The Cold CEO Is My Husband

Malam semakin larut. Suara bising dari kendaraan juga semakin berkurang yang kini digantikan oleh kesunyian dalam gelap. Semua orang dirumah sudah berada di mimpi mereka, kecuali Violette. Ya, wanita itu sudah menunggu suaminya kembali. Entah terbuat dari apa hati wanita itu. Walaupun sebelumnya Junho berani membentak bahkan kasar Padanya, dirinya tetap menunggu.

Suara mobil terdengar memasuki halaman. Gak lama Junho masuk, bajunya berantakan dan jalannya sedikit terhuyung. Violette berdiri. Dia bisa merasakan bau alkohol yang sangat kuat dari tubuh Suaminya.

"Kau mabuk? Bukankah kau bilang kau tak suka minum-minum?." Tanya Violette. Dirinya membantu Junho berjalan ke kamar nya.

"ahhh....wanita, ini...juga karena mu!." Junho terus saja meracau tak jelas.

Violette menghela. Dia sedikit kesal karena suaminya beberapa kali tersandung dan hampir jatuh. Apakah Junho gak tahu kalau tubuhnya saja sangat berat bagi Violette.

Junho menatap istrinya, wajah merah dan berapa kali dia bersendawa, "Aduh...cantik banget sih kamu." Junho terkekeh. Jarinya mencolek-Colek dagu Violette.

Violette merengut, pipinya mengembung karna kesal, "Diam. kau mabuk."

Junho terus menyentuh dagu Violette, "Anak manis sama om yuk~." Dirinya tertawa keras. Benar-benar gak kayak Junho.

Violette mencubit pinggang suaminya, "ihh aku bukan anak kecil lagi. Untung kau sudah sampai rumah."

Mereka akhirnya sampai di kamar Junho, alih-alih beristirahat dan terbaring. Junho langsung mendorong tubuh istrinya ke kasur.

Violette gak siap dengan serangan tiba-tiba itu, "apaan sih?! minggir! kau pikir gak sakit?"

Violette mencoba berdiri namun di tahan lagi oleh Junho. Tubuh besar Junho menindih istrinya. Dia mengambil kedua pergelangan tangan Violette dan menahannya di atas kepala wanita itu. Wajah Junho di penuhi oleh nafsu.

Violette yang di jepit di bawah mulai meronta. Namun tak ada hasil, Junho begitu kuat dan berat. Kaki nya mencoba menendang Junho, "Lepaskan aku! Kau itu mabuk! Jangan...."

Junho menyerigai. Pria itu membungkuk, bibirnya berada tepat di samping telinga Violette. Dia meniupnya telinga wanita itu hingga membuat wanita itu merinding.

"Hey!!" Protes Violette. Junho terkekeh Nafas hangatnya menyapu telinga istrinya saat dia berbisik, "Kita suami-istri. Sudah sepantasnya aku mencicipi mu bukan?," Suara Junho rendah serak. Violette semakin takut.

"Aku tahu, tapi...tapi...hump!." Violette terkejut saat suaminya langsung meraup bibirnya dan membawanya ke dalam ciumannya kasar. Dia bisa merasakan bahwa lidah Junho sedikit pahit karena banyak minum alkohol. Apalagi Violette tak menyukai minum-minuman seperti itu.

Violette mencoba mengeliat, namun sayangnya Junho menahan pinggulnya agar dia tak dapat bergerak.

Gak lama ciuman itu berakhir. Violette terengah-engah sementara Junho tampak puas. Ibu jarinya mengusap bibir istrinya yang sedikit bengkak.

Pipi Violette merona dia jelas malu karena ini pertama kalinya dia berciumannya. Dia memalingkan wajah nya. Junho mengapit dagu istrinya, membuat wanita itu kembali menatap nya, "No, No, My darling. Look at me."

Violette menatap suaminya, "Aku gak mau. Lepaskan aku." Suaranya gemetar.

Udara di sekitar mendadak menjadi panas hingga membuat Violette gak nyaman. Bahkan, wanita itu bisa merasakan panas di pipi dan tubuhnya.

Tangan Junho perlahan turun, dari dagu perlahan berjalan menuruni melewati leher hingga ke perut istrinya. Tangannya langsung menyelinap masuk membuat istrinya terkesiap.

"Nah, nah, Kau akan menikmatinya~."

(skip! skip!)

Matahari mulai mewarnai cakrawala dengan warna orange yang indah saat perlahan terbit dari timur. Langit yang semula gelap perlahan menjadi terang dan malam dingin kini menjadi menjadi hangat karena sinar matahari.

Junho bangun perlahan, Matanya menatap sekeliling kamarnya sebelum akhirnya terkejut melihat kehadiran isterinya di dalam kamarnya.

Matanya melirik sekitar. Apa yang dia lihat semakin membuat terkejut, baju dimana-mana. Perlahan tangannya mengangkat selimut. Matanya terbelalak saat melihat tubuhnya tak mengenakan sehelai benangpun, begitupun istrinya.

Dia sekarang apa yang mereka lakukan tadi malam. Dia menepuk dahinya sendiri. Karena mabuk, dia akhirnya mengklaim istrinya. padahal dia gak ingin menyentuh wanita itu.

Violette terbangun beberapa saat setelah Junho. Dia bisa merasakan pinggulnya sakit begitupun dengan lehernya. Dia menoleh dan menatap suaminya, "Kau sudah bangun, ya?" Violette perlahan duduk, dia menyentuh pinggulnya yang nyeri.

Junho menyadari ketidaknyamanan istrinya itu, Secara spontan tangannya membelai pinggul sang istri, "Sakit, ya? Maaf ya..." Suaranya lembut dan gak membentak sama sakali.

Sentuhan lembut suaminya membuat nya bingung. dia melirik Junho dengan tatapan bingung, "Tumben."

Junho segera tersadar dan refleks mendorong Tubuh Violette hingga jatuh dari kasur. sang istri menjerit saat punggungnya menghantam lantai yang dingin.

"IHH! Bisa gak sih gak usah dorong?. Kamu pikir gak sakit?." Violette membelai punggung nya.

Junho langsung berdiri untuk membantu Violette bangun, namun dia lupa kalau dia gak memakai pakaian apapun. Melihat wajah istri yang memerah dan terdiam membuat dirinya langsung sadar.

Tangannya dengan cepat menutupi temannya dan melesat lari ke kamar mandi, "Sialan!!"

Di dalam kamar mandi dia gak bisa menahan umpatan dan mengutuk dirinya karena begitu kikuk di depan istrinya sendiri. padahal kalau bersama Lily dia gak merasakan malu ataupun gugup.

Semetara di sisi Violette, wanita itu masih terdiam melihat suaminya langsung berlari ke kamar mandi. dia sebenarnya juga gugup sebentar. Dia menghela nafas dan perlahan berdiri. Dia bisa merasakan perih saat berjalan.

Violette mengenakan kembali pakaiannya. Wanita itu mulai membereskan kekacauan yang mereka buat tadi malam. Saat semua sudah rapi, Junho keluar dari kamar mandi. Handuk melilit pinggang pria itu, air masih menetes dari rambutnya yang basah. Perut sixpack yang masih basah membuat penampilan pria itu semakin maskulin.

Violette terperangah melihat tubuh suaminya. Jantungnya berdegup cepat, pipinya bahkan kembali memanas.

Junho berjalan ke lemari, punggung dan bahu lebar Junho terpampang di hadapan Violette saat dia memungungi istrinya. Junho melirik wanita itu dari cermin lemari, "Kenapa kau melihat ku seperti kau menatap lezat."

"Kau emang lezat," Jawab Violette spontan.

Junho langsung mendelik, "Apa maksud mu?"

Violette terkekeh, dia perlahan mendekati suaminya. Senyum licik terukir di wajahnya, "Ohh maksudku...kau mau tahu maksud ku?. Maksud ku adalah..." Violette berjinjit agar bibirnya dekat dengan telinga suaminya, "Aku belum puas, Hubby." Tangan Violette dengan jahil menyentuh perut sixpack suaminya dari belakang.

Junho gelapan saat merasakan tangan lembut istrinya di perutnya. Tawa violette pecah melihat reaksi dari pria di hadapannya. Junho yang merasa dirinya di goda langsung berlari untuk mengambil sebuah bantal. Dilemparnya bantal itu ke wajah istrinya.

Bantal itu mengenai tepat wajah Violette yang sedang tertawa. Violette langsung cemberut saat benda empuk itu mengenai wajahnya. Sekarang Junho yang tertawa melihat ekspresi istrinya yang dianggapnya begitu konyol.

Violette menyerigai, "Lucu, ya? Sini kamu!!" Violette mengejar Junho. Junho yang melihat istrinya mulai mengejarnya segera berlari menghindari wanita itu.

Tawa mereka memenuhi kamar dengan sebuah keceriaan setelah masalah. Setidaknya itu adalah momen kebahagiaan kecil yang bisa mereka bagi bersama sebelum banyaknya badai yang akan menguji mereka.

_______________________________

To Be Continued

______________________________

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak dengan like dan komen ya!!!

Follow juga!!