NovelToon NovelToon
Ini Bukan Ragaku

Ini Bukan Ragaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Roh Supernatural / Fantasi Wanita / Balas Dendam / Transmigrasi / Dokter
Popularitas:409.6k
Nilai: 5
Nama Author: kenz....567

"Si4l, apa yang wanita itu rencanakan?
Mengapa setelah surat cerai kutandatangani, dia justru ... berubah?”
...
Lyara Elvera, seorang gadis yang tak merasakan keadilan di keluarganya. Kedua orang tuanya hanya memusatkan kasih sayang pada kakaknya, sementara Lyara tumbuh dengan rasa iri dan keinginan untuk di cintai

Namun, takdir berkata lain. Sebelum kebahagiaan menyentuhnya, Lyara meregang nyawa setelah terjatuh dari lantai tiga sebuah gedung.

Ketika ia membuka mata, sosok misterius menawarkan satu hal mustahil, kesempatan kedua untuk hidup. Tiba-tiba, jiwanya terbangun di tubuh Elvera Lydora, seorang istri dari Theodore Lorenzo, sekaligus ibu dari dua anak.

Namun, hidup sebagai Elvera tak seindah yang terlihat. Lyara harus menghadapi masalah yang ditinggalkan pemilik tubuh aslinya.

“Dia meminjamkan raganya untukku agar aku menyelesaikan masalahnya? Benar-benar jiwa yang licik!”

Kini Lyara terjebak di antara masalah yang bukan miliknya dan kehidupan baru yang menuntut penebusan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perkataan Pedas Istri Sah

Lyara menatap Zeya dari atas hingga bawah, tatapannya penuh penilaian—tajam, seolah mengintimidasi. Ada sesuatu dari wanita itu yang membuatnya gelisah. Dalam hati, Lyara tahu, Zeya bukan wanita biasa. Dengan begitu mudahnya ia masuk ke rumah orang tanpa izin.

“Sepertinya kamu harus belajar tata krama, Nenek,” ucap Lyara, nada suaranya dingin tapi tegas. “Kalau mau masuk rumah orang, tunggu diizinkan dulu. Kamu bukan siapa-siapa di sini.”

Zeya tidak membalas. Hanya diam, menatap balik Lyara dengan mata yang sama tajamnya, penuh percaya diri, seperti seseorang yang tahu lebih banyak dari yang terlihat.

“Tapi Zeya datang ke sini memang mau menemui Kei. Kenapa kamu malah marah-marah?” Keisya tiba-tiba bersuara dari arah belakang, suaranya terdengar tajam untuk ukuran seorang gadis kecil.

Senyuman di bibir Lyara memudar perlahan. Ia menatap putrinya, menatapnya dengan keterkejutan yang sulit disembunyikan. Anak sekecil itu menentangnya demi orang lain? Demi wanita itu?

Lyara berusaha menegakkan tubuh, berakting seolah tidak terguncang. Ia berbalik, menatap Zeya yang tersenyum tipis sambil mengusap lembut kepala Keisya.

“Oh, wow,” Lyara mendecak sinis. “Kamu racunin apa anakku sampai dia berani bicara seperti itu padaku?”

Zeya menyipitkan mata. “Meracuni? Jangan asal tuduh, deh. Justru kamu yang nggak layak disebut ibu. Menelantarkan anak sendiri, berselingkuh dengan pria lain ... terus sekarang main tuduh? Keterlaluan!” serunya tajam.

Perkataan itu membuat Lyara terdiam. Kata selingkuh menggema di kepalanya. "Selingkuh? Masa iya tubuh yang kutempati ini berselingkuh Punya suami tampan, seorang dokter, wajah mirip Oppa Korea ... masa iya dia milih 0peeeet?"

Ia cepat sadar, menarik napas panjang dan kembali menatap Zeya tajam. “Mau aku selingkuh kek, punya suami lima kek, terus kenapa? Kamu siapa di rumah ini? Memangnya suamiku nikahin kamu?” balas Lyara sengit.

Kata-katanya membuat Zeya tercekat. Wanita itu mengepalkan kedua tangannya, menahan amarah yang nyaris meledak.

Tiba-tiba suara berat terdengar dari arah tangga. “Ada apa ini ribut-ribut?”

Theodore muncul dengan kemeja biru tua, lengannya digulung hingga siku. Pandangannya bergantian menuju Zeya dan Lyara, lalu menurunkan tatapan pada Keisya yang tampak canggung di antara keduanya.

“Dia—”

“Biasa,” potong Zeya cepat. “Elvera memang tidak suka dengan kedatanganku. Aku ke sini karena Keisya yang minta. Kalau bukan karena dia, aku nggak akan datang. Aku cuma kasihan saja, masa anak sekecil itu berangkat sekolah tanpa sarapan seperti kemarin?” ujarnya dengan nada lembut, namun jelas mengandung sindiran halus.

Lyara memutar bola matanya pelan, menahan gemas. "Astaga ... baru kali ini aku lihat wanita yang lebih licik dari seetaaan sendiri."

“Ayo ke ruang makan,” ajak Theodore akhirnya. Ia menuntun Keisya ke arah meja makan, diikuti oleh Zeya yang tersenyum puas. Lyara hanya mendengus kecil, lalu berjalan menyusul dengan kepala penuh pikiran.

Di ruang makan, suasana terasa tegang. Zeya tampak sibuk menata makanan yang dibawanya, sementara Keisya makan dengan lahap. Ada rasa getir yang menjalari d4da Lyara. Perasaan itu bukan miliknya, tapi jelas milik Elvera—pemilik raga ini. Rasa sakit, rasa kehilangan dan rasa yang tertinggal dari masa lalu.

“Eira nggak makan, sayang? Ayo sini, biar Tante ambilkan,” ucap Zeya lembut sambil meraih piring.

Namun gadis kecil itu menggeleng. Matanya menatap ke arah Lyara. “Mama,” panggilnya pelan.

Senyum Lyara mengembang. “Mama ambilkan ya, sebentar,” balasnya lembut. Ia bergerak cepat mengambilkan makanan untuk Eira, sementara tangan Zeya menggantung di udara. Senyumnya perlahan memudar.

Keisya menatap adegan itu dalam diam, heran—karena biasanya Eira susah sekali makan. Tapi kini, ia lahap disuapi Lyara.

“Berikan,” tiba-tiba Theodore bersuara sambil mengulurkan piringnya. Tumisan capcai buatan Lyara menggoda seleranya.

“Tentu,” jawab Lyara sambil tersenyum. Ia mengambil piring Theodore dan menyendokkan capcai buatannya.

Keisya melirik makanan itu dengan minat, sementara di depannya hanya ada sandwich sederhana, bawaan Zeya tadi. Sebuah potongan roti isi daging dingin. Tidak sebanding dengan aroma harum masakan hangat buatan Lyara.

Lyara menangkap tatapan itu. “Kei mau juga?” tanyanya lembut.

“Enggak,” jawab Keisya cepat. Nada suaranya ketus, tapi Lyara hanya mengangkat bahu dan melanjutkan menyuapi Eira.

Theodore mencicipi makanannya. Capcai itu luar biasa. Rasa gurih dan seimbang, tidak terlalu asin. Lidahnya dimanjakan, ia bahkan sempat ragu. Sejak kapan Elvera bisa masak seperti ini Selama ini, istrinya selalu mengandalkan pembantu. Ia tumbuh di keluarga kaya, tak pernah menyentuh dapur.

“Oh ya, setelah ngantar Keisya, bisa antar aku pulang, kan?” suara Zeya memecah keheningan. “Jam kerjaku siang, jadi sekalian aja. Nanti aku bawain makan siang buat kamu,” lanjut Zeya.

Mata Lyara langsung membulat, menatap tajam ke arah pria di hadapannya. Theodore berdeham, melirik istrinya yang sudah mel0t0t tajam.

“Aku pesankan taksi 0nline aja ya,” katanya cepat, pura-pura sibuk dengan ponselnya.

“Biasanya kamu yang nganter aku, Theo!” protes Zeya.

Lyara meneguk segelas susu, santai seolah tidak mendengar. “Yaelah, Mbak ... sadar diri dikit. Kalau di tolak ya terima aja, udah kayak lalat. Bedanya, lalat sadar diri, kamu nggak,” ucapnya tajam, nada bicaranya santai tapi men0h0k.

Theodore sampai terbatuk kecil menahan rasa kejutnya. Biasanya Elvera mengamuk tak terima akan kedatangan Zeya. Tapi sekarang? Wanita itu membalasnya hanya dari perkataan tajam, tanpa menunjukkan tingkah.

Zeya akhirnya pulang dengan wajah kesal, terpaksa harus pulang dengan taksi 0nline. Sementara Theodore bersiap ke rumah sakit, dia sudah berada di mobilnya dan menunggu putrinya naik. Tapi sebelum Keisya membuka pintu mobil, Lyara memanggilnya.

“Kei, tunggu sebentar!” panggil Lyara sambil berlari kecil. Ia membawa kotak bekal kecil.

“Bawa ini,” katanya sambil mengulurkan kotak itu.

“Enggak mau,” jawab Keisya dingin.

“Bawaa ... takut nanti kamu lapar. Mama tahu sandwich itu nggak bakal bikin kenyang. Kalau kamu nggak mau makan, kasih aja ke temanmu. Siapa tahu ada yang nggak punya ibu dan kangen masakan ibunya,” ucap Lyara lembut, namun penuh makna.

Keisya terdiam, tatapannya melunak. Ia mengambil kotak itu pelan, lalu masuk ke mobil tanpa berkata apa-apa.

“Daaa ... hati-hati yaaa! Rawr!” seru Lyara sambil melambaikan tangan ceria.

Saat mobil menjauh, Lyara berdiri termenung. "Ini si Elvera gimana, sih? Suaminya hampir direbut, masa cuma diam aja? Aku datang ke sini buat urusanku sendiri, bukan buat beresin hidupnya!

Ia mendengus kesal, “Dan parahnya ... suaminya ganteng banget. Kalau aku jatuh cinta gimana? Gak boleh dong suka sama suami orang?” lirihnya, menatap kosong ke arah jalan yang perlahan sepi.

"Tapi kayaknya aku pelakor yang di terima deh," gumam Lyara dengan tatapan frustasi.

________________

Kalian ada yang sama gak siiiih, aku susah banget masuk N T, muteeer terus😭 ini baru bisa di jam setengah dua, gercep buat lanjutan😭 maap yah jadi gagal kejar 5 nya😭

1
Irma Juniarti
ampun dah 🤦Ei🤣🤣🤣🤣
*Septi*
kirain karena kekenyangan 🤣🤣🤭
Irma Juniarti
Ei banyak banget aturan mu🤣🤣🤣
iyas
ampuun Oma sama kaya aku , suami mertua ma bapak hobi banget nonton bola semua liga dalam negeri maupun luar , e giliran punya anak laki sama sekali gak minat sama bola , jangan terlalu berharap Oma entar kecewa lho 😀/Facepalm/
Irma Juniarti
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Irma Juniarti
gak sabaran banget nich bocil🤣🤣🤣
*Septi*
🤣🤣🤣
Irma Juniarti
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/cabal Ei
Hamda Bakkas
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
juwita
semua saling pny asumsi sendiri" aq mah ikut sang othor aj. pusing klo hari tebak" buah mangis🤣
bunda fafa
kocaaak🤣🤣🤣laki mu mau ngecek km msh pakai iud apa gak trs hamil apa gak..kl hamil gmn coba🤦😭😭 apalagi bkn anak Theo 😭
bunda fafa
haha sempat2nya mikir gt lyara..kan ragamu ttp istri deodoran 🤣wajar lah tidur bareng
bunda fafa
co cweeet😍
𝕙𝕚𝕜
lanjutan thorrrr💪💪💪
Cindy
lanjut kak
Ita rahmawati
masih penuh nih misyerinya 🤦‍♀️
Nureliya Yajid
lanjut thor
Ita rahmawati
kok hamil sih,,walaupun anak theo tp gk sreg deh 😂
apa lagi anak bryan 🤦‍♀️
Murni Dewita
👣👣
SasSya
benang merah belum ketemu
masih mblundeeetttt
apalagi ini ditambah kondisi Ara yg menimbulkan tanda tanya
semoga saja gak isi
klo isi bisa jadi masalah besar
takutnya di curigai anak orang lain
q yakin El tidak seburuk ituuuu
pengakuan Bryan cuma untuk memprovokasi Theo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!