Akan Aku Pertahankan Suami SMAku

"Jangan terlalu pede bisa menggoda SUAMIku dengan bodymu yang kerempeng. Lebih baik sadar diri daripada nanti kamu harus disadarkan Dokter. RSJ lagi penuh." Ucap Claudia.

"Ayo Bee... Kita masuk kelas. Rasanya buang-buang waktu ngomong sama orang sakit jiwa." Lanjutnya.

"Yuk..." Ucap Caesar menuntun Claudia berjalan melewati Karmila begitu saja.

"Kamu akan menyesal telah mengabaikanku. Claudia tidak benar-benar mencintaimu. Dia akan meninggalkanmu sebentar lagi, dan ingat datang padaku jika saat itu terjadi." Teriak Karmila yang merasa dirinya adalah orang yang datang dari masa depan.

"Dih... Kepedean banget nih cewek."

"Dasar gadis gila, kenapa sekolah di sini."

"Ganggu kedamaian hidup."

Umpatan dari siswa lain membuat Karmila semakin ngamuk tak terkendali. Lucunya, tidak ada yang takut. Justru mereka semua merasa Karmila adalah hiburan gratis dari RSJ. Obsesinya terhadap Caesar membuatnya gila.

"Aku harus secepatnya bergerak, aku tidak mau kalah dengan Claudia. Kalau bisa aku harus lebih dulu hamil anak benih Caesar."

Jam pelajaran dimulai, tidak ada yang membuat suasana menjadi gaduh. Mereka konsentrasi dalam mengikuti pelajaran. Hingga saat jam istirahat tiba, riuh ramai murid yang kelaparan ingin segera pergi ke kantin.

"Bro... Ayo buruan, keburu penuh mejanya." Ucap Brian pada Caesar yang masih duduk bersandar di pundah Claudia sambil memejamkan mata.

"Kenapa sih, kok sepertinya kamu hari ini beda?" Tanya Arya.

"Aku ngantuk." Jawab Caesar pelan.

"Emang semalam berapa ronde sampai buat kamu gak bisa tidur?" Alvin mendekat lalu tertawa renyah.

"Entahlah, aku gak ngitung. Tapi emang secandu itu." Jawab Caesar.

"Astaga... pembahasannya sudah area dewasa. Otakku langsung terkontaminasi." Kesal Alvaro.

"Makanya kalian semua cepat nikah, biar tahu rasanya surga dunia. Dan yang penting itu jangan berkhayal begituan dengan milik orang. Menggatal sendiri itu tidak enak, mau digaruk tapi udah becek. Jadinya bingung mau apa lagi. Mending dijual murah gak sih? Karena kalau dipasang bandrol, orang pada kabur. Takut mau beli..."

Claudia cekikikan mendengar omongannya sendiri. Sedangkan keempat temannya sudah bersorak sorai sambil tepuk tangan heboh. Caesar dia hanya tersenyum singkat, entah apa yang dia pikirkan. Tapi semua itu tidak luput dari pandangan Karmila yang sejak tadi hanya fokus menatap Caesar.

"Kamu boleh menghinaku Claudia, tapi lihatlah bahkan Caesar tidak berkomentar. Itu artinya apa? Artinya dia masih menjaga perasaanku." Ucap Karmila.

Seketika udara di ruangan mendadak dingin. Semua orang diam dan Claudia menyadari sesuatu hari ini.

Benar, suaminya tidak pernah membelanya. Caesar cenderung diam tidak merespon apa pun yang dia katakan. Apakah ini bentuk menjaga perasaan seperti pada kehidupan pertamanya dulu.

Jika seperti itu, artinya alurnya tidak berubah hanya waktunya dipercepat.

"Kenapa? Kamu baru sadar Claudia?" Karmila seolah berada di atas angin atas pernyataannya yang mampu membalik keadaan menjadikan Claudia diam.

"Caesar hanya memanfaatkan tubuhmu itu, karena saat ini kamu yang ada di dekatnya sepanjang waktu. Tapi aku tetap menjadi penenangnya. Lihat saja, dalam beberapa minggu. Aku yang akan hamil anaknya, bukan kamu yang orang baru. Sedangkan aku, akulah yang ada di saat Caesar terluka atas sikap dinginmu di masa lalu. Dan aku akan membawa Caesar kembali kepada alur yang seharusnya. Caesar akan tetap menjadi milikku seperti di kehidupanku yang pertama."

"Kamu tidak bisa mengalahkanku Claudia, karena hati dan jiwa Caesar sudah ada dalam genggaman tanganku. Sedangkan yang kamu dapatkan hanya tubuhnya saat berada di ranjang. Lihat sejak tadi dia hanya diam, bahkan membiarkanku terus menghinamu. Artinya apa? Artinya apa yang aku katakan adalah benar adanya." Karmila berkata sambil tersenyum menyeringai.

"Kamu hanya seorang pemeran figuran Sedangkan aku dan Caesar adalah main case dalam kisah ini. Dan tokoh utama akan selalu menang di akhir cerita." Lanjutnya.

"Tidak... Itu tidak mungkin kan? Bee... Katakan kenapa kamu diam? Kenapa kamu tidak mau membelaku? Katakan kenapa sekarang seolah kamu mendukung apa yang Karmila ucapkan?"

Claudia panik, dia menggoyang-goyangkan tubuh Caesar yang tatapannya kosong.

"Sebenarnya apa yang terjadi" Gumam Claudia ketakutan dan merasakan waktu di ruangan itu berhenti berputar. Claudia menangis tanpa suara, hatinya sangat tidak siap dengan kenyataan. Kehidupan pertamanya yang penuh penyesalan. Akankah terulang di kehidupan keduanya, lantas untuk apa semua ini.

Claudia hanya melihat Karmila yang terus tertawa lebar tanpa henti. Seolah Karmila sedang menertawakan kesedihannya. Kembali kehilangan orang yang dicintainya, adalah musibah paling menyedihkan untuknya. Tidak cukupkan Claudia sudah hidup sebatang kara tanpa keluarga kandung. Caesar adalah satu yang tersisa, jika dia juga diambil mungkin lebih baik Claudia mati selamanya.

"Sudah paham Claudia?" Ejek Karmila berjalan mengelilingi Claudia. Lalu...

Bruukkk

Karmila mendorong tubuh Claudia yang memeluk erat Caesar hingga terpental. Claudia meringis karena lututnya terbentur.

"Apa yang ingin kamu lakukan?" Teriak Claudia saat Karmila duduk di pangkuan Caesar dan melingkarkan kedua tangan di leher suaminya.

"Bagaimana kalau aku memperkosa Caesar?"

Claudia marah, dia bangkit meskipun kedua lututnya membiru karena memar.

"Kamu pikir aku akan diam saja lalu membiarkanmu mengambil kembali Caesar? Suami yang aku cintai? Jangan terlalu berharap." Ucap Claudia. Kemudian menarik paksa tubuh Karmila. Karena tangan Karmila melingkar erat di leher Caesar yang membeku bagaikan patung membuat Claudia kesulitan.

Tapi Claudia tidak kehabisan akal, tekatnya mempertahankan suaminya jauh lebih kuat daripada kedua tangan Karmila. Claudia menarik rambut Karmila yang dikuncir kuda hingga mungkin kulit kepalanya ikut tertarik saking kuatnya.

"Lepaskan tubuh Suamiku, atau kulit kepalamu aku lepas dari tengkorakmu. Kamu pikir aku kembali bodoh, melepaskan Caesar untuk Iblis sepertimu."

"Kamu tidak mungkin mampu melawanku. Aku sudah pernah mati Claudia, aku tahu alur hidup kita. Kamu tidak bisa melawan takdir, karena aku yang menjadi pemenangnya. Aku yang akan mendapatkan Caesar, aku yang akan hamil anaknya. Kamu hanya figuran yang tidak pantas muncul lagi setelah ini." Ucap Karmila mencoba melawan Claudia.

Tapi...

Karmila tidak tahu, jika Claudia juga sudah pernah mati. Dia bukan gadis bodoh lagi, dia akan mempertahankan yang sudah menjadi miliknya dengan seluruh kekuatannya.

"Kamu terlalu sombong Karmila." Ucap Claudia saat berhasil mengangkat tubuh Karmila dari pangkuan Caesar dengan tarikan rambut yang semakin kuat. Lalu, tanpa Karmila duga...

Bruuukkk

Claudia menendang keras perut Karmila hingga tubuh gadis itu terpental. Lalu membentur meja paling belakang.

"Ahhhh..." Teriak Karmila disertai seteguk darah yang keluar dari mulutnya.

"Apa yang terjadi, astaga Honey? Kenapa kamu menendangnya?" Tanya Caesar.

Waktu kembali berjalan seperti biasa. Bagaikan mimpi! Claudia bingung dengan yang baru saja dia alami.