas
ADEF
roni jahat bnget ya tega sama anak sendiri
ADEF
kira kira perasaan apa ya. cemburu kah?
Aksara_Dee
kasian banget sama Sendi 🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!