Seberapa tega orang tua kamu?
Mereka tega bersikap tak adil padaku namun segala macam kepunyaan orang tuaku diberikan kepada adikku. Memang hidup terlalu berat dan kejam bagi anak yang diabaikan oleh orang tuanya, tapi Nou, tak menyerah begitu saja. Ia lebih baik pergi dari rumah untuk menjaga kewarasannya menghadapi adik yang problematik.
Bagaimana kisah perjuangan hidup Nou, ikuti kisahnya dalam cerita ini.
Selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CEREWET
"Ngapain bawa draft laporan?" tanya Wicak heran, bukannya dia menyuruh Nou menemani makan, bukan untuk presentasi. Nou hanya memutar bola matanya malas, menghadapi anak TK yang gampang marah berkedok bos.
"Bapak Wicak yang terhormat, saya bawa draft biar kalau ketahuan karyawan lain saya bisa ngeles, disuruh Pak Wicak presentasi."
"Tapi kan saya gak nyuruh, gak boleh bohong loh. Bilang aja kalau menemani bos makan siang," ujar Wicaksono semakin menyebalkan. Nih, orang gak tahu kalau moment ini bisa menimbulkan gosip di kalangan anak buahnya.
"Udah, segera makan napa, Pak!" Nou sudah sebal dengan gelagat Wicak yang memperlambat acara makan siangnya, sengaja sekali agar karyawan lain melihat kebersamaan mereka.
"Gak pengen menyuapi saya?" tawar Wicaksono, berniat memancing emosi Nou. Sengaja, melihat wajahnya kesal itu menjadi hiburan tersendiri bagi Wicak.
"Boleh, sini Bapak, mau saya suapi kah, pintunya sekalian dibuka saja, biar semua berpikir kita pacaran, biar mereka berpikir saya menggoda Bapak, atau kalau enggak saya yang mengejar Bapak, sampai gak mau makan bareng mereka," ucap Nou dengan mengeratkan giginya, kesal setengah mati. Ya kali ada acara suap-suapan, bisa geger dunia padepokan. Tapi Wicak malah menantang Nou untuk membuktikan ucapan barusan, Wicak membuka pintu ruangan kemudian menyerahkan sendok pada Nou.
Ya Allah gusti, lubang hidung Nou langsung membesar, bos muda ini sepertinya tidak tahu makna sindiran, malah diwujudkan seketika. Ingin rasanya Nou menonjok wajah tengil Wicak. "Ayo katanya boleh," Wicak masih menyodorkan sendok ke arah Nou, dengan wajah menantangnya. Nou mengambil sendok itu, lalu mengambil nasi dan lauk dan diarahkan ke Wicak. Wajah permusuhan terhadap Wicaksono begitu kuat, hingga bos ganteng itu luluh, mengambil sendok lalu makan sendiri.
"Jutek ternyata kamu ya," ejek Wicaksono sembari menyuapkan nasi dan lauk pauk. Nou tak menggubris, suka-suka Pak Bos sajalah mau ngomong apa. "Tapi saya suka."
Nou melirik saja tak berniat membalas omongan Wicak, diam saja sembari memasang wajah datar. "Kamu doang loh, No' yang gak suka kalau saya ajak makan berdua, padahal Elsa dan Tasya paling kegirangan kalau saya ajak makan."
"Ya kan mereka emang naksir Bapak, wajar suka aja kalau diajak makan," jawab Nou sekenanya.
"Tapi saya sukanya ajak kamu gimana dong."
Nou menegakkan badan dan menatap Wicak melas, "Pak, Bapak jangan bikin hidup saya kacau dong di kantor ini. Benaran Pak saya cuma niat bekerja, tak berniat dekat dengan Bapak. Saya gak mau rekan kerja yang naksir Bapak jadi musuhi saya, mereka bisa saja cemburu, terus menuduh saya cewek penggoda, aduh Pak, ribet." Wicak sembari mengunyah hanya tersenyum saja mendengar ocehan gadis cerewet ini. Selama dekat dengan Audrey, mana pernah Wicak diomeli, yang ada memancing hasrat terus. Berbeda dengan Nou, ngomel mulu, dan cukup berani membalas omongan Wicak.
"Ya harusnya kamu bangga dong, dekat sama saya. Toh saya kan kelihatan naksir kamu. Eh kelihatan loh ya, jangan GR dulu." Nou mengalihkan pandangan dan mengumpat bos muda ini. Gerak-geriknya terlihat Wicak dan bos muda itu menahan tawa. "Sekali-kali bikin saya tenang dong, No'. Biar mereka gak chat random ke saya."
"Ya gak usah dibalas kalau gak suka, Pak."
"Emang gak saya balas, cuma berisik saja."
"Ya udah digetarkan saja."
"Coba kalau saya punya pacar, kamu misalnya kan mereka jadi gak punya keberanian buat chat cowok orang."
"Iya terus teror mereka ganti ke saya. Ah membayangkan saya saja gak sanggup. Lagian nih Pak, kalau sudah naksir dan penganggum berat, mau Bapak punya pacar mau punya istri bakal diteror juga, "
"Oh ya? Kata siapa?"
"Di novel begitu," sahut Nou membuat Wicak tertawa ngakak.
"Itu kan dunia novel, dunia nyata perlu dibuktikan. Yuk!"
"Apaan sih, Bapak. Ini saya kalau baper gimana, Pak. Ternyata Bapak cuma ingin meledek saya terus saya kecintaan pada Bapak, bahaya tahu, PHP, hati aku bisa potek juga."
Wicak tak kuasa menahan tawa, Nou ini ceplas ceplos sekaligus lucu juga, sangat menghibur. "Saya lagi gak ngelawak, Pak. Saya serius."
"Udah tenang aja, kita dekat gak bakal ada yang ganggu kamu. Nanti ketemu Satria bareng saya saja. Kalau berdua dengan dia bahaya."
Nou mengerutkan dahi, perasaan dia berduaan dulu dengan Satria gak ada adegan berbahaya atau mendekati pelecehan, Satria baik malah. "Kenapa?"
"Dia bisa naksir kamu juga." Wicak pun meneruskan makannya, kembali menawarkan makan Nou, namun ditolak. "Gak ada racun."
"Memang gak ada racun, tapi kemungkinan ada guna-guna kan?" tebak Nou sembari memicingkan mata. Wicak langsung mendelik.
"Hem iya kayaknya kok ada guna-gunanya. Aku lihat kamu jadi naksir banget," ledek Wicak kemudian tertawa ngakak, sedangkan Nou ingin menonjok wajah ganteng bos itu.
Usai makan selesai, Nou pun keluar ruangan, dengan menyiapkan mental baja da menebalkan telinga, siap-siap mendengar sindiran halus anak tier 1. Begitu Nou duduk,ia tiba-tiba memukul Adrian dengan bolpoin, release emosi karena perbuatan bos sinting itu.
"Kenapa No'? Kamu dilecehkan Pak Bos?" bisik Adrian, karena ia penasaran juga mengapa Nou sampai di ruangan Pak Bos. Apa jangan-jangan Nou sengaja gak mau ikut makan siang bersama karena ingin berduan dengan bos.
"Nou, jangan bilang kamu sedang cup cup sama Pak Bos ya pas kita lagi makan siang," tebak Elsa dengan mendekat ke meja Nou, sembari mmeonyongkan bibirnya. Sesuai prediksi gadis itu akan menjadi bulan-bulanan rekan kerjanya. Emang si bos itu menyebalkan sekali, kayak gini gak tanggung jawab.
"Haduh, jangan sampai Mbak. Pak Wicak itu orang sok ganteng, sok punya banyak fans, dih gak semua cewek naksir ke dia kan, Mbak."
"Ya tapi memang kenyataannya gitu, No'. Dan hanya cewek gak normal kalau gak naksir Pak Wicak."
"Ck, mending aku diganggap cewek gak normal, daripada jadi pacar dia, Mbak."
"Emang kamu habis diapain?" tanya Tasya penasaran, apa jangan-jangan Nou dilecehkan sehingga dia semarah ini. Wah kalau benar, Tasya juga mau. Loh? 😆.
"Dia itu ikut campur urusanku Mbak, kan aku join di tim adik Pak bos, sinis banget coba, katanya aku gak boleh PHP sama si adik, dan lagi kepo banget apa yang aku kerjakan di tim itu."
"Yah, Pak Bos kelihatan naksir kamu sih, No'. Kita chat gitu gak pernah dibalas loh, Nou. Tapi beliau sampai kepo sama kegiatan kamu di luar kantor."
"Eh, baca grup tier 1," ucap Adrian membuyarkan obrolan para cewek. Elsa, Tasya, dan Nou pun segera membuka chat grup tier 1.
Nou jangan diintrogasi ya, tadi saya yang minta dia menemani saya makan siang.
"Pak Bos kelihatan naksir kamu, No'.
"Belum resmi saja sudah bucin, nanti gimana?"
"Wicak rese'," batin Nou ingin teriak mengumpat bos ganteng itu.
persaingan pengusaha muda vs dokter anak semakin kocak 🤣🤣
weh Weh emang bosmu gendeng cembukur dia
stop udah jangan di kirim lagi keterusan ga mandiri