NovelToon NovelToon
Istri Arjuna (Sebatas Pelampiasan)

Istri Arjuna (Sebatas Pelampiasan)

Status: tamat
Genre:Konflik Rumah Tangga-Pernikahan Angst / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:44.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Senjahari_ID24

Blurb

Arjuna Syailendra dan Anggita Jelita, menerima perjodohan demi kepentingan masing-masing. Bersama bukan karena cinta, tetapi hanya sebatas azas manfaat.

Akankah rasa berdebar tak terencana tumbuh di hati mereka? Sementara Arjuna hanya menganggap Anggita sebagai pelampiasan dari cinta tak berbalas di masa lalu.

Ikuti kisah mereka yang akan menguras emosi. Selamat membaca🤗.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senjahari_ID24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13b

Halo pembacaku tersayang. Jangan lupa tinggalkan jejak cinta kalian untuk Juna-Anggi setelah membaca melalui rate bintang lima, vote hadiah dan kupon, like juga komentar sebanyak-banyaknya.

Follow juga instagramku @Senjahari2412 untuk mengetahui seputar cerita-cerita yang kutulis. Sayang kalian banyak-banyak. Terima kasih dan selamat membaca 🤗❤.

🍀🍀🍀🍀🍀

BAB 13b

Tayangan televisi terus saja berpindah channelnya. Ulah dari tangan Anggi yang menekan remot secara acak akibat dilanda bosan. Sudah tujuh hari berlalu dari hari pertama ia sakit, dan selama itu pula Juna terus berkeliaran di sekitarnya, memperlakukannya layaknya bayi yang baru bisa berjalan.

Juna hanya pergi ke kantor jika diadakan meeting yang memang memerlukan kehadirannya secara langsung. Dia lebih banyak mengurusi pekerjaan dari rumah. Mendiskusikan pekerjaan dengan Pandu secara daring di waktu jam kerja dan berbincang secara langsung saat sekretarisnya itu datang ke rumah setelah jam kerja usai.

Juna yang duduk di sofa dengan macbook di pangkuan tak beranjak satu inci pun. Anggi memperhatikan melalui sudut mata. Bibirnya komat-kamit mengabsen kekesalan, menggerutu pelan merasa jengah.

Anggi mengambil ponsel yang disimpan dekat bantal. Hampir seminggu ini ponselnya damai sentosa, biasanya setiap hari di layarnya selalu didominasi chat dari Ayu. Berjejer mengular ibarat struk belanjaan di swalayan. Saat Anggi menelepon kondisi ibunya pun, Ayu merespons tanpa sikap ketus. Cenderung manis hanya saja meninggalkan rasa pahit di tenggorokan setelahnya, persis seperti pemanis buatan.

“Ada apa?” Juna menoleh dan bertanya. Anggi yang terus menerus menghela napas nyaring juga gelisah di tempat tidur mengalihkan fokusnya dari layar macbook.

“Belum ngantuk?”

Anggi malah balik bertanya. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul sepuluh malam dan Juna masih terus berkutat dengan pekerjaan. Proyek pembangunan pabrik baru cukup menguras waktu juga pikiran.

“Kamu sendiri kenapa belum tidur?” Dua manusia berlainan jenis ini terus saja saling melontarkan tanya, tidak ada satu pun yang menjawab pertanyaan tak berkesudahan.

“Bagaimana aku bisa tidur kalau lampu utama masih menyala?” sanggah Anggi kesal. Keluhannya memang fakta. Tak terbiasa tidur dengan lampu menyala dan kalau boleh jujur ia merasa ada yang kurang.

Tanpa basa-basi, Juna menutup macbook. Mematikan lampu utama juga televisi. Memposisikan Anggi supaya berbaring dengan benar dan menyelimuti sebatas leher.

“Cepat tidur. Kamu belum sembuh benar,” titahnya tegas.

Anggi mendengus sebal. Seperti biasa, Juna memerintah sesuka hati tanpa bertanya dahulu padanya.

“Aku cuma bilang tidak bisa tidur kalau lampunya menyala. Tapi bukan hanya itu, tidur juga butuh rasa kantuk dan aku belum mengantuk sama sekali" kesalnya sambil meremas guling.

Juna tak menyahuti, hanya mengangkat bahunya tak acuh sebagai tanggapan. Setelah mengatur suhu pendingin ruangan, dia membereskan berkas-berkas pekerjaannya. Memutuskan melanjutkan esok hari walaupun menunda bukanlah kebiasaannya.

“Mas!” Anggi melayangkan protes, ia makin kesal karena diabaikan.

“Berisik!” sambar Juna yang kembali mendekati kasur, membuat Anggi menciut. “Aku juga lelah dan ingin beristirahat. Sebaiknya segera tidur dengan tenang.”

Setelah mengucapkan kalimatnya, Juna mengambil sebuah bantal hendak kembali ke sofa. Dia menggeliat sejenak guna meregangkan otot-otot punggungnya yang terasa kaku. Tidur di sofa sempit setelah lelah bekerja seharian membuat daksanya pegal-pegal. Ukuran sofa tidak sesuai dengan postur tubuh tingginya, tak mampu mengenyahkan penat dengan baik saat terbangun di pagi hari. Terlebih lagi obat tidur alaminya tak bisa dijangkau tangan.

Gerakan badan Juna tak luput dari pengamatan Anggi. Ia menimbang-nimbang untuk mengatakan sesuatu, masih bimbang antara mengucapkannya atau tidak.

“Ehm. Mas,” panggilnya.

“Ada apa lagi?” sahutnya ketus.

“Ti-tidur di kasur saja,” cicit Anggi ragu.

“Kenapa? Pingin dipeluk, ya?” goda Juna sembari mengulas senyum miring menjengkelkan.

“Si-siapa yang mau dipeluk? Aku cuma memberi saran. Kalau tidak mau ya sudah!”

Rasa jengkel mendarah daging, Juna ini terlalu ahli menyulut kemarahannya. Anggi hanya merasa tidak enak melihat si tuan rumah tampak tersiksa tidur di sofa sempit, sementara dirinya berbaring nyaman di kasur empuk nan lembut.

“Siapa bilang tidak mau. Tentu saja aku mau, lagi pula ini kasurku.” Juna naik ke ranjang dan bergabung masuk ke dalam selimut. Menarik Anggi pelan ke dalam pelukan.

“Ish, kalau tidur ya tidur saja!” Anggi berusaha mengurai pelukan Juna. Namun, ia berhenti saat menyadari wajah mereka begitu dekat, hanya berjarak satu jengkal saja.

“Aku ingin tidur di kasur, tapi takut nyenggol badan kamu di bagian yang masih sakit. Namanya orang tidur nyenyak tidak bisa mengontrol bagaimana gerakan tubuh saat terlelap,” ucapnya pelan dengan kelopak mata tertutup.

“Ya, tapi enggak begini juga, Mas.” Anggi masih berusaha memberi jarak agar tubuh mereka tidak terlalu menempel erat.

“Aku lelah dan mengantuk. Jadi diam dan tidurlah.” Juna mengeratkan pelukan dan tak butuh waktu lama langsung mendengkur halus teratur. Obat tidurnya berada dalam dekapan, sehingga kantuk begitu mudah menyergap. Meninggalkan Anggi yang kini malah sulit memejam lantaran degupan jantungnya menggila.

TBC

1
valent
baca ulang lg , kangen juna - anggi , lg bosen jg di NT ngga nemu2 cerita yg bagus .


kak ,kapan nulis lg ?
Qothrun Nada
gk nyangka kan Anggi,calon anakmu membantu mu menuntaskan dendam mu, Arjuna gk berkutik kan kalau menyangkut anak😀
Qothrun Nada
si Arjuna itu yg harusnya mengalami mual dan muntah, ngidam pengen makan ini dan itu, biar tau rasa 😀
Qothrun Nada
aku scroll lagi keatas,apa ada bacaan ku yg terlewat, ternyata hanya mimpi 😀
Qothrun Nada
bagus sekali ceritanya, menyesal dulu aku tinggalkan padahal belum selesai baca
Qothrun Nada
ketika rasa kecewa dan sakit sudah di puncaknya,maka laksana gunung berapi yg memuntahkan laharnya
Qothrun Nada
cinta sendirian rupanya, bukan mantan dong pantesan Viona biasa saja karena gk merasa
Qothrun Nada
kembali lagi aku baca, setelah sekian tahun lamanya aku tinggalkan
Hadinem 123
baru mulai baca....
Nur Inayah
diantara Anggi, Dara dan Freya, ujiannya menurutku paling menguras airmata dan nyeri adalah kehidupan Freya🥺🥺
Nur Inayah
padahal aku udah baca kisah Arjuna dan Anggi berulang-ulang, tp teteo aja mewek dan nyesek pas part ini😭😭😭
Nur Inayah
aku baca ini entah yg sudah keberapa kali, aku memang paling suka karya kak senja yg ceritanya dari klan Syailendra, walopun semua karya kak senja semuanya bagus dan keren tiada tanding🤭🤭
Nunik Fatimatuz Zahroh
Luar biasa
Nazwaputri Salmani
Hayo loh
Nazwaputri Salmani
Baca ulang aku thor kangen mereka
Eko Nur Yanto
arjuna jadi Suami keterlaluan,mestinya tanya dulu baik2 kok langsung dh' Hakimi,
Widi Safitri
judulnua apa kak sya ko penasaran?
Widi Safitri
Luar biasa
Putri Yeyen
nyesek banget 😥😥😥
Khairul Azam
meskipun dia dibayar mbok ya menghargai pegawainya, jgn seenak jidatnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!