Aletta seorang gadis cantik primadona SMANSA dan periang yang berusia 18 tahun masih duduk di sekolah SMA kelas 3 terpaksa menikah paksa karena wasiat dari almarhum sang ayah.
ia menikah dengan pria tampan nan dingin bernama Lucien Bryan yang berusia 25 tahun. seorang kapten pilot yang ber kharisma dan sudah memiliki kekasih.
bagaimana kisah kehidupan rumah tangga aletta. yuk simak ceritanya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom beauty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mansion davian
resepsi pernikahan Bryan dan aletta telah selesai. Bryan berencana akan langsung memboyong letta ke apartemennya.
malam ini, letta dan Bryan sudah berada di dalam kamar letta. letta habis mandi, kemudian disusul oleh Bryan.
letta sudah mengenakan setelan tidurnya berwarna peach. ia yang masih fokus dengan memakai cream wajah tak menyadari kalau Bryan sedari tadi memperhatikannya setelah selesai mandi.
'kalau dilihat-lihat, ternyata istriku cantik juga, ' batin Bryan. kemudian ia langsung tersadar dengan lamunan nya dan menggelengkan kepalanya. 'tidak-tidak, aku sudah punya lupita. lagi pula aku tidak menyukai bocah sepertinya' batin Bryan menolak kecantikan aletta.
"letta, " panggil Bryan yang duduk di sofa.
"he'um, " jawab letta.
"malam ini kita akan pindah ke apartemen ku. lusa aku sudah masuk kerja. ayo cepat kita pamit sama ibu, " ajaknya.
"sabar kenapa sih om. masih capek juga. gak bisa besok apa? " tanyanya sedikit kesal.
"gak bisa. dan tolong ganti panggilan mu dengan sebutan yang benar. awas saja kalau aku mendengar mu memanggilku seperti itu, maka kau akan ku unboxing saat itu juga, " balas Bryan yang niatnya hanya menakut-nakuti istrinya.
aletta agak bergidik mendengar kalimat sakral dari mulut pria yang sudah menjadi suaminya.
"iya.. iya, " letta pun mengajak Bryan keluar kamar dan mencari para orang tua yang masih berkumpul di bawah.
"bu, " panggil letta yang menghampiri sang ibu dengan mertuanya.
"ada apa letta, Bryan?, " tanya bu mimi yang menatap heran pada sepasang pengantin itu.
"begini bu, malam ini kami akan pindah ke apartemen Bryan karena lusa sudah mulai tugas, " ucapnya dengan sopan.
namun pak davian dan sonya istrinya yang juga ada disana menatap tajam pada sang putra mereka paham dengan isi kepala Bryan.
"pulanglah dulu ke mansion papa. besok kalian baru pindah ke apartemen, " titah pak davian.
"tapi pa–, "
"tidak ada tapi tapian, " bantah davian dengan cepat. wajahnya berubah serius.
"huftt, " Bryan menghembuskan napas kasar. ia pun tak bisa membantah keputusan sang papa.
"baiklah, pa. "
letta hanya terdiam tak ikut bersuara.
davian menoleh ke letta, " letta..., " panggilnya dengan bariton beratnya.
"i.. iya pa, "letta merasa gugup. ia meremas ujung baju tidurnya.
" malam ini pulang ke mansion papa. untuk pakaian dan urusan sekolah kamu biar dikerjakan oleh ART papa. nanti mereka yang akan mengemas barang-barang kamu, " davian memberitahu dengan lembut.
"baik pa, " letta menganggukan kepala tanda mengerti.
bu mimi yang menatap letta meneteskan air mata. kemudian ia memeluk putri semata wayang nya. "letta... jadilah istri yang baik buat suamimu. jangan membantah atau bertindak kasar. patuhi setiap kata dan perintahnya, nak. "
"iya, bu. " jawab letta singkat.
'hu, enak saja harus patuh. dia saja kayak manusia iblis. gimana bisa aku patuh pada pria yang bahkan memiliki hubungan dengan wanita lain, ' batin letta berteriak ribut.
setelah pelukan terlepas. pak Aiden dan bu sonya membawa letta ke mobil mereka bersama Bryan.
"bu mimi, kami pamit ya, " ucap bu sonya lembut dengan wajah ramah.
"iya bu besan. hati-hati. kalau letta nakal jewer saja telinganya bu," seloroh bu mimi.
letta yang mendengar hanya mendengus kasar.
"hahah, bu mimi ada-ada saja. mantuku ini wanita yang baik lho, " sonya membela letta.
"iya bu. saya hanya mengingatkan. takutnya nak Bryan nanti stress memiliki istri yang petakilan kayak letta. "
"ibu.., " protes letta dengan wajah cemberut. ia me nyedekapkan kedua tangannya didada.
"hahah.. ya sudah, kami pamit ya bu. kalau bu mimi rindu bisa telpon saya atau datang aja langsung ke mansion. pintu rumah kami terbuka lebar. " ujar sonya dibalik jendela kaca mobil yang terbuka setengah.
"baiklah bu. " bu mimi tersenyum walau dalam hatinya merasa sedih karena harus berpisah dengan anaknya yang sudah dibawa oleh pria yang menjadi suami nya.
"dadah ibu. jaga kesehatan. jangan lupa makan, " teriak letta saat kendaraan roda empat itu meluncur pelan meninggalkan pekarangan rumah sederhana letta.
mimi pun memasuki rumahnya. ia kini seorang diri. tanpa suami, tanpa anak. namun ia bahagia karena anaknya mendapatkan keluarga baru yang menyayanginya juga bisa membuat cita-citanya kelak terwujud oleh bantuan pak Davian.
...****************...
MANSION DAVIAN
kendaraan mewah roda empat itu sudah memasuki halaman mansion yang megah dan luas. disisi kiri dan kanannya terdapat tanaman bunga dan buah-buahan yang rindang. didepan sana tedapat patung singa yang mengeluarkan air dari mulutnya menyembur ke atas.
'gila.. gila... mewah banget. ini nyata apa di negeri dongeng, ' batin letta. ia menatap takjub pada bagunan semi Eropa yang tinggi menjulang dengan pilar-pilar yang kokoh.
tibalah mereka di depan pintu utama. ternyata disana para art dan beberapa supir sudah berbaris rapi menyambut kepulangan tuan dan nyonya mereka sekaligus menyambut anggota baru.
"tuan, nyonya, " sapa sang supir yang sudah membukakan pintu mobil.
"hm, " balas pak davian. sedangkan sonya hanya tersenyum tipis.
" ayo sayang, " ajak sonya pada menantunya yang pintu mobilnya sudah dibuka oleh pak supir. sedang aletta masih menatap kagum bangunan yang ada di depan matanya.
"tutup mulutmu, nanti lalat bisa masuk, " bisik Bryan di telinga letta. ia kemudian berjalan lebih dulu mendahului orang tuanya.
"sudah, ayo masuk, " ajak sonya, ibu mertua letta yang sudah menganut lengannya.
letta tak henti-hentinya berdecak kagum. ia menoleh ke sekitar ruangan yang luas dengan dekor dan susunan perabot khas kayu mahal terletak ditempat yang sesuai letaknya.
mereka semua berjalan ke ruang tamu. sonya menjatuhkan bokongnya di sofa bersama sang menantu juga suaminya.
letta yang bingung, hanya menatap mereka bergantian.
"ekhm, letta sebaiknya kamu segera beristirahat saja. besok libur lah dulu sehari biar kalian bisa berberes di apartemennya Lucien, " ujar davian yang sudah ber sender di bahu sofa dengan sebelah kakinya menyilang di kaki satunya.
" iya papa. kalau begitu letta pamit ya pa, ma mau istirahat. "
"mbok, " teriak sang nyonya besar.
si mbok berlari ter gopoh gopoh mendengar panggilan sang majikan.
"iya nyonya, " sahut si mbok yang sudah berdiri di depan.
" tolong antarkan menantu saya ke kamar Lucien ya mbok, " titahnya.
"baik nya. mari non, " si mbok pun berjalan menjauh dan menuntun aletta memasyki lift ke lantai tiga.
"bi.. kita gak naik tangga? " tanya aletta polos. ia memang baru kali ini memasuki mansion yang naik ke atas dengan menggunakan lift.
"capek non. tujuan kita ke lantai tiga. sedangkan di lantai dua ruangannya nyonya dan tuan besar non, " sang bibi menjelaskan dengan lembut.
"oh..., " letta membulatkan mulutnya.
"terus kalau ke lantai empat, disana ada kolam renang juga tempat fitnes. non kalau mau olahraga bisa naik ke lantai empat, " ujar si mbok.
"wihh.. keren ya mbok. bisalah dicoba besok-besok kalau letta berkunjung kesini. "
ting..
lift berdenting tanda telah sampai di lantai tiga. mereka pun keluar dari kotak besi itu menuju kamar Lucien.
aletta menatap sekelilingnya dengan kagum. "indah sekali. ruangannya luas dan nyaman, " aletta berkata lirih sambil berjalan mengikuti si mbok dari belakang.
"non.. silahkan masuk. ini ruangannya tuan Lucien. si mbok pamit ya non. "
aletta mengangguk pelan, "iya mbok. makasi ya mbok. "
"sama-sama non cantik. " si mbok pun berlalu meninggalkan aletta yang masih terdiam terpaku seorang diri di depan pintu tangkup dua yang menjulang tinggi itu.
"gila.. pintu kamarnya aja kayak pintu utama di rumah orang-orang. emang sultan mertua gue. gak kaleng-kaleng, " ia menggelengkan kepala nya sambil berdecak.
tok.. tok.. tok..
"masuk, " titah Lucien dari dalam sana.
cek lek
aletta memberanikan diri memasuki kamar suaminya. kemudian ia menutup pintunya kembali.
"wow.... amazing. mewahnya ruangannya, " beo aletta dengan pelan.
di depan sana, Lucien sedang terbaring diatas kasur dengan bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana boxer seraya memainkan ponsel.
letta berjalan mendekati ranjang dan berdiri tepat di samping sang suami, "kak.. letta minta bantalnya dong sama selimut. mau istirahat, " ia menyodorkan sebelah tangannya.
"gak ada, enak aja. ini semua punya ku, " jawabnya ketus.
"ish.. pelit. ntar ku aduin sama mama lho, " balasnya sengit.
"dasarnya bocah. pinternya ngadu, " Lucien langsung melemparkan selimut dan banyak ke hadapan aletta.
"aduh.. kasar banget sih lo jadi cowok. "
"baru tau. disini gak ada tempat buat lo. jangan coba-coba tidur di kasur gue atau sofa sana, kalau tidak lu mau gue unb–"
ucapan Lucien terpotong karena mulutnya sudah dibekap oleh aletta.
"iya, iya gak usah diingetin, " letta langsung berjalan ke sudut sofa dan membentangkan selimut di lantai sebagai alas tidurnya.
"suami kejam. " cibir nya.
"gue denger bocah, " balas Lucien sedikit keras.
"gak usah di dengerin.gue mau nyanyi dulu. " padahal ia menggerutu dan mencibir kelakuan suaminya. ia menyumpahi Lucien yang aneh-aneh.
Lucien yang merasa terganggu, menurunkan kaki jenjangnya ke bawah mendekati aletta yang sejak tadi menggerutu.
grepp
"ehh... panik letta. tubuhnya kini sudah di cekal oleh sang suami. kemudian ia diangkat dan digendong ala bridal style.
" eh.. eh.. turunin woy. gue bisa jalan, "aletta memukul-mukul lengan kokoh Lucien.
" diem. ntar gue cium, mau? "ucap Lucien dengan wajah dingin.
"idih, ogah gue mah, " aletta membuang muka. tak mau melihat wajah suaminya yang kaku itu.
Lucien meletakkan aletta ke kasurnya dengan kasar.
brukk
"he monyong, sialan lu ye. main buang aja, " letta bersungut-sungut kesal.
"diem lo. masih untung gue tampung disini dari pada gue suruh tidur diluar, " sahut Lucien yang sudah merebahkan dirinya disebelah aletta.
Lucien tidur telentang dengan pandangan ke langit-langit atap rumahnya.
"katanya capek, buruan tidur! " titahnya tanpa melihat wajah letta.
"awas ya lo kalo ngambil kesempatan, " ancam letta yang sudah menumpuk bantal dan giling sebagai pembatas.
"siapa juga yang selera, orang tepos gitu. gak ada yang nonjol, " ejeknya.
"ih body shaming. gini-gini gue disekolah primadona ya. banyak yang bilang gue bohai dan cantik, " aletta tak mau kalah debat.
"jangan-jangan lu udah terpesona sama gue, tuh buktinya gak pake baju, udah gitu berani ajak gue tidur di ranjang yang sama. "
"bukan itu. aku cuma gak mau kepergok mama dan papa nyiksa kamu, " Lucien mendengus sebal.
setelah capek berdebat, aletta dan Lucien kini sudah sama sama terletap ke alam mimpi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Ini nih istri bocah nya Lucien Bryan.
aletta bryan