🔥🔥🔥🔥 dengan tingkat kepedasan bon cabe tingkat api neraka jahanam ya... yang jomblo juga kak UPe peringatan ini... peringat kan cari pasangan dulu baru baca😂😂😂
Happy reading merinding di beberapa part..
🙈🙈🙈🙈🙈🙈
Pria bule itu sampai menggeretakkan giginya karena menahan amarah yang sudah sampai ke ubun-ubunnya.
Sudah jelas saat ini dadanya sedang menahan sakit lima tusukan akibat keributan di area kekuasaanya, eh sesampai nya di rumah sakit, bukannya langsung mendapat perawatan malah harus berhadapan dengan wanita gila yang memakai baju dokter.
“ cih, kalau sampai wanita gila ini adalah benar-benar dokter disini bukan pasien yang kabur dari rumah sakit jiwa, maka aku bersedia semua luka ku ini di jahit tanpa haru di bius.” Gumamnya yang sengaja dengan suara keras agar Stella mendengarnya.
“OK, FIX!” Ujar Stella lalu berjalan melewati pria bule itu.
Pada saat mereka berpapasan Stella berhenti dan memandangi wajah ketus pria itu sambil berteriak kepada perawat yang ada di ruangan itu.
“ Perawat, tolong bawa bapak ini ke tempat tidur pasien. Kita perlu menjahit luka nya TANPA BIUS!!”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kak UPe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
⚠️Area wajid sajen.... Jangan lupa!!!!!!😉😉
🐿️ happy reading 🐿️
🌞🌞🌞🌞
Stella yang sangat malu dengan kejadian Bra dan Cd itu langsung mengunci diri di kamar. Dia tidak keluar semalaman. Bahkan makan malamnya saja di bawakan oleh Haruka ke dalam kamar.
Walaupun tidak tahu apa yang terjadi pada temannya, Haruka tidak terlalu merasa cemas selama Stella masih memakan makanannya dengan lahap, itu artinya Stella tidak dalam masalah nya sangat pelik.
Matahari pun bersinar meski masih malu-malu di balik sang awan.
Stella membuka pintu kamar nya bahkan saat Haruka belum terjaga. Stella memutuskan untuk pergi ke tempat pembelajaran terdekat pagi ini.
"Lebih baik aku kabur sebelum tu bule seratus juta bangun." Ujar Stella yang pergi dengan menggunakan baju kaus warna putih dan short pant berbahan levis.
☘️☘️☘️
"Jadi ini kapalnya?" Ujar David pada Danil.
David dan Danil saat ini sudah berada di atas kapalnya. Mereka bahkan sudah meninggal kan penginapan itu jauh sebelum Stella dan Haruka terjaga sebab mereka harus membawa serta senjata-senjata mereka kemana pun mereka pergi.
"Iya... bagaimana menurut mu?" Tanya Danil sambil menyedu kopi panas di bagian dalam kapal.
"Rumayan lah .." jawab David yang berdiri di dek kapal.
"Jadi apa kita akan pergi sekarang untuk mengelilingi tempat ini?" Tanya Danil sambil membawa kan segelas kopi untuk David.
"terimakasih.." Ujar David sambil mengambil kopi yang diberikan oleh Danil.
"Kita harus pergi membeli sesuatu dulu ke tempat perbelanjaan. Baru setelah itu kita pergi berkeliling... sekalian kita mancing." Ucap David yang tidak tahan untuk menjadikan perjalanan kali ini sebagai healing.
"Kalau begitu kita beli pencing sekalian." Ujar Danil yang oke-oke saja dengan rencana David.
Danil memang selalu mengikuti perintah David. Kalau David mengatakan mereka harus bergerak santai maka Danil pun akan santai dalam tindakan.
Kalau David mengatakan mereka harus bergegas, maka Danil pun akan pasang langkah seribu menyelesaikan misi mereka.
Selain tangan kanan dan juga sahabat nya David, Danil adalah suami dari sepupu David yang bernama Margaret.
Jadi wajar hubungan mereka sangat amat dekat.
David meletakkan cangkir kopinya begitu saja lalu turun dair kapal itu."ayoo nanti keburu siang." Teriak David dari bawah kapal pada Danil yang masih berada di dalam kapal.
Danil pun bergegas turun.
"Memang nya tempat belanja sudah buka sepagi ini?" Tanya Danil yang mengejar David yang sudah berjalan lebih dulu dari nya.
"entah lah. Kita lihat saja." Jawab David yang terus berjalan di depan Danil.
Akhirnya Danil dapat menyusul David."Memang nya kau tahu di mana pasar nya David?" Danil kembali bertanya pada David.
"Tidak tahu." Jawab David yang terus berjalan ke depan.
"Lalu?"
"Kita lihat saja dimana banyak orang berkerumun pagi ini. Maka itu lah tempat untuk belanja."Jawab David.
David dan Danil pun kembali ke tengah desa itu. Sejauh mata mereka memandang tidak ada orang -orang yang berkerumun di sana.
"Kalau seperti ini bagaimana?" Tanya Danil pada David.
"Gunakan mulut mu!!" David mendorong Danil ke depan seorang anak kecil yang berjalan membawa sekeranjang buah jeruk di tangannya.
☘️☘️☘️
#dasar teman jahara.. main dorong aja! Ntar kalau bebeb Massimo kak UPe jatuh gimana????
Kak UPe ketuk pakai gayung mau??