Takdir membawaku dalam keadaan yang sungguh tak kuduga akan terjadi.
Widuri Lidyaningrum terpaksa menerima tawaran dari mantan kekasihnya bernama Bisma Arya Mahendra untuk menjadi simpanannya. Semua dilakukan Widuri demi menolong kakak kandungnya bernama Alamsyah agar tak dipenjara.
"Akan kubuat hidupmu menderita seperti di neraka, Wid. Kakakmu sudah membuat Vivian keguguran. Calon bayiku meninggal dan Vivian lumpuh. Karir serta mimpi Vivian hancur!" geram Bisma dalam hati.
Benci dan cinta bercampur dalam pekatnya permainan takdir keduanya.
"Sampai kapan aku harus jadi simpananmu?" tanya Widuri.
"Sampai aku benar-benar membuangmu dari muka bumi ini. Selamanya," jawab Bisma dengan raut wajah yang terlihat jelas kilat penuh amarah kebencian mendalam pada Widuri.
Bagaimana kehidupan Widuri menjadi wanita simpanan dari mantan kekasihnya yang sudah beristri?
Widuri dan Bisma juga melakukan sebuah pernikahan rahasia yang tidak diketahui oleh siapapun.
Bagian dari novel : Bening🍁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 - Saran Orang Tua
Bisma pun menjelaskan pada kedua orang tuanya jika kondisi Vivian saat ini masih dalam proses penyembuhan pada bagian panggul hingga kakinya yang mengalami kelumpuhan. Dokter menyarankan untuk menunda dulu program kehamilan pada Vivian.
"Sampai kapan ditundanya?"
"Dokter belum bisa memastikan, Pa. Lihat kondisi Vivian setelah menjalani terapi tahap awal selama enam bulan hingga setahun ke depan," jawab Bisma.
"Jika setelah setahun lebih semisal masih tak ada kemajuan, lantas apa Vivian gak boleh hamil?" tanya Arjuna. "Kan rahimnya tak bermasalah," imbuhnya.
"Rahim Vivian memang bisa untuk hamil tapi akan membahayakan kesehatan ibunya,"
"Jangan percaya pada satu dokter atau rumah sakit!" seru Arjuna yang merasa cukup aneh dengan penjelasan Bisma. "Uangmu tak akan habis kalau harus memeriksakan istrimu ke dokter yang lain. Tak ada ruginya mencoba second opinion bukan?"
"Yang dibilang Papamu itu benar, Bis. Bukan kita meragukan kemampuan dokter atau rumah sakit tersebut mengenai vonis kondisi Vivian saat ini. Perihal kelumpuhan Vivian, bisa dilakukan terapi. Selama rahim Vivian tak bermasalah, kalian tentu bisa melakukan hal in_tim atau punya anak bukan?"
Bisma pun tak mampu menyanggah saran dari orang tuanya. Ia memilih diam daripada harus beradu argumen dengan kedua orang tuanya.
Terlebih rumah tangga yang terjalin saat ini antara Vivian dengan dirinya tak sesederhana itu. Apalagi ada kehadiran Widuri di tengah pernikahannya dengan Vivian yang Bisma rahasiakan.
"Papa saja kalau gak bikin mamamu mandi keringat di kasur sehari saja, bisa-bisa megalodonku yang auto mumet dan berontak. Dulu pas seumuran kamu begini, malah kita main bisa sampai tiga ronde ya Ma?" goda Arjuna di ujung kalimatnya.
Ayah kandung Bisma itu pun sengaja mencairkan suasana yang sempat terasa tegang sebelumnya.
"Janji tiga ronde, tapi realita cuma satu ronde. Yang dua ronde dilanjut sama Papamu di alam mimpi," balas Bening.
"Mama gitu deh. Jangan buka kartu dong. Apalagi depan anak-mantu. Mending nanti malam buka baju bareng yuk, Ma." Goda Arjuna.
"Ini aki-aki kalau omong suka gak pakai saringan!" desis Bening seraya menjawil gemas bibir Arjuna dengan jari-jemarinya. "Stop bahas urusan perkasuran. Kasihan putra b0ntotmu itu lagi berpuasa. Hehe..." ledeknya.
"Salah sendiri, punya bini cantik malah dianggurin!" cibir Arjuna.
"Ya kan aku suami yang baik dan pengertian, Pa. Biar Vivian sembuh dulu baru gaspol. Kasihan kalau Vivian nanti pas begituan malah gak nyaman atau kesakitan," ucap Bisma berusaha membela dirinya dan Vivian di hadapan orang tuanya itu.
"Yang suruh kamu begituan sama Vivian sekarang itu ya siapa?" sahut Arjuna. "Ya kamu sebagai suami idaman harus punya tips dan trik dong biar istrimu gak sakit saat ehem-ehem. Masa harus Papa sih yang jadi tutornya?"
"Idih, ogah banget!" tolak Bisma mentah-mentah ide konyol dari Arjuna barusan. "Tutor udah aki-aki, ya kecepatan pacuan megalodonnya bisa-bisa mode selooow pakai gaya kura-kura yang gak sampai-sampai ke puncak deh. Keburu dibalap sama kelinci," imbuhnya.
Bening dan Vivian tertawa kecil mendengar lelucon antara ayah serta anak tersebut.
"Papa merasa sangsi saja ada pria muda sepertimu bisa tahan gak main sama istri selama setahun lebih," ucap Arjuna.
"Tahan lah, Pa. Aku akan cowok setia dan gak suka jajan sembarangan!" tegas Bisma penuh keyakinan.
"Kalau sampai jajan sembarangan, tak suruh mamamu bawa kamu ke Bengkong. Biar megalodonmu dibikin bengkok sekalian!" seru Arjuna dengan nada mengancam.
"Jangan dong, Pa. Aset berharga buat bikin cucu megalodon, masa mau disunat lagi!" desis Bisma.
"Semisal ada perpanjangan larangan SIM alias Surat Izin Masuk selama 2-3 tahun jadinya kamu gak boleh menjelajah masuk, gimana coba? Apa kuat?" goda Arjuna.
"Pasti kuat!" tegas Bisma meyakinkan kedua orang tuanya serta Vivian.
"Sudah cukup!" tegas Bening menyela pembicaraan ayah dan anak tersebut yang sedang al0t urusan perkasuran. "Obrolan kalian berdua sudah melewati ambang batas yang ditentukan oleh Dirjen Perkasuran!" sambungnya.
Vivian sejak tadi hanya diam mendengarkan perdebatan Bisma dengan kedua mertuanya yang memang terkenal lucu dan ab_surd tersebut.
☘️☘️
Setelah makan malam, dua pasang suami-istri beda usia itu pun masuk ke dalam kamar masing-masing.
Sejak makan malam, Vivian lebih banyak diam dan jarang tersenyum. Bisma tau jika Vivian pasti banyak pikiran setelah kedatangan orang tuanya ke Milan.
Dalam pemikiran Bisma, Vivian pasti merasa bersalah setelah mendengar ucapan kedua orang tuanya tadi siang.
"Kenapa kamu dari tadi lebih banyak diam, Vi? Apa ada yang sakit?"
Sebuah helaan napas berat seketika meluncur dari bibir Vivian.
"Aku cuma menyusahkanmu, Honey. Apa gak sebaiknya kamu ceraikan aku saja?"
"Jangan gila!" seru Bisma dengan raut wajah terkejut mendengar ucapan Vivian barusan.
Beruntung peredam suara di kamar mereka telah dinyalakan. Jika tidak, pastinya Arjuna dan Bening bisa mendengar suara Bisma yang cukup keras tersebut.
"Aku cuma takut kehilanganmu. Tapi, aku juga merasa jadi beban saja di sini." Vivian seketika menangis sesenggukan di depan Bisma.
"Hei, jangan menangis. Kamu kan udah janji gak akan sedih atau merasa insecure lagi," ucap Bisma seraya membantu untuk menyeka air mata Vivian. "Jangan pernah berbicara perceraian jika kamu tidak melakukan kesalahan yang fatal!"
"Mentalku sempat down karena pembicaraan orang tuamu tadi,"
"Jangan dimasukin ke hati atas omongan Papa-Mama. Mereka memang kalau bicara suka blak-blakan. Tapi sebenarnya hati mereka baik kok," tutur Bisma.
"Honey,"
"Hem,"
"Apa kamu sudah melakukan hal itu sama Widuri?"
Bersambung...
🍁🍁🍁
sampai kebawa mimpi gitu.... penasaran banget sebesar apa kesalahan mu pada si Bis Bis ini di masa lalu??????
awasss bikin ulah...