NovelToon NovelToon
Married To Mr. Killer

Married To Mr. Killer

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Nikahmuda
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: muliyana setia reza

Intan Puspita Dewi (17) tidak pernah membayangkan masa mudanya akan berakhir di meja akad nikah. Lebih parah lagi, laki-laki yang menjabat tangan ayahnya adalah Argantara Ramadhan—dosen paling dingin, killer, dan ditakuti di kampus tempatnya baru saja diterima.

Sebuah perjodohan konyol memaksa mereka hidup dalam dua dunia. Di rumah, mereka adalah suami istri yang terikat janji suci namun saling membenci. Di kampus, mereka adalah dosen dan mahasiswi yang berpura-pura tak saling kenal.

"Jangan pernah berharap aku menganggap ini pernikahan sungguhan," ucap Arga dingin.

Namun, sekuat apa pun mereka menjaga rahasia, tembok pertahanan itu perlahan retak. Ketika benci mulai terkikis oleh rasa cemburu, dan dinginnya sikap perlahan mencair oleh perhatian, sanggupkah mereka menyangkal bahwa cinta telah hadir di antara skenario sandiwara ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon muliyana setia reza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ratu Lantai Dansa

Euforia akibat nyanyian Intan perlahan mereda, namun bagi Clarissa, tepuk tangan meriah itu terdengar seperti ejekan yang menyakitkan. Egonya sebagai wanita yang selalu menjadi pusat perhatian—terutama di mata Argantara—tergores parah. Ia tidak terima kalah pamor dari seorang mahasiswi baru yang, menurutnya, hanya bermodal wajah polos dan lagu sedih.

Clarissa berdiri, melepas coat bulu angsanya dengan gerakan dramatis, memperlihatkan atasan turtleneck ketat yang membentuk lekuk tubuhnya. Ia berjalan ke tengah lingkaran api unggun, mengambil alih mikrofon dari tangan panitia dengan senyum yang dipaksakan.

"Oke, oke. Suara Intan lumayan lah buat pengantar tidur," ucap Clarissa dengan nada meremehkan yang dibalut candaan. "Tapi masa anak muda jaman sekarang cuma bisa galau? Kemah itu harusnya energetic dong!"

Clarissa menatap kerumunan mahasiswa dengan tatapan menantang.

"Zaman saya kuliah di London, kita biasa dance battle buat naikin mood. Saya dengar anak Fakultas Ekonomi di sini kaku-kaku kayak kalkulator. Bener nggak?"

Sorakan tidak terima terdengar dari mahasiswa, tapi tidak ada yang berani membantah dominasi dosen tamu cantik itu.

"Kalau nggak terima, buktiin dong," tantang Clarissa. "Operator! Putar lagu upbeat!"

Musik dance-pop dengan beat cepat menghentak dari speaker besar. Clarissa langsung bergerak. Tubuhnya meliuk lincah. Gerakannya tajam, teknis, dan sangat percaya diri. Ia menari dengan gaya modern dance yang memukau, sengaja memamerkan kelenturan tubuhnya untuk menarik perhatian Arga.

Argantara yang duduk menonton hanya bisa menghela napas panjang. Ia tahu Clarissa memang pandai menari, tapi pamer di depan mahasiswa seperti ini terasa sangat haus validasi. Arga memalingkan wajah, merasa malu sendiri melihat tingkah temannya itu.

Setelah satu menit menari solo dan mendapat tepuk tangan sopan (karena mahasiswa takut nilai jelek), Clarissa berhenti dengan pose akhir yang dramatis. Napasnya sedikit terengah, tapi wajahnya puas.

"Gimana? Ada yang berani lawan saya? Atau kalian semua cuma jago kandang?" provokasi Clarissa sambil berkacak pinggang. "Ayo dong, jangan malu-maluin fakultas kalian."

Suasana hening. Mahasiswa saling lirik. Beberapa anggota UKM Tari ingin maju, tapi minder melihat kepercayaan diri Clarissa yang mengintimidasi.

"Yah, kecewa deh," cibir Clarissa. Matanya kemudian menyapu kerumunan dan berhenti tepat pada sosok Intan yang sedang minum air mineral. Target utamanya.

"Intan?" panggil Clarissa lewat mikrofon.

Intan tersedak sedikit. Ia mendongak, kaget namanya dipanggil.

"Tadi kamu sudah nyanyi. Sekarang gimana kalau dansa? Atau... bakat kamu cuma duduk manis dan bikin orang kasihan lewat lagu sedih?" sindir Clarissa tajam. "Ayo dong, tunjukin kalau mahasiswi bimbingan Pak Arga itu punya class."

Sarah menyenggol lengan Intan dengan wajah kesal sekaligus panik.

"Sumpah, itu orang mulutnya minta dicabein! Tan, jangan diladenin," bisik Sarah cemas. "Dia cuma mau permaluin lo di depan Pak Arga. Lo kan nggak bisa dance, nanti malah diketawain satu angkatan."

Arga di barisan depan hendak berdiri. Hinaan itu sudah keterlaluan. Ia tidak akan membiarkan istrinya dipermalukan di depan umum karena dipaksa melakukan sesuatu yang tidak ia kuasai.

Namun, sebelum Arga sempat bergerak, Intan sudah berdiri.

Gadis itu melepas beanie hat-nya, membiarkan rambut pendek sebahu-nya tergerai bebas. Ia juga menggulung lengan sweater kedodorannya sampai siku. Wajahnya tenang, tapi matanya menyiratkan kilatan dingin yang belum pernah dilihat siapa pun sebelumnya.

"Tan? Lo mau ngapain?" bisik Sarah panik, menarik ujung baju Intan. "Duduk, woy! Jangan nekat! Lo mau ngapain maju?"

Intan menepis pelan tangan Sarah sambil tersenyum tipis. "Tenang aja, Sar."

Intan berjalan maju ke tengah lingkaran. Langkahnya santai, tidak ada keraguan sedikit pun.

"Saya terima tantangannya, Bu," ucap Intan lantang.

Clarissa tertawa kecil, nada meremehkan terdengar jelas. "Oh ya? Yakin? Jangan sampai keseleo ya, Nak. Lantai dansa ini kejam buat pemula."

Intan tidak menjawab ejekan itu. Ia berjalan ke arah operator musik.

"Kak, tolong putar track nomor 5 di playlist hip-hop. Yang bass-nya kenceng," pinta Intan spesifik.

Operator itu mengangguk ragu.

Sarah menutup wajahnya dengan kedua tangan, mengintip dari celah jari. "Mati gue... Intan kesambet apaan sih..."

Rangga menatap cemas. Arga menahan napas, tangannya mencengkeram sandaran kursi. Apa yang kamu lakukan, Intan? batinnya menjerit. Kembalilah duduk.

Musik dimulai.

Dum. Dum. Tak.

Bukan lagu pop manis. Itu adalah beat Hip-Hop/Street Dance yang berat, agresif, dan bassy.

Detik pertama musik masuk, aura Intan berubah 180 derajat.

Gadis yang tadi terlihat sendu dan kalem, kini berubah menjadi sosok yang fierce. Tatapan matanya tajam menusuk, dagunya terangkat angkuh.

Intan mulai bergerak.

Dan seketika itu juga, rahang Sarah jatuh ke tanah.

Intan tidak bergerak kaku. Gerakannya adalah perpaduan swag, power, dan isolation yang sempurna. Bahunya bergerak mengikuti beat dengan presisi yang menakutkan. Kakinya melangkah ringan namun tegas, menguasai tanah becek itu seolah itu adalah panggung internasional.

Setiap hentakan musik, tubuh Intan merespons dengan popping yang tajam dan terkontrol.

"Anjir?!" pekik Sarah tanpa sadar, matanya melotot hampir keluar. "Sejak kapan temen gue bisa begitu?!"

Mahasiswa yang tadinya duduk santai kini berdiri semua. Mereka bersorak gila-gilaan, kaget bukan main. Mereka tidak menyangka Intan yang pendiam memiliki bakat terpendam sekeren ini.

Clarissa ternganga. Senyum mengejeknya luntur seketika, digantikan wajah pucat. Ia melihat teknik street dance yang jauh lebih sulit dan bertenaga daripada tarian miliknya tadi. Intan tidak hanya menari; ia bermain dengan musiknya. Ia melakukan body wave yang mulus, lalu beralih ke gerakan locking yang cepat.

Argantara?

Dosen muda itu terpaku di kursinya, seolah tersambar petir di siang bolong. Jantungnya berdegup kencang, kali ini bukan karena marah, tapi karena takjub yang luar biasa.

Ia melihat sisi lain dari istrinya yang benar-benar asing. Sisi liar, percaya diri, dan penuh pesona yang mematikan. Intan mengibaskan rambut pendeknya dengan gaya yang begitu... seksi dan dominan.

Siapa perempuan ini? batin Arga terguncang. Kenapa saya tidak pernah tahu dia punya bakat seperti ini?

Intan menari tepat di depan Clarissa, menatap mata wanita itu dengan sorot mata yang berkata: Jangan pernah remehkan aku hanya karena aku diam.

Di puncak lagu, Intan melakukan gerakan drop—menjatuhkan diri ke posisi jongkok dengan satu kaki lurus, lalu bangkit lagi dengan putaran cepat yang diakhiri dengan tatapan tajam ke arah penonton.

Musik berhenti.

Napas Intan memburu, keringat membasahi pelipisnya, membuat rambutnya sedikit lepek namun justru membuatnya terlihat semakin menawan.

Hening sedetik. Semua orang masih memproses kejutan itu.

Lalu, tepuk tangan dan teriakan histeris meledak lebih keras daripada saat ia menyanyi tadi.

"WOY INTAN KEREN BANGET!"

"QUEEN! QUEEN!"

"Gila, diem-diem suhu!"

Sarah melompat dari tempat duduknya, berlari memeluk Intan. "GILA LO! Lo nggak pernah bilang lo jago dance! Sumpah gue merinding! Lo belajar di mana?!"

Intan tertawa renyah, mengatur napasnya. "Rahasia perusahaan, Sar."

Clarissa berdiri kaku di pinggir lingkaran. Wajahnya merah padam karena malu. Ia kalah telak di permainannya sendiri. Ia mencoba mempermalukan Intan, tapi justru ia yang memberi panggung bagi Intan untuk bersinar lebih terang.

Intan menoleh pada Clarissa. Tidak ada kesombongan, hanya ketenangan yang dingin.

"Makasih kesempatannya, Bu," ucap Intan sopan namun menohok. "Ternyata anak Ekonomi nggak sekaku itu, kan?"

Tanpa menunggu jawaban Clarissa yang masih shock dan kehabisan kata-kata, Intan berjalan kembali ke kerumunan teman-temannya yang langsung menyambutnya bak pahlawan.

Argantara menghembuskan napas yang sedari tadi ia tahan. Matanya tidak lepas dari Intan yang sedang dikerubungi banyak orang.

Malam ini, Arga menyadari satu hal fatal: Ia menikahi seorang wanita yang penuh misteri. Intan bukan sekadar gadis rumahan yang pandai masak dan belajar. Dia adalah kotak kejutan yang belum sempat Arga buka sepenuhnya.

Melihat bagaimana mahasiswa laki-laki—termasuk Rangga—menatap Intan dengan pandangan lapar dan kagum, Arga sadar ia dalam bahaya besar. Pesaingnya bukan cuma Rangga. Tapi satu kampus.

Arga berdiri, merapikan jaketnya. Wajahnya kembali dingin, tapi hatinya terbakar rasa ingin tahu dan posesif yang semakin gila. Ia harus mengenal istrinya lagi. Dari awal. Sebelum orang lain melakukannya.

1
Miramira Kalapung
Suka banget sama cerita nya Thor, semoga cepat update yah🥰🥰
sarinah najwa
miris sekali hudupnu pak dosen 😅silahkan menikmati buah dari perbuatAnmu ..
Rian Moontero
lanjuuuttt👍👍😍
Sri Wahyuni
Luar biasa
☠ᵏᵋᶜᶟ𝕸y💞Putri𖣤​᭄
sukurin Arga....
makan tuh gengsi Segede gaban😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!