The Cold CEO Is My Husband
Malam hari yang tenang, mansion mewah milik keluarga Alvarez begitu terang, di terangi oleh lampu-lampu di setiap sudut. Meskipun malam, mansion itu tetap ramai dengan beberapa pembantu dan penjaga yang bergantian untuk menjaga setiap sudut mansion.
Sementara itu di ruang makan, terdapat meja makan panjang. Keluarga Alvarez sedang menikmati makan malam bersama mereka dengan tenang. Banyak makanan yang tersaji di hadapan semua anggota keluarga. Haiden Alvarez, kepala keluarga Alvarez memilih berbicara untuk memecahkan keheningan.
Dia menatap putri kesayangannya, Violette. Haiden termenung sejenak sebelum menghela nafas nya, "viollete...." Tatapan matanya di penuhi keraguan.
Violette menoleh menatap ayahnya, senyum hangat menghiasi wajah cantik nya, "ya, ayah?"
Haiden mengetuk jari-jari nya di meja makan, dia jelas bingung untuk menjelaskan, namun dia tahu dia harus. Tatapan nya serius saat dia menatap putri nya.
"Vi..ada yang ingin ku bicarakan padamu. Aku tahu ini mungkin mengejutkan dan aku tak tahu bagaimana kau akan menerima informasi ini,"
Violette tampak bingung, dia mengerutkan kening, "maksud mu apa, ayah? Katakan saja..."
Haiden mengangguk pelan.
"Kau tahu? Sekarang umur mu sudah 20 tahun dan kau tahu? Aku baru saja menjalin kerja sama yang cukup menguntungkan bagi kedua pihak. Namun itu...harus Dengan kontribusi mu."
Alis Violette semakin mengerut, "tunggu... maksud kamu apa?"
Haiden menghela nafas, "begini, vi. Aku melakukan kerja sama dengan grup kang. Kerja sama ini benar-benar penting untuk keluarga kita. Pemilik grup kang setuju dengan kerja sama namun dengan satu syarat. Kau harus menikah dengan putra kedua mereka, Junho kang."
Violette terkejut mendengar itu, sikap nya yang awalnya tenang menjadi kesal, marah dan kecewa dengan keputusan ayahnya yang begitu mudah setuju dengan syarat itu.
Violette berdiri, "I can't, dad!! I don't want to get married" katanya tegas.
Ibu Violette, Caroline. berdiri dan membelai bahu putri nya, "sweetie...Calm down."
Violette Menatap tajam ibunya, "bagaimana aku bisa tenang, Bu? Ayah, Dia memaksa ku menikah dengan seorang yang gak ku kenal hanya karena semua kerja sama!!"
Haiden yang mendengar putri nya berani berbicara kasar pada ibunya mulai tersulut emosi, "Vi!!"
Violette Menatap ayah nya, "shut up!!"
Beberapa pembantu yang melihat dan mendengar pertengkaran keluarga itu diam-diam berbisik. Haiden mengetahui itu dan menatap tajam mereka. Nyali para pembantu langsung ciut di tempat.
Haiden kembali menatap putri nya, "dengar, Vi! Ini demi keluarga kita! Aku gak peduli apakah kau suka atau tidak. Kau tetap akan menikah dengan putra kedua grup kang!" Dia menatap tajam putri nya.
Violette mengepalkan tangan nya, "perset*n dengan keluarga!! Kamu selalu memikirkan kepetingan mu tanpa peduli perasaan ku!!"
Haiden menggebrak meja, kesabaran nya menipis, "I'm your father! Kamu akan mengikuti seluruh perintah ku!"
"Tidak mau, ayah! Sampai kapan pun aku agak akan pernah mau menikah dengan pria itu!" Violette melempar peralatan makan nya ke lantai dan keluar dari ruang makan.
Namun, haiden dengan cepat menahan pergelangan tangan nya, "kita belum selesai."
Violette sudah begitu kesal, dia menarik tangan nya dan tanpa pikir panjang atau pun berbicara dia langsung berlari keluar dari meja makan.
Haiden yang melihat itu yang bisa menghela nafas, Caroline yang melihat frustasi suaminya pun mendekatinya. Dia membelai bahu haiden dengan lembut.
"Tenangkan dirimu, Violette hanya butuh waktu. Dia pasti cukup terkejut, apalagi ini begitu tiba-tiba baginya."
Haiden Menatap Caroline, dia memeluk istrinya dengan erat, "kenapa anak itu begitu keras kepala?"
Caroline terkekeh mendengar keluhan suaminya, "hey ayolah, dia mengikuti sifat mu, keras kepala...bahkan kau lebih keras darinya."
Haiden Menatap Caroline, berpura-pura seolah sakit hati. Dia memegang dada nya dengan erat, "perkataan istri ku sungguh pedas, sakit dada ku..."
Caroline tertawa dan mencubit lengan haiden, "hentikan drama mu, honey"
Haiden meringis saat lengannya di cubit. Dia menyerigai, "oh yes, babe..."
.
.
.
.
.
.
Sementara itu di tempat lain, di sebuah kamar besar, terdapat wanita cantik yang menagis di kamar nya. Dia menutupi wajah nya dengan tangan nya dan bahkan rambut panjang nya menutupi wajah cantik nya.
Violette mengumpat kesal, melempar boneka kelinci kesayangan nya, "semua Bodoh! Semua egois! Kenapa seperti ini?"
Air mata membasahi pipi nya. Mata nya bahkan membengkak.
"Kenapa ayah tak pernah mau mendengarkan perasaan ku? Kenapa dia begitu mudah setuju seolah perasaan ku bukan hal penting. Aku gak mau menikah. Aku bahkan gak kenal pria itu."
Violette berjalan menuju meja rias, dia menatap dirinya di depan cermin. Menatap wajah merah dan pipi nya yang basah karena air mata.
"Apa yang harus kulakukan?" Suara Violette terdengar seperti lirihan.
Ditengah kegundahan hati nya, tiba-tiba saja ponsel Violette berdering. Dia dengan malas meraih ponsel nya dan membaca pesan dari temannya, Emily.
...-vioo!!!! Eh kamu tau gak? ada sebuah kafe loh yang baru buka! Kita kesana yuk....-...
Violette membaca pesan itu dengan malas, dia menghela nafas kasar. disaat hatinya sedang kacau, sahabat nya itu malah mengajak nya untuk nongkrong di cafe.
-ogah! Pergi sendiri, aku malas!-
Setelah menjawab pesan teman nya, Violette melempar ponsel nya ke kasur. Dia kembali menatap dirinya di cermin.
"lihat saja, jika aku bertemu dengan pria dimaksud ayah ku dimana pun, aku akan memberikan nya jambakan mautku!!" batin Violette.
Violette menatap jam dinding di kamar nya, waktu sudah menunjukkan jam sebelas malam. Karena dia juga merasa lelah dan ngantuk. Violette akhirnya pergi ke kasur dan berbaring di ranjang nya yang empuk.
……………………………………………………………
Sementara itu, di sebuah kamar terdapat haiden dan istrinya, Caroline. Mereka sedang membicarakan tentang penolakan Violette sebelum nya.
"Aku harus bagaimana ini? Anak itu benar-benar tak bisa diajak kerja sama. padahal apa susah nya?" kata haiden.
Dia menatap Caroline yang duduk di samping nya dan menatap suami nya dengan tatapan tak yakin.
"kau tahu Violette gak suka dipaksa, apalagi inikan soal pernikahan. Kenapa kau setuju begitu saja?"
Haiden menghela nafas, "aku tergiur dengan keuntungan yang akan kita dapatkan dengan kerja sama ini."
Caroline yang mendengar alasan suaminya hanya memutar matanya, "dan kau menerimanya? Oh bagus! Kau memang selalu terburu-buru. pantas saja Violette selalu ceroboh. itu karena ayah nya."
haiden melirik tajam Caroline, "ck! Ck! Kau menyalahkan aku lagi? ayolah...kau selalu menghubungkan sifat buruk Violette dengan ku. Lalu apa yang kau turunkan ke Violette?"
Caroline tertawa, "tentu saja kepintaran dan kecantikan!" katanya dengan nada penuh percaya diri.
Haiden menyerigai dan membelai rambut istri nya, "kau curang! Kenapa semua sifat bagus nya hanya dari mu? Gak adil!" haiden menyilangkang tangan nya.
Caroline tersenyum lebar, "itu fakta..." katanya dengan senyum sombong.
haiden memutar matanya, "ck! whatever..."
________________________________________
TO BE CONTINUED
___________________________________
Setelah membaca jangan lupa tinggalkan jejak dengan like dan komen ya!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
‧͙⁺˚*・༓☾σℓ∂єѕт ∂яєαм☽༓・*˚⁺‧͙
menarik kak, jadi sebenernya ibunya itu berpihak ke vio atau engga?
aku agak ga enak sih baca part si bapak yang ngobrol sama anaknya tapi pake kata aku, tapi ini cuman sekedar preferensi ku aja sih hahahha
lanjut
2025-05-28
1
Protocetus
jika berkenan mampir ya ke novelku Mercenary of El Dorado
2025-05-24
0
Amy Carissa
bab 1 bagus ceritanya thor 😍🧡
2025-05-19
1