Tiga orang remaja yang merupakan kembar tiga bersekolah di Smith internasional school. Mereka bukan manusia biasa tapi tiga kembar yang memiliki Indra keenam dan mampu melawan para makluk halus dengan kemampuan mereka.
Bisakah mereka menolong banyak orang dengan kemampuan mereka itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Langit cemburu
Bruk.
Aurora pingsan dan di tangkap oleh Yoga.
"Tolong bawa ke UKS langsung, aku mau panggil Angkasa dulu" ucap Bulan berlari karena handphone mereka di titipkan pada wali kelas mereka
"Aduh... Bulan, aku bisa di marahi Yudhistira sama Zaidan ini kalau gendong Aurora!" Teriak Yoga
"Ini darurat!" Teriak bulan berlari kencang
"Ih si bulan mah, gue bisa di gantung di pohon melinjo depan gerbang ini mah" gerutu Yoga
"Sini, biar saya yang gendong Ola" ucap seorang laki laki berdiri di depan Yoga
"Eh pak Zaki, ini pak, Ola tadi pingsan setelah lihat hantu mungkin, tapi saya nggak lihat apa apa" ucap Yoga gugup di tatap pemilik sekolah itu
"Iya tidak apa apa, kamu bisa ke kantin sana" jawab Zaki langsung mengambil Aurora dari pangkuan Yoga
"Baik pak" jawab Yoga sopan dan pergi dari sana
"Apa yang kamu lihat sekarang Ola, kak Zaki selalu khawatir kalau kamu terus seperti ini" gumam Zaki menggendong Aurora ke ruang UKS.
Brak.
"Ola!" Pekik dua Angkasa terlihat panik
"Aurora sudah di urus Tante Fernita, dan kalian tidak perlu khawatir" ucap Zaki
"Alhamdulillah Ola di bawa kak Zaki, kalau yang lain akan kami gantung dia" ungkap Yudhistira dan Zaidan mengangguk
Zaki dan bulan hanya bisa mengatupkan bibirnya sambil menahan tawa karena kalau mereka tahu Aurora tadi sempat di pangku Yoga, Yoga bisa saja dalam bahaya sekarang.
"Aurora sepertinya datang bulan, tapi sudah Tante urus tadi, dia juga sepertinya lemas karena anemianya kambuh" ucap Fernita
"Terima kasih Tante, tadi Ola memang mau kesini dengan saya, katanya mau minta pembalut" jawab Bulan
"Gafi" bisik Khalid
"Aurora lemah saat datang bulan, jadi kita harus ekstra menjaganya" bisik Gafi dan Khalid mengangguk
"Kalian sudah makan? Kalau belum, kalian makan saja, biar kak Zaki yang jaga Ola" ucap Zaki
"Kami bawa makanan kami kesini" jawab Yudhistira
"Iya, Ola tadi minta roti coklat" jawab Zaidan
"Kak Riko mana?" Tanya Bulan
"Sedang antri beli minum, ini katanya roti dan makanan buat kamu" jawab Zaidan memberikan plastik berisi makanan bulan
"Kak Zaki sudah makan?" Tanya Gafi
"Itu, Kak Zaki juga bawa makanan kak Zaki kesini" jawab Zaki
"Kalian bisa makan disini, Tante mau ke kelas Cinta dulu, mungkin om Chiko sudah jemput di depan gerbang" ucap Fernita
"Iya Tante, hati hati jalannya, Tante sedang hamil besar soalnya" jawab Yudhistira
Ceklek.
"Loh, mama mau kemana?" Tanya Riko
"Mau lihat papa, mungkin sedang nunggu Cinta di depan" jawab Fernita mengusap rambut Riko
"Ini Riko belikan jus alpukat untuk mama" ucap Riko
"Terima kasih ya sayang" jawab Fernita
Setelah Fernita pergi, mereka makan lebih dulu dan menyimpan makanan untuk Aurora.
"Eunghh"
"Ola, kamu baik baik saja?' tanya Khalid
"Abang, Ola mau pulang" rengek Aurora memeluk Khalid
Apa yang Aurora lihat benar benar membuatnya takut, apalagi kekuatannya sama sekali tidak berfungsi saat Aurora sedang datang bulan, jadilah dia akan selalu di incar para makluk halus yang menginginkan darahnya dan juga menginginkan Aurora sebagai pengantin mereka.
"Biar Ola pulang dengan kak Zaki saja, kalian kembali ke kelas" ucap Zaki
"Tapi kak" ucap Gafi khawatir
"In sya Allah, Aurora aman dengan kak Zaki" bujuk Zaki
"Tolong jaga Ola ya kak, dan bilang mommy kalau mungkin Ola lihat penampakan" pinta Khalid
"Iya" jawab Zaki
Bel masuk berbunyi dan mereka kembali ke kelas meninggalkan Zaki dan Aurora di ruangan itu.
"Ayo kak Zaki gendong kamu, kamu pasti masih lemas" ucap Zaki
"Malu" Jawab Aurora membuat Zaki terkekeh
"Ya sudah, tunggu sekolah sepi dulu saja, setelah semua murid masuk kita pulang" balas Zaki
Setelah suasana sekolah sepi dan Fernita kembali dari luar, Zaki langsung menggendong Aurora untuk mengantarnya pulang, tak lupa dia juga membawa makanan Aurora agar dia bisa memakannya di dalam mobil.
"Ola!" Teriak Langit dari area parkir, karena dia memang sering parkir di gedung sekolah Aurora dengan alasan tempat parkir kampusnya penuh, padahal kampus itu punya lahan parkir yang luas.
Dia panik saat melihat Zaki menggendong Aurora di parkiran dalam keadaan lemas
"Ola kenapa kak?" Tanya Langit
"Ola pingsan, kata Tante Nita, mungkin anemianya kambuh" jawab Zaki
"Sini biar Langit saja yang bawa Ola bang" ucap Langit, tapi Zaki langsung memasukkan Aurora ke dalam mobilnya.
"Biar Abang yang antar, kamu masuk kelas kamu sana, dan selesaikan tugas skripsi kamu, Om Tristan terus mengeluh kamu malas buat tugas katanya" ucap Zaki
"Tapi bang.."
"Ola baik baik saja dengan Abang, kamu masuk dan jangan buat dosen kamu memberikan nilai C nanti" perintah Zaki
Zaki sekarang sudah memegang sekolah dan juga kampus keluarga Smith di usianya yang menginjak dua puluh emam tahun atas perintah Abraham, dan dia harus mengubur cita citanya untuk lanjut S3 di luar negri demi keinginan sang kakek.
"Iya deh, Langit titip Ola ya bang, Jangan di bawa mampir kemana mana, dan Ola ini untuk Ola" ucap Langit lesu memberikan camilan keripik sukun dan juga kue brownies kukus untuk Aurora.
"Terima kasih om, nanti Ola telepon pas sudah sampai rumah, Ola sedang haid makanya Ola lemas" ucap Aurora dan Langit tersenyum sambil mengangguk.
"Ola istirahat ya, nanti om ke rumah kamu pulang kuliah" ucap Langit lembut
"Iya Om, Ola akan istirahat di rumah" jawab Aurora
"Jangan ngebut bang, nanti Ola muntah, kasihan sudah pusing malah muntah, jangan Abang antar ke rumah juga nanti di gerbang titip ke om Tatang saja" pinta Langit mode cemburu
"Ola nanti mampir dulu ke rumah Opa Abraham, bang Zaki mau ambil makanan pesanan mami" ucap Zaki membuat Langit kesal kembali
"Langit ikut deh bang, Langit Udah ijin ke om Tristan ko" ucap Langit yang tidak mau kalau sampai Aurora berduaan dengan Zaki.
"Kamu akan Abang kasih nilai D nanti di mata kuliah om Tristan, Abang pastikan itu" ancam Zaki menutup pintu mobilnya dan pergi dari hadapan Langit yang menatap kesal mobil Zaki.
"Awas saja kalau sampai bang Zaki godain Ola, nggak akan Langit biarkan" gerutu Langit kesal karena memang Zaki juga menyukai Aurora sama seperti dia dan banyak lelaki di sekolah Aurora.
moga karyamu yang ini juga luar biasa ya thorr🤲
semangaat🤭