Hidup sendirian setelah sang ayah meninggal, membuat Safira Johana tidak memiliki pilihan lain selain menuruti wasiat terakhir dari ayahnya untuk menikah dengan anak sahabatnya tersebut.
Namun, pernikahan itu hanya bersifat kontrak dan rahasia. Benny Zhen, sahabat dari ayah Safira dan merupakan ayah dari Virza Zhen, beliau mengidap penyakit jantung kronis.
Pria paruh baya itu mengancam Virza, kalau putranya tersebut tidak mau menikah dengan Safira, maka dirinya tidak akan mau menjalani operasi. Hingga pada akhirnya Virza melakukannya dengan terpaksa.
Bagaimanakah kehidupan rumah tangga mereka yang berawal tanpa adanya cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah Ancaman
Bab 26
6 jam berlalu. Beni telah dipindahkan ke ruang observasi pasca operasi. Terlihat pria itu tengah tidak sadar sendiri. Bersama banyaknya kapal yang menempel di dada dan beberapa bagian lain. Selang oksigen juga menempel di hidungnya.
Hari mulai gelap. Safira duduk termenung di ruang tunggu. Sedangkan Virza sedang mengurus dokumen setelah mendengar operasi itu berjalan dengan lancar.
Teringat dengan jelas ketika dokter Agnes keluar dan memberikan informasi bahwa operasi selesai dan berjalan dengan lancar. Virza beranjak dari tempat duduknya dan memeluk Agnes dengan erat menghempaskan tangan Safira yang dari awal menenangkannya. Menyingkirkan masalah hati yang belum sepenuhnya terkendali. Tapi melihat sikap Virza semakin dalam goresan yang di torehkan oleh Virza.
"Saf!"
"Saf!"
Raka dan Virza memanggil bersamaan. Mereka tidak sengaja datang dengan membawa makanan untuk Safira. Safira berdiri bingung hendak mengambil makanan siapa. Tak lama kemudian Alex juga datang.
"Kenapa berdiri?" tanya Alex pada Safira.
"Ah enggak, ini mau geseran aja," jawab Safira.
"Raka, Lo duduk sini." Safira mengajak Raka untuk duduk berjejer. Hal itu membuat Alex dan Virza saling menatap.
"Saf, gue ada info."bisik Raka mendekat ke telinga Safira.
"Apa?"
"Gue udah buatin elo skripsi. Tapi elo diam aja. Kalau tau pak Virza bisa ketahuan dosen lain juga," kata Raka.
"Oh iya? Serius Lo?" tanya Safira tidak percaya mereka berbicara dengan berbisik dan jarak yang sangat dekat.
"He'em!" Virza berdehem untuk menggangu mereka. tapi mereka tidak peduli. setelah beberapa waktu akhirnya Alex dan Raka pulang.
Saat malam semakin larut. Benny tersadar. Sedangkan Safira tertidur dengan duduk di ruang tunggu. Gadis itu tidak mau pulang. Padahal mereka dilarang masuk sebelum Benny keluar dari ruang observasi.
"Safira mana?" tanya Benny dengan gerakan mulut yang sangat nyaris tidak terlihat karena tertutup oleh alat oksigen.
Virza hanya memberikan kode kepada ayahnya jiak Safira sedang tertidur. Melihat interaksi itu Agnes menangkap fakta jika Benny memang tidak mengetahui pernikahan kontrak Virza dan Safira.
***
Keesokan harinya...
Pasca operasi dokter Andri menunjuk Agnes untuk sebagai dokter pembantunya. Jadi, Benny juga akan menjadi salah satu pasien dalam pengawasan Agnes.
"Safira!" panggil Agnes sedikit teriak.
"Ya!"
"Lo mau pulang?" tanya Agnes.
"Enggak, mau beli minum aja." Safira merasa tenggorokannya sedang tidak baik-baik saja. Dia sering minum air mineral untuk meredakan rasa sakit itu.
"Gue mau bicara pribadi sama elo." Agnes mengajak Safira berjalan perlahan dan berhenti di sebuah kantin.
Sedangkan Virza sedang mengambil baju ganti untuk Safira dan ayahnya.
"Saf, apa om Benny nggak tahu pernikahan kontrak kalian?" tanya Agnes yang membuat Safira mendongak kaget.
"Memangnya kenapa? Apa kemarin ada yang ngomong sama ayah?" tanya balik Safira.
"Nggak. Gue tahu bukan dari kerabat atau teman yang kemarin datang. Tapi dari Alex."
Setelah mendengar itu Safira merasa lega. Tapi Agnes mengajukan syarat kepada Safira untuk tetap menjaga rahasia ini.
"Gue minta elo bantu gue untuk balik sama Virza, maka gue jamin rahasia ini tidak Samapi di telinga Om Benny." kata Agnes dengan nada sedikit mengancam.
"Apa Lo takut gue merebut dia?" tanya Safira dengan datar.
"Gue yakin Virza tidak segampang itu tertarik dengan elo. Karena gue tahu betul selera dia," jawab Agnes yang tanpa sengaja merendahkan Safira.
"Kalau begitu lo nggak perlu khawatir," tukas Safira.
Agnes merasa jika Safira tidak sepolos yang dia kira. Mendengar nada bicaranya yang ketus membuat Agnes harus waspada terhadap dirinya.
"Saf!" panggil Virza yang terlihat dengan nafas terengah-engah. Mereka berdua menoleh kearah Virza.
"Virza..." Agnes malah menyambut Virza yang hendak menghampiri Safira. Dia memeluk begitu saja Virza yang berdiri di samping Safira.
"Gue pergi dulu!" pamit Safira. Agnes mempererat pelukannya agra Virza tidak menyusul Safira. Terlihat Safira memberi satu botol sedang air mineral dan meminumnya sekali tenggak karena kesal dengan tingkah mereka berdua.
"Lo sengaja ya?" pekik Virza sedikit mendorong tubuh Agnes.
"Lo bersikap kasar hanya karena dia? Pernikahan kalian cuma kontrak. Terlebih ayahmu tidak tahu. Lalu apa jadinya kalau om Benny sampai tahu?" nada bicara Agnes sangat berbeda. Gadis itu seolah mengancam akan memberi tahu Benny jika Virza tetap bersikap kasar.
"Kembali sama gue, maka rahasia elo aman!"
"Oke, sepertinya elo nggak setuju. Gue mau bilang ke Om Benny sekarang," Agnes berjalan pergi untuk mengancam Virza.
"Tunggu!" Agnes tersenyum simpul saat mendengar Virza menghentikannya. Semua sesuai dengan rencananya. Dia menoleh dan menatap datar Virza.
"Lo nggak perlu repot-repot, gue sendiri yang akan ngasih tahu ayah." Virza membalas tantangan Agnes dan pergi meninggalkan gadis itu.
"CK!" Agnes berdecak kesal dan menghentakkan kakinya ketika melihat Virza tidak gentar dengan ancamannya.
