NovelToon NovelToon
Cinta Paksa Di Menara Kaca

Cinta Paksa Di Menara Kaca

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak / Cintapertama
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mr. Awph

​"Kaila terpaksa menukar seragam sekolahnya dengan status istri rahasia seorang CEO arogan demi sebuah wasiat. Di dalam menara kaca yang dingin, ia harus bertahan di antara aturan kaku sang suami dan ancaman para musuh bisnis yang siap menghancurkan hidupnya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Awph, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26: Dansa Canggung di Menara Kaca

Dansa canggung di menara kaca ini bermula dengan sebuah tarikan tangan yang nampak sangat-sangat tegas dari Adnan hingga tubuh Kaila terhuyung masuk ke dalam pelukan pria itu.

Musik waltz yang sangat-sangat klasik mulai mengalun memenuhi aula pesta dengan tempo yang sangat-sangat cepat dan sangat-sangat menuntut konsentrasi yang sangat tinggi.

Kaila merasa seolah-olah seluruh pasang mata di ruangan itu sedang menelanjangi keberadaannya yang nampak sangat-sangat tidak pantas di antara para bangsawan bisnis.

"Tegakkan kepalamu dan jangan biarkan mereka melihat ketakutan yang sedang merayap di dalam matamu, Kaila," bisik Adnan tepat di depan dahi Kaila.

Kaila mencoba mengikuti langkah kaki Adnan yang sangat-sangat lincah namun luka lecet di tumitnya kembali memberikan rasa nyeri yang sangat-sangat hebat dan sangat-sangat menyiksa.

Setiap kali ia berputar, kain gaun mahalnya bergesekan dengan luka yang basah hingga membuat wajahnya berubah menjadi sangat-sangat pucat dan sangat-sangat-sangat pasi.

Ia menggigit bibir dalamnya dengan sangat-sangat kuat sampai rasa asin darah mulai terasa di lidahnya demi menahan air mata yang ingin segera tumpah keluar.

"Saya benar benar tidak bisa melanjutkan ini lagi karena kaki saya terasa seolah-olah baru saja ditusuk oleh ribuan jarum panas," keluh Kaila dengan suara bergetar.

Adnan tidak menghentikan gerakannya melainkan justru semakin mempererat rangkulannya pada pinggang ramping Kaila hingga tidak ada celah sedikit pun di antara tubuh mereka berdua.

Ia menatap tajam ke arah kerumunan wanita sosialita yang sedang memperhatikan mereka dengan senyuman yang nampak sangat-sangat sinis dan sangat-sangat merendahkan sekali.

Pria itu tahu bahwa jika mereka berhenti sekarang maka reputasi Kaila sebagai istri dari penguasa Dirgantara akan hancur berkeping-keping menjadi bahan cemoohan publik.

"Hanya tinggal dua menit lagi jadi tolong bertahanlah demi martabatmu dan demi janji yang sudah kau berikan kepada kakekmu," tegas Adnan dengan nada mengancam.

Kaila menarik napas panjang yang sangat-sangat sesak seolah-olah seluruh oksigen di dalam aula itu telah tersedot habis oleh ketegangan yang sangat-sangat luar biasa ini.

Ia memaksa kakinya untuk terus bergerak mengikuti irama musik meskipun setiap pijakan terasa seperti sedang menginjak bara api yang sangat-sangat panas dan sangat-sangat membakar.

Keringat dingin mulai bercucuran di pelipisnya hingga merusak sedikit riasan wajah yang sudah dikerjakan dengan sangat-sangat teliti oleh para ahli kecantikan tadi sore.

"Lihatlah betapa sangat-sangat kaku gadis itu menari sepertinya Adnan mengambilnya dari pinggiran jalan yang sangat-sangat kumuh," bisik seorang wanita dengan suara keras.

Cemoohan itu terdengar sangat-sangat jelas di telinga Kaila hingga membuat hatinya terasa lebih hancur dibandingkan dengan rasa sakit fisik yang sedang ia tanggung saat ini juga.

Ia merasa ingin sekali menghilang dari tempat itu dan berlari sejauh mungkin menuju tempat yang sangat-sangat sunyi di mana tidak ada satu pun orang yang mengenalnya.

Namun cengkeraman tangan Adnan pada jemarinya seolah-olah menjadi rantai besi yang sangat-sangat kuat dan sangat-sangat mustahil untuk bisa ia lepaskan begitu saja.

"Abaikan bisikan-bisikan sampah itu dan tetaplah fokus pada tatapan mataku saja sampai musik ini benar benar berhenti mengudara," ujar Adnan dengan suara rendah.

Adnan tiba-tiba melakukan sebuah gerakan putaran yang sangat-sangat cepat hingga tubuh Kaila seolah-olah melayang di udara sebelum akhirnya mendarat kembali di pelukan dada bidangnya.

Tindakan spontan itu membuat seluruh tamu undangan terkesiap kaget karena mereka tidak menyangka Adnan akan menunjukkan sisi protektif yang sangat-sangat romantis di depan umum.

Kaila hanya bisa mematung dengan napas yang tersenggal-senggal sambil menatap mata elang Adnan yang saat ini nampak sangat-sangat berkilauan di bawah lampu kristal.

"Apakah tarian ini sudah berakhir tuan karena saya merasa kesadaran saya sudah mulai menipis dan saya ingin segera duduk," tanya Kaila dengan sangat-sangat lemas.

Adnan mengangguk pelan lalu menuntun Kaila keluar dari lantai dansa dengan langkah yang nampak sangat-sangat berwibawa meskipun ia tahu Kaila sedang berada di titik nadir.

Ia membawa Kaila menuju sebuah sofa sudut yang agak tersembunyi dari keramaian agar istrinya itu bisa sedikit bernapas lega tanpa gangguan dari mata-mata yang haus akan skandal.

Namun saat Kaila baru saja menyandarkan tubuhnya, sekelompok wanita dengan perhiasan yang sangat-sangat menyilaukan datang mendekat sambil membawa gelas minuman berwarna merah.

"Selamat atas pernikahan rahasiamu yang sangat-sangat mengejutkan ini Adnan tapi apakah istrimu ini sudah siap mendengar semua rahasia gelapmu?" tanya salah satu dari mereka.

Bisikan-bisikan jahat para sosialita mulai terdengar semakin kencang dan semakin tajam seolah-olah mereka sedang menyiapkan sebuah racun yang sangat-sangat mematikan untuk menghancurkan Kaila.

 

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!