Gimana perasaan kalian disaat ada seorang wanita, sedang berjuang mencari nafkah keluarga di negeri orang, harus menelan pil pahit mendengar kabar sang anak terlantar, sedangkan sang suami memilih menikah lagi dengan kekasih lama nya .
Penderitaan tak selesai begitu saja, ketika sang mantan suami memilih mengabaikan anak kandungnya, dan mencurahkan seluruh kasih sayang kepada sang anak tiri, Dia berusaha kuat dan bertahan demi sang buah hati, Di tengah gempuran rasa cemburu yang masih ada di hatinya, melihat kemesraan sang mantan yang dia lihat setiap hari.
Hingga kesedihan berangsur terobati dengan kehadiran sosok dokter, yang menangani sang anak saat itu, Kedekatan Dokter Nino dengan Devan bagikan ayah dan anak, membuat sang ayah kandung cemburu dan menaruh rasa iri dengan kehidupan sang mantan istri.
Next langsung baca bab bab selanjutnya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ꧁ঔৣ☬Rmls☬ঔৣ꧂, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua papa
"Ram, lihat deh anteng banget nih bocah" Ucap Xelo dengan menimang bayi mungil nan tampan itu di gendongan nya.
Yaa kini Rama, exel dan Xelo berada di villa milik Rama, Exel dan Xelo sangat penasaran dengan hasil benda pusaka sang sahabat, hingga berhasil membuat sosok bayi manusia.
Rama pun menuruti, baginya kedua sahabatnya itu bisa di percaya, dan mampu menjaga rahasia besar yang dia sembunyikan dari publik, selepas menjemput Xelo dan bertemu kangen dengan sang sahabat yang Baru saja pulang ke tanah air, Rama segera mengajak kedua temannya ke vila di mana dia tinggal saat ini.
Dan disini lah sekarang, di kamar pribadi milik Rama, dimana Nataniel putra Wijaya nampak asik dalam dekapan pria bule itu .
"Hati hati Xelo, bayi itu masih rapuh!" tegur Exel ketika Xelo terlalu kencang menimang bayi mungil itu.
Rama yang melihatnya pun hanya tersenyum, bukannya tak kawatir namun dia sangat tau bayi berumur lebih 7 bulan itu, tak akan kenapa-Napa Exel terlalu takut padahal cara menggendong Xelo sudah, Xelo mahasiswa universitas kedokteran jadi untuk Ilmu dasar seperti ini sudah makanan sehari-hari untuk nya.
"Aman, gini-gini gue calon dokter sudah khatam kalo ginian aja mah"Jawab Xelo dengan bangga, membuat Exel tersenyum sesaat menyadari kebodohannya.
"Ohh yaa Ram, Lo gak mau cerita gitu bagaimana nih bayi bisa jadi, kita berdua tau lo bukan tipe orang sembarangan berhubungan badan, dan pasti Lo ada alasan hingga berhubungan dengan Vanes hingga sampai seperti ini" Ucap Exel dengan menatap Rama dengan tatapan mengintimidasi, membuat Rama down dan memilih mengalihkan pandangan nya.
"Please ram, Lo bicara jujur sama kita Lo suka kan sama kak Vanes, tapi Lo tak mau mengungkapkan karena ego dan gengsi Lo yang tinggi, gue juga tau Lo masih berhubungan badan setelah bayi handsome ini lahir, meskipun kak Vanes yang memaksa tapi Lo sangat menikmati bukan?" cecar Exel lagi langsung mendapat respon dari sang tersangka, sang tuan muda langsung mengangkat kepala dan menunjukkan aura kekuasaan nya, dan itu berhasil nyali Exel sedikit ciut dan sedikit memundurkan tubuhnya.
"Lo mengawasi gue selama ini?"Tanya Rama dengan tatapan membunuh, dia paling benci privasi nya di ganggu, dan yang paling parah sang sahabat lah yang menggangu nya.
Kini gantian Exel yang terdiam, pria itu menundukkan kepala tanda bersalah, namun di detik berikutnya Exel kembali mengangkat kelapa, dia langsung menatap tajam wajah sang sahabat yang kini juga menatap nya.
"Iya gue lakukan ini karena gue di suruh Tante Maria, dan asal Lo tau gue rela berbohong demi menutupi tingkah tol*l Lo itu" Balas Exel dengan keras sebelum dia berdiri dan meninggalkan villa milik Rama.
Xelo yang melihat pertengkaran antara Rama dan Exel pun nampak acuh tak acuh, pria itu masih asik dengan baby Natan di gendongannya, dia tau betul bagaimana sikap Rama yang super bar bar dan tak terkendali, berbanding terbalik dengan Exel yang tegas dan sangat perhitungan membuat dua karakter itu saling berbenturan.
"Xelo, cari makan yuk lapar gue" ajak Rama dengan menoleh ke arah Xelo, sedangkan yang di ajak tak peduli masih asik dengan bayi tampan di gendongannya.
"Oh oke, berani Lo sama gue?"Bentak Rama dengan sorot mata menghunus bak pedang bertemu lawan nya.
Xelo pun langsung merespon dengan menunjukkan wajah senyum konyolnya, pria itu langsung mengembalikan baby Natan ke tempat tidur, namun sayang bayi langsung menangis seolah enggan untuk di tinggalkan.
"Ram gimana nih?"Tanya Xelo dengan wajah bingung.
"Bawa aja lah, itung-itung buat refreshing kasian dia di dalam kamar Mulu"
.
.
.
.
.
Di sebuah bazar makanan.
Di perjalanan pulang menuju rumah Risa, Divan tak sengaja melihat sebuah bazar di pinggir jalan, tepatnya di lapangan desa Risa tinggal.
Divan pun merengek meminta sang papa untuk berhenti sejenak, awalnya Nino tampak sedikit keberatan dia takut Risa menunggu mereka, namun setelah dia menelfon dan meminta izin Risa mengizinkan, dan di sini lah mereka di sebuah bazar dan pasar malam, meskipun belum sepenuhnya buka namun sudah banyak penjual dan pengunjung disana, membuat suasana siang menuju sore ini menjadi ramai.
"Divan mau apa?" tanya Nino kepada sang bocah yang berada di gendongannya, mereka sedang berada di antara stand makanan yang sudah mulai membuka jualannya.
"Endak mau, makanan Ivan sudah banyak mau itu boleh?" Tanya Divan dengan menampilkan wajah cute nya, membuat Nino gemas dan melihat ke arah Divan tunjuk.
Sebuah mobil remote monster terpampang nyata di depan stand khusus mainan, mainan itu begitu besar dan mencolok, membuat semua anak kecil berkumpul sekedar untuk melihatnya, Nino yakin sang penjual hanya berniat untuk memamerkan tanpa mengharapkan pembeli membeli mobil itu.
Harga nya yang pasti mahal, tak akan cocok dengan kantong warga kampung, yang rata-rata berpenghasilan UMR membuat mereka berfikir berulang kali, untuk mengeluarkan uang banyak hanya sekedar membeli mainan.
"Boleh doang, tapi dengan satu syarat" Ucap Nino dengan tersenyum manis, sedangkan Divan bocah itu berubah menjadi tegang, takut sang papa memberinya persyaratan yang sulit.
"Syaratnya harus baik, enggak boleh nakal, and harus nurut sama mama, oke" Ucap Nino lagi membuat bocah kecil seketika tersenyum dan melonjak kehidupan.
"Hore, oce papa" Cup, satu kecupan mendarat di pipi mulus Nino.
Nino pun berjalan mendekat membelah kerumunan anak-anak, yang berkumpul untuk membeli dan sekedar melihat-lihat.
Untung sulit diraih, sial datang tiba-tiba, Nino dan Divan tak sengaja bertemu dengan Dito, rupanya pria itu sedang membelikan mainan untuk putra nya.
Pandangan mereka bertemu, sikap Nino yang selalu ramah langsung tersenyum dan menganggukkan kepala tanda menyapa, begitu pula dengan Dito pria itu juga membalas dengan anggukan, walaupun dengan raut wajah sulit di artikan.
"Silahkan dilihat lihat dulu adek" Sapa sang penjual dengan ramah, ketika menyadari ada pembeli masuk.
"Saya mau mobil remote control yang di depan, apakah masih ada pilihan warna yang lain?"Tanya Nino dengan ramah mencoba memberikan opsi kepada sang anak.
Pertanyaan Nino langsung membuat sang penjual dan Dito sendiri terkejut, tatapan para pelayan pun langsung tertuju ke arah mereka.
"Emm, sebelumnya saya mengucapkan terimakasih atas kunjungan anda tuan Nino putra Artanegara, sebuah kehormatan bisa di kunjungi oleh sosok pemuda hebat seperti anda"
"Namun saya meminta maaf, untuk mainan yang ada di depan kami hanya tersedia itu saja, namun jika tuan muda berkenan kami siap untuk mencar yang lain, tetapi sedikit membutuhkan waktu" ucap sang pemilik toko mengambil alih, ketika dia di beritahu bahwa pembeli nya itu salah satu orang terkaya di negara nya.
"Tidak perlu saya mau itu saja, bisakah saya membelinya?" Tanya Nino dengan senyum ramahnya, membuat seluruh wanita di sana terpesona dengan aura sang tuan muda.
"Tantu saja tuan, anda bisa membelinya dengan harga 15 jt"
"Haaaah!!!!!!!!"
Jangan lupa like coment and favorit, agar saya semangat nulisnya 🙏