Bidikan Cinta Istri Kecil

" Ini surat lamaran" ucap Lily naik keatas ranjang dan memberikan surat itu ke tangan Robert.

" Lamaran?" kata Robert yang masih enggan membaca surat itu walaupun sudah berada ditangan nya .

Jujur saja tadi Robert berpikir itu surat kontrak atau bahkan surat cerai .

" Aku mau kerja bosen dirumah, Om mau kan terima aku kerja" kata Lily dengan senyum nakal nya .

Robert menarik nafas panjang dan langsung melotot begitu membaca surat itu .

" Mau gaji 3 digit ?" tawa Robert membaca surat lamaran Lily yang bahkan menuliskan gaji yang dia inginkan.

" Iyalah, nggak apa-apa kerja sedikit asal gaji banyak " Lily juga ikutan tertawa ngakak sampai Robert mendorong kepala Lily dengan telunjuknya hingga terbaring ke bantal .

" Ada-ada saja" ucap Robert geleng kepala menaruh surat Lily diatas nakas lalu berbaring.

" Om, kok malah tidur jawab dulu, aku diterima kan " ucap Lily mengetuk-ngetuk punggung Robert yang berbaring memunggungi nya .

" Lily tidurlah ini sudah malam " ucap Robert berbaring telentang menarik selimut .

" Ayo Om terima aku kerja" rengek Lily duduk kembali menatap Robert.

" Lily jangan ada-ada saja permintaan kamu malam-malam begini" ucap Robert membuka matanya kembali menatap Lily yang duduk di dekat nya itu .

" Kan aku nggak minta macem-macem cuma mau kerja" cemberut Lily memainkan guling pembatas antara mereka.

" Ngapain kerja, apa uang yang aku berikan masih kurang ? Apa kata Daddy kamu nanti kalau aku membiarkan kamu bekerja?" ucap Robert yang tidak ingin dinilai sebagai suami tidak bertanggung jawab.

" Aku bosen selama libur Om makanya pengen kerja biar ada kegiatan, dan karena itulah aku lamar kerja sama Om kalau sama yang lain pasti nggak bakal dibolehin Om juga kan " ucap Lily yang tau ujung-ujungnya seperti apa.

" Kalau kerja di perusahaan Daddy , nanti Daddy aku jadi tau kalau Om nggak nafkahi aku " kata Lily mengangkat sebelah alisnya.

" Hehhhh, kurang ngajar bilang aku nggak nafkahi apa keinginan kamu yang terlewat selama hidup dengan ku " Robert langsung emosi bahkan duduk menatap Lily dengan sebal .

" Hahaha, jangan marah Om, ma, maksud aku nanti Daddy pikir Om nggak nafkahi aku " ucap Lily meralat ucapan nya .

" Makanya terima aku kerja ya Om " ucap Lily dengan senyum nakal nya .

" Lily tidak usah bekerja, jika memang bosan kamu bisa ikut aku ke perusahaan setiap hari " ucap Robert yang tidak keberatan.

" Mmmm, tapi aku mau ada statusnya ikut Om " cemberut Lily .

" Astaga, apa status Nyonya Roberto Lewandowski tidak cukup untuk kamu merasa senang berada didekat ku ?" pertanyaan Robert yang tidak mengerti keinginan Lily .

" Aku mau jadi asisten Om " kata Lily to the poin.

" Lily aku tidak ingin kamu bekerja dan satu lagi bagaimana bisa aku mempekerjakan istriku sendiri " tak setuju Robert.

" Kalau gitu izinkan aku bekerja ditempat lain " ucap Lily .

" Tidak " ucap Robert dengan tegas.

" Mmmm, Om mah nggak adil , diskriminasi" ucap Lily berbaring memunggungi Robert dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

" Lily " Robert memindahkan guling pembatas antara mereka kebelakang nya dan membuka selimut yang menutupi wajah Lily .

" Cobalah dewasa dan mengerti jangan bersikap seperti anak-anak yang apapun keinginan harus dituruti" ucap Robert memegang kedua tangan Lily agar menatapnya.

Lily menatap Robert dengan mata berkaca-kaca lalu dia menangis membuat Robert langsung panik dibuatnya.

" Om selalu, suruh aku mengerti, hiks, tapi Om nggak pernah mau, ngertiin perasaan aku " tatapan sendu Lily menatap Robert sambil mengusap air mata .

" Iya, aku mengerti kamu bosan maka dari itu ikut saja dengan ku keperusahaan dan kamu tidak harus bekerja" ucap Robert yang tidak sampai hati melihat Lily menangis.

" Tapi ikut Om keperusahaan tanpa melakukan apapun sama aja percuma " ucap Lily yang sebenarnya hanya ingin punya kesibukan.

" Lily jangan membantah , kamu tidak boleh bekerja apapun alasannya karena aku sebagai suami tidak mengizinkan " ucap Robert menghapus air mata di pipi Lily dan memeluknya.

" Om tapi,"

" Tidak Lily " tegas Robert mengelus kepala Lily yang dipeluknya.

" Om nggak adil " cemberut Lily .

" Lily tidur atau aku hukum " ucap Robert menarik selimut .

" Berhenti menangis " ucap Robert mendekap Lily kedalam pelukan hangat nya dan mengelus punggung Lily agar cepat tidur .

Lily tersenyum lebar dalam pelukan Robert " Lihat aja sampai kapan Om sanggup nolak permintaan aku " batin Lily memeluk Robert balik .

...........

Keesokan paginya begitu Robert membuka mata yang dia lihat adalah Lily yang tersenyum padanya .

" Selamat pagi Om " senyum lebar Lily yang begitu manis membuat perasaan Robert langsung tidak karuan dibuatnya, apalagi mendapati posisi mereka masih berpelukan.

" Pagi, kamu sudah bangun dari tadi?" tanya Robert matanya masih terpaku menatap wajah Lily yang ada dalam dekapan nya .

Lily mengangguk polos , membuat Robert gemas dan secara spontanitas mengecup nya .

" Ehhhh" Robert tertegun dan langsung buang muka melihat senyum menggoda Lily yang sangat petakilan.

" Aku, aku tidak sengaja " ucap Robert melepaskan pelukannya dan segera pergi kekamar mandi .

" Om, nggak, usah malu kecup istri sendiri , woii Om , hahahha" tawa Lily duduk ditengah ranjang semakin menggoda Robert yang sudah memerah wajah nya .

" Katanya nggak suka aku " tawa ngakak Lily melihat pria kaku dan dingin seperti Robert yang ternyata romantis juga .

Selesai mandi Robert masuk kedalam ruang ganti dan mendapati Lily yang sedang menyiapkan pakaian untuk nya .

" Ayo pakai baju Om biar aku bantu bersiap-siap" ucap Lily memberikan pakaian pada Robert lalu memilih jam tangan dan dasi untuk Robert.

" Lily tidak perlu membantu aku sampai sedetail ini " ucap Robert menatap Lily yang sedang membantu memakaikan dasinya.

" Nggak papa, lagian ini juga tidak sebanding dengan apa yang udah Om berikan untuk aku " ucap Lily .

" Lily itu semua adalah kewajiban aku sebagai suami jadi kamu tidak perlu merasa harus membalasnya " ucap Robert dengan tulus .

" Itu yang jadi pertanyaan aku? Sebenarnya Om menganggap aku istri atau bukan ? Mengapa Om tidak pernah menuntut banyak hal padaku ?" ucap Lily yang kadang merasa Robert sama sekali tidak menganggap nya .

" Lily dengar baik-baik , aku tidak menuntut kamu untuk mengurusku seperti yang dilakukan istri-istri pada umumnya karena bagiku istri itu harusnya mendampingi bukan mengurus seperti pembantu " ucap Robert.

" Aku tidak akan pernah memaksakan kehendak dan hasratku padamu , kamu boleh menolak jika memang tidak mau atau belum siap melakukan nya " ucap Robert memberikan Lily hak .

" Tapi aku mau urus Om " kata Lily .

" Jika memang kamu ingin aku juga tidak akan menolaknya , aku hanya tidak ingin kamu merasa terbebani " ucap Robert mengelus kepala istri kecil nya yang ternyata mau mengurusnya