KESAYANGAN TUAN MAFIA

           (Maaf, nomor yang anda tuju sedang di luar jangkauan)

     Kemana sih pria itu, hampir 3 bulan ini tak ada kabar! Nomor juga gak aktif dasar Atakshi sialan, gerutu seorang wanita yang kini sedang di landa rada cemas. Bagaimana ini? Mas Angga ingatannya telah pulih bahkan dia sudah bertemu dengan Cantika, aku harus bagaimana?, wanita itu tampak gelisah. Tenang Cit... Sebelum mas Angga kembali aku harus pergi, toh aku sudah memiliki cukup banya aset dan uang, aku bisa menikmati hidup di luar negri tanpa harus berkerja, soal Karina biarlah dia sudah besar dia bisa mengurus diri nya sendiri, Setelah puas berperang batin, Nyonya Citra bergegas menyusun pakaiannya ke dalam koper, sementara itu di bawah Karina yang baru saja kembali dari apartemen dan bertemu dengan seorang wanita, dia bergegas pulang dan menemui sang mama menuntut penjelasan.

        "Mah, mama dimana?", teriak Karina dia baru saja tiba di kediaman Swan.

      " Jangan teriak-teriak Rin, mama di sini", sahut nyonya Citra dari arah tangga.

     "Mama mau kemana? Kok bawak koper segala?", Karina menatap heran sebab sang mama yang batu saja kembali kini sudah mau pergi lagi.

       " Mama ada keperluan di luar negri, mungkin agak lama, sebab ini sangat mendesak"

     Karina memandang penuh selidik, dia tak yakin dengan ucapan nyonya Citra, "Mama bohongkan? Apa benar ysng di katakan oleh wanita itu, mama bukan istri sah papa", tanya nya dia menatap penuh tuntutan.

       " Apa maksud mu Rin? Dan siapa wanita yang kau maksud?", nyonya Citra menjawab dengan raut wajah gugup.

     "Mama tak perlu berkilah, wanita itu menunjuk kan semua bukti bahwa aku bukan lah ke turunan keluarga Swan, itu sebabnya kakek dan nenek tak begitu menyukaiku, sementara dengan Alicia walau baru bertemu kakek Juan langsung menjodohkan dengan Rega", Karina menatap sinis pada nyonya Citra.

     Deg

   Apa Cantika menemui Karina! Sial aku kecolongan, aku kira sudah 20 tahun tak ada kabar wanita itu sudah mati bersama Yazka, nyatanya keduanya masih hidup, Nyonya Citra kian merasa gelisah, sedari tadi dia mencoba menghubungi dekingnya, namun sayangnya panggilan tak juga terhubung.

          "Kau itu bicara apa si Rin, kau itu anak mama dan papa", tegas Nyonya Citra. " Mama pergi dulu kasian teman-teman mama sudah pada nunggu", wanita itu melesat pergi tanpa sedikit pun menoleh ke arah Karina.

          Terpaksa aku harus menemui pria tua itu, hanya dia yang bisa aku andalkan.

...****************...

         Sementara itu Alice dan Rega tengah bersiap-siap berangkat ke bandara internasional menuju AUS.

      "Kalian sudah selesai packing?", ucap nyonya Cantika, ya selama Alicia menjalani rawat jalan untuk pemulihan dia memilih tinggal di kediaman keduanya.

       " Udah Mi, kita gak perlu banyak barang kok, rencananya sisanya kita akan vari di sana aja", jawab Alice pada sang Umi

      "Abang masih di kapal pesiar Al, mungkin 3 hari lagi baru berlabuh di Sydney"

     Alice hanya menganguk sebagai jawaban karna sebelumnya Rega juga sudah memberitahu tentang perjalanan Tristan yang mengunakan kapal pesiar. Setelah semua persiapan beres mereka segera menuju bandara seperti biasa Kenan juga akan ikut sebagai pengawal.

       "Ken siap-siap aja nanti di sana akan ada kejutan untuk mu", ucap nyonya Bestari, kini mereka sedang berada di mobil mengantar ke tiganya.

       " Kejutan? Maksud nyonya besar?, Kenan mendadak gugup dan nervous akibat ucapan ibu dari bosnya itu.

       Kok mendadak firasat gue gak enak ya?, gumamnya sambil mengusap leher bagian belakang.

       "Kalian nikmati liburan di sana semoga nanti pulang dari sana kami sudah dapat kabar baik", tuan Andra ikut menimpali obrolan anak dan menantu serta Kenan sang asisten.

   " Soal ayah Andri gimana Pa?", Rega jadi teringat ternyata pembajak kan kapal itu sudah di rencana oleh ayah kandungnya, sebab beliau tau bahwa saat ini Rega sudah menjadi pemimpin Blue Eagle.

     "Tak perlu pekir kan pria keparat itu Nak Rega, dia sudah berada di tangan yang tepat", Nyonya Cantika menjawab dengan gaya elegannya.

        Enak aja setelah mencelakai anak dan menantu ku pria itu berharap bebas, Big No... Dia harus aku siksa dulu sebelum aku bebaskan, ucap nyonya Cantika dalam hati.

       "Istigfar Ma, jangan berbuat lebih", Alice mengingatkan sang mama, sebab menurut cerita Paman Karel pemimpin AS, mamanya ini di juluki mawar beracun, cantik tapi mematikan.

       " Iss... Mama cuma mau ngasih sedikit pelajaran aja kok, lagian mana mungkin Zafar bisa ngamuk kalok aku membunuh pria itu", cicitnya di akhir kalimat.

       Alicia menatap sang mama lekat dia merasa senang sebab ternyata dia masih memiliki ibu dan ayah, walau kini keduanya harus terpisah sebab keduanya telah resmi bercerai.

         Sesampainya di bandara ke tiga segera menuju ruang tunggu tak ada cipika cepiki perpisahan, sebab tuan Andra yang juga akan berangkat ke luar kota, sedangkan nyonya Cantika akan ke markas AS.

Tuttttt.... Pangilan terhubung namun tak kunjung di angkat.

        "(Assalamualaikum Bang, jemput aku di bandara ya, aku mau main kemarkas mumpung lagi di kota)"

    "(Waalaikum salam Can, Bandara? Loe ikut anter Al dan Rega ya yang mau honeymoon?)"

      "(Iya, jemput ya bang, jangan banyak tanyak aku tunggu di cafe deket bandara)"

Pip

...****************...

       Sementara itu tuan Angga dan sang asisten baru saja kembali dari luar kota , dia tiba siang hari di kediaman Swan.

      "Mbok, nyonya sudah kembali?", tanya tuan Angga dia baru tiba dan melihat kondisi runah yang masih sepi, biasanya Citra akan menunggunya di ruang tamu jika tau dia pulang dari perjalanan bisnis.

      " Maaf tuan, nyonya kembali kemarin siang, tapi pagi tadi nyonya pergi lagi dengan membawa koper", jawab si mbok seadanya.

      "Lalu Karina kemana mbok? Apa dia juga belum kembali?", tuan Angga memijat pelipisnya beliau benar-benar merasa pusing akibat ulah istri dan anaknya, akhir-akhir ini terlalu banyak fakta yang membuat beliau mengalami syok terapi jantung.

*Citra pasti pergi atau mungkin dia sudah tau kalau ingatan ku telah kembali? Dan Karina dia pasti bersama tuan Marvin*, Tuan Angga hanya bisa menghela nafas sejenak terlalu menyakitkan memang, tapi bagaimana pun selama ini Citra benar-benar ngurusnya dengan baik bahkan soal urusan ranjang pun Citra selalu bisa memuaskannya.

Tuttt....

"(Hallo)"

Tuan Angga: (Lacak keberadaan istri saya pantau terus dan selalu beri saya informasi)"

"(Baik tuan)"

Pip

Setelah memberi perintah tuan Angga memutuskan pergi ke kamar membersihkan diri.

...****************...

"Ma, ngapain kita kesini?", Karina menatap bangunan tua yang terbengkalai bahkan cukup menyeramkan baginya.

" Diamlah, ikuti saja mama", wanita itu berjalan melewati setiap lorong hingga mereka menuju sebuah tangga yang menuju ke arah bawah.

*Is... Sebenernya ngapain sih mama kesini, malah tempatnya bauk serem lagi*, Karina bergidik ngeri.

Kreettttt

Saat mereka tiba di depan pintu yang berada tepat di bawah tangga, mata Karina mau pun Citra terbelalak saat aroma busuk menusuk indra penciuman mereka.

Aaaahhhhhhhhhh

Keduanya sontak berlari menuju ke atas, mereka memutuskan pergi meninggalkan gedung itu.