"Hentikan, Alexa!." Alan mengepalkan tangannya dan menutup matanya sebelum dirinya tenggelam dalam tatapan mata Alexa yang intens nan memabukkan.
"Kenapa? Apa kau semakin sulit mengendalikan perasaan mu?." Tanya Alexa, bergerak lebih dekat dengan Alan dan terbentuk seringaian di wajah cantik gadis itu.
Alan Delvanio dia adalah seorang mafia kejam dan tak memiliki hati. Namun, tiba di suatu hari. Terdapat seorang gadis yang tertarik padanya. Semua orang takut padanya, kecuali gadis itu.
Seperti apa kisah mereka? Dan mengapa gadis itu tidak takut pada sang mafia? Lalu apa yang mafia itu lakukan pada gadis yang tidak patuh pada nya itu? Akan kah sang mafia bertindak kejam pada nya? Ikuti kisah nya mereka hanya di sini!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26
Alexa telah mengabaikan Alan selama seminggu dan meskipun dia sibuk dengan pekerjaannya, dia tau jika Alan menghindarinya.
Alan tidak mengerti mengapa Alexa melakukan hal ini. Sebelumnya, Alexa selalu memaksa dirinya untuk mengakui bahwa dirinya perduli padanya dan sekarang setelah dirinya menerima kenyataan itu, Alexa justru malah menjauh. Dan Alan benar-benar tidak mengerti apa yang salah dengan dirinya sendiri hingga Alexa mengatakan mereka akan menjadi kelemahan satu sama lain jika memilih bersama.
Justine memberitahu Alan jika saat ini Alexa tengah berada di teras belakang. Dan Alan pergi kesana untuk memenuhinya. Alan melihat Alexa yang berdiri dan bersandar di sebuah tiang dengan posisi membelakanginya. Gadis itu terlihat cantik dengan gaun hitamnya yang berterbangan tertiup angin, memperlihatkan pahanya yang mulus dan membuat Alan ingin membelai juga menciumnya.
Alexa berbalik ketika ia mendengar suara langkah kaki pria itu mendekatinya. Saat pandangan mereka saling bertemu, mereka seakan tenggelam dalam tatapan satu sama lain. Alan kembali berjalan mendekati Alexa, membuat detak jantung gadis itu semakin berdetak kencang. Napasnya selalu menjadi berat dihadapannya.
"Aku pergi." Alexa hendak melangkah pergi, namun Alan menahannya pergelangan tangannya.
"Apa sebenarnya masalah mu, Alexa?." Pria itu menggenggam erat tangan Alexa.
"Ada dengan mu, Alan?." Bukannya menjawab, Alexa justru balik bertanya dan membentak Alan. "Kenapa kau tidak bisa memahami sesederhana ini? Aku sudah tidak tertarik padamu dan aku disini hanya demi keselamatan ku." Sambungnya.
"Kapan kau mulai memedulikan keselamatan mu sendiri, Alexa? Kau di sini untukku. Terimalah dan berhenti berbohong padaku, kau membuatku frustasi." Kata Alan yang mulai merasa kesal.
"Aku akan pergi dari sini, singkirkan tangan mu!." Lagi, bukan jawaban atas pertanyaannya yang Alan dapatkan melainkan pengalihan topik.
"Aku tidak akan membiarkanmu pergi sampai kau mau berbicara denganku." Kata Alan dengan tegas.
"Biarkan aku pergi, Alan." Alexa kembali membentaknya.
"Tidak." Alan menggelengkan kepalanya singkat.
Saat ini keduanya seakan tersulut dengan emosi mereka masing-masing dan di atas ego mereka yang tinggi.
"Tolong berhenti lari dari ku, Alexa." Sambung Alan. Pria itu terlihat memohon..
Dan itu hanya karena Alexa. Hanya pada gadis itu, Alan memohonkan. Bukankah itu menunjukkan jika pengaruh Alexa cukup besar untuk mengubah seorang Alan Delano?.
"Aku mohon Alexa, berhenti menjauh dariku." Saat Alan kembali memohon, Alexa mengedipkan matanya berulang kali dan pandangan seakan menunjukkan jika gadis itu tengah bimbang. Tetapi dia tetap diam..
"Oke, jadi kau memutuskan untuk tidak berbicara? Sekarang liat apa yang akan aku lakukan." Alan tiba-tiba melepaskan cengkraman tangannya dari lengan Alexa dan gadis itu hanya menatapnya, bingung.
Meski begitu, Alexa melanjutkan langkah untuk pergi dari teras dan meninggalkan Alan.
Namun, sebelum Alexa telah benar-benar pergi. Alan sebelum juga sudah memerintahkan Justine untuk mengunci pintu dari dalam.
'Sekarang aku juga akan melihat bagaimana kau menolakku.' Gumam Alan pada dirinya sendiri.
Pria itu berjalan mendekati sebuah kolam, membiarkan Alexa yang menuju pintu. Gadis itu mencoba membuka, namun berulang kali pintu terbuka tetap tak ingin terbuka.
Alexa mengernyitkan dahinya dan berbalik menatap Alan, tubuh Alexa membeku dan matanya menatap takjub ketika melihat Alan Delano yang berdiri di tepian kolam dengan hanya bertelanjang dada. Pria itu telah melepaskan kemejanya dan tersenyum kearah Alexa
Setelah membuka kemeja, Alan tidak langsung berhenti karena pria itu saat ini beralih membuka celananya. Setelah celana panjang itu terlepas, Alan terlihat mengedipkan sebelah matanya, sebelum akhirnya melompat ke kolam renang.
Alan keluar dari air dan terlihat jika ia tengah menyugarkan rambutnya kebelakang. Air menetes ke wajahnya, leher dan dada bidangnya. Sementara bibirnya membentuk sebuah senyuman yang menggoda yang tidak bisa Alexa tolak untuk tidak dilihat.
Alexa menggigit bibir bawahnya setelah melihat Alan seperti itu. Pria itu tampak begitu menarik sehingga Alexa merasa ingin melepaskan gaunnya pendeknya itu. Lalu ikut melompat ke kolam dan bermain bersama Alan di cuaca panas ini..
Namun, Alexa tersadar.
"Berhenti melakukan ini, Alan." Teriaknya frustasi.
"Apa?." Alan menyeringai. "Mengapa kau melarangku untuk berenang?."
"Buka pintunya dan aku harus pergi."
"Aku tidak akan membukanya sampai kau bicara padaku. Kalau kau keras kepala, aku lebih keras kepala darimu, Alexa." Kata Alan dengan nada serius.
"Mengapa kau tidak bisa mengerti, Alan. Kita bisa menjadi kelemahan satu sama lain. Mana yang berbahaya dari itu? Aku tidak ingin ada kelemahan dari diriku." Kata Alexa.
Alan berjalan keluar dari dalam kolam dan meraih bathrobe dari kursi santai yang berada tak jauh disana. "Kita tidak akan menjadi alasan dari kelemahan satu sama lain, Alexa. Kau membuatku merasakan emosi yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Cinta, perhatian, rasa sakit dan kebahagiaan, itu semua setiap emosi yang aku rasakan ketika bersamamu. Aku merasa hidup jika bersamamu. Sebelumnya, aku menjalani hidup dengan jiwa yang mati, tetapi kau membagi jiwamu denganku." Alan berjalan mendekati Alexa dan menyelusuri di belakang Alexa. Sembari terus mengakui perasaannya dari lubuk hatinya. "Apa pun yang ada didalam diriku adalah kamu, Alexa. Kamu mencerahkan hidupku seperti kau sebuah bintang. Kau telah membawa sinar dalam hidupku."
Setetes air mata menetes setelah mendengar pengakuan tulus pria itu. Setiap kata-katanya menyentuh hati Alexa.
Alexa perlahan berbalik kearah Alan. Sementara itu, Alan merasa hatinya sakit jika melihat Alexa menangis, pria itu pun dengan lembut menyeka air mata Alexa. "Lihat aku." Pinta Alan, dan Alexa dengan perlahan mengangkat kepalanya menatap Alan.
"Air mata ini tidak boleh jatuh, sunshine." Bisik Alan sembari menatap mata Alexa yang berkaca-kaca.
"Aku menangis setelah sekian lama, tolong jangan hentikan aku!." Bibir bawahnya bergetar dan air mata yang segar mengalir di pipinya.
Alan menangkup wajah Alexa dan menempelkan dahi mereka, membiarkan Alexa menangis. Mereka berdua merasa begitu damai saat ini.
"Aku sangat ingin bersamamu, Alan. Dan aku tidak ingin memikirkan hal lain, aku hanya ingin bersamamu selamanya seperti ini." Alexa mengakui perasaannya sendiri di momen itu.
Alan membuat wajah Alexa mendongak menatapnya dan pria itu langsung melahap bibir ranum Alexa. Pria itu menciuminya dengan lembut, menuangkan seluruh cintanya kedalam ciuman itu. Dan Alexa merasa jika Alan menjadikannya miliknya dengan ciuman itu. Alexa merasa ini sangat luar biasa.
"Kalau begitu berhenti lari dariku." Alan menarik pinggang Alexa dan memeluk gadis itu.
"Aku tidak mungkin bisa pergi darimu, Tuan Tampan." Balas Alexa tersenyum dan menenggelamkan kepalanya didada bidang Alan.
Alan reflek tersenyum setelah mendengar kata-kata Alexa. Karena akhirnya, gadis nakalnya itu kembali kedalam pelukannya.
"Bolehkah aku menanyakan sesuatu padamu?." Ibu jari Alan membelai pipi Alexa dengan lembut dan menjaga agar mata gadis itu tetap tertuju padanya.
"Apa?." Alexa mengernyitkan dahinya.
Tangan Alan beralih menyentuh punggung Alexa. "Aku sudah sangat ingin melakukan ini sejak pertama kali aku melihatmu." Bisik Alan di telinga Alexa, menurunkan resleting gaunnya dan membuat tulang punggung Alexa merinding dengan sentuhannya.
Alexa mengenakan gaun berlapis strapless dan itu langsung meluncur jatuh kebawah tubuhnya ketika Alan telah membuka resleting Alexa sepenuhnya. Dan ya, Alexa saat ini berdiri dengan hanya mengenakan celana dalam dan bra dihadapan Alan.
Napasnya menjadi berat dan detak jantungnya semakin cepat karena kedekatan mereka. Saat Alan dengan lembut membelai punggungnya, Alexa menarik napas dalam-dalam, seperti akhirnya dia mendapatkan kembali napasnya dengan sentuhannya. Alexa mendambakan sentuhan tangan Alan, sentuhannya yang ajaib, menggemparkan tubuhnya.
Alexa menjauh dari Alan dan melepaskan ikatan bathrobe yang pria itu kenakan.
Tatapan tajamnya terpaku pada wajah Alexa, Alan ingin melihat tubuh indah gadis itu dan dia juga sudah lama merindukannya. Tetapi Alan tidak ingin melakukan tanpa seizin Alexa.
Hal sama juga terjadi pada Alexa setelah melihat tubuh Alan tanpa mengenakan bathrobe. Tiba-tiba Alan menariknya kedalam pelukan hangatnya. Saat tubuh mereka yang telanjang bersentuhan, mereka merasakan desiran aneh yang menggelikan.