NovelToon NovelToon
Majikanku, Suamiku

Majikanku, Suamiku

Status: tamat
Genre:Romantis / Patahhati / Nikahkontrak / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika / Tamat
Popularitas:96.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Aysha Siti Akmal Ali

Naila, gadis malang yang baru berusia 16 tahun, harus mengalami nasib buruk. Ketika Naila masih terpuruk setelah kematian Ibunya, ia bekerja di kediaman seorang Pengusaha sukses (Keanu Armani Putra). Bukannya mendapatkan ketenangan, Naila malah semakin terpuruk karena nasibnya menjadi lebih tragis dari sebelumnya.

Dimana ia diperkosa dan menjadi istri siri yang tidak pernah dianggap oleh sang suami. Belum lagi keputusan Keanu yang akan menikahi Kekasihnya, Melisa.

Kehadiran Melisa didalam rumah tangganya, membuat kehidupan Naila semakin berat. Belum lagi ia harus mengetahui bahwa dirinya tengah hamil di usianya yang masih sangat muda.

Bagaimana perjuangan Naila melewati masa sulitnya? Penasaran??? Yukk, ikuti cerita mereka 😘😘😘

Bukan ranah Bocil ya, jadi yang masih bocil, jangan di intipin ya ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aysha Siti Akmal Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari Pertama Bekerja

Di Kediaman Tante Mira,

Hari ini Naila memulai pekerjaan barunya sebagai Pelayan di kediaman Tante Mira. Pagi-pagi sekali, ia sudah bangun dan membantu Bi Arti di dapur sama seperti ketika ia bekerja di kediaman Tuan Keanu.

"Wah Naila, ternyata kamu anak yang rajin. Tidak salah jika Tuan Adnan memilih mu bekerja dirumah ini. Dan Bibi yakin sekali, Nyonya Mira pasti sangat senang mendapatkan pekerja yang rajin seperti dirimu." ucap Bi Arti sambil tersenyum lebar.

Naila membalas senyuman Bi Arti. "Aamiin, semoga saja Nyonya Mira menyukai Naila ya, Bi." sahut Naila.

"Tentu saja, Naila. Bibi sangat yakin akan hal itu." sahut Bi Arti sambil menepuk pundak Naila dengan lembut.

"Seandainya saja Tia sama seperti diri mu mungkin... ah, sudahlah." gumam Bi Arti dengan wajah sendu.

Naila sempat mendengar ucapan Bi Arti, walaupun suara wanita paruh baya itu tidak begitu terdengar jelas ketika mengucapkan hal itu.

"Tya? Siapa dia, Bi?" tanya Naila

Bi Arti tersenyum sambil menatap Naila. "Tya itu anak Bibi. Dia seumuran denganmu. Namun sayangnya Tya tidak seperti dirimu, Naila. Dia agak susah diatur." sahut Bi Arti.

"Owh..."

Bi Arti melangkah menghampiri lemari pendingin kemudian meraih bahan-bahan yang akan dia masak hari ini. Dan Naila pun membantu mengumpulkan bahan-bahan tersebut kemudian meletakkannya keatas meja.

Naila dan Bi Arti pun mulai melakukan tugas mereka sambil bercerita tentang kehidupan mereka masing-masing. Dan setelah beberapa saat, akhirnya sarapan untuk majikan mereka pun siap. Tinggal menunggu sang majikan bangun dan memulai sarapannya.

Sambil menunggu majikannya turun dari lantai atas, Naila memilih membantu Pelayan lain yang sedang membersihkan rumah itu. Para pelayan yang bekerja ditempat itu sangat ramah kepada Naila. Mereka pun tidak segan-segan membantu Naila yang kesusahan ketika melakukan tugasnya. Dan hal itu membuat Naila merasa nyaman ketika bekerja bersama mereka.

Disaat Naila masih berkutat dengan pekerjaannya, Tya, anak gadis Bi Arti tiba ditempat itu dengan mengenakan seragam sekolah berwarna putih, abu-abu. Gadis yang usianya hampir sama dengan Naila, segera masuk sambil berlari kecil menuju dapur.

Tapi setelah melewati Naila, ia menghentikan langkahnya kemudian memperhatikan penampilan Naila saat itu dengan seksama. Dari ujung rambut hingga ke ujung kaki sambil tersenyum aneh memandanginya.

"Kamu Pelayan baru, ya?" sapa Tya, gadis cantik, berkulit putih dengan rambut hitam dan panjang. Tubuhnya begitu ideal hingga membuat ia terlihat sempurna dimata Naila.

"Iya, aku pelayan baru disini. Kenalkan namaku Naila." sahut Naila seraya mengulurkan tangannya kepada Tya sambil tersenyum hangat.

"Aku Tya, anak dari Bi Arti. Kepala pelayan disini." sahut Tya sambil menyambut uluran tangan Naila.

"Tya, tumben pagi-pagi sekali?"

Bi Arti tiba-tiba saja hadir diantara mereka kemudian menghampiri putri cantiknya.

"Aku ada tugas di sekolah, Bu. Jadi hari ini aku harus pargi pagi-pagi sekali. Ya, udah! Aku minta uang jajan donk, Bu. Yang kemarin sudah habis." ucap Tya sambil mengulurkan tangannya kepada Bi Arti.

"Lho? Sudah habis?!" pekik Bi Arti sambil menautkan kedua alisnya menatap Tya.

Tya memutarkan kedua bola matanya kemudian menatap Bi Arti dengan wajah malas. "Bu, uang segitu mana cukup untuk jajan ku dalam waktu seminggu?! Keperluan ku banyak, Bu. Lagipula aku bukan lagi seorang bocah yang jajannya permen sama kerupuk, ya kan?" sahut Tya sambil menggoyang-goyangkan tangannya yang masih terulur di hadapan Bi Arti.

"Ish! Kamu ini malu-maluin aja! Apa kamu tidak malu bersikap seperti itu dihadapan Naila? Dia orang baru disini!" bentak Bi Arti.

"Kenapa mesti malu? Dia kan cuma pelayan sama seperti yang lainnya dirumah ini?!" sahut Tya lagi sambil menekuk wajahnya.

Bi Arti merogoh sakunya bajunya kemudian mengeluarkan dompet miliknya. Bi Arti berniat ingin memberikan uang jajan lagi untuk Tya. Namun, baru saja Bi Arti ingin menyerahkan uang kertas dengan nominal Rp. 20.000 kepada Tya, seseorang menghampiri mereka dan menyerahkan selembar uang berwarna merah kepada Tya.

"Tidak usah, Bi. Ambil ini saja!" ucap Adnan yang baru saja turun dari lantai atas dimana kamarnya berada.

"Aduh, Tuan. Tidak usah repot-repot! Saya jadi tidak enak..." ucap Bi Arti sambil merebut kembali uang itu dari tangan Tya dan mengembalikannya kepada Adnan.

"Tidak apa-apa, Bi. Aku ikhlas kok, ambil saja." tolak Adnan seraya mendorong tangan Bi Arti pelan.

Tya kembali merebut uang itu dari tangan Ibunya kemudian tersenyum hangat kepada Adnan yang berdiri di hadapannya. "Terimakasih, Kak Adnan." ucap Tya seraya memeluk lengan Adnan dan sepertinya mereka memang terlihat sudah akrab.

"Ish, tidak boleh seperti itu! Lepaskan lengan Tuan Adnan! Dan satu lagi, Tuan bukan Kakak!" ucap Bi Arti kesal seraya menarik tubuh Tya yang masih menempel disamping Adnan.

Adnan terkekeh pelan sambil menatap lekat Naila yang masih terpaku dengan adegan yang terjadi didepan matanya. Naila sempat membalas tatapan Adnan namun hanya sebentar. Kemudian ia segera menundukkan kepalanya karena ia tidak ingin menatap kedua bola manik indah milik Adnan berlama-lama. Tya sempat menyaksikan mereka saling tatap dan hal itu membuat ia tidak senang.

"Tidak apa, Bi. Lagipula Tya sudah ku anggap seperti adikku sendiri." sahut Adnan.

Setelah mengucapkan hal itu, Adnan segera menuju ke ruang makan dan disusul oleh Bi Arti. Dia ingin sarapan kemudian berangkat ke Restoran milik Tante Mira untuk bekerja.

Sepeninggal Adnan dan Bi Arti, Tya menghampiri Naila yang masih berada diruangan itu bersamanya. "Naila, jangan macam-macam sama Kak Adnan, ya! Dia itu milik ku, hanya milikku!" ancam Tya sambil tersenyum sinis kepada Naila.

Naila hanya bisa menganggukkan kepalanya pelan sambil membalas senyuman sinis Tya dengan senyuman manis khasnya.

Setelah mengucapkan hal itu, Tya segera beranjak menuju halaman depan. Dan disana sudah menunggu beberapa orang temannya. Naila sempat memperhatikan Tya dan teman-teman sebayanya yang berangkat menuju sekolah mereka. Dan entah mengapa hal itu membuat ia merasa iri.

Disaat gadis-gadis seumurnya tengah asik menikmati pendidikan dan masa muda mereka tanpa memikirkan beban hidup, berbeda dengannya. Ia harus bekerja membanting tulang hanya untuk mengganjal perutnya. Belum lagi sosok mahluk kecil yang tengah tumbuh di rahimnya di usianya yang masih sangat belia, membuat perjuangannya semakin panjang dan berat.

Walaupun begitu, Naila tidak ingin menjadikan bayi mungil yang sedang tumbuh bersamanya sebagai beban. Ia malah menganggapnya sebagai anugerah yang diberikan Tuhan kepadanya. Untuk menemaninya dan memberinya semangat untuk berjuang lebih keras lagi demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

"Kita pasti bisa melewati semua ini! Semangat, Sayang!" seru Naila sambil mengelus lembut perutnya yang masih rata.

Setelah itu ia kembali meraih alat bersih-bersihnya dan melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.

...***...

1
Dewi Dama
malas baca klo sampe episode 200 ratusan
Hylos Nana
Luar biasa
Yuna Aprilia
😭😭😭😭😭
Nuryani Manalu
😭😭😭😭 sedih bngt ,sampai ikut nangis
Nunur Rohimah Nunur: ikut sedih juga karna belum kenal dekat sm bunda
total 1 replies
linasijabat nysinurat
Luar biasa
Ahmad Bastari
kapok..mampus lho malu kannn
Ahmad Bastari
penasaran banget
Ahmad Bastari
kasih perhatian terus adnan dan sabar ya arumi buat adnan menyesal
Ahmad Bastari
ok pas tamat smu juga lebih baik
Ahmad Bastari
bersatulah dan keanu nikahilah nails secara hukum
Ahmad Bastari
nyesel kan kan sukur
Ahmad Bastari
apa nggak bisa disatukan lg mereka! semoga Keanu memilih naila
Ahmad Bastari
semoga terungkap nanti ya
Ahmad Bastari
semoga aja yg di kandungan melisa Bukan anak Keanu
Ahmad Bastari
jgn2 Melissa tak perawan lg
Ahmad Bastari
biar naila hamil taranaknya mieipmu
Jastiah Tia
wow nayla ponakan t.mira
Retno Palupi
semoga bahagia nan
Mmh'a Azam Yasmien
😭😭😭
Mmh'a Azam Yasmien
jangan menyesal ya nanti nya keano 🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!