Naima dan Arga akan segera menikah tak lebih dari dua Minggu lagi. tapi nyatanya Arga berse-ling-kuh dengan wanita yang tak lain adalah anak dari pemilik perusahaan tempat dia bekerja. Naima memergoki Arga dan dia datang kepada ayah dari Wanita itu untuk meminta pertanggung jawaban darinya. tapi tanpa di sangka malah duda dua anak itu bertanggung jawab dengan cara menikahinya.
apakah pernikahan mereka akan bahagia? saksikan terus kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yam_zhie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Naima 25
"Pak, anda baru datang?"tanya Salah seorang pelayan di rumah Angkasa.
"Di depan ada mobil Arga. Di mana mereka?"tanya Angkasa yang baru saja datang di rumahnya.
"Anu itu pak, Non Gisel membawa Pak Arga masuk ke dalam ruangan baca milik anda. Saat akan saya larang tapi Non Gisel malah kepada saya,"jawabnya.
"Baiklah,"jawab Angkasa dingin dan berjalan masuk ke dalam kamarnya.
Rahangnya terlihat mengeras saat melihat layar laptop di depannya. setelah selesai membersihkan diri, Angkasa mengecek cctv di ruang baca. Ruangan yang di kira Gisel tak memiliki cctv. Sehingga membawa Arga masuk ke sana dan melakukan kegiatan biasa mereka. Memang tidak sampai melakukan hu-bu-ngan sejauh itu. Tapi mereka sudah melewati batas normal dan wajar dalam pacaran.
Angkasa menutup laptop dan menarik napas dalam-dalam. Dia juga menghubungi seseorang di sebrang sana. Dia terlihat berbicara dengan serius. Entah apa yang di bicarakan oleh Angkasa. Setelahnya dia keluar untuk makan malam. Di meja makan sudah ada Gisel dan Arga yang terlihat sedang bercanda sambil menunggu dirinya datang.
"Papa ... Kapan pulang? Kok aku nggak tahu?"tanya Gisel manja dan mendekat ke arah Angkasa mencoba untuk mencium pipi ayahnya tapi Angkasa menghindar.
Arga merasa sedikit aneh dengan gelagat Angkasa yang terkesan selalu menjauh dan begitu menjaga jarak dengan Gisel. Apa se dingin itu Pak Angkasa kepada wanita? Bahkan di sentuh anaknya sendiri tidak mau! Lalu bagaimana saat dengan istrinya? Apa dia juga bersikap seperti itu? Tidak mau di sentuh? Tapi bagaiman mungkin ada Gisel kalau tidak bersentuhan kan? Itulah yang ada di benak Arga selama ini yang merasa aneh dengan apa yang di lakukan Angkasa.
"Kita makan dulu, setelah ini ada yang ingin Papa bicarakan dengan kalian!"ujar Angkasa dingin.
"Baik pak, saya juga ada sesuatu yang ingin saya bicarakan dengan anda,"ujar Arga sedikit canggung.
Mereka makan malam bersama dengan tenang dan tanpa ada gangguan apapun. Setelahnya mereka duduk di sofa untuk berbicara. Sepertinya pembicaraan yang cukup serius yang akan di katakan oleh Pak Angkasa. Karena sedari tadi raut wajahnya sudah begitu kaku.
"Apa mungkin Pak Angkasa melihat apa yang aku dan Gisel lakukan di ruang baca tadi? Kami memang tadi hampir kebablasan karena Gisel begitu agresif. Aku saja hampir tidak bisa menahan diri dan dorongan dalam diri sebagai seorang pria. Beruntung aku masih dalam keadaan sadar. Dan kami bisa melakukan dengan cara lain,"batin Arga dengan wajah gugup duduk di depan Angkasa.
"Sebaiknya kalian segera menikah. Jangan sampai kalian melakukan hal yang tak sepantasnya di lakukan sebelum menikah!"ujar Angkasa.
Degh
Degh
Degh
Jantung Arga berdetak sangat kencang. Bahkan wajahnya juga terlihat memerah menahan malu. Tapi tidak dengan Gisel yang terlihat sangat tenang. Berarti Pak Angkasa tahu apa yang mereka lakukan tadi di dalam.
"Iya papa, aku rasa itu jauh lebih baik, kami memang harus segera menikah. Aku ingin mewujudkan wedding dream aku. Aku ingin pesta besar dan mengundang semua teman-temanku yang ada di sini dan juga di luar negri. Aku ingin. pesta yang megah dan mewah, papa,"ujar Gisel dengan wajah yang terlihat sangat bahagia.
Membayangkan akan mengadakan wedding dream impiannya selama ini. Menjadi ratu sehari dalam pernikahannya dan mendapat pujian dari semua teman-temannya. Apalagi dia adalah anak seorang Angkasa. Pemilik perusahaan besar.
"Apa kamu dengar Arga? Keinginan Gisel seperti apa untuk pernikahan kalian? Apa kamu sanggup mengadakan pesta yang di inginkan Gisel? Kamu pastinya tahu resiko menikahi Gisel kan?"tanya Angkasa dingin.
Arga hanya bisa menelan ludahnya kasar. Apa mungkin Pak Angkasa tak akan mau membiayai pesta pernikahan mereka? Mana mungkin! Apa lagi wanita yang akan dia nikahi adalah anak satu-satunya seorang Angkasa.
"Pa! Kenapa malah bertanya kepada Arga? Harusnya papa kan yang membiayai semua pesta yang aku inginkan! Apalagi aku ini anak papa satu-satunya!"Gisel merengek mendengar ucapan Papanya.
"Seorang Laki-laki harus bertanggung jawab akan segalanya saat dia memilih untuk berkomitmen dengan seorang wanita. Apalagi kalian menikah bukan karena pemaksaan melainkan keinginan kalian sendiri. Sehingga tak ada alasan apapun untuk lepas beban. Dan menyerahkan semua beban itu kepada keluarga wanita! itu namanya laki-laki ban-ci! Laki-laki seperti itu sudah jelas kedepannya tak akan pernah mencintai dan menjadikan wanita itu satu-satunya! Apalagi memilih menikah dengan alasan lain! Pada akhirnya akan membuat pernikahan menjadi seperti ne-ra-ka!"jawab Angkasa santai.
Gisel semakin kesal dan merajuk kepada ayahnya. Sedangkan Arga masih terdiam. Bingung untuk menjawab apa kepada Pak Angkasa. Karena memang dia menikah dengan Gisel tak memiliki apapun kecuali niat untuk mendapatkan keuntungan yang banyak tanpa mengeluarkan uang sepeserpun. Apa mungkin Pak Angkasa benar-benar tak ingin memberikan biaya untuk pernikahan mereka nantinya?
"Aku benci papa! Aku benci! Aku akan mengadu kepada Mama!"teriak Gisel pergi ke dalam kamarnya.
Menyisakan Angkasa dan Arga berdua. Suasana dingin begitu dia rasakan berada hanya berdua dengan Angkasa. Wajah Arga bahkan terlihat sangat pucat. Dia tidak tahu harus berbicara apa kepada Angkasa. Apalagi dia juga terlanjur malu dengan apa yang sudah dia lakukan dengan Gisel di perpustakaan milik Angkasa.
"Jangan kira aku tidak tahu niatmu dan keluargamu menikah dengan Gisel. Jangan harap kalian akan mendapatkan apa yang kalian impikan dan dambakan saat tahu jika Gisel adalah anakku! Apa kamu tidak malu sebagai Laki-laki tapi tidak mau berusaha dan berkorban untuk wanita yang kamu cintai. Jika memang benar itu juga kamu mencintai Gisel. Tahu diri dan mulai bertanggung jawab! Kalian memutuskan untuk menikah. Maka kalian juga yang harus bertanggung jawab untuk segala sesuatunya. Termasuk pesta itu! Cukup dengan acara lamaran kemarin kalian menggunakan uangku!"ujar Angkasa membuat wajah Arga semakin pucat.
"Saya tidak pernah memanfaatkan Gisel, Pak. Tapi saya benar-benar mencintai dan ingin menikah dengan Gisel. Saya sungguh-sungguh dengan anak anda, bukan karena ada sesuatu yang saya inginkan. Mana berani saya menginginkan sesuatu dari anda pak,"ujar Arga dengan sedikit gugup dan terbata-bata. Angkasa hanya tersenyum tipis kemudian beranjak dari duduknya.
"Kalau begitu belajar bertanggung jawab dengan pilihan kalian. Adakan pesta yang kalian inginkan itu, tapi aku tak akan pernah mengeluarkan uang sepeserpun,"ujar Angkasa sebelum pergi dan masuk ke dalam kamarnya.
Tak ada niatan dalam dirinya untuk ke kamar Gisel dan membujuknya yang sedang merajuk. Dia begitu dingin kepada anaknya sendiri. Sedangkan Arga memilih untuk pulang dengan langkah yang lemah.
makin seru az cerita nya kk outhor ini 🥰🥰🥰