Aku Tiara, usiaku baru 23 Tahun...Mereka semua menertawakan ku sebagai Janda di usiaku yang sangat muda.. kehidupanku berubah.. aku sukit menatap masa depanku..
Kak adam.. aku mencintaimuu sebagai Imamkuu . haruskah aku kubur rasa ini bersamaan dengan kepergianmu????
atau aku akan menemukan cinta yang lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mynamei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JHS - Seperti Anak Kecil
Mohon Maaf Lahir dan Batin semua..
maaf aku bahkan sudah lama sekali yaa gak Up disini.. aku minta maaf... jika kalian banyak lupa kalian bisa mengulang satu atau dua eps sebelumnya yaa.. karena author juga kalo baca udah agak lupa suka ngulang dulu sebelumnya hehe...
***
HAPPY READING TEMAN....
******
Hari Baru...
Akh... rasanya nyenyak sekali tidurku semalam.. bahkan sudah sekian lama aku gak tidur se nyenyak ini...
Dalam Hati Tiara sambil mengguletkan badannya
Barry...
astaga.. aku hampir lupa kalo saat ini aku dan Barry sudah memiliki sebuah komitmen yang serius... apa aku bisa menjalani ini semua? sementara Ka Adam masih ada di Hatiku...
yaa Tuhan, apa ini Awal dari kebahagiaanku? apa aku akan merasakan indahnya menjalin bahtera rumah tangga? apa Barry sanggup menjalani hidup dengan Image ku sebagai seorang Janda...
Tiara masih menatap Langit Kamarnya, ia masih memikirkan banyak Hal yang akan terjadi di kemudian hari...
Lamunan itu buyar seraya suara ponselnya yang berdering sanggat nyaring itu...
Barry... Baru aku memikirkannya dia sudah menelfon...
tapi kenapa dia menghubungiku sepagi ini.. hemmm...
"yaaaa" jawab Tiara dengan Suara serak bangun tidurnya...
"morning sayang, apa aku yang membuat kamu terbangun?" kata Barry dari sebrang sana, dengan suara yang Juga serak selayaknya manusa baru bangun dari tidur lelapnya..
What??? Sayang? Barry panggil aku sayang??! hemm
"hemm tepat sekali, bahkan aku masih mengantuk" kata Tiara dengan jantung berdebarnya mendengar suara paru Barry itu..
"sudah pukul 5.30 loh... mandi lah, nanti aku jemput yaa" Kata Barry dengan nada bahagianya
"no.. aku gak mau buat seisi kantor bergosip ria tentang aku!!!! kita ketemu di kantor okey?" Kata Tiara yang mendadak begitu panik saat Barry hendak menjemputnya..
"hemm.. baiklah, tapi jam makan siang kita harus makan bareng!" Kata Barry berusaha negosiasi
"Barry ayolah, apalagi jam makan siang.. itu berbahaya kalo kita ketauan makan bareng... lebih baik dinner" Kata Tiara yang justru terjebak sendiri akan celotehannya itu..
"Ide bagus... oke sampai bertemu di kantor sayang... "
"hemm.. aku matiikan yaa.. byee***"
Kata Tiara kemudian menutup Sambungan Telfonnya..
Tiara tersenyum sumringah setelah mendapatkan Telfon dari Barry.. di dekapnya ponsel itu di dada..
"Apa aku benar-benar menyukainya? mencintainya? Aaahh ini sungguh membuat aku gilakkk" Kata Tiara dengan suara pelan nya...
****
Perushaan Atmaja...
Tiara Tiba di kantor di antar oleh Reza kala itu, selama perjalanan mereka membahas banyak hal termaksud memori saat mereka masih kanak-kanak...
Tiara ingin sekali bercerita tentang ia dan Barry, hanya saja Tiara masih terlalu takut, ia merasa ini terlalu cepat...
"ingat.. jangan menjemputku, aku ada makan malam dengan team work" kata Tiara sambil melpas seat belt nya
"iyaaa pede sekali, aku juga akan pergi bersama kawan SMP ku..." kata Reza
"hemm baiklah, hati-hati.. aku pamit ya!" kata Tiara yang kemudian keluar dari pintu mobil ..
Di Pandangnya jari kejauhan Barry dan Fardan juga baru saja tiba.. Barry melempar senyumananya, namun Tiara membalas sepantasnya dengan sedikit membungkukan tubuhnya..
"gadis ini benar-benar ingin menyembunyikan status kita di kantor, bahakn aku semakin gemas dengan caranya ini" Dalam hati Barry melihat sikap Tiara selayaknya Bos dan atasan
Mereka kini berada di depan Lift bersama, terlihat Tiara tengah menunggu lift umum karyawan, sementara Barry dan Fardan bisa dengan cepat naik lift Khusus...
Fardan melihat Tiara yang begitu Cantik dan terlihat segar dengan hiasan bandana berwarna nude menghiadi kepala Tiara...
"Pagi Tiara, semakin cantik yaa" Tegur Fardan yang membuat banyak mata melirik ke arah Fardan dan Tiara
"eh Pak, makasih pak" Kata Tiara gugup dan merasa sangat malu dengan karyawan yang tengah menunggu giliran masuk lift
Dengaan tatapan Tajam Barry juga membulatkan matanya, tentu Barry merasa kesal akan sikap Fardan sebagai atasan seolah tak ada harga diri nya itu...
ting!
Pintu Lift Khusus terbuka... Fardan dan Barry melangkah masuk kedalam lift, dalam lift terjadi keheningan hingga mereka berpencar menuju ruangan masing-masing...
sementara Tiara, sejak Barry dan Fardan masuk kedalam lift, Tiara menjadi pusat sorotan mata para karyawati yang menyaksikan sapaan Fardan terhadap Tiara..
"Anak baru sudah banyak menebar pesona ya" celetuk salah satu karyawan dengan rok mini nya, ia adalah Fika
Tiara tak bergeming, ia memilih diam seolah ucapan itu bukan tertuju padanya, meski ia sangat paham dengan situasi kala itu...
"wajarlah, dia cantik" celetuk Karyawan Pria yang terlihat biasa saja namun memiliki pesona tersendiri...
Fika kesal karena ada yang berani menimpali ucapannya tersebut..
Saat pintu lift terbuka kini Tiara masuk kedalam Lift tersebut dan menekan tombol 12 dimana ruangannya berada...
"entah apa yang akan terjadi kalo mereka semua tau aku pacarnya Barry, mungkin gedung ini bisa runtuh rata dengan tanah karena amukan kaum hawa yang haus akan ketampanan kekayaan laki-laki" Batin Tiara yang kesal dengan apa yang baru saja ia terima..
Tiara memasuki ruangannya, terdengar ponselnya berdering menandakan telfon yang masuk...
barry?? wah ga beres ini sih, dia bahkan berani menghubungiku di jam kerja.. Batin Tiara sambil mengeser icon hijau ke kanan
"hemm, ini jam kantor. jangan hubungi aku"
kata Tiara sambil celingak celinguk mencuri pandang ke arah ruangan Barry
"segitunya kamu mau menutupi hubungan kita ha?!" kata Barry dengan nada kesal sambil mengingat sikap Fardan padanya
"hemm bukan begitu, aku belum siap. mengertilah" kata Tiara yang tak ingin ada salah faham di antaranya
"baiklah terserah"
tut
tut tut
Sambungan telah Barry putuskan sepihak...
huh.. apa dia marah? ah sungguh merepotkan! kenapa dia jadi seperti bocah lima tahun yang mudah merajuk..
Tiara pun membatin, sambil mencoba menghubungi Barry kembali agar ia bisa menjelaskan..
Barry pun tidak menjawab panggilan telfon itu... Tiara akhirnya pasrah, karena partner kerja Tiara sudah datang mereka melanjutkan pekerjaanya, Tiara berusaha melupakan Barry yang tengah marah itu..
Tak lama Tiara harus meminta Acc CEO untuk mengirim data keuangan ke pihak client.. Andin pun meminta Tiara berbicara langsung kepada Atasanya..
Tiara melangkahkan kakinya menuju ruangan Barry yang di temboki oleh kaca tebal tak tembus pandang dari luar ruangan...
kali ini Tiara merasa sedikit gugup,, gugup akan statusnya juga dengan sikap Barry yang tengah marah dengannya...
Dengan keberania Tiara mengetuk pintu, Barry pun mempersilakan masuk...
"pagi pak, maaf pak ini data yang sudah saya buat dan sudah saya perbaiki sesuai koreksi, bisa saya kirim ke Pt. Anggala pak?" tanya Tiara secara Profesional
Barry malah melirik ke arah Tiara, ia memicibgkan matanya membuat Tiara menundukkan wajahnya..
Barry bangkit dari tubuhnya, ia berjalan mendekati Tiara, mengetahui langkah Barry yang mendekat, Tiara mulai salah tingkah, jantungnya berdebar kencang sekali...
Barry memutar tibuh Tiara agar mereka berhadapan...
"Peluk aku" pinta Barry
tiara tercengang mendengar permintaan Barry
"tak mau?" kata Barry menarik tangannya yang semula berada di bahu Tiara
"bukan begitu pak, tapi..."
"tapi ini kantor, bukan begitu?"kata Barry kesal
"maaf Barry" kata Tiara tertunduk
mendengar kata Maaf dari Tiara justru Barry merasa tak Enak hati.. dengan langkah mendekat Barry menatap Tiara...
"aku tidak suka dengan Fardan yang bisa memujimu tadi.. sementara aku? menatap mu dengan puas pun sulit padahal kita berada di tempat yang sama"
cih bocah sekali lelaki ini.. dalam hati Tiara
"aku mohon Barry, mengertilah posisi ku sebagai karyawan baru disini"
"lalu apa kamu mengerti posisiku disini? siapapun yang menentangku, mengecewakan aku, bisa aku pecat" kata Barry sombong
Tiara tau sifat Barry yang Arogan hanya mampu diam tanpa bersuara... Barry yang melihat Tiara hanya diam itu akhirnya menghela nafas kasarnya tanpa bergeming... Ia malah mendekati Tiara, semakin dekat dsn berkata sesuatu yang membuat Tiara sedikit terkejut...
"makan siang denganku yaa" kata Barry dengan penuh rasa harap..
"pleaseeee" sambung Barry sambil menatap Tiara dengan wajah memelasnya dan menempelkan kedua telapak tangganya... 🙏
"hemm kau seperti anak kecil ninta permen ada ibu nya Barry" kata Tiara terkekeh namun hatinya kesal
"aku tak perduli, bagaimana? kita makan siang bareng kan?!" kata Barry sambil memegang kedua jemari Tiara
Tiara berfikir sejenak...
"hemm baiklah, aku akan menunggumu di Halte depan kantor" kata Tiara
"hemm baiklah... makasih sayang" kata Barry kegirangan sambil menoel pipi Tiara lalu berjingkrak kegirangan....
"benar-benar seerti anak kecil" Batin Tiara sambil menggelengkan kepalanya..
********
Yuks di like, komen dan beri dukungan kalian lewat Vote kalian...
kok gimana gitu bacanya
ohh akhirnya...... 🥰🥰