Budi Sang Penjaga

Linda yang sedang study banding meminta izin terlebih pulang dahulu , teman teman yang biasa bergaul dengannya memberi bantuan meminta izin karena mereka tahu , Linda bagian dari cafe itu

Jam tujuh malam Linda datang, cafe masih ada tulisan di segel di di gerbang dan pintu cafe, hatinya menjadi sedih, ia tahu perjuangan budi dan teman teman nya dalam memajukan cafe Sahabat.

Ia menelpon Clara, dan Budi agar berkumpul di Cafe karena ada yang akan di bicarakan.

Budi dan Clara datang secepatnya karena mereka mengira Linda kembali di serang oleh jin kiriman pak Harry.

" Ada apa kak Linda?" Tanya Budi saat sampai di cafe,

Linda tak berbicara ia mengajak Clara dan Budi ke kamarnya di mana ada komputer di sana.

Ia menyalakan komputernya dan membuka file rekaman cctv nya.

" Aku ga nyangka , mereka bisa Setega itu " ucap Clara yang melihat tiga mahasiswa memasukan lalat pada salah satu gelas minuman mereka yang tinggal separuh, mereka juga melihat petugas yang memeriksa bahan makanan mengeluarkan tepung yang sudah berjamur dan meletakan di antara tumpukan tepung milik Cafe.

Linda memindahkan file itu ke handphone , dan mengirim kepada beberapa teman nya agar mempostingnya di media sosial, Clara juga meminta video itu dan mengirimkan pada ayahnya. Tak lama ayahnya menelpon

" Kamu pulang sekarang, kita buat laporan pada pihak yang berwenang " ucap pak Baskoro marah. Clara langsung pulang saat mendengar ucapan pak Baskoro.

" Nah kita tinggal lihat besok " ucap Linda, Budi berpamitan karena urusan sudah beres dan lagi tak enak berdua saja dengan Linda, apalagi Linda seperti sengaja menggoda, dengan memakai rok mini dan baju setengah terbuka yang kadang memperlihatkan balon kembar putih miliknya.

Nurul , Ade, dan Anto tak ikut karena mereka lagi fokus memperdalam ilmu tenaga dalam mereka .

Pagi hari , Budi seperti biasa bersekolah bersama Clara . Jira juga ikut karena di tempatkan di cincin sihir. Jadi selalu ikut bersama Budi.

" Ha ha ha, emang enak baru buka usaha sudah bangkrut" tiba tiba Anton datang bersama indah dan juga beberapa teman nya langsung mengejek Budi. Budi tak menghiraukan ucapan Anton, ia malah menggandeng tangan Clara membuat Edo marah.

" Awas nanti kamu!" Geram Edo kesal

Jira yang baru keluar dari dalam cincin, tak sengaja mendengar gumaman Edo

" He he he, mau ngancem si bos" ucap Jira , ia mengangguk dan mendekati Anton.

Plaaak

Plaaak

Tangan Anton tiba tiba menampar Edo dan Sueb

" Bos kok kami di tampar !?" Seru Edo dan Sueb berbarengan

Anton tak menjawab tapi melihat kedua tangannya yang bergerak sendiri

" A....aku juga ga tahu kenapa tanganku bergerak sendiri "sahut Anton sambil memperhatikan kedua tangannya

Plaaak

Plaaak

" Aaaargh"

Kini indah yang di tampar oleh Anton

" Anton apa kamu sudah gila !" Indah berteriak marah, pipinya terasa panas karena tamparan Anton tadi pastinya meninggalkan bekas di pipinya.

" Bu ..bukan aku" Anton ketakutan sendiri melihat tangannya bergerak sendiri.

"Plaak"

"Plaak"

Edo dan Sueb saling tampar sendiri ,

" Hei kalian berdua kenapa ?" Anton yang melihat itu menjadi heran.

Indah buru buru pergi , tapi ia bolos sekolah karena tak mungkin ia sekolah dengan cap lima jari di pipinya, Anton Sueb dan Edo juga menyusul Indah keluar.

" Berhenti!" Belum jauh ke empatnya keluar dari gerbang , guru BP memergoki mereka membuat mereka tak berkutik.

Mereka berempat di bawa ke lapangan upacara dan di suruh berdiri sambil menghormat pada bendera .

" Ini gara gara kalian!" Bentak Indah marah .

♣️♣️♣️♣️♣️♣️

Siang hari Cafe Sahabat menjadi viral kembali dengan adanya video yang memperlihatkan seorang mahasiswa yang memfitnah cafe Sahabat dengan memasukan lalat mati di gelas mereka, juga beberapa petugas yang mengeluarkan tepung terigu berjamur untuk memfitnah Cafe Sahabat.

Budi di panggil ke kantor polisi bersama semua Staf Cafe Bersama .

" Saya ingin bertanya kalian mendapatkan video rekaman ini dari mana?" Kepala polisi itu bertanya dengan suara mengintimidasi, Linda maju ke depan menjawab pertanyaan polisi itu

" Saya sengaja memasang cctv pak, bapak bisa lihat jam dan tanggal yang ada di sana ,dan bila bapak masih ragu, silakan panggil ahli untuk melihat rekaman video ini asli apa tidak" dengan berani Linda berkata, ia orang multimedia jadi ia tahu dengan jelas arah pertanyaan polisi itu.

" Kenapa kamu tidak memberikan video itu saat ada kejadian kemarin!" Cecar polisi itu

" Maaf pak, hanya saya yang mengetahui adanya cctv dan saat itu saya sedang berada di Lembang study banding di sana  , bila bapak tak percaya silahkan bertanya pada dosen pembimbing saya dan juga teman teman saya, yang sekarang masih di Lembang" jawab Linda.

" Baiklah, kami akan memproses semua ini, dan kami pastikan mereka mendapat hukuman yang setimpal" ucap polisi itu memberikan janji

" Maaf pak kalau boleh saya sarankan , cari yang menyuruh mereka  ,karena saya tidak mengenal mereka dan tak mempunyai masalah dengan mereka , pastinya mereka ada yang menyuruh" ucap Budi sebelum pergi meninggalkan kantor polisi.

" Jira , kamu selidiki siapa yang menyuruh mereka , mereka harus di beri pelajaran" perintah Budi pada Jira , Jira dengan Senah hati menuruti perintah Budi, karena baru kali ini Budi meminta bantuannya .

" Siap bos, saya minjem hp bos " ucap Jira,

" Buat apa?" Tanya Budi bingung

" Buat merekam percakapan mereka " jawab Jira.

" Emang kamu bisa menggunakan handphone? " Tanya Budi tak percaya

" Saya kan jin milenial bos, bisa lah" ucapnya sombong  ,padahal Jira bisa memakai handphone saat merasuki tubuh Adit.

" Ini kamu bawa " ucap Budi menyerahkan handphone nya.

Jira masuk kembali ke dalam Polsek untuk mengambil moment yang baik dari obrolan para pembuat onar di cafe bosnya.

Budi kembali ke cafe ia ingin beberes karena dia hari lagi ia berencana akan membuka kembali cafe Sahabat dia perlu memeriksa apakah bahannya masih layak atau tidak , dia masih merasa jengkel dengan orang di balik layar, bila mengetahui siapa di balik orang orang itu sudah pasti Budi tak akan memberinya ampun . Bila bersaing secara sehat dia tak merasa terganggu tapi menggunakan cara licik seperti itu Budi paling tak suka dan tak akan memberi ampun para pelakunya.

♣️♣️♣️♣️♣️

Di kantor polisi , Jira berdiri dengan memegang hp , namun para mahasiswa dan petugas culas itu tak jua melakukan obrolan tentang siapa yang menyuruh mereka .

" Plaaak "

" Euy"

" Aduuh"

" kenapa loe gaplok gw " seorang mahasiswa menjadi marah,

" Ya loe goblok ,kenapa ngajak kami , kan jadi susah begini jadinya." Bentak yang tadi menabok.

" Din, kita ngambil misi ini juga udah kita sepakati, kenapa sekarang malah menyalahkan ku!" Teriak Bedi pada Adin

" Hei, udah jangan berantem  ,kita pikirkan bagaimana caranya bisa lolos dari masalah ini!" Ucok berusaha melerai mereka berdua.

" Plaaak "

"Aduuuh"

Adin malah menampar Ucok yang berisaha melerai mereka.

" Sial kau Din , kenapa aku juga di tampar !" Teriak Ucok marah.

" Berisik, gara gara Purnomo kita terancam di DO, apa kalian sadar!" Adin kembali berteriak. Bedi dan Ucok terdiam , baru terpikirkan oleh mereka .

" Yah aku menyesal menuruti permintaan Purnomo , kalau saja aku sedang tidak butuh uang aku juga tak akan mau" ucap Bedi tertunduk, Jira merekam semua percakapan itu, ternyata dia yang masuk ke dalam tubuh Adin karena bosan menunggu mereka bicara jadi dia masuk dan memancing omongan dari ketiganya .

Jira mengirimkan rekaman  itu pada hp Clara dan Linda.

Kini ia tinggal memancing para oknum yang tidak bertanggung jawab.